Too Poor To Have Money Left - Bab 201 Harus Hidup TIdak Peduli Bagaimanapun Caranya

Julien Lu berjalan linglung, pada bagian jalan yang satu ini ini, lampu jalanan perlahan semakin berkurang.

Tetapi masih ada bayangan sosok yang memanjang oleh karena cahaya di belakangnya.

Ia hanya terus mengikutinya tanpa tergesa-gesa.

Akhirnya, bayangan ini terlihat membuat sebuah keputusan dan perlahan-lahan berjalan mendekat.

Julien Lu tidak perlu melihat ke belakang dan langsung tahu siapa yang berada di belakangnya.

“Ehm ehm, aku baik-baik saja, tidak perlu mengantarku lagi.” Julien Lu menghapus darah yang mengalir dari sudut mulutnya.

Tenaga ototnya sudah sepenuhnya terkuras, tapi kondisi fisiknya sepertinya tidak seburuk seperti yang ia bayangkan.

Setidaknya, dia masih bisa berjalan seperti seorang manusia biasa.

Dari pada menjadi sepenuhnya lumpuh.

"Kakak sepupu......" Suara yang sangat lembut terdengar.

Setelah itu, aroma harum datang menghampirinya.

"Kamu, kamu harus pergi secepat mungkin, aku meminta orang untuk membelikanmu tiket pesawat...... Ini pakaian gantimu, lalu ini, obat yang ampuh menyembuhkan segala jenis penyakit milik Keluarga Lei......"

Mata Rachel Lei terlihat sedikit merah, ia kemudian menyerahkan tas punggung dan ponsel ke dalam genggaman Julien Lu.

"Kamu...... Harus cepat pergi! Seseorang akan segera membunuhmu."

Ucapannya ini membuat tubuh Julien Lu yang lemah itu bergetar.

“Siapa, Harris Li? Draco Lei?” Julien Lu bertanya dengan perasaan getir.

Ia awalnya berpikir bahwa insiden ini akan berlalu begitu saja setelah ia berhasil mencapainya, tetapi ia tidak menyangka bahwa ia akan bersikeras membunuhnya.

"Tidak peduli siapapun orangnya itu, kesimpulannya, tinggalkan Shanghai sesegera mungkin dan pergi ke tempat di mana tidak ada orang yang mengenalmu."

Rachel Lei terlihat sedikit khawatir, lalu secara tidak sengaja melirik ke belakang sejenak.

"Baik, terima kasih."

Julien Lu menjawab dengan sikap datar, ia tidak menolak pemberian Rachel Lei, dan setelah mengambilnya, ia pun berjalan keluar.

Obat suci yang ampuh untuk menyembuhkan segala jenis penyakit, yang dikatakan Rachel Lei seharusnya adalah botol porselen kecil yang berada di dalam kantung jaring pada bagian samping ransel.

Tanpa sedikitpun rasa ragu, Julien Lu menuangkan sebutir dan menelannya.

Mati?

Tidak ada orang yang ingin mati, sekalipun dia telah menjadi manusia yang tidak berguna, tetapi Sophia Liao dan Nancy Lu menunggunya untuk kembali di Kota G.

Mungkin kembali menjadi manusia biasa tidak seburuk itu, setidaknya tidak sejahat itu, tidak ada peperangan internal yang terlalu banyak, lalu hidup akan berlalu dengan sederhana, lengkap, dan tenang.

Ketika teringat kembali akan kartu hitam di tubuhnya, Julien Lu pun senyum.

Sekalipun jika kartu hitam dibekukan, dia masih memiliki beberapa hal yang diberikan oleh Terrence Lei.

Uang bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.

Jika memang mempunyai takdir untuk maju secepat itu, maka ia sebaiknya tidak perlu mencampuri terlalu banyak masalah omong kosong itu!

Julien Lu mengangkat kepalanya dan menatap ke arah langit, lalu menghela nafasnya.

Tidak peduli seberapa tidak rela dirinya, dia tetap saja tidak bisa mengubah hasil yang sudah ditetapkan ini.

Ketika teringat kembali akan kata-kata Rachel Lei, langkahnya menjadi sedikit lebih cepat, ia bahkan bertanya-tanya di mana tiket pesawat yang Rachel Lei katakan itu.

Lalai, tidak mungkin lalai.

Dia tiba-tiba menyalakan ponselnya, lalu tersenyum, ternyata dia memesan tiketnya secara online.

Mungkin karena efek dari minum pil tersebut, Julien Lu kini merasa lebih bersemangat, seakan-akan jejak-jejak muntah darah itu lenyap.

Julien Lu tidak melalui jalan utama, tapi melewati jalan setapak untuk meninggalkan Manor Keluarga Lei.

Dia tidak berpaling ke belakang, seakan-akan tidak peduli seberapa menakjubkan Manor Keluarga Lei, , tidak ada satupun hal atau masalah yang pantas untuk membuatnya berpaling ke belakang.

Di depan terdapat sebuah hutan kecil.

Selama ia bisa melewatinya, maka akan ada sebuah jalan tidak jauh darinya.

Saat ini, waktu masih sangat pagi, ia mungkin bisa menemukan kendaraan yang lewat.

Memohon tumpangan lgi ke bandara, lalu ia mungkin saja bisa menaiki penerbangan ini ...

Julien Lu berjalan melewati hutan sambil merenung.

Namun.

Hutan kecil ini tidaklah besar, mungkin hanya memiliki jangkauan ratusan meter saat, pada saat dia berjalan keluar.

Ia melihat empat orang yang seharusnya tidak berada di sini.

Dua orang yang memimpin adalah Harry Shangguan dan Christina Chu!

Dua orang yang lainnya sedang berbincang.

Harry Shangguan sudah bersusah payah membujuk Christina Chu supaya dia bersedia kembali ke rumah Keluarga Shangguan bersamanya.

Sampai saat ini, Keluarga Shangguan akan memiliki satu orang dengan bakat tak tertandingi tambahan!

Pada saat ini jugalah.

Ada sebuah gerakan dari hutan kecil, lalu Julien Lu pun muncul di depan mereka berempat.

Harry Shangguan langsung menatapnya tajam.

"Ah...... Julien Lu!"

Christina Chu baru saja membuka mulutnya, seorang sesepuh terlihat mengetuk punggungnya beberapa kali.

Tiba-tiba, dia tidak bisa bergerak, bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah katapun lagi.

Julien Lu tertegun, lalu melirik Harry Shangguan dengan ekspresi berterima kasih.

Lalu, dia pun pergi tanpa berpaling ke belakang.

Christina Chu lebih baik serahkan pada Harry Shangguan, terlebih lagi , tidak ada yang bisa dipercaya selain daripada dirinya.

Jika Rachel Lei tidak menyusul, dia mungkin akan membawa Christina Chu pergi.

Namun, situasi saat ini sangat serius.

Tubuhnya sedang terluka parah, dia tidak ingin melibatkan siapa pun.

Terlebih lagi, Christina Chu cocok untuk dilatih, biarkan dia pergi mengikuti Harry Shangguan, ini adalah perihal yang sangat baik.

Harry Shangguan menghela nafas lega, lalu menatap punggung Julien Lu yang menjauh sambil,"Mungkin, dia benar-benar memiliki keberuntungan yang sangat baik......"

"Tuan Muda Harry, ayo jalan,"seorang sesepuh mengingatkannya.

Mereka bertiga pun kemudian menghilang di tengah udara begitu saja.

......

Saat hendak tiba di pinggir jalan, Julien Lu bersembunyi di dalam semak-semak, mengganti setelan jas karena pakaian yang sebelumnya ia kenakan sudah berlumuran darah.

Ia kemudian minum satu pil lagi untuk menghindari muntah darah atau lainnya kedepannya.

Hal tersebut bisa saja mengungkapan keberadaannya.

Untungnya, sebelum ia peri terlalu jauh, cahaya lampu mobil muncul di belakang tubuhnya.

Julien Lu berhenti dan melambaikan tangannya.

Beberapa tahun belakangan ini ini, banyak sekali wisatawan miskin yang sering menumpangi kendaraan di tengah malam.

Para pengemudi umumnya juga tidak akan menolak.

Lagipula, memberi kemudahan pada orang lain sama saja dengan memberi kemudahan pada diri sendiri.

Julien Lu naik ke mobil dengan santai dan bergegas menuju pusat kota Shanghai.

Setelah tertegun kedinginan beberapa kali, Julien Lu menyalakan ponselnya dan melihat tiket pesawatnya lagi, lalu mengerutkan alisnya tanpa ia sadari.

Tujuan dari tiket pesawat ini adalah Provinsi S.

Sedangkan, dia ingin kembali ke Kota G.

Setelah mempertimbangkannya sejenak, Julien Lu memutuskan untuk membeli tiket lainnya lagi.

Sekalipun dia akan mati, dia tetap ingin kembali ke Kota G sejenak untuk melihat Sophia Liao dan Nancy Lu.

Dia mungkin tidak akan pernah menyangka bahwa tindakannya dalam mengubah tiketnya di pertangahan jalan ini menyelamatkan nyawanya.

Tiketnya diganti dan waktu boardingnya adalah jam lima pagi.

Dia tidak ingin menghubungi siapa pun sebelum kembali ke Kota G, dia khawatir hal ini akan mengungkapkan jejak lokasinya, bahkan lebih khawatir hal itu akan melibatkan orang lain.

Misalnya, Jhonson Cheng, dia tidak akan bisa menghubunginya lagi.

Keluarga Cheng selalu menjaga kenetralan posisi mereka, dia telah memicu sebuah masalah besar, mereka tidak akan bisa membantu sekalipun mereka ingin membantu.

Namun, hal yang aneh adalah perjalanannya itu berlangsung dengan aman.

Seakan-akan ucapan Rachel Lei itu hanya untuk menggodanya.

Namun instingnya memberitahunya bahwa peringatan Rachel Lei itu benar, pembunuhnya mungkin sudah berada dalam perjalanan.

Ketika kembali ke Kota G, Julien Lu akhirnya sudah tidak bisa menahan diri dan menelepon Dexter Li.

“Tuan Mduda, kamu benar-benar tahu bagaimana menyelesaikan sesuatu.” Dexter Li tersenyum kusut.

"Ibuku, lalu Nancy Lu...... Apakah mereka baik-baik saja,"tanya Julien Lu.

"Tidak ada masalah di sini."

"Aku mungkin sedang diburu."

"Betul."

"Namun, aku tidak menemukan pembunuhnya di sepanjang perjalananku."

"Mereka tidak akan bertindak di Shanghai."

Setelah terdiam sejenak, Dexter Li lanjut berkata, "Tuan Muda, aku sudah tidak dapat membantumu lagi ketika permasalahannya kini sudah menjadi seperti ini, tidak peduli bagiamanapun, kamu harus ingat untuk tetap hidup. Aku akan membantumu menjaga Bibi Liao dan Nancy Lu."

Julien Lu terdiam, lalu memutuskan panggilannya.

Bukannya Dexter Li tidak mau membantu, tapi dia kini sudah sama sekali tidak bisa membantunya, Julien Lu sendiri memahaminya.

Dia hanyalah anak dari seorang selir milik Kepala Keluarga Li.

Apakah dia mungkin akan mempertaruhkan dua orang hanya untuk melindungi Julien Lu?

Hal itu hanya akan memberi Harris Li alasan yang cukup: Kamu yang ingin melarikan diri dari perlindungan Terrence Lei, lalu memilih aliran iblis, maka jangan salahkan aku karena telah memutuskan hubungan kerabat untuk membela kebenarannya!

Dibandingkan dengan dua orang mati, maka lebih baik mati sendiri.

Selain itu, Dexter Li juga sudah menyetujui Julien Lu untuk membantu menjaga Sophia Liao dan Nancy Lu, hal ini benar-benar mengurangi beban pikirannya yang paling berat.

Namun, secara tidak langsung, Dexter Li memberikan isyarat bahwa keputusan Julien Lu untuk kembali saat ini adalah pilihan yang bijaksana.

Karena dia telah pergi meninggalkan Shanghai.

Karena, dia kemungkinan besar telah ditargetkan oleh si pembunuh.

Jika ia kembali, ia hanya akan melibatkan pasangan ibu dan anak Sophia Liao.

Namun, jika benar-benar ada pembunuh yang mengejarnya, kemungkinannya untuk bertahan hidup pasti sangat kecil.

Julien Lu tidak ingin mati.

Ini juga pertama kalinya dia sangat berdilema dalam menghadapi situasi di ambang kematian ini.

"Tidak...... Aku harus menemukan cara untuk menyelamatkan diriku sendiri!"

Julien Lu bergumam kepada dirinya sendiri, lalu tiba-tiba teringat akan seseorang.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu