Too Poor To Have Money Left - Bab 215 Ayo Kita Bertarung Terlebih Dahulu

Julien Lu memiliki penglihatan yang baik.

Setidaknya bagi orang biasa.

Meskipun sudah dihancurkan, tapi dalam berbagai aspek masih sulit dicapai oleh orang biasa.

Misalkan penglihatan.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tercenggang.

Karena orang yang datang dengan menunggangi kuda itu adalah Devi, wanita tadi malam.

Dan dari arah kedatangannya juga terdapat sekelompok hewan ternak yang mengikutinya, takutnya jumlah mereka sangatlah banyak.

Julien Lu tercenggang.

Untuk apa ini semua? Apa yang ingin dilakukan olehnya?

Dua kakak beradik Soren itu tidak mengerti akan hal ini, Julien Lu juga tidak mengerti.

Sampai dia sudah berada di hadapannya dengan jarak tidak jauh dari 20 meter.

Barulah berhenti.

“Siapa itu, cepat kemari berbicara denganku.”

Devi terkekeh.

Kuda merah yang ditunggangi olehnya menunjukkan kepahlawanan dirinya yang luar biasa.

Dan apa yang dikatakan olehnya tadi ditujukan kepada Julien Lu.

“Jika ada hal yang ingin kamu bicarakan, katakan saja dengan langsung, aku rasa diantara kita tidak ada sesuatu hal yang perlu dibicarakan.” Julien Lu menyeringai lalu menunggangi kuda ke depan.

Dia sebelumnya tidak pernah mengejek orang lain, apalagi mengejek seorang wanita yang memiliki umur yang sama dengannya.

Tapi sepertinya dia…. Tidak tahan.

Mungkin dia sudah mengalami banyak hal, jadi dia sudah berpikiran terbuka atau mungkin sudah melepaskannya.

Atau mungkin dia juga memiliki alasan lain.

Tapi ada satu hal yang dia rasa ini benar, orang itu datang dengan niat yang tidak baik.

“Ada banyak orang, aku takut aku tidak bisa menjelaskannya dengan jelas.” Devi juga ikut tertawa.

Dia melepaskan sebuah cambuk dari pinggangnya, melambaikannya, berkata “Ikuti aku.”

“Tidak.” Julien Lu menggelengkan kepala.

Bukannya Julien Lu takut, tapi dia benar-benar tidak ada alasan untuk pergi mengikutinya.

“Kamu mau pergi atau tidak?” senyum Devi seperti sedang memprovokasi dirinya.

“Tidak mau pergi.” Julien Lu berkata dengan datar.

Nada bicara Devi seketika berubah jadi tajam “Sebelumnya aku tidak pernah bertemu dengan orang yang menolak diriku.”

“Meskipun kamu tidak bertemu denganku, tapi cepat atau lambat kamu juga pasti akan bertemu dengan orang yang akan menolakmu.”

Devi marah besar tapi malah tertawa, tanpa aba-aba dia langsung melambaikan tangannya.

Cambuk yang berada di tangannya, seperti ular yang melompat di udara langsung mengarah kea rah Julien Lu.

“Plak!”

Cambuk itu langsung mengibas ke punggung Julie Lu dengan kejam.

Sebuah rasa sakit yang membakar menyebar pada punggung Julien Lu.

Julien Lu tidak menghindar, dia langsung menerima cambukan itu.

“Mengapa kamu tidak menghindarinya?” Devi sedikit terkejut.

Awalnya dia mengibas cambuknya hanya untuk menakuti Julien Lu saja, tapi siapa sangka cambukkan itu benar-benar mengenai tubuhnya.

Meskipun kekuatan cambukan dia tidak kuat, tapi ketika mengenai tubuhnya, tetap saja menimbulkan rasa sakit walaupun dia adalah seorang Praktisi.

“Jika aku menghindarinya maka masalah ini tidak akan berakhir, jika aku tidak menghindarinya mungkin saja kita bisa berbicara dengan baik.”

Julien Lu menahan rasa sakit untuk menukar sebuah nada bicara negosiasi.

Dia tidak ingin menimbulkan masalah, jika bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, mengapa tidak.

“Boleh, selama kamu bersedia ikut denganku, maka kita bisa membicarakan hal ini dengan baik.”

Setelah itu Devi langsung mengibas tali kudanya.

Karakter kuda itu sangat kejam, dalam seketika dia langsung mengeluarkan suara desisan dan bergerak kearah depan.

“Setelah aku pergi aku akan segera kembali, kamu tenang saja, padang rumput ini untuk sementara waktu akan diberikan kepada mereka.” Julien Lu menunjuk kea rah sekelompok orang yang berada di dekatnya.

Dan mereka yang dia maksud adalah dua kakak beradik Gent yang berada di depan rombongan hewan ternak itu.

Lalu dia juga mengibaskan cambuknya dengan pelan kepada tubuh kuda, mengejar Devi yang sudah jauh darinya.

Kuda bewarna merah dan abu-abu itu berkejar-kejaran diatas padang rumput.

Julien Lu melihat Devi yang berada di hadapannya seperti menunjukkan ekspresi yang sedang memikirkan sesuatu.

Devi ini juga merupakan seorang Praktisi, dari kekuatan cambukkannya tadi dia bisa merasakan orang itu menggunakan tenaga dalam.

Takutnya dia adalah Praktisi Tingkat Tiga!

Mereka berdua menunggangi kuda kea rah gunung salju yang besar.

Kuda merah yang ditunggangi olehnya memiliki kekuatan yang kuat, secara perlahan kuda yang ditunggangi oleh Julien Lu tidak bisa mengejarnya.

Devi juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti.

Julien Lu melihat keadaan seperti ini membuatnya memiliki pemikiran untuk kembali, tidak ada yang tahu apakah Devi memiliki pemikiran untuk mengontrol dirinya.

Tapi pemikiran ini hanya muncul sebentar saja, dengan cepat langsung dibantah olehnya.

Devi adalah seorang Praktisi, jadi masalah ini harus diselesaikan dengan baik, kalau mereka datang menemui mereka lagi, maka Keluarga Sorang yang akan rugi.

Ini adalah keputusan yang di ambil olej Julian Lu secara mendadak.

Mereka berdua terus berkejar-kejaran denga menunggangi kuda sampai di bawah kaki gunung salju, barulah Devi berhenti.

Dia turun dari kudanya lalu duduk di atas batu, seperti sedang menunggu Julien Lu mendekatinya.

Kuda abu-abu yang ditunggangi oleh Julien Lu sudah mengeluarkan nafas yang terengah-engah.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Julien Lu menggerutkan keningnya, melihat kearah sekitanya.

Tempat itu cukup terjal dan tidak datar, hampir semua lahan di penuhi dengan bebatuan.

“Kamu adalah Praktisi pertama yang pernah aku temui selain XZ, jadi aku ingin tahu apa yang ingin kamu lakukan disini.”

Wanita itu tersenyum, berkata “Namaku Devi Yangjin, siapa kamu?”

“Julien Lu.” Julien Lu merenung sejenak, mengatur kata-katanya dengan baik, berkata “Aku hanya melewati jalan ini saja, tidak memiliki maksud lain.”

Dia tidak boleh ceroboh.

Sebelumnya dia terus mendengar saran dari Dexter Li dan Jhonson Cheng untuk tidak terlalu mudah marah di luar negeri, lebih baik lebih satu kawan dan berkurang satu musuh.

Jika Devi ini merupakan salah satu anak dari keluarga tertentu, meskipun itu keluarga kecil takutnya akan sulit baginya untuk kabur.

“Apakah kamu tidak tahu kalau tidak boleh masuk ke wilayah kekuasaan Praktisi dengan mudah?” Devi bertanya.

“Tidak tahu, nanti aku akan lebih berhati-hati.”

“Tapi kami tidak bisa membiarkanmu begitu saja, siapa tahu kamu adalah mata-mata dari luar!”

Mungkin untuk mengurangi rasa ketengangannya, Devi mengedipkan matanya.

Julien Lu tidak bisa menahan tawanya, ternyata wanita ini sedang mempermainkannya.

Mungkin dia merasa penasaran.

“Jadi, apa yang ingin kamu lakukan?”

Sikap anak muda, Julien Lu juga memiliki pemikiran yang nakal.

“Begini saja, kamu coba bertarung denganku terlebih dahulu.”

Setelah itu Devi langsung mengibaskan cambuknya di udara dan dengan cepat menyerang kearah Julien Lu.

Julien Lu tidak menyangka sekali bilang ingin turun tangan langsung tuun tangan, dengan tergesa-gesa dia menghindari serangan cambuk itu.

“Cukup memiliki kemampuan.”

Devi tersenyum, tidak tahu apakah yang dikatakan olehnya ini sebuah penghinaan atau pujian, setelah itu dia langsung maju ke depan dan mengibaskan cambunya lagi.

Cambuk panjang itu menembus udara dan mengeluarkan suara yang keras.

Julien Lu meluruskan tatapan matanya, serangan ini tidak ambigu sama sekali, meskipun dia adalah Pengawal Tiangang dari Keluarga Li, sekali terkena kibasan cambuk itu sepertinya akan membuka kulitnya terkelupas!

Beberapa kibasan cambuk it uterus dihindari oleh Julien Lu.

Devi yang belum berhasil mengenai lawannya itu menunjukkan ekspresi yang tidak buas.

“Kemampuan yang kamu miliki cukup hebat, tapi kamu jangan senang terlalu cepat, aku hanya tidak ingin menyerang dengan terlalu keras.”

Setelah itu Devi melepaskan cambuknya, dan memasang gaya berkelahi.

Julien Lu yang berada di sampingnya terus mengeluh.

Luka yang berada pada tubuhnya belum sembuh, jadi kemampuan yang dimilikinya hanya bisa mencapai ke Tahap Kedua, yang merupakan kemampuan bawaannya.

Alasan mengapa dia bisa menghindari serangan ini semua karena pengalaman berperang bersama dengan Dexter Li selama tiga bulan.

Dengan menggunakan Jurus Menyapu Daun di Udara dia bisa menghindari serangan ini tanpa sadar.

Dia sudah berusaha kuat untuk menghindari serangan cambuk itu, sekarang keadaan dia sangat berantakan.

Aliran darahnya berputar, membuat kedua kakinya bergetaran.

Kalau dia masih menyerangnya, dia pasti tidak bisa menahannya!

Ketika dia ingin buka suara untuk mengaku kalah, Devi langsung terbang dan menyerangnya.

Dalam keadaan pasrah Julien Lu hanya bisa menghindari.

Tadi dia usdah tahu kalau Devi adalah Praktisi Tahap tiga!

Jadi dia bukanlah lawannya!

Serangan pertama tidak berhasil mengenainya, dia menyerangnya ulang.

Teknik tinjuan ini bercampur dengan kekuatan naga dan harimau, serangannya sangat cepat dan ganas, tidak bisa dihentikan.

Julien Lu kali ini tidak bisa melindungi dirinya lagi, dia langsung terlempar ke belakang, kedua tangannya seolah-olah sudah patah.

“Tidak bisa dihalangi dengan keras! Julien Lu merasa kagum.

Tanpa berpikir panjang lagi, karena Devi terus maju dan tidak ingin berhenti, dia lagi-lagi maju menyerangnya lagi.

Julien Lu langsung menghindari serangannya, siapa tahu kemampuan pada tubuh Devi malah berubah, gerakannya berubah menjadi lebih cepat, sehingga sudah berkeliling di belakang tubuh Julien Lu.

Seperti seekor ular yang tidak bertulang menjerat pinggang Juliet Lu.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu