Too Poor To Have Money Left - Bab 207 Uang Itu Didapatkan Dengan Meresikokan Nyawanya

Setelah berjalan dan berhenti beberapa kali, beberapa hari lagi-lagi berlalu.

Alasan utamanya adalah navigator mobil rusak dan menyebabkan salah jalan.

Bukannya tidak bertemu dengan orang lain, namun Julien Lu tidak memperbolehkan Rayne Chen untuk menanyakan arah.

Karena tidak ada yang yakin apakah mereka mungkin saja bertemu dengan seorang praktisi secara kebetulan.

Atau untuk menyebarkan berita tentang Julien Lu.

Misalnya, mengambil foto, video, ataupun yang lainnya.

Kesimpulannya, tidak ada tujuan, bahan bakar cadangan masih tersedia di dalam mobil, maka mereka tidak perlu khawatir untuk sementara waktu.

Jika berjalan lebih jauh lagi, sekalipun sudah tidak ada bahan bakar, mereka masih belum terlambat untuk menanyakan arah.

Julien Lu tidur di kursi barisan belakang, konsentrasinya terus berada dalam kondisi yang kurang baik akibat efek samping yang menumpuk dari lukanya dan Pil Iblis Gila.

Tidur, merenung, dan sesekali mengalami gangguan emosi, inilah kehidupan Julien Lu dalam beberapa hari belakangan ini.

Rayne Chen yang mengendarai mobil.

Suasana hatinya sangat kontradiktif.

Julien Lu...... Tidak hanya menyerahkan uang satu juta yuan kepadanya, tetapi juga sudah memberinya kartu hitam, termasuk kata sandinya.

Julien Lu samar-samar mengatakan bahwa kartu itu memiliki saldo hingga puluhan juta yuan.

Faktanya, dia tidak tahu bahwa kartu hitam bisa ditarik tanpa adanya batasan.

Janga bicrakan puluhan juta ataupun ratusan miliar, ia bahkan bisa mengambil lebih lagi.

Kesimpulannya, Rayne Chen terus merasa ragu tanpa henti.

Jika dia memiliki puluhan juta yuan, dia tidak hanya bisa menyelesaikan pendidikannya, tetapi dia juga bisa menguasai dunia, sekalipun tidak melakukan apa-apa, dia bahkan bisa hidup sejahtera untuk sepanjang hidupnya.

Julien Lu terluka parah.

Ia kadang-kadang bahkan terlalu lemah untuk pergi buang air kecil, dia bahkan harus membantunya beranjak keluar dari mobil.

Tidak ada yang tahu apakah Julien Lu akan setengah jalan......

Terlebih lagi, dia sepertinya sedang bersembunyi dari musuhnya!

Selain itu, dia mulai merasa tidak nyaman, sulit, sangat sulit.

Rayne Chen menginjak rem, mengambil tabung oksigen di kursi samping pengemudi, dan berjalan ke sisi jalan untuk menghirup oksigen.

Setelah beberapa saat, warna merah aneh yang berada pada wajahnya perlahan memudar.

"Ini adalah botol oksigen terakhir, aku juga tidak tahu seberapa jauh lagi aku harus pergi, apa yang harus aku lakukan?"

Sepintas rasa penyesalan mulai emenuhi lubuk hati Rayne Chen.

Tibet terlalu besar, jika mereka terus berpergian tanpa adanya tujuan, dia sangat khawatir apakah dia akan mati dalam perjalanan.

"Bagaimana kalau......"

Rayne Chen menoleh dan menatap mobil sebuah mobil off-road.

Ada satu orang lainnya di dalam mobil.

Dia berjalan kembali dan menyadari bahwa Julien Lu sudah bangun.

“Julien Lu, sampai di sini saja dahulu untuk hari ini, aku akan memasak sedikit makanan, lalu mendirikan tenda,”ucap Rayne Chen.

“Baik.” Julien Lu menganggukan kepalanya.

Pikirannya semua terfokus pada bagaimana "menumbuhkan" sebuah Dantian di titik putusnya meridian.

Jika berhasil, dia dapat mengubah nasibnya!

Tetapi setelah beberapa hari berlalu, dia masih saja tidak bisa berbuat apa-apa, dan masih berada pada tahap tidak memahami apapun.

"Sepertinya, kedua Reiye harus lenyap terlebih dahulu."

Julien Lu mengeluarkan satu pil penyembuh, menaruhnya di mulutnya dan mengunyahnya, selama beberapa hari terakhir, dia perlahan jatuh cinta dengan sedikit kepedasan di tengah rasa pahitnya.

Kedua Reiye kini sudah sangat lemah, sepertinya mereka akan lenyap dalam waktu kurang dari dua hari.

Dia menutup matanya dan menghela nafasnya.

Setelah beberapa saat, dia menoleh dan menatap ke arah Rayne Chen.

Julien Lu bukanlah orang bodoh, dalam sepanjang perjalanan ini, dia tentu saja memahami isi pikiran Rayne Chen.

Sepertinya saat ini juga sudah menjadi waktu yang tepat untuk berpisah.

Uang, baginya, sudah tidak ada lagi artinya.

Kartu hitam itu kemungkinan besar juga sudah dibekukan.

Satu juta itu hanya akan ia anggap sebagai rasa terima kasih kepada Rayne Chen atas kebaikannya untuk menyelamatkan hidupnya.

Dia sangat memahami Rayne Chen.

Beberapa potong daging sapi dan beberapa daging kering untuk memasak sepanci sup sapi.

Makanannya tidak tergolong terlalu mewah, namun cukup untuk mengisi kembali energi, ketika Julien Lu sedang makan, Rayne Chen pun mendirikan tenda.

Situasi matahari terbenam membuat Rayne Chen tampak lebih rajin dari sebelumnya.

Jika orang lain yang melihatnya, mereka pasti terlihat seperti pasangan yang sedang berlibur ke luar negeri, dan Rayne Chen adalah seorang wanita kecil yang berbudi dan merupakan seorang pekerja keras.

Rayne Chen berjalan mendekat, duduk di atas kotoran sapi diambil di sepanjang jalan, di dekat api unggun untuk menghangatkan diri.

"Julien Lu, tenda dan selimutnya sudah selesai ditata, jika kamu sudah kenyang, pergi tidur untuk sejenak.”

“Baik,” Julien Lu menjawab dengan pelan.

Ia kemudian pun beranjak berdiri.

Berjalan ke arah tenda dan masuk.

Setelah beberapa saat, tidak terdengar ada lagi pergerakan.

Dia sudah tertidur.

Rayne Chen makan sambil menggenggam mangkuk dengan kedua tangannya sambil merasakan panas dari mangkuk.

Dia makan dengan sangat pelan.

Pikirannya sedikit berantakkan, ada sedikit kecemasan, ada sedikit keraguan.

Pergi atau tidak?

Ketika dia selesai melahap makanan di dalam panci dan merapikan peralatan makan, waktu sudah menunjukkan pukul delapan.

Langit sudah gelap.

Dia perlahan berjalan ke sisi mobil, membuka pintu mobil, mengeluarkan tabung oksigen dari dalam, dan kembali menghirup oksigen lagi.

Gejala hipoksia sepertinya terlihat semakin jelas.

Oksigen kini hanya tersisa setengah botol......

Tentu saja, gejala hipoksia juga akan perlahan-lahan berkurang.

Peneybab utama rasa takut Rayne Chen adalah karena rasa tidak tahunya terhadap siapa yang sudah Julien Lu singgung.

Dia bahkan lebih tidak paham apakah ada pembunuh yang mengejar Julien Lu.

Dia tidak berani bertanya, dia takut ketika ia mengajukan pertanyaan ini, situasinya akan terus berkembang ke arah yang tidak bisa dikendalikan.

Dia masih paham akan teori bahwa rasa penasaran dapat membunuh.

Ketika sudah merasa lebih nyaman, dia berjalan ke tenda, menarik resletingnya, dan berteriak pelan.

"Julien Lu...... Julien Lu?"

Tidak ada yang menjawab.

Julien Lu terus tertidur dengan sangat nyenyak belakangan ini, jika dia tidak menamparnya, maka Julien Lu tidak akan terbangun.

Rayne Chen menghela nafasnya, menutup kembali resletingnya, berbalik dan berjalan menuju ke arah mobil off-road.

Namun.

“Tinggalkan tas punggung itu, serta daging sapi, dan air mineral itu untukku."

Suara ini terdengar dari dalam tenda.

Di dalam tenda itu hanya ada satu orang.

Tubuh Rayne Chen tiba-tiba menegang, pada saat itu, dia hampir saja tidak bisa mengendalikan diri dan bergegas berlari menuju ke arah mobil off-road dengan rasa putus asa.

Kemudian, mengendarai mobil off-roadnya, meninggalkan Julien Lu, serta meninggalkan tempat ini.

Semakin jauh akan semakin baik!

Namun, ketika dia mengingat kembali kata-kata Julien Lu.

Dia tertegun.

Ternyata Julien Lu mengetahui semuanya!

Dia sudah mengetahuinya!

Pergi, atau tidak?

Rayne Chen bertanya kepada dirinya sendiri sekali lagi.

Dia mengangkat kakinya dan berjalan menuju ke mobil off-road.

Dia membuka bagas mobil, mengeluarkan dendeng sapi dan air mineral.

Lalu berjalan kembali dan menempatkannya di depan tenda.

Setelah berpikir sejenak, dia pun memasukkan daging dan air mineral itu ke dalam ranselnya.

Lalu, menarik resletingnya.

Dia merasa bahwa dia sudah bersikap sangat baik terhadap Julien Lu.

Dia tidak mungkin menemani Julien Lu sampai mati.

Uang...... Dia sudah mengambilnya, secara keseluruhan, dia mengambil dua juta yuan dari Julien Lu.

Namun Julien Lu mempunyai uang, dua jut aini ia dapatkan dengan mempertaruhkan nyawanya sebagai gantinya......

Ia bahkan juga sudah menyelamatkan nyawa Julien Lu.

Oleh karena itu, dia merasa bahwa mengambil dua juta itu tidak banyak, dan apa yang dia lakukan ini akan dianggap sebagai perbuatan baik.

Ketika berpikir seperti ini, dia pun merasa jauh lebih nyaman.

Perasaan berhutang yang berada dalam hatinya pun lenyap.

Dia melepaskan beban pikirannya, lalu tersenyum lega ketika berjalan menuju ke arah mobil off-road.

Suara mesin terdengar berbunyi, lalu pergi.

Di dalam sepanjang perjalanan, Julien Lu tidak pernah membuka matanya.

Akhir seperti ini, sekalipun Rayne Chen tidak mempunyai niat ini, dia tetap akan mengungkitnya.

Namun tidak secepat itu, bagaimanapun, dia masih ingin masuk lebih dalam.

Dia kembali ke dalam kondisi Vipassana.

Kedua Reiye lemah itu masih saja mengalir di dalam tubuhnya.

Julien Lu merasa sedikit tidak tahan, pada saat Reiye menembus ke Dantian, perasaannya goyah, Dantian kemudian tiba-tiba menyusut.

......

Kedua Reiye itu, ternyata......

Lenyap......

Ya, lenyap.

Julien Lu kebingungan dan tidak paham akan apa yang sedang terjadi.

Tapi ini jelas adalah sebuah hal yang baik untuknya.

Selanjutnya, dia merasa tidak sabar untuk membimbing Reiye yang berjumlah tidak banyak di tubuhnya itu menuju ke titik di mana meridian putus.

Kemudian, seperti metode pemikiran Guntur Petir Ungu, yang memandu Reiye untuk berputar dan terus berputar.

Satu putaran, dua putaran, tiga putaran......

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu