Too Poor To Have Money Left - Bab 116 Munculnya Kesempatan

Melihatnya, Ethan Jiang menghampirinya dan mengacungkan jempolnya, “Julien Lu, hebat sekali kau! Baru beberapa saat tak bertemu, kau sudah punya gandengan baru?”

“Apa-apaan! Jangan asal bicara!”

Julien Lu menatap Ethan Jiang dengan geram, dalam hati merasa bimbang.

Christina Chu lumayan juga, tapi Enelisa Zhang lebih menarik...

Setengah jam kemudian, mereka telah tiba di bandara, dan berkat arahan Dexter Li, mereka naik ke pesawat dengan lancar.

Julien Lu memilih kursi di dekat jendela, tak lama kemudian, Nancy Lu duduk di sebelahnya.

“Kak, beritahu aku, ada apa di antara kau dan Enelisa Zhang?” tanya Nancy Lu.

“Ia.... hanya teman biasa.”

“Benarkah?”

“Tentu saja benar!”

“Menurutku tidak seperti itu!” kata Nancy Lu dengan ekspresi curiga.

“Apa maksudnya tidak seperti itu, ini masalah orang dewasa, kau takkan mengerti, uhuk uhuk. Dan juga, ke depannya jangan lagi sembarangan menjodoh-jodohkanku dengan Christina Chu, mengerti?” canda Julien Lu sambil memasang ekspresi pura-pura serius.

“Kak, jangan bersikap seperti ini! Kak Christina hampir saja membunuh Ivan Zhang demi menyelamatkanmu, ia begitu baik padamu, bagaimana bisa kau...” Nancy Lu menjadi jengkel.

“Hei, kau tak bisa memaksakan perasaan. Apakah hanya karena ia telah menyelamatkanku, lalu aku harus menikahinya?”

Nancy Lu tertegun dan tak bisa berkata-kata, ia menghentakkan kakinya dan dengan jengkel berkata, “Huh! Persetan denganmu!”

Melihat Nancy Lu berjalan pergi, Julien Lu menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung.

Tak lama kemudian, Enelisa Zhang menghampirinya dan duduk di sebelah Julien Lu.

“Adikmu rupanya sangat pemarah.”

“Sebenarnya tak ada apa-apa antara aku dan Christina Chu.”

“Aku tahu,” Enelisa Zhang mengangguk.

Julien Lu diam-diam menatap Enelisa Zhang dan mendapati tak ada yang janggal dalam ekspresinya.

Dalam hati Julien Lu merasa dilema, sebenarnya ia memiliki kesan baik terhadap Christina Chu, tapi ia belum bisa memastikan apakah ini melambangkan perasaan tertentu.

Sebaliknya, setiap kali ia bertemu Enelisa Zhang, jantungnya berdegup kencang.

Tak peduli bagaimanapun keadaannya, bahkan belum saling memperhitungkan hari, bulan, dan tahun lahir, Julien Lu sudah merasa begitu gugup.

Setelah beberapa jam penerbangan, mereka tiba di Provinsi S.

Mereka memesan sebuah mobil dan segera menuju ke tempat wisata Jianmen Pass di Kota Y.

Saat ini sudah malam.

Tapi di sekitar daerah itu terdapat banyak hotel. Maka kesepuluh orang itu memutuskan untuk menginap dulu dan besok baru mulai menjelajah.

Nancy Lu masih tampak marah dan sama sekali tak menggubris Julien Lu. Bahkan saat sedang makan, ia sengaja menghindar dan memilih tempat yang jauh darinya.

Setelah makan, Michelle Yao mengusulkan untuk berjalan-jalan di sekitar situ.

Melihat mereka akan pergi, Julien Lu menolak dengan alasan lelah dan kembali ke kamarnya.

Dan ada satu alasan lain.

Baru lewat sehari, tapi Reiki nya telah kembali terisi penuh.

Ia harus segera mengosongkan saluran Qi nya untuk bisa menampung lebih banyak Reiki, jika tidak Reiki nya akan menyumbat saluran-saluran lainnya.

Maka sebenarnya bukan hal yang bagus jika Reiki mengalir dengan sendirinya, terutama bagi Julien Lu.

Setelah sekitar 2 jam, Julien Lu telah mengosongkan 5 saluran meridian kecil, dan saat ia akan mengosongkan saluran utamanya, ia memfokuskan perhatiannya pada Dantian.

Setelah berlatih Teknik Proteksi Meridian, Julien Lu tak bisa lagi memperlebar saluran Qi nya, dan banyak kemampuan yang sudah tak berfungsi lagi, seperti menutup, membuka, dan membendung aliran Reiki.

Ini seperti pipa tanpa katup air.

Julien Lu sangat memahami hal ini.

Tapi tiba-tiba ia terpikir, meskipun meridiannya tak bisa diharapkan lagi, sejak dulu ia belum pernah mencoba Dantian.

Maka ia mulai mencoba mengontrol Dantian.

Para praktisi biasanya menggunakan Dantian untuk menyimpan Reiki, tapi Dantian Julien Lu sungguh tak berguna.

Karena ukurannya terlalu kecil.

Ukurannya seperti sebutir kacang kedelai, bahkan sedikit lebih kecil.

Sementara Dantian para keluarga super itu kurang lebih sebesar sebutir telur.

Julien Lu memperhatikan Dantian nya dan mencoba menyimpan Reiki nya, tapi tak lama kemudian, Reiki itu sudah meluber keluar.

Ia tak menyerah dan memikirkan cara lain, apa yang akan terjadi jika dua gelombang Reiki bertabrakan di Dantian nya?

Dan karena ia telah berlatih Teknik Proteksi Meridien, Julien Lu tak perlu khawatir akan terjadi insiden jika ternyata ini cara yang salah.

Ia segera melakukannya, Julien Lu membagi Reiki nya menjadi 2, sebagian di meridian Ren, sebagian di meridian Du. Dan kedua aliran Reiki itu dialirkan ke Dantian pada waktu yang bersamaan.

Saat aliran itu tiba, menerima stimulasi ini, Dantian itu tiba-tiba menciut hingga menjadi seukuran kacang hijau.

“Aah!”

Julien Lu berseru kesakitan.

Tapi rasa sakit itu berlalu dengan cepat, begitu Julien Lu keluar dari kondisi meditasi, rasa sakit itu juga segera menghilang tanpa jejak.

Setelah menenangkan diri, Julien Lu kembali bermeditasi dan mendapati rupanya tak ada masalah, Dantian dan meridian-meridiannya baik-baik saja, dan Reiki nya juga tidak saling menyerang.

“Ah... ada yang aneh!”

Tiba-tiba Julien Lu merasakan ada sebuah aliran Reiki murni yang sangat halus.

“Tunggu... mungkinkah...?”

Dalam hati Julien Lu merasa sangat gembira karena ia menyadari sesuatu.

Pertemuan kedua aliran Reiki itu menstimulasi Dantian nya, dan Dantian itu tampak bergerak kembang kempis, dan Reiki nya benar-benar tersimpan dan terbendung di dalam Dantian nya.

“Rupanya bisa begini?”

Penemuan ini membuat Julien Lu merasa sangat gembira.

Jika ini berhasil, ia akan bisa mencapai tahapan ketiga, Reiki Cairan, Dantian Lautan.

Julien Lu tak banyak berpikir, ia merasa, jika orang lain bisa sampai di tahap ketiga, ia juga pasti bisa!

Tapi jika ia memberitahukan cara ini pada para praktisi lain, ia pasti akan dianggap gila.

Jika Dantian nya meledak, tubuhnya akan hancur!

Tapi karena selama ini Dantian Julien Lu tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan, melainkan hanya sebagai tempat lewatnya Reiki, ditambah ia telah berlatih Teknik Proteksi Meridian, maka Dantian nya semakin menguat dan tidak mungkin akan meledak.

Kelebihan Reiki ini digunakan oleh Teknik Proteksi Meridian untuk memperkuat meridiannya.

Julien Lu kembali menabrakkan dua aliran Reiki ke Dantian nya, dan perlahan Reiki di sekujur tubuhnya menjadi lebih murni.

Reiki Cairan terus menerus menyaring dan memurnikan Reiki nya hingga Dantian nya menjadi seperti lautan.

Maka Dantian Lautan bukan berarti Dantian telah hilang, melainkan Reiki semula Dantian itu telah terkondensasi menjadi cairan.

Bisa dibilang, para praktisi yang membuka seluruh meridiannya di tahapan kedua, Alam Bawaan, tidak bisa disamakan dengan para praktisi tahapan ketiga, Reiki Cairan Dantian Lautan.

Setelah Julien Lu membendung seluruh Reiki di tubuhnya, Reiki nya terasa sangat murni, dan hari juga sudah terang.

“Tok tok tok...”

Baru saja Julien Lu selesai mandi, ia mendengar suara ketukan pintu. Ia membukanya dan melihat Enelisa Zhang berdiri di depan pintu.

“Kau sudah siap? Kami sudah siap berangkat,” kata Enelisa Zhang sambil tersenyum dan membetulkan rambutnya.

Julien Lu terpesona dan melamun sejenak, kemudian segera menjawab, “Oh, iya, sudah!”

Ia segera meraih ranselnya dan berjalan keluar bersama Enelisa Zhang.

Saat ini semuanya telah berkumpul di pintu masuk hotel, Enelisa Zhang dan Julien Lu lah yang terakhir tiba.

Dexter Li tersenyum dan menyapa Julien Lu lalu membuka selembar peta dan berkata, “Teman-teman, kita akan mulai dari sini... lalu ke sini... lalu kembali ke Jiange, bagaimana menurut kalian?”

“Aku tak keberatan, rute ini cukup bagus,” jawab Julien Lu.

Sebenarnya ia tak masalah pergi ke manapun, selama yang lain menikmatinya.

Tapi Nancy Lu merasa tidak puas, ia menatap Julien Lu dengan tajam dan berkata, “Dexter Li, aku tidak menyukainya!”

Dexter Li tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, rencana kedua, kita bisa mulai dari sini lalu blablabla... bagaimana menurut anda, Nona Nancy Lu?”

Tapi Nancy Lu sama sekali tak menatap peta itu, ia menoleh dan berkata, “Aku tak masalah pergi ke manapun, tapi aku tak ingin melihat seseorang yang tak tahu diri!”

Julien Lu tersenyum getir, ia tak mengerti kenapa sampai sekarang Nancy Lu masih jengkel karena masalah Enelisa Zhang. Tapi ini juga bukan salahnya, masalah ini agak rumit.

“Dexter Li, bagaimana kalau kita berpisah saja, berjalan-jalan masing-masing, lalu nanti kembali berkumpul di sini?”

“Seperti ini juga boleh,” Dexter Li segera menyetujui usulan ini.

Melihatnya, Nancy Lu menjadi panik, ia hanya bermaksud membuat Julien Lu malu, siapa sangka mereka benar-benar berpisah jalan.

Nancy Lu memalingkan kepala dan mendengus, “Huh! Siapapun yang mengikutinya sama saja mencari musuh denganku!”

Michelle Yao yang suka memanas-manasi keadaan segera mengangguk dan sambil tersenyum licik ikut menimpali, “Benar, benar, dan juga sama saja mencari musuh denganku!”

“Hei, kawan-kawan, kita ikut Nancy Lu saja... malam ini kita minum-minum,” kata Ethan Jiang sambil tersenyum lebar.

Ia tidak ingin membuat marah Nancy Lu dan Michelle Yao, dan ini bukan saat yang tepat untuk bertengkar.

“Christina Chu, kau mau ikut aku?” tanya Julien Lu.

Begitu mendengarnya, Christina Chu segera melangkahkan kakinya, tapi kemudian Nancy Lu segera menariknya.

“Oh, baiklah, Dexter Li, kau ikut mereka, Enelisa Zhang, ayo kita pergi.”

Julien Lu mengibaskan tangannya lalu segera berbalik dan pergi.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu