Too Poor To Have Money Left - Bab 396 Ternyata Ke Arah Timur.

Hati Willy Lei melembut.

Bibit yang begitu baik.

Tetapi karena segala macam alasan, dia jadi memasuki aliran iblis.

Namun, anak ini telah memberinya beberapa kejutan untuknya.

Rencananya, dia akan menunggu Julien Lu bangun dan memberikan semacam nasihat, jika bisa dipulihkan...

Betul, Willy Lei beruntung.

Meskipun tidak mungkin, ada terlalu banyak hal yang mustahil bagi keturunannya.

Selain itu, sejauh yang dia tahu, bukannya tidak mungkin bagi orang yang sudah masuk aliran iblis untuk kembali.

Selain itu, sejak dia sadar, semua keturunan yang dia temui berperilaku tidak baik.

Karakter Julien Lu membuatnya merasa sangat kagum.

Kerangka yang tergeletak di atas tanah secara bertahap di penuhi dengan aura darah.

Salah satunya ada bagian aura darah, di bagian bawah perut kerangka, bergabung menjadi satu dan mengeras disana sehingga membentuk seorang bayi dengan besar seperti kepalan tangan.

"Blood baby!”

Meski telah membuat rencana bagus, Willy Lei hampir membunuhnya.

Yuanying pada umumnya adalah berwarna kuning di tengah dan di kelilingi dengan warna merah.

Bahkan di alam kedua dari Tahap Jiwa Yang Lahir Baru, yaitu alam memasuki dewa, warna merahnya akan terlihat lebih kuat.

Sedangkan Yingyuan yang terbentuk oleh tubuh Julien Lu, tidak hanya tidak memiliki cahaya merah, tapi seolah-olah tubuhnya berlumuran darah!

"Apakah ini makhluk jahat atau monster..."

Willy Lei merasa ragu-ragu, terkadang dia menunjukkan niat membunuh di matanya.

Sampai, aura darah yang kental itu pulih sepenuhnya, tubuh Julien Lu berangsur-angsur menjadi lebih baik.

Julien Lu membuka matanya.

Sebenarnya, sebelum tubuhnya membaik sepenuhnya, ia sudah membuka matanya.

Tetapi pandangan matanya terlihat kosong dan dingin, tanpa ada sedikitpun perasaan.

Dia duduk dan melirik ke tubuh telanjangnya, kemudian ia bengong dan terdiam beberapa saat.

Setelah itu, dia mengeluarkan satu set pakaian dari cincin penyimpanannya dan memakainya.

Willy Lei terkejut dan merasa curiga.

Apakah dia sudah masuk ke aliran iblis?

Tidak mirip...

Jika sudah masuk ke aliran Iblis, tidak hanya akan mengalami gangguan jiwa, dia juga akan kehilangan akal, dan juga haus akan darah.

Gerak-gerik Julien Lu saat ini, selain terlihat aneh, dia hampir tidak memiliki tanda-tanda tertentu.

Dia tidak tahu bahwa, Bobby Du mengajarinya cara berlatih.

Untuk tujuan ini, Julien Lu mengasah pedangnya selama lebih dari setahun.

Jika tidak, seperti yang dipikirkan Willy Lei, dia akan menjadi iblis yang menyeramkan.

Apa yang mengejutkan Willy Lei adalah bahwa Julien Lu samar-samar mengeluarkan aura Tahap Dewa Matahari.

Yuanying, adalah Dewa Yin

Setelah engolah aura darah, hal itu menyebabkan perubahan besar, itu adalah Dewa Matahari.

Oleh karena itu, Yuanying dan Dewa Matahari sama seperti Tahap Jindan dan Tahap Jiwa Yang Baru Lahir, mereka sangat berbeda.

Ribuan tahun yang lalu, langit dan bumi penuh dengan aura.

Dari dasar hingga Tahap Jiwa Yang Baru Lahir, mereka semua menggunakan aura langit dan bumi untuk melekatkan diri pada daging.

Terlalu dini mengolah aura darah akan sangat berbahaya dan tidak berguna.

Namun, tingkat kekuatan Julien Lu masih di Yuanying, tetapi dia telah memiliki aura Tahap Dewa Matahari.

Memikirkannya hal ini secara terperinci, jika Willy Lei menyadari sesuatu, ini mungkin karena akibat dari aura darah yang terlalu berlebihan sehingga membuat jumlahnya menjadi banyak.

Tapi ada yang salah dengan ini.

Sebagai contoh, klan Shangguan, pedang, selalu memiliki teknik yang menakjubkan, dari dasar mengembangkan dan berlatih aura darah, tapi Yuanying dari klan Shangguan tidak terlihat sama seperti milik Julien Lu.

Ini sangat aneh.

Willy Lei menggelengkan kepalanya, dia tidak lagi memikirkan hal ini.

Bagaimanapun, anak ini telah memberinya cukup banyak kejutan, jika bertambah satu hal ini, dia tidak akan merasakan perbedaan apapun.

Sebaliknya, dia mengikuti Julien Lu dan berjalan menuruni gunung.

Julien Lu tidak berjalan dengan cepat.

Jika dilihat dari depan, dia seperti orang mati berjalan dengan jiwa yang hilang.

Tapi tidak peduli seberapa curam jalannya, setiap langkah Julien Lu tampaknya telah berakar kuat di bebatuan, sehingga dia tidak terjatuh.

Setelah turun gunung, dia melirik ke tenda Keluarga Soren.

Tapi tiba-tiba dia berbalik dan berjalan mendaki gunung.

"Mungkinkah anak ini telah kehilangan kewarasannya?"

Willy Lei merasa curiga, tetapi dia belum memiliki kesimpulan yang pasti.

Dia mengikuti Julien Lu mendaki gunung lagi.

Kali ini, dia berjalan selama lima belas jam.

Julien Lu berjalan kembali ke puncak gunung, tepat saat fajar menyingsing.

Dia berjalan ke tepi puncak gunung, hanya menyaksikan pemandangan di depan dengan diam, di atas batu keras di bawah kakinya, ada bekas luka yang timbul.

Inilah bekas yang ditinggalkan Naga Hijau itu sebelum terbang menjauh.

Julien Lu tidak bisa dikatakan sadar, juga tidak bisa dikatakan tidak sadar.

Keadaannya ini, bisa dianggap karena dia baru saja mengalami kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa, kemudian ada perasaan kelelahan dan kekacauan, seperti jiwa yang terpisah.

Pemikirannya juga menjadi tidak fokus.

Dia tidak yakin apa yang terjadi dalam pikirannya.

Misalnya, tiba-tiba terpikir olehnya bahwa arah sebelum Naga Hijau itu pergi sepertinya adalah arah matahari terbit.

Dengan kata lain, sisi timur.

Timur?

Dia ingat salah satu dari dua kerikil itu, ada yang bertuliskan kata "Timur".

Padahal, keadaannya saat ini berada di antara sadar dan tidak ada sadar.

Sederhananya, saat ini dia sedang terlihat aneh.

"Oh, ke timur... ternyata timur... tapi masih ada yang harus kulakukan, aku akan mencarinya lagi saat urusanku selesai..."

Julien Lu berlutut, perlahan menggosokkan ujung jarinya ke bekas di permukaan batu itu dan bergumam pada dirinya sendiri.

Kemudian dia menuruni gunung lagi.

Saat dia turun gunung, hari sudah sore.

Dia menuju tenda keluarga Soren tanpa terburu-buru.

Kebetulan Soren dan istrinya bertemu dengannya, saat sedang menggiring sapi dan dombanya untuk kembali.

Pasangan itu duduk di atas punggung kuda sambil berteriak dan mengguncang cambuk mereka.

Beberapa sapi dan domba merasa gelisah, ketika mereka mendengar suara cambuk, mereka berjalan ke pagar dengan tertib.

Adegan hangat dan tenang ini membuat wajah pucat Julien Lu menunjukkan sedikit senyumannya.

Pasangan itu menyelesaikan pekerjaan mereka dan kembali ke tenda.

Julien Lu juga mengikutinya.

Makan malam juga sudah siap, daging sapi dan teh susu dikukus.

Sebuah keluarga beranggotakan lima orang makan dengan tenang.

Dibandingkan dengan dulu, saat jni sepertinya suasana di antara mereka menjadi lebih sepi.

Mereka menutup mata terhadap keberadaan Julien Lu, seolah-olah Julien Lu itu transparan dan tidak ada.

Julien Lu mengeluarkan sebotol bir dari cincin penyimpanan dan meminumnya dengan tenang.

Sesekali dia tersenyum.

Seakan-akan dia mengingat sesuatu, atau seakan-akan dia mabuk.

Melihat ini, Willy Lei mengerakkan tangannya, kemudian sebotol bir muncul dari udara tipis di tangannya.

Dia membuka segel botol itu dan meminumnya.

Makan malam berakhir dalam suasana hening.

Istri Soren membersihkan piring, dapat terlihat bahwa dia adalah wanita yang sangat rajin.

Soren dan Darry sedang mendiskusikan masalah di peternakan.

Melihat ini, Julien Lu tahu bahwa sudah hampir waktunya, bir di dalam botolnya juga sudah habis diminumnya.

Dia bangkit berdiri dan keluar dari tenda.

Melihat arah Julien Lu pergi, itu bukan arah ke pedalaman.

Tidak dapat di pungkiri Willy Lei lagi-lagi bertanya, apakah keturunannya ini bodoh?

Jika demikian... maka akan sulit.

Tapi dia tetap memilih untuk mengikutinya.

Julien Lu berjalan selama dua hari penuh.

Tujuannya adalah Istana Pala.

Satu hal yang benar-benar membuat Willy Lei yakin bahwa mental Julien Lu masih normal adalah dia masih berjarak tiga ratus kilometer dari Istana Pala, tapi dia telah menahan semua auranya.

Sehingga dia tidak ada bedanya dengan orang biasa.

Apalagi dia juga mengeluarkan ransel dari cincin penyimpanannya.

Berdandan seperti ini, seakan-akan dia adalah seorang yang sedang berkelana dengan jarak jauh.

Willy Lei menghelakan nafas lega, dia tidak gila!

Kamu masih bisa diselamatkan jika masuk ke aliran iblis, tapi tidak ada yang bisa menolongmu jika kamu menjadi gila.

Istana Pala adalah tempat suci XZ dan tempat berkumpulnya Praktisi XZ.

Seperti yang kita ketahui, XZ biasanya melarang Praktisi luar untuk masuk.

Jika Julien Lu gila, bagaimana dia bisa menjelaskan pemikirannya yang begitu teliti?

Penampilan Julien Lu sama seperti turis yang tidak terhitung jumlahnya yang datang ke sana, berjalan menuju Istana Pala dengan kerumunan orang.

Kebanyakan orang, tujuannya adalah pergi ke tempat suci.

Tapi tujuan Julien Lu adalah menemukan Devi Yangjin.

Dia pernah berkata bahwa jika Julien Lu punya waktu, dia bisa datang ke tempat ini untuk menemukannya.

Julien Lu menaiki tangga.

Willy Lei merasa sedikit ragu-ragu, tapi kemudian dia mengikutinya.

Dia penasaran dan dia mempunyai sebuah pemikiran, bahwa Julien Lu pasti punya tujuan ketika dia datang ke sini.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu