Too Poor To Have Money Left - Bab 22 Kenapa Kamu Tidak Menjadi Penjaminnya

Setelah lahir ke dunia selama 22 tahun, Julien Lu baru pertama kalinya mendengar permohonan paling tak masuk akal seperti ini!

Apa maksud dari dirinya menjadi penjamin dan memohon Bos Cheng melepaskan Rayne Chen?

Saat Nancy Lu mendengarnya, seketika langsung tertawa, "Martha, kamu bercanda ya! Ini semua karena Ivan Zhang selalu menyulitkan kakakku, dia yang sok hebat dan telah berhutang, tapi kamu malah ingin menyuruh kakakku menjadi penjamin? Kamu sudah gila ya!"

"Gadis, apa yang kamu katakan?! Sama sekali tidak menjaga mulutmu! Kakakmu lah yang telah menyulitkan Tuan Zhang, dia yang duluan memesan Ruang VIP 1, Tuan Zhang melakukan tindakan ceroboh seperti ini karena merasa kesal. Kalau ingin memperhitungkannya, bukankah kakakmu juga bertanggung jawab dalam hal ini? Kalau bukan karena Julien, mana mungkin akan ada masalah seperti malam ini?!"

Martha Xu merasa ucapannya sudah keterlaluan, lagipula sekarang dia sedang memohon bantuan, makanya segera berusaha melembutkan nada bicara, "Julien, kamu bantu Rayne dengan menjadi orang penjaminnya dulu, nantinya Tante Xu akan memaksa Tuan Zhang menebusmu, bagaimana? Kalaupun kamu tidak bisa mempercayai Tuan Zhang, memangnya kamu tidak bisa mempercayai Tante Xu? Bagaimana kalau aku menuliskan sebuah surat jaminan untukmu?"

Surat jaminan?

Saat membahas surat jaminan, Julien Lu langsung teringat dengan surat pembatalan pertunangan.

"Kamu, kamu sangat keras kepala! Jelas-jelas ini adalah kesalahan kalian, kenapa harus menyalahkan kakakku?!"

Nancy Lu bukanlah seseorang yang pandai berdebat seperti Martha Xu.

Tapi, Nancy Lu hanya sekedar kesal, setelah kembali tenang dan berpikir ulang, keputusan untuk membantu atau tidak tetap berada di tangan Julien Lu, Nancy Lu seketika tertawa dingin.

"Martha, kalaupun kamu tidak mempercayai orang yang dipanggil sebagai Tuan Zhang itu, kamu juga tidak memerlukan kakakku menjadi penjaminnya, bukankah kamu sendiri juga bisa melakukannya?"

"...... Apa?" Martha Xu melongo.

"Maksudnya adalah, Tante Xu, kalau kamu bersedia menjadi penjamin dari Rayne, aku bisa mencoba mengeluarkan Rayne keluar." Julien Lu berkata dengan dingin.

Sepasang mata Martha Xu terbelalak, mulut menganga lebar, tidak mampu mengatakan satu patah kata lain lagi.

Penampilannya saat ini, sangat mirip dengan seekor ayam betina yang baru saja bertelur namun lehernya sedang dicekik.

Julien Lu melihat sepasang suami istri yang terbungkam itu, tertawa dengan perasaan kecewa, hatinya sedang memendam setumpuk amarah, dan ingin meminjam kesempatan ini untuk melampiaskannya keluar.

Hanya dengan berbuat seperti ini, baru dia bisa memutuskan hubungan dengan Keluarga Chen sepenuhnya.

Julien Lu diam sejenak, lalu berkata dengan tenang, "Aku telah membantu kalian, ini adalah pilihannya Rayne, kurasa kalian harusnya mengerti asal usul masalah ini dengan jelas. Dan juga, Paman Chen, Tante Xu, ini adalah terakhir kalinya aku memanggil kalian dengan panggilan seperti ini."

"Dulu, kenapa papaku bisa mengalami kecelakaan mobil dan meninggal, seharusnya kalian juga mengetahuinya dengan sangat jelas, meskipun aku tidak berpendidikan tinggi, tapi dari kalian, aku telah mempelajari apa yang namanya hutang budi menjadi dendam karena mendadak berhenti memberi bantuan. Dulu Keluarga Chen berada di ambang kebangkrutan, papaku lah yang memberi bantuan, kemudian papaku telah meninggal, aku telah memikul sebagian tanggung jawab, dan tujuanku melakukan ini bukanlah demi pertunangan dengan Rayne, melainkan demi hubungan persahabatan di antara kedua keluarga."

"Hari ini, aku tidak ingin memperhitungkan siapa yang salah dan benar, aku hanya ingin berkata pada kalian, Keluarga Lu dari awal tidak pernah berhutang apapun terhadap Keluarga Chen. Aku tidak berkewajiban untuk membantu menangani masalahnya Rayne, karena Keluarga Lu dan Keluarga Chen, sudah putus hubungan semenjak aku menandatangani surat pembatalan pertunangan itu."

"Baik! Ucapan yang bagus!" Nancy Lu merasa puas dan menepuk tangan.

Sang wanita sangat merasa puas, jarang-jarang kakaknya bisa berpikir jernih, dan membahas permasalahan dengan begitu terus terang.

Henley Chen dan Martha Xu hanya terus membeliakkan sepasang mata karena kaget.

Mereka tidaklah menyangka, mulutnya Julien Lu ini mendadak bisa berubah menjadi setajam ini, seketika langsung membuat mereka terbungkam!

Tepat pada saat ini, Dexter Li berjalan mendekat dari pinggir jalan, sedikit membungkukkan badan dan berkata, "Tuan Muda, mobil telah dipersiapkan, mari kita pulang."

Julien Lu menganggukkan kepala, lalu menarik tangannya Nancy Lu dan pergi bersama.

Segala hal yang harus disampaikan telah dikatakannya, ucapannya tadi telah meredakan akumulasi amarah yang dipendamnya dalam 2 hari ini.

Henley Chen dan Martha Xu melihat Julien Lu memasuki mobil Land Rover dengan mata kepala sendiri begitu saja.

Suasana hati mereka berdua, terbilang terasa bercampur aduk, sulit dijelaskan.

Terutama saat melihat Julien Lu dan Nancy Lu menaiki tempat duduk barisan belakang mobil Land Rover, saat Dexter Li mengemudikan mobil dan perlahan-lahan mulai berjalan, mereka semakin kecewa.

Beberapa saat kemudian, Martha Xu menanyakan, "Henley, mobil itu berapa harganya?"

Sepertinya selain Julien Lu, tidak ada lagi pria yang tidak mengerti hal-hal di bidang mobil, Henley Chen tentu saja termasuk dalam orang yang mengerti tentang mobil.

Perkataannya mengandung sedikit rasa nyeri yang sulit disadari, "Sepertinya, mobil Land Rover ini, sekitar 3 juta RMB."

"Wah~! Itu berarti, mobil yang dinaiki Julien, lebih mahal daripada miliknya Tuan Zhang?"

"Hmm."

"Kalau begitu, bagaimana dengan nasib Rayne......?"

Masalah sudah seperti ini, memangnya masih bisa bagaimana lagi, satu-satunya cara bagi kita...... adalah mencari Tuan Zhang."

......

Julien Lu telah melampiaskan seluruh amarah kali ini, dalam beberapa tahun ini, detik ini merupakan saat di mana dia merasa paling lega.

Dia tidak ingin memperhitungkan lebih lanjut terhadap hubungan ini, daripada memusingkan hal ini, lebih baik pergi menyambut kehidupan yang indah.

Tiba-tiba, Dexter Li menanyakan, "Tuan Muda, kamu ingin pulang ke mana?"

"Apanya yang pulang ke mana? Aku tentu saja ingin pulang ke rumah, waktu sudah larut."

Julien Lu tidak terbiasa dengan panggilan ini, berkata, "Dexter, boleh tidak jangan memanggilku Tuan Muda, seperti dulu saja, panggil aku Julien."

"Haha." Dexter Li menghindari pertanyaan ini, lalu kembali bertanya, "Tuan Muda, yang kutanyakan adalah, kamu ingin pulang ke rumah yang mana?"

"Apanya rumah yang mana? Dexter, kamu sudah mabuk ya?! Kita hanya memiliki satu rumah!"

Kemudian, Nancy Lu teringat akan sesuatu, membuatnya ketakutan hingga bicara pun menjadi gagap, "Dexter, kamu, kamu tadi telah meminum bir, sekarang kamu menyetir saat mabuk!"

"Oh, menyetir saat mabuk? Tidak masalah, aku tadi telah pergi berolahraga dan telah mengeluarkannya." Dexter Lu tertawa keras.

Julien Lu: "......"

Nancy Lu: "......"

Ini bukanlah menyetir saat mabuk, melainkan menyetir mabuk-mabukkan!

Kedua kakak beradik saling bertatapan sejenak, secara bersamaan memiliki pemikiran yang sama: ...... Mampus~!

"Tuan Muda, Nona, saat Tuan Besar datang beberapa hari yang lalu, dia telah membeli properti di atas gunung, tidak jauh dari sini, kamu boleh pindah ke sana kapan pun saja."

"Apa?" Julien Lu membelalakkan sepasang matanya.

Dalam hati berpikir kakeknya ini cukup menarik juga, memangnya dia seorang dewa, yang bisa mengetahui dirinya ingin membeli rumah, sekarang malah telah membelikan rumah untuknya lebih awal?

Meskipun Kota G tidak berada di atas gunung, tapi kota metropolitan ini di satu sisi menghadap gunung, dan di sisi lain menghadap laut.

Yang dimaksud dengan gunung, sebenarnya bukanlah gunung yang tinggi, hanya saja ada banyak gunung yang saling bersambungan.

Beberapa tahun lalu ada proyek pembangunan besar-besaran, ada beberapa pebisnis properti yang membangun beberapa gedung vila di sana, siapa sangka rumor pembangunan datang dan berlalu begitu cepat, bagaimana dengan hasil pada akhirnya pun bukanlah hal yang akan diperhatikan oleh Julien Lu.

Dia hanya tahu, gunung dan rumah yang disebutkan Dexter Li, hanya ada tempat itu.

Itu artinya, Terrence Lei telah membelikannya sebuah vila? Sungguh begitu kaya!

Nancy Lu juga mulai sadar, lalu spontan bersorak kecil, "Wah~! Vila?!"

"Ehem ehem, baiklah." Julien Lu melihat jam tangan, sekarang baru jam 10 malam, ibu pasti sudah tidur pada jam segini.

Sebenarnya kondisi penyakit Sophia Liao sekarang terbilang stabil, dia pun sangat sering pulang ke rumah pada tengah malam, jadi tidak perlu terlalu khawatir.

Oleh karena itu dia berkata, "Kalau begitu, mari kita pergi melihat-lihat dulu, tapi aku tetap ingin pulang setelah selesai melihat-lihat."

"Hmm, baik Tuan Muda."

Dexter Li Tertawa, lalu menginjak pedal gas, Land Rover langsung melaju meninggalkan jalan raya, dan mulai berjalan ke jalan gunung.

Sebelum waktu selama setengah jam berlalu, Dexter Li mengemudikan Land Rover, perlahan-lahan mendekati sebuah vila dengan luas melebihi ribuan meter persegi dan berhenti di depan pintu.

"Wah~! Oh Tuhanku!" Nancy Lu terkesiap.

Meskipun dia sudah tahu kakek kandungnya Julien Lu sangat kaya, tapi tingkat kekayaan ini tetap membuat dia tercengang.

"Vila ini, sepertinya bernilai puluhan juta RMB bukan!" Julien Lu mengeluarkan kepalanya ke luar jendela mobil, dalam hati sangatlah bergejolak.

"Hmm, kurang sedikit, sepertinya 200 juta RMB."

......

Siapa yang tidak ingin melewati kehidupan penuh bergelimang harta, namun saat semua hal ini datang secara mendadak, Julien Lu malah menyadari pemikirannya masih sangat terbatas.

Dexter Li menekan sebuah tombol remot, pintu gerbang vila terbuka secara otomatis, Land Rover juga mulai masuk secara perlahan-lahan.

Setelah menuruni mobil, Julien Lu begitu bergejolak dan sulit untuk mengontrolnya, di saat bersamaan, hatinya menjalar perasaan percaya diri yang besar.

"Aku telah memutuskan, mulai dari besok, aku akan berjuang keras, dan melakukan sebuah bisnis besar!"

"Kak, ucapanmu sangat bagus!" Nancy Lu juga ikut tersentuh oleh semangat Julien Lu.

Namun, kedua kakak beradik ini mulai menyadari Dexter Li sedang memandang mereka dengan tatapan mata yang aneh.

"Ada apa?" Perasaan Julien Lu menjadi sangat resah, makanya bertanya.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu