Too Poor To Have Money Left - Bab 214 Tinggallah Di Sini

“Devi, rasa ingin tahu yang berlebihan bisa membunuh seekor kucing.”

Meskipun terdengar jengkel, Vicky tak berani berkata terlalu kasar padanya.

“Huh, Kak Vicky, aku takkan membiarkan hal ini begitu saja!” kata Zaden dengan jengkel sambil mengepalkan tinjunya.

“Kalau begitu jangan salahkan aku, aku telah menasihatimu,” dengus Vicky, lalu menatap ke luar jendela.

Devi tampak semakin penasaran.

Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, menepuk pundak Gent, dan bertanya, “Bagaimana menurutmu?”

Gent masih muda dan penuh gairah, dan Devi juga sangat mempesona, membuatnya diam-diam tertarik padanya.

Maka tepukan ini membuat jantungnya berdegup kencang.

Ia berpura-pura berpikir sejenak, lalu dengan tegas dan gagah berkata, “Yang dikatakan adikku benar, kami takkan membiarkan hal ini begitu saja!”

Tapi jawabannya yang asal menjawab tanpa berpikir ini malah membuat Devi semakin mengaguminya.

“Benar! Ini barulah jawaban seorang pria sejati!”

Mendengar pujian itu, wajah Gent memerah, “Kalau begitu, besok aku akan kembali mengusik Soren, agar perlahan mereka tak berani lagi menginjakkan kaki di padang rumput itu, dengan begitu, padang rumput terakhir itu akan menjadi milik kita!”

“Baiklah, mulai besok, aku ikut denganmu untuk mengusik mereka.”

Mata Devi tampak berseri-seri saat ia tersenyum.

Seorang praktisi asing membuatnya sangat tertarik.

“Devi... kau.”

“Kau pulanglah dulu, aku bisa membereskan masalah ini,” kata Devi dengan serius, lalu nada bicaranya menjadi lebih lembut, “Aku akan pulang beberapa hari lagi.”

Pria satunya yang sejak tadi terdiam mengangguk, “Baiklah.”

Vicky hendak membantah, tapi akhirnya menyetujui keputusan itu.

....

Malam ini ayah Keana dan Soren, Darry, tampak sangat ramah.

Alasan terbesarnya tentu saja karena Julien Lu telah membantu keluarganya.

Bukan berarti sebelumnya ia tak bersikap ramah pada Julien Lu.

Tapi awalnya ia hanya menganggap Julien Lu sebagai teman Soren.

Maka ia tak terlalu mengobrol dengannya, dan membiarkan Soren yang mengajaknya mengobrol.

Tapi kini berbeda.

Ia menceritakan identitas kedua pria dan seorang wanita itu.

Terutama wanita itu, ia adalah putri tunggal sebuah keluarga terkemuka di lingkungan ini.

Jangankan sebuah padang rumput, bahkan hal lain yang lebih besar dan berharga, jika ia telah memberi perintah, takkan ada yang berani membantahnya.

Maka kemampuan Julien Lu ini sungguh di luar perkiraannya.

Sementara jika Gent, Zaden, dan keluarga mereka hendak kembali mengusik mereka, itu urusan belakang.

Sebenarnya, tanpa campur tangan orang-orang berkuasa ini, masalah ini hanyalah perselisihan pribadi.

Julien Lu tak bisa minum terlalu banyak, apalagi ia baru saja terluka parah.

Tapi ia tak bisa menolak keramahan Darry.

Setelah minum 4 mangkok wine, Julien Lu tak sanggup minum lagi, ia hanya bisa meminta Rayne Chen menggantikannya minum beberapa mangkok lagi, dan ia langsung K.O.

Rayne Chen bukanlah Christina Chu.

Setelah minum cukup banyak, Julien Lu segera berpamitan dan kembali ke tendanya.

Ia memfokuskan diri untuk mengubah alkohol di tubuhnya menjadi uap air yang menguap keluar dari kepalanya.

Setelah minum air, ia segera bermeditasi.

Semakin cepat pulih semakin baik.

Karena itu Julien Lu tak ingin membuang waktu sedikitpun, ia ingin segera menyambungkan seluruh meridian yang terputus di tubuhnya.

Dan ia semakin termotivasi melakukannya setelah mengetahui Vicky juga seorang praktisi.

Ia seperti seseorang yang telah lama tinggal di pulau terpencil, lalu tiba-tiba bertemu seorang asing. Dan karena lukanya belum pulih, bertemu praktisi lain menjadi suatu ancaman baginya.

Seiring dengan bertambahnya jumlah Dantian kecilnya, kemampuan Julien Lu untuk memunculkan Dantian kecilnya menjadi semakin cepat, pasti karena ia telah mahir melakukannya.

Sebenarnya ia tak terlalu memahami tentang teknik.

Ia bukanlah seorang pemikir, bukan juga orang yang terpaku pada teori, ia lebih suka bereksperimen sendiri.

Untungnya Julien Lu tidak didoktrin untuk selalu mengikuti aturan dan langkah-langkah yang telah ditentukan.

Tentu saja ini juga ada hubungannya dengan kepribadiannya yang unik dan keberuntungannya yang tak terduga.

Ia telah memiliki lebih dari 50 Dantian kecil, dan sebagian kecil meridian utamanya telah tersambung, maka ini bukanlah masalah besar.

Tapi jika timbul suatu kekacauan, hal ini sangat mungkin akan merenggut nyawanya.

Tak lama kemudian, Rayne Chen juga kembali ke tenda, ia hampir mabuk setelah minum beberapa mangkok wine.

Begitu berbaring, ia segera tertidur.

Akhir-akhir ini, ia tak mempedulikan apapun, begitu tiba di Lhasa, ia akan bisa segera meninggalkan tempat terpencil ini.

Lalu menggunakan uang 1 juta nya untuk memulai hidup baru.

Dini hari, Julien Lu terbangun.

Ia tak membangunkan Rayne Chen, ia mengambil air, mandi, lalu keluar dari tenda.

Awal musim gugur, suhu di dataran tinggi ini mulai dingin, ia mengerutkan lehernya.

Keana dan Soren sedang mengeluarkan domba-domba dari kandang, saat melihat Julien Lu, mereka melambaikan tangan menyapanya.

Julien Lu tersenyum dan menghampiri mereka untuk membantu.

Lagipula ia juga menganggur.

Tak lama kemudian, mereka bertiga menunggang kuda dan memimpin kawanan domba itu menuju padang rumput.

Orang tua Soren juga mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Seperti memanen rumput dari padang rumput lain dengan traktor, mengeringkannya, dan mengikatnya menjadi buntelan jerami untuk cadangan makanan ternak di musim dingin.

Langit biru, awan putih.

Musim gugur yang sejuk.

Jika seseorang merasa depresi, datang ke sini untuk menikmati pemandangan pasti akan membuat suasana hatinya jauh lebih baik.

Di depan mereka, di kejauhan, tampak sebuah gunung yang menjulang tinggi.

Bagian atas gunung itu diselimuti salju, saat diterpa cahaya matahari, keindahannya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

“Indah sekali, aku benar-benar tak ingin pergi dari sini,” desah Julien Lu.

Melihat pemandangan indah ini sudah menimbulkan kebahagiaan tersendiri.

“Kalau kau tak ingin pergi, tinggallah di sini,” Keana terkikik.

Mendengarnya, Soren menoleh dan berkata, “Ide yang bagus, kami juga kekurangan pekerja di rumah. Kita akan makan dan minum-minum bersama setiap hari.”

“Maaf, tapi bagaimanapun, aku hanyalah seorang tamu, suatu hari aku harus pergi,” kata Julien Lu.

“Tak apa, kau bisa tinggal di sini, kita adalah keluarga!”

Saat mengatakannya, Soren mendekatkan kudanya ke arah Julien Lu dan menepuk pundaknya dengan hangat.

“Sepertinya... ide yang bagus,” Julien Lu berpikir sejenak, lalu tersenyum, “Kalau begitu, aku akan membawa ibu dan adikku ke sini juga.”

Sebenarnya Julien Lu telah jatuh cinta pada tempat ini, suatu hari nanti, setelah pulih, ia akan membawa Sophia Liao dan Nancy Lu ke sini.

Hidup bertiga di sini dengan bebas dan tak terkekang adalah ide yang sangat bagus.

“Baiklah, deal!” Soren tertawa.

Keana menunduk dan terkikik.

Ekspresinya saat menatap Julien Lu agak berubah.

Soren sangat gembira, ia meraih kantung wine di pinggangnya, membuka tutupnya, dan meneguknya.

Tapi kemudian, masih dalam posisi mengangkat kantung winenya, tiba-tiba Soren terdiam.

Ia terpaku.

Julien Lu merasa heran dan mendongak ke arah yang ditatap Soren.

Di kejauhan, kawanan besar domba menghampiri mereka.

Dan seekor kuda melaju dengan pesat menghampiri mereka.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu