Too Poor To Have Money Left - Bab 226 Petualangannya Yang Tidak Terduga (2)

Ada dua celah di bagian atas gua.

Angin yang terasa di celah-celah di luar tebing seharusnya bertiup dari sana.

Namun, dua retakan ini tidak membiarkan sinar bulan menembus.

Rayne Chen memperhatikannya beberapa kali lagi hingga akhirrnya menemukan sumber cahayanya.

Cahaya di dalam gua sebenarnya dipancarkan dari lumut yang berada pada dinding batu!

Sebelumnya, dia tidak pernah mendengar bahwa ada tumbuhan yang mampu mengahsilkan sinar di dunia ini!

Dia telah menemukan sebuah spesies baru!

Namun kegembiaraan yang baru saja bangkit kembali tenggelam lagi.

Meskipun itu adalah spesies baru, apa hubungannya dengan dirinya? Hal yang terpenting sekarang adalah mencari cara bagaimana pergi meninggalkan tempat ini.

Dia mulai merasa sedikit haus, lalu melihat kolam kecil yang berbentuk kubus itu memancarkan sinar terang.

Rayne Chen sudah tidak mempedulikan kehigenisan airnya, dia mengangkat kedua tangannya dan meminumnya sampai kenyang.

Ketika rasa hausnya sudah hilang dia pun langsung menyadari sesuatu.

Genangan air ini juga memancarkan cahaya yang bergemilang, namun ini tentunya bukan hal yang terpenting.

Hal yang paling penting adalah, di kolam ini ternyata terdapat ikan-ikan berwarna putih dengan ukuran setebal jari tangan.

Rayne Chen sudah bergumul selama setengah jam.

Makan atau tidak?

Dia sudah mengamatinya secara menyeluruh.

Kolam air ini tidak terbentuk dari celah di sisi atas bebatuan, melainkan mengalir dari dalam goa.

Kiranya, ikan-ikan kecil yang tidak dikenal namanya ini juga keluar dari dalam situ.

Air yang terkumpul di kolam, kemudian bocor melalui celah-celah batu, hingga akhrinya tidak mengalir keluar dari gua.

Sepertinya dia pernah melihat berita sebelumnya, dimana ada ikan putih kecil tanpa mata yang hidup di dalam beberapa gua.

Tidak tahu apakah ini jenisnya atau bukan.

Dia mengertakkan giginya, dia sudah merasa lapar dan kedinginan, dan tidak lagi mempedulikan hal lainnya.

Dia melepas jaket kulitnya, melepas satu lapis kemejanya, lalu menggunakan kemejanya untuk membuat jaring ikan sederhana.

Dalam waktu singkat, diapun berhasil menangkap belasan ekor ikan kecil.

Rayne Chen ragu-ragu sejenak, setelah ikan-ikan kecil itu akan berhenti bergerak, dia mengambil satu ekor dan mencoba untuk memasukkannya ke dalam mulutnya.

Tidak amis, juga terasa sedikit manis.

Penemuannya ini membuatnya merasa sangat senang.

Dia tidak perlu mati kelaparan, mengenai bagaimana caranya beranjak naik, Rayne Chen yakin bahwa pasti akan ada cara.

Karena selama ini keberuntungan selama ini selalu berpihak kepadanya.

Sekarang, isi perut dahulu sebelum membahasnya!

Tidak lama kemudian, belasan ekor ikan yang sudah ia jaring pun ia lahap hingga habis.

Sebelum selesai merasa ragu, ia menjulurkan kepalanya dan melirik ke kolam air, tidak banyak ikan putih kecil yang tersisa.

Setelah memikirkannya sejenak, Rayne Chen masih terus menahannya.

Beberapa ekor ikan putih ini akhirnya ia putuskan untuk makanan selanjutnya.

Keadaan di sekelilingnya gelap gulita, meskipun ada sedikit cahaya, namun dia tetap tidak berani sembarangan berkeliaran.

Ia hanya berbaring, lalu kembali tertidur lagi.

Selama dua puluh empat jam ini, rasa takut dan lapar telah membuat Rayne Chen kelelahan.

Ketika dia kembali terbangun lagi, langit sudah terang.

Cahaya menembus melalui celah di atas gua batu dan menyinari kolam air dan terlihat berkilauan.

Jika bukan karena faktanya bahwa dia hanya bisa masuk tetapi tidak keluar, Rayne Chen kini pasti merasakan suasana hati baik yang jauh berbeda.

Namun, suasana hatinya kini tidak baik.

Dan kemudian.

Dia berteriak seakan-akan dia telah melihat hantu dan berlari keluar dari gua!

Hanya karena dia melihat adanya tempat tidur batu sederhana yang terletak sedikit lebih jauh dari gua, dimana terdapat kerangka tulang tergeletak di atasnya tempat tidur batu tersebut!

Dirinya yang belum pernah melihat mayat dan sisa-sisa tubuhnya sejak saya masih kecil......

Hal ini benar-benar membuatnya terkejut dan takut!

Rayne Chen berlari dengan perasaan putus asa, berjalan dengan perasaan putus asa, dan merangkak dengan perasaan putus asa!

Dia pun akhirnya merangkak keluar dari celah-celah batu.

Di depannya terdapat tebing dengan dalam mencapai puluhan meter.

Jika dia teurs bergerak maju ke depan, tubuhnya pasti hancur!

Ketika teringat kembali akan kemarin malam bahwa dirinya ternyata tidur bersama dengan kerangka tulang sepanjang malam, Rayne Chen pun mulai merasakan adanya hawa dingin dari dalam ke arah luar.

Dia merasa ketakutan hingga air matanya pun menetes deras.

Namun, dia kini tengah menggantung diantara langit dan tanah.

Dia benar-benar tidak bisa melarikan diri!

Dengan demikianlah, dia terus menetap di tepi celah batu di tebing, lalu tercengang selama seharian penuh.

Hingga langit akhirnya kembali gelap......

Dia terpaksa harus kembali lagi.

Takut, dia tentu saja merasa takut!

Dia merasa sangat ketakutan!

Kedua kakinya bergemetar dan seluruh tubuhnya terasa lemas.

Namun, apa lagi yang bisa dilakukan, jika dia tidak beranjak masu, lalu terus menetap di tepi celah batu, sepoian angin dingin di malam hari mungkin akan membunuhnya.

Ketika saatnya tiba, dia hanya akan menjadi kerangka tulang lainnya di celah-celah batu.

Keinginannya untuk bertahan hidup mengalahkan rasa takutnya.

Dia pun kembali ke gua.

Dia berusaha keras untuk tidak berfokus ke arah itu, ia melanjutkan kegiatannya tadi malam, menggunakan bajunya untuk menjaring ikan putih di kolam kecil.

Setelah merasa kenyang, dia pun merasa mengantuk dan kembali terhanyut dalam mimpi.

......

Ketika langit sudah terang, Rayne Chen pun terbangun.

Dia tercengang, lalu segera merangkak mundur menjauh dengan tergesa-gesa.

Dia menatap kerangka tulang yang tergeletak di atas tempat tidur batu itu dari arah kejauhan.

Tidak tahu mengapa, dia hanya menatapnya begitu saja.

Hatinya kini sedang berpikir, apakah kerangka tulang ini bergerak tadi malam.

Tidak.

Rayne Chen menghela napas lega.

Mayat, mayat yan sudah mati, apa yang perlu ditakuti?

Lingkungan seperti ini membuatnya merasa takut.

Dia ingin memahami satu hal, jika dia ingin terus menetap di sini, maka dia harus hidup damai dengan...... "dia".

"Sudah sepantasnya, kita akan menjadi tetangga mulai sekarang......"

Dalam keadaan tercengang, Rayne Chen berlutut dan membungkuk, sepertinya mentalnya juga menjadi gugup.

Ini adalah sifat manusia.

Tidak peduli gadis dari manapun, tidak banyak dari mereka yang bisa tetap normal setelah menghadapi banyak sekali pemasalahan.

Ada, namun bisa dikatakan bahwa mereka bukanlah manusia biasa.

Rayne Chen adalah seorang manusia biasa.

Setelah bersujud, dia perlahan-lahan mendekati kolam air kecil, melihat ke dalam, sepertinya ada lebih banyak ikan putih dibandingkan kemarin malam.

Dia tidak merasa aneh, jika dia tidak salah berpikir, ikan putih kecil ini akan terus menyembur keluar dari celah batu tanpa henti.

Setelah mengambil belasan ikan putih kecil, Rayne Chen mengamati kerangka tulang itu dengan tatapan berwaspada dan memakannya dengan hati-hati.

Dia sudah terbiasa dengan aroma ini.

Pada saat yang bersamaan, di dalam hatinya, sebuah permasalahan berkembang seiring denan keputusasaannya.

Bagaimana kerangka tulang ini bisa mati di sini?

Rayne Chen tidak bodoh, dia sudah menemukan jawabannya, jika "dia" bisa keluar, dia tidak akan ada dalam keadaan seperti ini.

Namun, menangis kini juga tidak ada gunanya.

Setidaknya Rayne Chen telah menyadari bahwa meneteskan air mata hanyalah sejenis pemborosan ekspresi.

Setelah mengisi perutnya, dia memutuskan untuk berjalan maju dan memantau keadaannya.

Tidak ada alasan lainnya, dia hanya mulai tertarik dengan tempat tidur batu itu.

Jika saja bisa tidur di sana, tidur di sana pasti terasa lebih baik daripada tidur di bawah, karena keberadaan kolam air kecil itu membuat permukaan bebatuan sedikit lembab.

"Mohon dimaklumi, aku hanya ingin pergi dan melihat-lihat, kamu adalah orang yang berkemampuan, mohon jangan salahkan aku......”

Setelah selesai bersujud, Rayne Chen memberanikan dirinya, beranjak berdiri, membungkukkan pinggangnya pinggangnya dan perlahan berjalan mendekatinya.

Jaraknya ini memang tidak terlalu jauh, namun diri Rayne Chen dipenuhi dengan aktivitas psikologis ketika menempuh sepotong jarak tersebut.

Sebelum tiba di tempat tidur batu, dia menjepit hidungnya, karena khawatir tersedak oleh aroma aneh itu.

Dari sini, dia sudah dapat melihat kerangka tulang itu dengan lebih jelas.

Ternyata adalah seorang wanita.

Sebenarnya ini bukanlah kerangka tulang manusia, tetapi mayat yang benar-benar sudah mengering.

Mengenai jenis kelaminnya, Rayne Chen membedakannya dari tulang panggul dan pakaian jenazah yang sudah lusuh.

Pakaian yang dia kenakan mungkin berasal dari masa dinasti Ming dan Qing, atau dari masa yang lebih jauh.

Namun benar-benar sudah terlalu tua dan rusak.

Hal yng menarik perhatian Rayne Chen adalah pedang kuno yang ditempatkan di sisi mayatnya.

"Eh!"

Rayne Chen berseru, lalu mengulurkan tangannya dan mengambil pedang.

Namun.

Pedang ini berbeda dari pada apa yang dia bayangkan, sangat berat, setidaknya mencapai lebih dari 30 kilogram!

Setelah mendapatkannya, ia pun memperhatikannya.

Bentuknya ini juga sedikit berbeda dengan pedang tradisional kuno.

“Benar-benar tidak disangka, kamu ternyata adalah seorang ksatria wanita?” Rayne Chen melirik mayat itu dan bergumam pada dirinya sendiri.

Dia melihatnya dengan saksama untuk sejenak, lalu tiba-tiba menarik sarungnya.

Ini bukanlah tindakan yang aneh.

Rayne Chen kini hanya sedang membayangkan dirinya sebagai seorang ksatria wanita.

Oleh karena itu, dia merasa menarik pedang seperti ini gaya yang sangat mengesankan, hanya itu saja.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu