Too Poor To Have Money Left - Bab 113, Sudah, Jangan Berdeham Terus

Ini membuat Julien Lu sejenak tercengang.

Harus diakui, Enelisa Zhang sangatlah cantik, dan juga sangat menggoda, membuat pria yang menatapnya ternganga.

Dibandingkan dengannya, Jenisa Wu hanya secantik butiran debu, sama sekali tak menarik.

Enelisa Zhang berjalan ke hadapan Julien Lu, dan aroma lembut parfumnya tercium oleh Julien Lu.

“Wah, kau cantik sekali!”

Begitu mengatakannya, Julien Lu merasa malu dan menyesal, saat ia akan kembali berkata, Enelisa Zhang tersipu malu dan berkata lirih, “Terima kasih!”

“Huok!” Michelle Yao berpura-pura muntah untuk mengekspresikan rasa muaknya.

Baiklah, wanita ini memang cukup cantik, tapi jika dibandingkan denganku...

Michelle Yao berpikir sejenak, dan akhirnya menemukan alasan yang masuk akal: Huh! Apa yang bisa dibanggakan? Aku lebih muda darinya, beberapa tahun lagi ia sudah akan tampak tua!

“Oh ya... Michelle Yao, bukankah kau seharusnya naik?”

Julien Lu menunjuk ke atas.

Bukannya ia tak menyukai gadis ini, tapi ada sesuatu yang harus dibicarakan Enelisa Zhang.

“Huh! Aku juga sudah enggan denganmu!” Michelle Yao mencibir lalu berjalan memasuki lobi.

Setelah Michelle Yao pergi, Julien Lu menghembuskan nafas lega, lalu menoleh dan tersenyum pada Enelisa Zhang, “Baiklah, sekarang tinggal kita berdua, kau ingin bicara di sini... atau kita sewa sebuah ruangan untuk mengobrol?”

Wajah Enelisa Zhang kembali tersipu, ia berkata, “Kita mengobrol sambil berjalan-jalan saja.”

“Baiklah,” jawab Julien Lu.

Maka mereka berdua keluar dari Hotel Paradise dan berjalan santai di jalanan. Saat mereka tiba di bawah pohon tempat kalung kristal itu tergantung hari itu, Enelisa Zhang berhenti.

“Oh ya, Julien Lu, ada sesuatu yang harus kuberitahukan padamu...”

Setelah mempertimbangkannya, akhirnya Enelisa Zhang memutuskan untuk memberitahukan yang sebenarnya, bahkan meskipun setelah ia mengatakannya, mungkin Julien Lu takkan menyukainya lagi.

“Baik, katakanlah,” kata Julien Lu dengan acuh tak acuh.

Enelisa Zhang menggigit bibirnya, lalu berkata, “Julien Lu, sebenarnya, Ivan Zhang adalah adikku...”

“Hah...” Julien Lu tertegun sejenak, “Kau kakak Ivan Zhang? Kenapa kalian berdua tidak mirip?”

“Kami... saudara satu ayah lain ibu,” desah Enelisa Zhang, lalu melanjutkan, “Sebenarnya aku menemuimu untuk mengatakan sesuatu.”

Lalu Enelisa Zhang menceritakan tentang Ivan Zhang yang terluka parah, dan Amelia Chen pergi menemui Kanen Ma untuk merencanakan balas dendam.

“Rupanya begitu,” Julien Lu memikirkannya sambil manggut-manggut, kemudian berkata, “Ini bukan masalah besar, tapi terima kasih telah memberitahuku.”

Melihat Julien Lu tak menganggap serius apa yang dikatakannya, Enelisa Zhang menjadi panik, “Julien Lu, mungkin kau tak terlalu memahami situasi ini. Kanen Ma adalah bos kriminal terbesar di Kota G dan juga pemegang saham terbesar Hongtu’s Property, kau harus berhati-hati.”

“Tak masalah, ia telah memerintahkan orang untuk mencariku,” kata Julien Lu.

“Apa? Kau...” Enelisa Zhang tertegun, kemudian tetap berkata dengan panik, “Julien Lu, mungkin kekuasaan keluargamu bisa menghalanginya untuk sementara waktu, tapi kekuasaan Kanen Ma di Kota G sangatlah besar. Bahkan aturan hukum tak dapat membendungnya. Aku takut ia akan menggunakan cara yang licik, Kanen Ma sangat pandai membuat rencana licik.”

Banyak hal yang tak bisa dijelaskan secara singkat. Dan Julien Lu juga tak ingin Enelisa Zhang mengetahui rahasianya.

Maka Julien Lu hanya berkata, “Baiklah, terima kasih telah memperingatkanku, aku akan berhati-hati.”

Enelisa Zhang menghela nafas.

Ia tahu Julien Lu tetap tak terlalu menganggap serius perkataannya, tapi hanya inilah yang bisa ia lakukan. Ia tak dapat menghentikan Kanen Ma.

Tapi ia juga tak ingin terjadi sesuatu pada Julien Lu, ia juga sudah memahami apa yang terjadi secara garis besar.

Julien Lu mempunyai mantan tunangan bernama Rayne Chen.

Lalu, karena suatu alasan, ia menjadi kekasih Ivan Zhang.

Kemudian, karena sebuah kontrak, Henley Chen ingin memeras Hongtu’s Property senilai 1 miliar RMB.

Ivan Zhang menangkap Henley Chen, tapi membiarkan Rayne Chen, dan rupanya itu adalah ide buruk, akhirnya rencananya digagalkan oleh Julien Lu.

Kebetulan saat itu Julien Lu membawa seorang gadis, maka Kanen Ma yang hendak menyerang Julien Lu menjadi bingung dan malah menusuk Ivan Zhang.

Rupanya... ia sudah punya kekasih lagi...

Saat memikirkannya, Enelisa Zhang merasa agak kecewa.

“Pokoknya, kau harus berhati-hati.”

“Iya,” Julien Lu mengangguk.

...

“Iya,” Enelisa Zhang juga mengangguk.

....

“Hmmm.”

Julien Lu tiba-tiba merasa canggung karena ia tak dapat menemukan topik pembicaraan baru.

Dalam hati Enelisa Zhang berpikir, aku telah mengatakan semuanya, apakah sebaiknya aku pulang sekarang?

“Hmmm.”

Damn! Apa yang harus kukatakan? Julien Lu menjadi gugup.

“Hmmm.”

Wajah Enelisa Zhang memerah.

“Hmmm...” Julien Lu hendak mengatakan sesuatu.

Apakah Julien Lu ini idiot?

Enelisa Zhang merasa jengkel sekaligus gemas.

Akhirnya, Julien Lu menyerah. Ia menatap arloji digitalnya, lalu dengan wajah tersipu berkata, “Baiklah, sudah larut malam, maukah kuantar pulang?”

“Baik...”

Entah kenapa, dalam hati Enelisa Zhang merasa sangat senang.

“Baiklah, hmmm, sudah, jangan berdeham terus, ikut aku!”

Julien Lu menggeleng-gelengkan kepala lalu berjalan menuju parkiran bawah tanah.

Enelisa Zhang segera mengikutinya.

Tatapannya tiba-tiba terarah ke arloji digital murahan di pergelangan tangan Julien Lu.

“Oh ya, Julien Lu, arlojimu bagus juga.”

Enelisa Zhang mengatakannya karena pertama, untuk mencari topik pembicaraan, dan kedua, ia juga merasa sangat penasaran.

Arloji ini sangat kuno, mungkin ia membelinya bertahun-tahun lalu. Sepertinya lebih cocok untuk anak SMA. Arloji ini tentu tidak cocok dengan sosok Julien Lu saat ini.

Terlalu kuno.

“Oh, maksudmu arloji ini?” Julien Lu mengangkat tangannya lalu berkata, “Ini hadiah ulang tahun dari ayahku saat aku masih SMA.”

“Oh, kalau begitu hadiah ini pasti sangat berkesan,” kata Enelisa Zhang.

“Benar, ini adalah hadiah terakhir darinya, tak lama setelah itu, ia meninggal karena kecelakaan.”

Saat mengatakannya, ekspresi Julien Lu menjadi murung.

“Maaf, aku tidak tahu,” Enelisa Zhang merasa bersalah.

“Tak apa, kejadian ini sudah lama lewat,” Julien Lu tersenyum.

Mereka berdua turun ke parkiran bawah tanah, Julien Lu mengeluarkan kunci mobilnya dan menekannya, dan lampu Karlmann King menyala.

Melihat mobil itu, Enelisa Zhang terkejut, ia tahu mobil itu adalah Karlmann King.

Ia tahu Julien Lu sangat kaya, tapi tak menyangka ia sekaya ini.

Biasanya para anak konglomerat akan membeli mobil balap seharga 2-3 juta RMB dan terus memamerkannya. Tapi ini bukanlah mobil balap, melainkan sebuah mobil SUV yang sangat besar.

Dari sebuah mobil, kita bisa menilai kepribadian pemiliknya.

Dan bagi Enelisa Zhang ini adalah nilai plus untuk Julien Lu.

Saat membuka pintu mobilnya, Enelisa Zhang terkejut melihat interior mobil itu.

Ia bukanlah seorang wanita yang hanya menekuni pekerjaannya dan tak mengetahui apapun di luar itu. Ia melihat batu-batuan yang menghiasi interior mobil itu mengeluarkan kilau yang khas.

Firasatnya mengatakan, semua batuan ini adalah permata asli!

Ditambah dengan lapisan emas di bagian dalam mobil itu, Enelisa Zhang memperkirakan harga mobil ini sekitar 1 miliar RMB!

Tebakannya hampir benar, tapi ia masih ingin memastikan, “Mobil ini pasti sangat mahal?”

“Oh, tidak terlalu,” Julien Lu tak ingin memberitahukan harga sebenarnya.

Tapi perkataan ini memberikan persepsi yang berbeda pada Enelisa Zhang.

Ia segera menyadari satu hal, kekayaan keluarga Julien Lu pastilah jauh melebihi Hongtu’s Property.

Jika tidak, tak mungkin Julien Lu mampu membeli mobil ini.

1 miliar bukanlah jumlah yang kecil.

Diam-diam Enelisa Zhang merasa terkejut.

Karena sudah malam, lalu lintas cukup lancar, mereka tiba di apartemen Enelisa Zhang hanya dalam waktu 20 menit.

Dulu Julien Lu bekerja sebagai kurir, ia tahu apartemen ini sebagian besar berisi para pekerja kantoran, dan ia juga tahu Enelisa Zhang tinggal sendirian.

“Oke, sudah sampai,” Julien Lu menghentikan mobilnya dan berkata.

“Terima kasih sudah mengantarku.”

Enelisa Zhang tersenyum, kemudian tiba-tiba teringat sesuatu.

“Oh ya, aku belum berterimakasih padamu karena telah mengambilkan kalungku saat itu, kalau kau ada waktu luang, aku akan mentraktirmu makan.”

“Ini... besok-besok aku sama sekali tak punya waktu,”Julien Lu menggaruk kepalanya.

Ia sangat ingin pergi makan dengannya, tapi ia telah berjanji untuk menemani Nancy Lu ke Jianmen Pass, dan ia belum tahu ia akan pergi selama berapa hari.

“Apa yang kau lakukan, sesibuk itukah?” Enelisa Zhang merasa agak kecewa.

Ia juga tak tahu kenapa ia merasa seperti ini.

Tanpa berpikir panjang, Julien Lu menceritakan rencana kepergiannya.

“Maka, mereka masih di Hotel Paradise, besok pagi akan segera berangkat.”

“Rupanya begitu...” Enelisa Zhang merasa kecewa namun memaksakan diri untuk tersenyum, lalu berkata, “Kalau begitu kita bicarakan lagi saat kau ada waktu luang saja.”

“Baiklah.”

“Baik, sampai jumpa.”

Enelisa Zhang berbalik dan berjalan ke arah pintu apartemen.

Di saat yang sama, ia merasa ragu.

Enelisa Zhang adalah seorang wanita yang agresif.

Jika tidak, mana mungkin ia berhasil mendapatkan posisi setinggi itu di Hongtu’s Property, walaupun ia adalah putri Peter Zhang.

Tak lama kemudian, Enelisa Zhang membuat keputusan, ia berbalik dan mengetuk jendela mobil.

Begitu jendela itu dibuka, dengan gugup Enelisa Zhang bertanya, “Julien Lu, maukah kau mampir ke rumahku untuk minum kopi sejenak?”

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu