Too Poor To Have Money Left - Bab 152 Panggilan Dari Terrence Lei

Di tengah keadaan linglung, Julien Lu kembali merasakan kecerdasan Kanen Ma.

“Orang yang satu ini terlalu berbahaya, orang-orang yang ia pantau sepertinya tidak akan bisa melarikan diri, apakah ini benar-benar ayah kandung dari Enelisa Zhang?”

Julien Lu diam-diam menghirup nafasnya, lalu menatap ke arah Enelisa Zhang yang berhenti melangkah.

Pada saat ini, ekspresinya terlihat datar, dua barisan air mata menetes menyusuri wajah menawannya itu.

Dua hingga tiga kalimat yang singkat itu mampu membuat niat Enelisa Zhang yang sudah membuat keputusan langsung goyah.

“Julien Lu...... Kamu pulang saja terlebih dahulu,”ucap Enelisa Zhang yang kemudian menampilkan senyuman yang membuat orang-orang merasa pilu melihatnya.

Setelah terjadi peristiwa sebesar itu, ia tentu saja ingin pergi.

Lagipula, apa yang Kanen Ma katakan itu benar.

Bagaimanapun, hubungan kerabat adalah hubungan yang paling tidak mungkin dilepaskan begitu saja.

Ia akhirnya akan selalu kembali ke tempat asalnya.

Walaupun tidak ada bukti konkrit bahwa Kanen Ma adalah ayah kandung Enelisa Zhang, namun Enelisa Zhang kini sudah tidak mempunyai makna yang dapat dipergunakan lagi.

Jika Enelisa Zhang memang bukan, maka tindakan Kanen Ma ini hanya sejenis tindakan lebih saja.

Terlebih lagi......

Berdasarkan seorang Peter Zhang, apakah ia mungkin dapat melahirkan seorang anak secantik Enelisa Zhang?

Julien Lu pun memikirkannya dengan sangat serius.

Sebenarnya, Peter Zhang, Ivan Zhang, dan Enelisa Zhang benar-benar tidak terlihat memiliki ikatan darah.

Sebaliknya, Kanen Ma dan Enelisa Zhang terlihat memiliki kemiripan.

Ketika terpikirkan akan hal ini, Julien Lu pun merasa jauh lebih tenang.

“Baik, jika memang ada urusan lainnya, ingatlah untuk meneleponku,”ucap Julien Lu yang kemudian sekaligus melirik Kanen Ma dan melangkah pergi dari vila Keluarga Zhang.

Tidak, mulai malam ini, vila ini sudah bukan menjadi Vila Keluarga Zhang, melaninkan berganti marga menjadi Ma dari marga Sima.

“Tidak tahu apakah...... Enelisa Zhang akan mengganti marga, ataupun mengganti namanya......”

Ia pun teringat kembali akan apa yang Jhonson Cheng katakan, Keluarga Sima tidak bertoleransi terhadap pandangan ortodoks, mereka umumnya akan melakukan pengubahan nama dan marga ini.

“Namun hal ini benar-benar menghadirkan pukulan yang terlalu kuat baginya!”

“Benar-benar tidak disangka, keadaannya berputar, Kanen Ma pun langsung menjadi pemenang yang paling besar...... Apa yang Kak Cheng katakan itu benar, anggota Keluarga Sima ini benar-benar tidak mudah dihadapi!”

......

“Aku akan pulang terlebih dahulu, aku akan mengirimkan beberapa pesan lagi, atau mungkin meneleponnya untuk menenangkan dirinya.”

Pikiran Julien Lu terasa sedikit berantakkan, sebagian besar alasannya berasal dari Kanen Ma.

Ketika tiba di lapangan parkir, Julien Lu membuka pintu mobilnya, lalu pergi mengendarai Koenigseggnya.

Tindakan Kanen Ma ini memberikan dampak yang cukup besar baginya.

Sebelum hari ini, Julien Lu tidak pernah menyangka bahwa dunia ini ternyata mempunyai penghuni pria yang berpikiran seperti seorang iblis.

“Kekejaman Dunia Praktisi benar-benar berada di luar apa yang dapat kubayangkan! Dexter Li sudah pernah memperingatkanku sebelumnya, namun aku masih tidak terlalu mempermasalahkannya, namun aku sudah tergolong memahaminya malam ini!”

Julien Lu diam-diam menghela nafasnya, pada saat yang bersamaan juga mengkhawatirkan masa depan Enelisa Zhang.

Ketika tiba kembali di vila Keluarga Lu, waktu tengah malam sudah tiba, Julien Lu tidak membuka pintunya dan melangkah masuk, karena ia khawatir mengejutkan orang lain yang sedang tertidur lelap.

Ia hanya masuk dengan cara melayang dari luar.

Setelah berbaring di atas tempat tidur dan berguling selama dua jam tetapi masih saja tidak bisa tidur, ia pun bergegas mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Enelisa Zhang, isinya itu sangat singkat: Apakah kamu baik-baik saja?

Hal yang tidak ia sangka adalah, tidak laam kemudian, Enelisa Zhang pun membalas pesannya: Tidak apa-apa, mari berbincang di lain hari saja.

Ketika melihat ini, Julien Lu pun merasa lebih tenang, ia memejamkan matanya, lalu tertidur begitu saja.

Hanya dalam sekejap.

Langit pun terang.

Pelatihan tetap berlangsung seperti biasanya.

Julien Lu dan Dexter Li melatih tak-tik di puncak gunung, lalu beristirahat ketika sudah merasa lelah, di pertengahan waktu istirahat, topik yang selalu mereka bicarakan bahkan terus berputar di bidang praktisi.

Ketika siang hari tiba.

Julien Lu berbaring di atas jurang sambil menarik nafasnya yang terengah-engah.

Hal yang berbeda dengannya, Dexter Li mengepal erat kedua tangannya, merendahkan suaranya, lalu seakan-akan menggunakan sejenis Reiki yang tidak terlihat untuk mengeluarkan semua tetesan keringatnya.

“......” Julien Lu hanya memutar matanya.

“Hehe, Tuan Muda, kamu tidak perlu meremehkan dirimu sendiri, kemajuanmu selama beberapa hari ini sebenarnya cuku signifikan.” Dexter Li menyanjungnya, lalu lanjut berkata,”Kamu baru saja berlatih selama sebulan lebih dan kini sudah mencapai tahapan ketiga, apakah kamu tahu, jika hal ini tersebar ke luar, aku tidak tahu seberapa besar gejolak yang akan terjadi di tengah Dunia Praktisi.”

Sepertinya terdengar memang demikian, Julien Lu pun tidak bisa menahan diri untuk merasa senang dan melayang.

Namun, ucapan Dexter Li yang berikutnya itu terasa seperti siraman air dingin.

“Namun, Dantian-mu tidak bisa menyimpan Reiye, sekalipun konsentrasi kompresi Reiyemu ini lebih tinggi, namun kamu tetap saja tidak tahan bertarung dengan seorang praktisi tahapan ketiga.”

“Jika Reiyemu habis, kamu pasti akan jatuh di posisi yang lebih lemah, jadi Tuan Muda harus selalu ingat untuk bertindak keras terlebih dahulu!”

Ketika mendengar ucapannya, Julien Lu pun terdiam, bagiamana ia mungkin tidak tahu bahwa ini adalah kelemahannya yang paling fatal.

Sebenanrya, Dantian praktisi dapat menyimpan Reiye yang dapat dipergunakan sebagai kekuatan saat bertarung, namun Dantian miliknya itu tidak mampu melakukan hal demikian.

Jika ia ingin memperbaiki atau mendekatkan selisih dalam hal ini, ia hanya bisa terus mengompresnya.

Namun dalam dua hari ini, Reiye yang dikompres Dantian itu sebaliknya semakin membesar.

Julien Lu tidak merasa takut Dantian dan meridiannya terluka oleh karena Reiye, namun ia masih harus melatih teknik proteksi meridian, supaya meridian dalam tubuhnya semakin mudah bertahan.

Namun berkurangnya kecepatan kompres itu adalah sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan, seiring dengan meningkatnya tingkat kepadatan Reiye, maka kecepatannya akan semakin lambat.

Ia sudah pernah mencari tahu mengenai hal ini sebelumnya.

Kesimpulan akhirnya adalah, dia bukannya bertemu dengan penghalang, tetapi tubuhnya, meridiannya, Dantiannya, semuanya memerlukan waktu, lalu perlahan diperbaiki dan dilatih Reiye secara bertahan dari dalam ke luar.

Inilah kenyataan berlatih.

Namun praktisi yang memang berbakat dalam berlatih tidak akan mengalami kesulitan untuk mencapai tahapan ketiga, waktu sepuluh tahun sudah cukup.

Mereka yang lebih hebat lagi mungkin dapat mencapainya hanya dalam waktu beberapa tahun yangs sangat singkat.

Tentu saja, semua ini juga memerlukan sumber dan tak-tik.

Semuanya akan berubah ketika sudah mencapai tahapan ketiga.

Sama halnya seperti air yang dibetukn oleh hidrogen dan oksigen, seorang praktisi harus menghadirkan perubahan pada Reiki yang berada dalam tubuhnya, hingga akhirnya membentuk Reiye.

Jadi, komponen baru yang terus dibentuk tubuh sendiri tetap saja Reiki.

Setelah mencapai ke tahap yang satu ini, praktisi harus menggunakan Reiye untuk melatih tubuhnya, hingga tiba suatu hari dimana ia dapat mencapai tingkatan dimana yang terbentuk bukan lagi Reiki, melainkan Reiye.

Inilah dia tahapan ketiga, puncak dari Dantian Lautan.

Hal ini mungkin mudah dibicarakan, namun sebenarnya sulit sekali diakukan, jumlah praktisi yang dapat mencapai tingkatan ini dapat dihitung dengan mudah.

Bukannya tidak dapat mencapainya, namun waktu yang diperlukan mencapai ratusan tahun, bahkan lebih lama lagi.

Ketika saat itu tiba, praktisi sudah berada di ujung nyawanya.

Namun, ketika sudah mencapai puncak tingkatan ketiga, Reiye yang dibentuk dalam tubuh dapat berefek pada usia yang menjadi jauh lebih panjang, hidup mencapai tiga hingga empat ratus tahun seharusnya bukanlah masalah.

Terlebih lagi, penampilannya akan terlihat seperti masih muda, tanpa ada sedikitpun jejak penuaan pada tubuhnya.

Jika dapat mencapai tahpapan keempat yang selalu dibicarakan, dengar-dengar, rambut yang memutih akan kembali menghitam, tulang dan daging akan kembali memadat, inilah yang sesungguhnya disebut sebagai kembali ke masa muda.

Julien Lu tidak mempercayai hal ini, sebenarnya tidak banyak orang yang mempercayainya, namun para praktisi selalu memiliki impian seperti ini.

Namun, Julien Lu yakin caranya dalam berlatih, ditambah dengan ketekunannya dalam berlatih, mungkin saja akan membuatnya mencapai tahapan setinggi itu suatu hari nanti.

Ia tidak mempunyai niat untuk menjadi yang nomor satu di Dunia Praktisi.

Berlatih sudah menjadi hobinya, hal ini benar-benar terasa seperti dunia yang baru dan misterius baginya.

Mereka berdua tidak pernah mengenal lelah.

Mereka terus berlatih hingga tengah malam tiba, lalu menikmati matahari terbenam pada saat waktu beristirahat, dan akhirnya pulang untuk makan.

“Oh iya, Tuan Muda, Tuan Besar baru saja meneleponku kemairn malam, ia menyuruhmu untuk bersiap-siap sejenak.”

Ucap Dexter Li tiba-tiba.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu