Too Poor To Have Money Left - Bab 208 Rayne Chen Yang Kembali

Perlahan, perlahan, Reiye mulai berjalan secara inisiatif.

Titik putusnya meridian benar-benar kembali terhubung!

Rasa senang yang muncul di hati Julien Lu itu benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

Berdiri setelah dihancurkan, hidup setelah dibunuh!

Dia mencoba membuat Reiye terus berputar bolak-balik beberapa kali di antara meridian.

Tidak hanya sangat lancar, tetapi juga cepat hingga mencapai titik tidak normal!

Karena rotasi Dantian kecil itu seperti turbin yang kuat, mempercepat pengoperasian Reiye!

"Astaga...... Benar-benar jenius!"

Kebahagiaan ini terasa seperti mimpi di malam hari.

Jadi, Julien Lu pun mulai menyiapkan Dantian kedua ...

Ketika langit mulai terang, tubuhnya sudah "menumbuhkan" delapan Dantian.

Terus pertahankan, dia pasti akan bisa sembuh dalam waktu beberapa bulan, bahkan lebih...... Kemampuannya akan berkembang mencapai tingkat yang menakutkan dalam waktu yang sangat singkat!

Praktisi lainnya hanya memiliki satu Dantian.

Namun, ada berapa titik akupunktur dalam tubuh manusia?

Jika dimisalkan bahwa setiap titik akupunktur dapat ditempati oleh satu Dantian......

Benar-benar tak terbayangkan!

Dirinya pun kini menjadi sedikit lebih.

Hasil satu malam itu mungkin membuat cederanya menjadi lebih baik, mungkin juga karena suasana hatinya, namun bagaimanapun ceritanya, dia melihat adanya harapan!

Julien Lu merapikan selimutnya, beranjak keluar dari tenda, membongkar tendanya dan mengemasnya, lalu dia pun sudah bisa melanjutkan perjalanan.

Namun, ketika dia keluar, dia melihat Rayne Chen sedang berdiri tidak jauh darinya sambil menjinjing sebuah tas ransel.

Bahkan sedang menggigil kedinginan.

"Kamu perlu merasa tidak tenang, aku bisa menjaga diriku sendiri, aku berbicara yang sesungguhnya, pulanglah."

Julien Lu meliriknya dan tiba-tiba menyadari bahwa kendaraan off-roadnya menghilang.

“Mobil, mobilnya rusak.” Rayne Chen bergemetar kedinginan.

Perbedaan suhu antara siang dan malam hari cukup signifikan, meskipun saat ini adalah akhir musim panas, tetapi menetap di luar tetap saja hampir membekukannya.

Tadi malam, Rayne Chen pergi mengendarai mobilnya.

Setelah berkendara sepuluh kilometer, mobil off-road itu rusak.

Memang sudah ada yang tidak beres dengan mobil bekas ini ketika mereka pertama kali membelinya.

Dia juga sudah pernah berpikir untuk menumpang.

Tapi.

Dia sendirian dan tidak berani menunjukkan hartanya.

Pepatah yang mengatakan bahwa seorang wanita tidak bisa datang ke Tibet semudah itu tidak datang begitu saja.

Menumpang tidaklah mudah.

Rayne Chen paham.

Dia menetap di dalam mobil sepanjang malam dan bergumul sepanjang malam.

Ketika langit mulai terang, dia pun berjalan kembali.

Dalam keadaan seperti ini, mengikuti Julien Lu adalah cara yang paling aman dan terjamin.

Setelah tiba di sebuah kota, dia akan menemukan cara untuk pulang!

Betul, inilah yang dia pikirkan.

Kecuali dia memutuskan untuk menumpang, atau memperbaiki mobil off-road itu.

“Oh, ikuti saja aku untuk sementara waktu,”balas Julien Lu dengan sikap datar.

Rayne Chen terlihat sedikit canggung, ia kemudian bergegas membantu merapikan barang bawaannya.

Tas punggung yang ia jinjing itu berisi uang tunai satu juta yuan.

Dan tas punggung Julien Lu berisi daging kering, air mineral, dan tenda.

Setelah selesai merapikannya, keduanya kemudian terus menyusuri jalan raya sesuai dengan rencana awal.

Di sepanjang perjalanan, bukannya tidak ada kendaraan yang melintas.

Namun Rayne Chen tidak berani bertanya, karena dia tahu jelas bahwa Julien Lu tidak akan masuk ke dalam mobil.

Keduanya terus terdiam di sepanjang perjalanan.

Dia terus mengikuti Julien Lu dengan ekspresi tertekan.

Julien Lu berjalan di depan, ia menundukkan kepalanya sedikit, sepertinya sedang berpikir.

Namun, berjalan kaki menghabiskan sangat banyak tenaga, ditambah dengan sengatan sinar ultraviolet yang terik serta angin kencang dan kering.

Setelah berjalan sepanjang pagi, sebagian besar air telah habis diminum.

Kondisi Rayne Chen kurang baik, ia menggenggam sebotol oksigen dan terus megnhisapnya, ia sering berhenti untuk beristirahat ketika baru saja berjalan beberapa langkah.

“Jika aku adalah dirimu, aku akan makan lebih banyak daging sapi, dengan demikian, kamu akan beradaptasi dengan reaksi dari ketinggian secepat mungkin,”Julien Lu mengingatkannya.

Ketika Rayne Chen mendengarnya, dia pun hendak bergegas melahap sepotong dendeng.

Julien Lu menjilat bibirnya yang pecah-pecah, meminum seteguk air, dan bertanya-tanya ke mana ia harus mencari air tawar.

Tanpa adanya perbekalan, dia tidak akan bisa melanjutkan perjalanannya.

“Kita tidak akan berjalan melewati jalan raya, jalan saja ke sana, jika kita bertemu orang Tibet, kita dapat membeli sedikit air dan makanan,”tamabah Julien Lu.

Rayne Chen menggerogoti dendeng itu dan meliriknya.

Setelah berpikir sejenak, ia pun bertanya dengan hati-hati, "Julien Lu, apakah kamu...... menyinggung sekelompok organisasi ilegal?”

Dalam pikirannya, alasan Julien Lu melarikan hanyalah karena menyinggung organisasi ilegal.

Julien Lu menatap ke arah kejauhan dan perlahan berkata,"Jika aku berkata bahwa mereka lebih menakutkan daripada organisasi ilegal, apakah kamu akan percaya?"

Pertanyaan ini membuat Rayne Chen takut dan berkata, "Apakah ada pembunuh yang mengejarmu?"

“Hmm, kamu juga bisa mengangapnya begitu.” Julien Lu tersenyum santai.

Setelah melalui permasalahan itu, Julien Lu pun bertumbuh semakin dewasa.

Selama Sophia Liao dan Nancy Lu dapat melewati kehidupannya dengan baik, sebenarnya Tibet terlihat seperti tempat yang cukup baik.

Satu-satunya hal yang dia pikirkan saat ini adalah memulihkan kemampuannya sendiri.

Julien Lu dapat diam-diam merasakan, jika suatu hari dimana dia berhasil menghubungkan semua titik akupunktur dengan meridian yang rusak, mungkin dia tidak akan takut akan praktisi tahapan ketiga manapun lagi.

"Seharusnya sudah hampir sampai, ayo jalan."

Julien Lu bangkit berdiri dan menepuk pantatnya, lalu berjalan keluar, Rayne Chen yang melihat keadaannya pun hanya bisa terburu-buru mengikutinya.

Keduanya meninggalkan jalan raya dan berjalan di atas padang rumput.

Julien Lu belum pernah datang ke Tibet, sama halnya dengan Christina Chu.

Mereka tidak tahu bahwa ingin bertemu para perantau itu tidak semudah itu.

"Kita harus menghemat air minum."

Julien Lu menatap Rayne Chen, mengambil satu botol lagi, mengerutkan alismya, dan terus meminumnya, dia tidak bisa menjamin apakah air di ranselnya akan bertahan untuk melewati hari ini.

Ketika mengatakan hal ini, dia pun melihat adanya rasa enggan pada wajah Rayne Chen.

Setelah berpikri sejenak, Julien Lu mengeluarkan empat botol air yang tersisa dari tas punggungnya dan berkata, "Supaya adil, dua botol per orang."

Total ada delapan botol air, Rayne Chen sudah meminum tiga botol pagi ini.

Rayne Chen tahu bahwa dirinya bersalah, sehingga ia pun menerimanya dengan perasaan tidak bersedia.

Dia awalnya mengira Rayne Chen akan menghargai hal ini, tetapi keseringannya dalam minum air masih saja sama seperti sebelumnya.

Meskipun Julien Lu paham bahwa Rayne Chen tidak pernah menderita sepeerti ini sebelumnya, namun ini bukanlah masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan perasaan pengertian.

Ketika sore hari tiba, Rayne Chen pun telah menghabiskan airnya.

Tiba-tiba, Rayne Chen berkata,"Julien Lu, cuacanya hari ini terasa sangat kering, bagaimana kalau kamu memberiku sebotol lagi."

Dia mencoba untuk berbicara dengan Julien Lu menggunakan nada negosiasi.

Dia benar-benar sudah terlalu haus.

Namun, Julien Lu menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

Dia juga sudah menghabiskan sebotol, dengan kata lain kini hanya tersisa sebotol air terakhir di tangannya.

Rayne Chen terdiam, mereka berdua kemudian berjalan sedikit lebih lama.

"Julien Lu, tolong, aku tidak meminta satu botol, berikan aku setengah botol...... Tidak, beri aku seteguk, seteguk saja, bagaimana?"

Rayne Chen melembutkan nada bicaranya, dengan sedikit maksud untuk memohon, dia juga tidak menginginkannya, namun tenggorokannya kini terasa kering dan sakit.

"Bukankah kita sudah mendiskusikannya?" Kata Julien Lu.

"Tapi, aku sudah menyelamatkan nyawamu."

Karena merasa putus asa, Rayne Chen pun menggunakan senjatanya.

“Aku tahu, tapi sepertinya aku tidak berhutang apapun padamu.” Saat berbicara, Julien Lu melirik sejenak ke arah ransel Rayne Chen.

"Nyawa manusia itu tidak ternilai harganya, apakah bisa diukur dengan uang? Julien Lu, kamu sudah berubah!" Rayne Chen tidak bisa menahan ekspresi cemberutnya.

“Setidaknya kamu sendiri merasa bahwa dua juta yuan sudah cukup untuk membuatmu mengambil resikonya.” Julien Lu melirik Rayne Chen dan lanjut berkata, “Jika kamu masih mempunyai tenaga untuk mencoba bersikap licik, kamu lebih baik bergegas untuk berjalan sedikit lebih jauh lagi sebelum langit gelap, masalahnya akan terselesaikan jika kita bertemu dengan orang. "

Setelah selesai berbicara, Julien Lu pun berpaling pergi.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu