Too Poor To Have Money Left - Bab 294 Apakah Dia Bisa Terbang Ke Langit

Melihat belati datang.

Tanpa sadar pedang Rayne Chen langsung mengeluarkan pedang.

Pedang ini tidak hanya mematahkan belati pria itu, dan mematahkan kaki kanannya.

Darah segar seperti pompa bertekanan tinggi menyembur keluar dan memercik ke seluruh lantai.

Tiga pria lainnya langsung terkejut mundur ke belakang.

Rayne Chen juga terkejut dengan cimpratan darah itu.

Karena terkejut dia langsung berteriak dan melemparkan Pedang Sanchi Qingfeng ke tanah dan kabur dari sana.

Dia tidak menginginkan pedangnya lagi.

Karena adegan tadi sudah membuatnya ketakutan yang sudah diluar akal sehatnya.

Dia sudah membunuh orang!

Kenyataannya ditempat seperti ini jika kakinya sudah patah, maka tidak akan bisa selamat lagi.

Ketika tiga orang pria itu kembali sadar dari lamunan mereka, Rayne Chen sudah kabur jauh.

Pria yang dipatahkan kakinya itu, setelah berteriak kesakitan, suaranya berubah menjadi lemah, karena darah yang keluar terlalu banyak membuat tubuhnya menjadi shock.

Dan tubuhnya seperti katak yang terkena sengatan listrik yang tiba-tiba mengejang.

“Kejar! Bunuh wanita itu!”

Tiga pria yang tersisa itu sudah mulai marah.

Mereka langsung maju kedepan menyerang kearah Mobil Off-Road, menyalakan mobil dan langsung mengejarnya.

Mendengar mesin mobil belakang berbunyi, Rayne Chen menoleh kebelakang, membuatnya terkejut sampai tidak bisa berdiri dengan tegap.

Dia melihat mobil itu mengejarnya, yang lebih penting lagi adalah dua orang pria mengeluarkan kepalanya.

Dan masing-masing orang itu memegang sebuah pistol berburu!

“Aku mau mati~! Tolong! Tolong! Ada pembunuh!”

Rayne Chen berteriak ketakutan.

Tapi siapa yang bisa mendengar suara teriakannya di padang rumput ini.

“Duar!”

“Duar!:

Dua kali suara tembakan itu memenuhi padang rumput.

Rayne Chen yang berlari di depan tiba-tiba seperti didorong oleh sebuah kekuatan yang besar maju ke depan.

Kemudian dia jatuh diatas rumput dan berguling beberapa kali di lantai tanpa ada gerakan.

Terdengar suara rem mobil, lalu mobil Off-Road langsung berhenti.

Tiga orang pria itu langsung keluar dari dalam mobil.

Masing-masing dari mereka memegang sebuah senapan.

“Gila! Berani sekali membunuh saudaraku!”

Seorang pria yang kedua matanya merah langsung menembak kearah punggung Rayne Chen.

Udara langsung penuh dengan asap.

“Ahh…. Sakit, sangat sakit…..”

Suara teriakan ini tiba-tiba langsung membuat tiga orang pria itu langsung terkejut.

Karena mereka sadar suara itu berasal dari wanita yang seharusnya mati tapi tidak mati bisa mati itu!

“Han…. Hantu!”

Ketika melihat terdapat lubang darah di tubuh Rayne Chen, yang membuktikan peluru ini benar-benar sudah masuk ke dalam tubuhnya.

Yang anehnya adalah ternyata dia tidak mengeluarkan darah sedikitpun.

Rayne Chen tiba-tiba maju kedepan tanpa ada wajah kesakitan di wajahnya.

Jika tiga pria yang sedang terkejut ini bisa lebih teliti, mereka bisa melihat luka tembak di tubuh Rayne Chen sedang berada dalam penyembuhan dengan cepat.

“Gila! Pukul! Pukul dia lagi! pukul sampai mati!”

Para pria itu mulai cemas, ini pertama kalinya mereka melihat kejadian aneh seperti ini.

Kata-kata ini membuat Rayne Chen terdiam.

Rasa takut akan mati mulai memenuhi pikirannya.

“Tidak…… aku tidak bisa mati, aku adalah dewa, aku tidak bisa mati…..”

Mendengar sebuah muatan peluru dari belakang, Rayne Chen langsung sadar bahwa dia masih memiliki ruang untuk melawan.

Saat ini berada pada jarak lebih dari seratus meter.

Pedang yang dibuang oleh Rayne Chen perlahan-lahan bergetar.

Seperti dipanggil oleh sesuatu, tiba-tiba berubah menjadi sebuah cahaya dan menghilang.

“Duar! Duar! Duar…..”

Suara senapan itu mulai terdengar lagi.

Tiga oranng pria itu mengangkat senapan mereka, menyerang kearah Rayne Chen dan menembak dengan sembarang.

Ketika pistol itu tidak bersuara, para pria itu langsung tertegun.

Rayne Chen yang sebelumnya masih terbaring di lantai, tiba-tiba langsung menghilang.

Dan tempat dia berbaring sebelumnya hanya tersisa lima atau enam lubang kecil yang seukuran ibu jari.

“Dimana orangnya? Dimana orangnya? Apakah dia bisa terbang ke langit!”

Satu orang pria berteriak dengan panik untuk membuat dirinya berani.

Dia melihat kearah sekitar, tiba-tiba air liur di dalam mulutnya terlalu banyak, lalu dia menampar mulutnya dan terdapat rasa asin.

Apalagi ketika dia sedang tercenggang, dia tidak bisa menahan untuk mengucurkan mulutnya.

Tanpa sadar dia menunduk ke bawah dan kebetulan melihat sebuah cahaya dingin yang berada di depan dadanya dan masuk ke dalam.

Lalu dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang menarik dirinya dari belakang, dan membawa semua suhu tubuhnya.

“Arghh…… arghh……”

Pria itu dengan tidak percaya membelalakan matanya, darah di dadanya mengembang dengan cepat, lalu kedua matanya menggelap dan langsung jatuh ke tanah.

Dua pria yang tersisa ketakutan dan ingin berteriak.

Sayangnya pedang itu mulai berbunyi.

Mereka hanya merasa tenggorokan mereka dingin dan langsung mundur beberapa langkah.

Sebuah garis merah muncul di tenggorokkan mereka.

Setelah itu.

“Puftt!”

Dua buah kabut awan langsung menyambur setinggi 3 meter.

“Aku, aku lagi-lagi membunuh orang!”

Melihat keadaan ini membuat Rayne Chen memutarkan matanya dan ikut terjatuh ke lantai.

Sebelum dia pingsan dia teringat dengan satu kalimat yang teruir diatas kasur batu “Selama Jindan tidak hancur, maka tubuh manusia tidak akan mati.

…….

Malam hari.

Suatu tempat di pengunungkan Provinsi G.

Sebuah api unggun menerangkan lingkaran disekitarnya sejauh lima meter.

Julien Lu, Christina Chu, Dexter Li duduk di sekitar api unggun.

Mereka berhenti bukan karena lelah.

Tapi karena semakin maju kedepan mereka akan masuk ke wilayah kekuasaan Keluarga Tang.

Julien Lu kenal dengan Quinn Tang dan Flint Tang, tapi tidak tahu bagaimana cara untuk menjalin hubungan.

Selain itu racun pada Keluarga Tang sangat luar biasa dan unik di dunia ini.

Jika tengah malam seperti ini memaksa masuk ke dalam terasa tidak baik.

Jadi Julien Lu membuat keputusan untuk berhenti istirahat.

Paling tidak besok dia akan melewati wilayah kekuasaan Keluarga Tang dan berjalan kea rah lain.

Yang jelas mereka masih memiliki waktu sisa.

Sebelum mencapai ke Gunung Snowie, dia tidak ingin membuat banyak masalah, dia semakin tidak ingin bertemu dengan Praktisi lainnya.

Dia masih ingat dengan kata—kata yang dilontarkan oleh Jhonson Cheng, membunuh orang untuk merebut Jindan.

Dia sudah berada di Tahap Jindan, tapi juga terdapat banyak Biawaran Jindan yang lainnya yang sama disana.

Julien Lu tidak mewakilkan keluarga manapun.

Keseimbangan yang dimaksud hanyalah pembatasan timbal balik antar keluarga.

Intinya dia tidak dilindungi oleh keluarga manapun.

Jika mereka bisa membunuh Julien Lu dan merebut Jindan, tidak ada orang yang bisa membicarakan mereka, tapi jika Julien Lu melakukan pembunuhan yang besar maka dia pasti akan mendapatkan serangan dari seluruh Dunia Praktisi.

Karena ini adalah aturan Aliran Iblis.

Mengukur keuntungan dan kerugian adalah alasan sesungguhnya Julien Lu berhenti istirahat.

Hewan yang berada di pegununganan sangatlah banyak, dengan mengandalkan rasa sensitive dari Jindan, membuatnya bisa dengan mudah menyadarinya.

Membunuh babi hutan, membuang organ dalamnya, menyiapkan panggangan sederhana, kemudian aroma harum mulai menyebar.

Dexter Li di satu sisi membalikkan babi hutan itu, lalu Christina Chu menaruh beberapa dedaunan dengan rata untuk dijadikan bumbu makanan.

Julien Lu disisi lain melihat kearah api unggun, tangan kanannya tanpa sadar menggosok cincin yang berada di jari kelingking tangan kirinya.

Cincin ini diambil olehnya dari ruang rahasia di celah batu Gunung Snowie.

Lalu Naila Shangguan berkata kepadanya ini adalah barang yang bagus, menyuruhnya untuk menyimpan barang itu dengan baik, kedepannya cincin ini pasti akan berguna.

Setelah dia masuk ke Tahap Jindan, akhirnya dia baru mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Naila Shangguan.

Ternyata ini adalah sebuah cincin yang langka.

Dia hanya menaruh darah di cincin itu untuk mengetahui pemilik cincin itu, lalu niat hatinya bergerak, maka dia bisa membuka ruang batin cincin itu.

Sekarang dia sedang berpikir apa yang berada di dalam cincin itu.

Berbagai macam buku yang berantakan dan khasiat obat yang belum jelas.

Tiba-tiba Christina Chu menghentikan gerakannya.

Dexter Li juga ikut menoleh, melihat kearah hutan yang gelap.

Lalu kembali seperti semula.

Babi hutan itu sudah berubah menjadi kecoklatan, luar terlihat gosong tapi dalamnya terasa lembut, sekali dilihat bisa membuat orang tergerak.

“Sudah bisa dimakan.” Julien Lu berkata.

“Iya, Tuan Muda tidak usah terburu-buru, aku akan mengambilkan kaki babi yang besar untukmu.” Dexter Li tersenyum berkata.

Dia mengeluarkan pisau kecil dari pinggangnya, dengan cepat melepaskan kaki depannya dan menyerahkan kepadanya.

Setelah itu dia membuka bagian tulang punggungnya dan babi hutan itu berubah menjadi dua bagian.

“Christina Chu ini bagianmu.”

Dexter Li tertawa, dia juga mengambil satu bagian dan langsung mengigitnya.

Diatas panggangan itu masih ada kepala babi yang terlihat sedang tersenyum.

Pada saat ini terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu