Too Poor To Have Money Left - Bab 291 Demi Dua Hal

Jhonson Cheng namun tidak menjawab dan hanya tertawa saja.

Ketika dia berjalan keluar, dia malah merapikan pakaiannya.

Bisa dilihat Jhonson Cheng keluar untuk menyambut tamu yang memiliki identitas yang tidak biasa.

Meskipun Julien Lu binggung, tapi dia masih ikut berjalan keluar.

Ketika dia baru berjalan keluar villa, ponnsel Julien Lu berbunyi, dia langsung mengeluarkannya dan terdapat nomor tidak dikenal yang menghubunginya.

“Halo?” Julien Lu bertanya.

Namun suara yang terdengar malah membuatnya terkejut, karena orang yang menghubunginya adalah naila Shangguan.

Bagaimana dia bisa tahu dengan nomor telepon dirinya.

Dari awal sampai sekarang Julien Lu tidak pernah melihatnya menggunakan ponsel.

“Selamat.”

Setelah itu panggilan telepon itu langsung putus.

Julien Lu menggerutkan keningnya.

Selamat? Selamat apa, hari ini memang pantas untuk diselamatkan.

Tapi selamat yang dikatakan leh Naila Shangguan tidak bisa ditebak oleh Julien Lu.

Dia mengikuti Jhonson Cheng untuk berjalan keluar villa.

Mereka berdua berdiri di depan pintu, sambil melihat kebawah lereng.

Ketika melihat kearah Jhonson Cheng, dia terlihat tidak tenang.

Hal ini semakin membuat Julien Lu aneh.

Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Faktanya dia hanya mengenal sedikit orang di kota G.

Lalu hari ini dia mengenakan pakaian yang formal dan sepatu yang mengkilat.

Julien Lu tidak bisa memikirkan siapa pun orang yang bisa membuat Jhonson Cheng bersikap seperti ini.

“Apakah Kak Jhonson ingin mengenalkan seseorang kepadaku?”

Sekali pikiran ini muncul, Julien Lu langsung menolaknya.

Ketika dia sedang memikirkan sesuatu, sebuah mobil audi naik kearah pegunungan.

Julien Lu tercenggang.

Meskipun dia tidak melihatnya, berdasarkan aura yang dirasakannya, dia tahu orang yang mengendarai mobil itu adalah Enelisa Zhang.

Dibelakangnya masih terdapat satu orang.

Namun Julien Lu tidak tahu siapa itu.

Ketika mobil audi itu masuk ke dalam, pintu mobil bagian belakang terbuka dan muncul satu orang dari belakang.

Aura Julien Lu langsung mengeras.

Orang ini ternyata adalah ayah kandung Enelisa Zhang, Kanen Ma!

“Kamu? Ekspresi wajah Julien Lu tidak bergerak.

Dia tidak membenci Kanen Ma, tapi dia juga tidak bisa berbicara dengan baik kepadanya.

Kanen Ma tersenyum dengan maksud yang tidak diketahui, lalu berjalan dengan tangan sambil memegang dua botol anggur merah.

“Julien Lu, selamat.”

Setelah itu dia melihat kearah Jhonson Cheng, menganggukkan kepala berkata “Boss Jhonson, aku tidak menyangka kamu datang lebih awal dariku.”

“Haha, aku juga baru datang, karena sudah datang, ayo kita masuk ke dalam.”

Jhonson Cheng menjawab dan masuk kedalam.

Hal ini semakin membuat kecurigaan dalam hati Julien Lu semakin kuat.

Ternyata orang yang ditunggu oleh Jhonson Cheng bukan Kanen Ma?

Setelah meliriknya sekilas, Enelisa Zhang yang masuk duduk di dalam mobil menoleh kearah lereng gunung.

Setelah menunggu lima menit.

Sebuah mobil bisnis datang, lalu Jhonson Cheng langsung menyambutnya.

Wajah Julien Lu menunjukkan dua ekspresi yaitu wajah tidak senang dan sedang memikirkan sesuatu.

Orang yang duduk di dalam mobil itu adalah Terrence Lei dan Pengurus Rumah Drew.

Namun intinya bukan karena mereka datang kemari, tapi mengapa Jhonson Cheng, Kanen Ma dan Terrence Lei bisa datang kemari secara bersamaan.

Kebetulan? Atau tidak bukan kebetulan?

Julien Lu menarik nafas dalam.

Hal ini benar-benar sangat aneh.

Dibenaknya muncul pikiran yang tidak biasa.

Julien Lu meliaht Jhonson Cheng yang menganggukkan kepala dan menyapa Terrence Lei.

Lalu Terrence Lei masuk ke dalam sambil memegang tongkat.

“Sepertinya hari ini aku tidak mengundangmu.” Julien Lu berkata dengan datar.

Terrence Lei tersenyum canggung, berbisik “Nak, hargaiku sedikit”

Orang yang datang itu tamu dan mereka sekarang sudah sampai di depan pintu.

Mengejar tamu bukanlah tradisi Keluarga Lu, tapi seketika dia teringat sesuatu, Terrence Lei membiarkan Draco Lei menggunakan segala cara kepadaku diam-diam.

Dia tidak bisa memasang wajah yang baik.

“Masuklah!” Julien Lu berkata lalu masuk terlebih dahulu.

Jika dibandingkan dengan dulu, Julien Lu sudah banyak berubah, daripada dikatakan dari orang biasa yang sudah berubah menjadi Praktisi.

Lebih baik mengatakan setelah melewati beberapa kejadian antara hidup dan mati, membuatnya menghasilkan perubahan besar pada pikirannya.

Setelah melihat kekejaman realitas, masih ada beberap orang yang memasang wajah yang tidak bersalah.

Sophia Liao tidak menyangka dalam seketika ada banyak tamu di rumahnya.

Apalagi diantara tamu itu masih ada kakek Julien Lu.

Dia sedikit binggung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Makanan sudah siap, hanya menunggu orang membawa mereka untuk makan.

Suasana disana semakin aneh, kamu melihatku dan aku melihatmu, namun tidak ada orang yang bersuara.

Akhirnya Jhonson Cheng lah yang memecahkan kecanggungan ini.

“Haha, Tuan Besar Lei, Bos Kenan, ayo kita minum bir.”

Disaat bersamaan dia sambil memberikan lirikan kepada Julien Lu.

Julien Lu mengangkat gelas birnya dan masih memilih untuk diam.

“Nak, kemajuanmu membuat kakek merasa sangat senang.” Terrence Lei tersenyum, mendonggakan kepalanya dan meminum bir itu.

Julien Lu hanya menyesap bir itu sedikit.

Pada saat ini Kanen Ma mengeluarkan kotak kemasan yang sangat indah dari sakunya.

Lalu berkata kepada Sophia Liao “Adik, ini untuk kamu dan anakmu, dua buah Pil Awet Muda untukmu, mohon tersenyum.”

Dalam seketika Julien Lu terkejut.

Pil Awet Muda termasuk obat langka dengan harga yang mahal.

Ini tidak berlebihan jika dikatakan bisa ditemukan dan tidak bisa digapai.

Siapa sangka Kanen Ma bisa royal seperti ini.

Dia ingin menolaknya, tapi ketika melihat keriput di wajah Sophia Liao membuatnya tidak bisa buka suara.

“Boss Kenan, aku menerima bantuan ini.”

Julien Lu mengisi gelasnya lalu bersulan kepada Kenan ma.

Saat ini dia sudah mengerti.

Mengapa Kenan Ma dan Terrence Lei bisa datang kemari.

Ini pasti karena kabar dia sudah masuk ke Tahap Keempat tidak tahu bagaimana bisa tersebar.

Dia menoleh melihat kearah Dexter Li sekilas.

Dia tidak memberitahu kepada siapapun berita ini, tapi ketika dia menerobos sumbatan itu dia sempat kehilangan sadar dalam beberapa saat.

Pada saat itu dia berada diatas gunung dan Dexter Li berada di villa,

Tapi…..

Julien Lu menggelengkan kepala.

Tidak mungkin Dexter Li, dia bukanlah orang yang suka menyebarkan informasi.

Meskipun dia memberitahu Terrence Lei, dia tidak mungkin memberitahu hal ini kepada Kanen Ma.

Julien Lu menikmati makanannya dengan datar.

Alasan pertama karena dia terus memikirkan masalah ini, alasan kedua adalah dia tidak menyambut tamu ini selain Jhonson Cheng dan anaknya.

Setelah selesai makan siang, Kenan ma mengundang Julien Lu jika ada waktu boleh datang ke Hotel Lotte miliknya.

Bagaimana pun Kanen Ma sudah memberinya dua buah Pil Awet Muda dan Julien Lu sudah menerimahnya.

Lalu Terrence Lei mencari alasan ingin mengelilingi villa dengan ditemani oleh Julien Lu.

“Nak, para senior sudah membuat keputusan untuk menghentikan kakakmu…. Untuk melakukan cara lain kepadamu.”

“Cara lain? Haha.” Julien Lu tertawa.

Draco Lei menginginkan nyawanya.

Tapi yang diperhatikan olehnya bukanlah hal ini, melainkan dia sudah masuk ke Tahap Jindan dan tidak ada yang perlu ditakuti olehnya lagi.

Maksud yang dikatakan olehnya adalah senior Keluarga Lei sudah mengetahui keadaannya

Terrence Lei sepertinya bisa melihat keraguan pada Julien Lu, lalu menghelakan nafas berkata “Praktisi Tahap Keempat, memiliki sebuah induksi antara langit dan manusia, sekali kamu berhasil masuk ke Tahap Jindan, maka hal ini tidak akan bisa menipu Praktisi di dunia.”

Julien Lu diam, ternyata karena ini.

“Lalu?” Julien Lu bertanya dengan datar.

“Kakek datang kemari untuk dua hal.”

Terrence Lei berkata “Pertama, jika bertemu dengan kakakmu, kakek harap kamu bisa tetap berada di jalur.”

Julien Lu diam beberapa saat, lalu berkata “Bisa dipertimbangkan.”

Pertempuran saudara juga bukan hal yang ingin dilihat oleh Julien Lu.

Tapi cara yang dilakukan oleh Draco Lei malah membuatnya takut.

Jika ingin melakukan ini dia juga harus melihat Draco Lei.

Terrence Lei menganggukkan kepala, lanjut berkata “Kedua, kamu sekarang sudah memasuki Tahap Jindan, jadi perjalanan ke Gunung Snowie kamu bisa mewakilkan Keluarga Lei untuk mendapatkan satu bagian…… apa kamu mengerti maksudku?”

Sekali mendengar ini Julien Lu tidak bisa menahan tawanya “Tidak mengerti.”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu