Too Poor To Have Money Left - Bab 478 Dia, Juga Pernah Menjadi Orang Baik

“Kalian, begitu ingin mengetahui identitas ku?”

“Mohon senior memaafkannya, hanya saja aku melihat wajah mu benar-benar sangat akrab, barulah bertanya .”

Sesepuh Keluarga Hong ini, ketika mengatakan hal itu, pun tidak lupa untuk bersikap sopan, mengepalkan tangan sambil bertanya.

Senyuman di wajah Julien, semakin mendalam.

Tapi, suaranya malah mulai berubah mendingin, “Hari disaat Keluarga Hong mengalami musibah besar, aku berada ditempat, coba kalian tebak, siapa aku?”

Suara itu baru saja terdengar.

Seketika, berubah menjadi hening.

Perkataan Julien ini, membuat sesepuh Keluarga Hong ini, tidak bisa berpikir, untuk satu waktu.

Jelas-jelas anak muda ini sudah mengatakannya tadi, bahwa ia adalah teman lama dari kakek buyut.

Saat Keluarga Hong mengalami musibah hari itu, ia juga berada di tempat.

Lantas kenapa, bisa melihat hal itu terjadi begitu saja dan tidak peduli, juga tidak membantu?

Tiba-tiba ada seorang sesepuh Keluarga Hong yang merespon dengan cepat gemetar ketakutan, karena mereka mengingat suatu hal.

Teman lama, hanya teman lama saja.

Teman lama, bukan berarti adalah orang yang berhubungan baik dengan Keluarga Hong!

Sekali berpikir demikian, seketika punggung mereka terasa dingin, dan ketakutan.

Dan sesepuh Keluarga Hong yang tadi bertanya pada Julien, pun mengerutkan alis seperti membentuk “aliran sungai” .

Selanjutnya, sekujur tubuh nya gemetar!

Dan pada saat yang bersamaan, mereka melebarkan sepasang mata yang mengerikan, dan dengan sadar menjulurkan tangan, dengan gemetar ketakutan menunjuk Julien Lu.

“Kamu, kamu adalah..... kamu adalah, bibit buruk Keluarga Lei yang membunuh Jindan Keluarga Hong ku!”

......

“Wah——!”

Atmosfer tiba-tiba terhento, selanjutnya pun membludak.

58 orang sesepuh Keluarga Hong disana, karena panik, dalam keadaan berjarak begitu dekat dengan Julien,satu per satu pun berjalan mundur.

Pun tidak bisa menghindar dari suatu dorongan .

Tapi, kekacauan ini hanya berlangsung selama beberapa detik.

Diantara mereka, tidak ada orang yang berpikiran untuk memberontak, namun malah langsung ada orang yang terbang ke atas, dan melarikan diri dengan cepat.

Nama besar Julien Lu, ketika Keluarga Hong masih belum mengalami musibah besar, pun banyak sesepuh Keluarga Hong yang mendengar sedikit rumor tentang nya.

Tapi, yang didengar semuanya ialah hal buruk.

Tentu saja ini bukan intinya, intinya adalah...

Kakek buyut Keluarga Hong, bukanlah lawan dari Julien, mereka hanyalah sekelompok Tahap Jindan , dihadapan Julien, bukankah mencari mati!

Dan berpikir lagi, hari itu di tanah leluhur Keluarga Hong, melihat kejadian yang seperti炼狱.

Tak disangka ternyata tidak ada satupun orang yang berniat untuk memberontak.

1 orang melarikan diri, pun ada 2 orang.

Mengikuti satu per satu bayangan orang, dengan tidak mempedulikan nyawa dan pergi melarikan diri.

Di area itu, hanya tersisa sesepuh Keluarga Hong , yang dilumpuhkan oleh Julien di awal.

Pembinaannya sudah menghilang.

Bagi seorang praktisi Tahap Jindan, pukulan yang diterima, tanpa ragu lebih menyakitkan dibandingkan mati.

Julien menyilangkan tangan di belakang badan, sedikit mengangkat kepala, melihat ke langit untuk sesaat.

Tadi, ia masih saja menggunakan racun aura darah.

Tapi malah menggunakannya dengan sangat rahasia, begitu rahasia bahkan Nancy Lujuga tidak menyadarinya.

Ia membawa Nancy, datang kesini, dan melaksanakan perjudian, hanya ingin memberi contoh , membuat Nancy benar-benar, merasakan kekejaman dunia praktisi.

Mengenaik, kelak Nancy akan berpikir seperti apa, dan juga sejak hari ini menerapkan pelajaran apa, dan juga akan mengalami perubahan seperti apa.

Ini bukanlah hal yang bisa dikendalikannya.

58 orang itu, tubuhnya telah terkena racun aura darah namun diri sendiri tidak tahu.

Tapi setelah setengah hari, mereka pun akan merasakan, cara mati yang paling menyedihkan di dunia ini.

Terhadap hal ini, Julien sama sekali tidak merasakan tidak tahan, dan juga bersalah.

Ia, juga pernah menjadi orang baik.

Julien melangkahkan kaki, berjalan kearah Nancy .

Saat terjatuh tak berdaya di atas tanah itu, momen disaat seluruh pembinaan sesepuh Keluarga Hong menghilang.

Ia langsung menggenggam betis Julien, berkata dengan gemetar, “Bu... Bunuh aku!”

Mengalami cara Julien yang mematikan, ia sudah cukup sadar, Julien ini, bagaimana mungkin bisa melepaskan 58 orang saudara kakek buyut itu pergi?

Ini tidak mungkin.

Jika, ia begitu mempunyai belas kasihan, maka saat itu tidak mungkin di tanah leluhur Keluarga Hong leluhur, mengatakan hal kejam ingin menghabisi Jindan Keluarga Hong.

Oleh karena itu ia sudah memprediksikannya, saudara-saudara itu tidak bisa hidup lagi.

Dan ia pun menjadi orang cacat.

Bunuh diri, butuh keberanian yang sangat besar, dan juga karena ini, barulah ia mengemis, meminta Julien untuk membunuhnya.

Tapi detik berikutnya, ia pun dikejutkan.

Julien mendominasi, dengan datar berkata, “Kamu sudah menjadi orang cacat, aku tidak akan membunuh mu, aku juga pernah berjanji, membiarkan mu tetap hidup.”

Selesai mengatakan hal ini, ia pun melirik Nancy.

Selanjutnya, kedua bayangan tubuh itu menghilang di udara.

Tersisa beberapa sesepuh Keluarga Hong, ia tidak ingin bertanya lagi.

Mengira pergi mencari Keluarga Hong, informasi yang ia dapatkan akan lebih tepat.

Dan dia, juga bukan berarti ingin meleaspakan musuh-musuh yang melarikan diri itu.

Informasi ia datang ke Keluarga Hong ini, takutnya saat ini sudah tersebar keluar, sesepuh Keluarga Hong yang terkena racun aura darah itu, pasti akan berjumpa dengan mereka, ditengah ketidak-tahuan akan hal yang sebenarnya terjadi.

Juga bisa dikatakan, mereka, satupun tidak bisa hidup lagi.

Tunggu saat mereka merespon, mungkin tidak bisa ditolong lagi.

Meskipun Vincent Hong turun tangan, juga tidak mungkin.

......

Di udara .

Kedua bayangan tubuh tersebut terbang dengan cepat.

“Kakak, terima kasih.”

“Untuk apa berterima kasih pada ku?” Tanya Julien dengan datar.

Pada dasarnya, ia sudah memprediksikannya.

“Terima kasih... kamu membiarkan mereka tetap hidup.” Kata Nancy dengan suara ringan.

Julien tertawa datar, dan berkata, “Jika karena hal ini, maka kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih.”

......

Terhadap Keluarga Cheng.

Julien tahu terlalu sedikit.

Karena berdasarkan yang ia ketahui, Keluarga Cheng tidak mempunyai keluarga praktisi di tanah leluhur.

Mungkin ada, tapi ia malas mencari.

Dan ia ingin mengetahui, berkaitan dengan keberadaan Wendy, William, dan Vincent Hong ketiga orang tersebut, maka itu harus mencari orang Keluarga Cheng.

Untung saja, ia mengenal seorang kenalan.

Jhonson Cheng.

Ia berasa di Kota G.

Hanya saja juga sangat lama, mereka tidak saling berkomunikasi.

Julien tahu identitas dirinya sendiri sensitif , belum pernah secara inisiatif pergi mencari Jhonson .

Hubungan , pun menjadi semakin hambar.

Ia juga tahu, dengan cara yang standar, pergi mencari Keluarga Cheng untuk mendapatkan sebuah informasi, membutuhkan bayaran uang.

Tapi, ia sudah mempersiapkannya.

Ia dan Nancy , turun di lantai atas Paradise.

Saat ini, sudah siang hari.

Kesadarannya berkembang,malah tidak menyadari aura Jhonson.

Aldo Cheng, juga tidak ada.

Dan di area yang dijangkau oleh kesadarannya, juga tidak ada jejak 2 orang ayah dan anak ini.

Melainkan di Paradise ini, adalah sebuah Jindan Dzongchen。

Julien sedikit tercengang.

Ini sangat mungkin, bos di Paradise sudah diganti.

Tapi....

Ini sama sekali tidak menghalangi, tujuan nya kali ini.

Asalkan menemukan orang Keluarga Cheng, maka Julien pun bisa mendapatkan apa yang ingin ia ketahui.

Saat ini, Nancy bertanya, “Kakak ... Kita, apakah bisa pulang?”

Sekali mendengar, Julien pun diam-diam menghela nafas.

Yang akan terjadi pasti akan terjadi, dia dari awal sudah memprediksi, Nancy akan mengajukan permintaan seperti ini.

“Baik, waktu sudah larut, aku akan menemani mu pulang.”

Selesai mengatakan hal itu, Julien menggandeng tangan Nancy , dan menghilang di tempat itu juga.

Tahap dewa matahari, sudah bisa pergi kemana pun yang merupakan area yang dijangkau oleh kesadarannya, hanya dengan 1 pikiran.

Jarak nya dari vila Keluarga Lu, tidak sampai 20 kilometer.

Pun tiba dengan sangat cepat.

Kakak beradik 2 orang, muncul di balkon kamar Julien.

“......Ah! Kak Enelisa!”

Baru saja tiba, Nancy pun dengan suara rendah memanggil dengan terkejut.

Juga pada saat ini, dari lantai 1 terdengar suara yang rendah, “Siapa!”

Enelisa sudah Jindan Dzongchen, ia tidak bisa merasakan aura Nancy, tapi bisa mendengar suara bicara seseorang.

“......A, aku, Nancy Lu !”

Bertahun-tahun.

Nancy berada di suku pedang.

Ia tidak pernah bertemu dengan kenalan.

Hari ini, baru saja pulang, pun bertemu dengan Enelisa Zhang.

Seketika ia berubah menjadi angin, menerobos masuk ke dalam kamar.

Julien hening sesaat, juga berjalan masuk.

Mungkin, yang paling tidak disangka oleh nya, ialah Enelisa, tapi.. sekarang ia mempunyai hadiah, untuk membayar budi Enelisa.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu