Too Poor To Have Money Left - Bab 133 Hadiahnya Kamu Terserah Saja

Disisi lain, Kanen baru saja menyuruh dia untuk bersiap menyerang Peter.

Dan disini putrinya malah langsung datang kehadapannya.

Dia sangatlah senang, jika sedang beruntung sungguh tidak bisa dihalangi.

Setelah keluar dari Lotte Casino, Henley sudah berpikir bahwa memanfaatkan perjamuan para pemegang saham Hongtu's Property untuk menyelesaikan masalah Peter lewat Kanen.

Jika tidka, dia sudah ingin kembali.

Jelas bahwa Kanen ingin menarik kembali kekuasaan dari tangan Peter, dan merebut sahamnya.

Henley sedang berpikir bagaimana caranya untuk bertampil baik dihadapan Kanen, jika dia bertampil baik, mungkin saja Kanen jika senang........

Dan mungkin saja memberikannya sedikit saham!

Dia tahu bahwa Hongtu's Property adalah sebuah profit besar!

Sekalipun kasi dia saham 5 persen saja tanpa hak suara. itu juga sudah adalah sebuah angka yang besar sekali.

Makna dari saham itu tidak hanya uang belaka saja, melainkan juga melambangkan bahwa dirinya akan memiliki sebuah telur emas yang bisa mengeluarkan uang!

Saat ini, putri sulung dari Peter tengah duduk didalam cafe, bukankah itu adalah kesempatan yang diberikan oleh tuhan kepadanya?

Namun, Henley sangatlah hati-hati, dia membayar dan berpura-pura pergi seolah tidak ada apa-apa.

Dia adalah ketua Organisasi Naga Hitam, ada banyak hal yang bahkan tidak perlu dia lakukan sendiri.

Dan disaat Enelisa menyadari tatapan dari Henley, dia sudah mulai perhatian terhadap lelaki ini.

Namun lelaki itu malah membayar dan pergi begitu saja, kesiagaan Enelisa sangatlah kuat, namun didalam hari biasa, tatapan seperti itu sungguh banyak sekali.

Oleh karena itu setelah Henley pergi, dia juga lepas siaga.

...........

Julien tidak naik mobil, dia juga tidak menyuruh Dexter untuk mengikutinya, dia hanya mengirim sebuah pesan kepada Dexter saja bahwa ada sedikit urusan diluar.

Dia sudah adalah orang hebat langkah ketiga ini.

Meskipun masih tidak sepenuhnya, namun orang biasa sudah tidak bisa melakukan apapun terhadapnya.

Contohnya adalah ketika berada di Jian Men pass, ketiga orang keturunan keluarga Hong yang ditemui bersama Enelisa itu saat ini sudah bukanlah lawan baginya.

Orang hebat langkah ketiga baik bagi keluarga manapun juga sudah adalah kekuatan hebat yang sangatlah langka.

Jadi Dexgter juga tidak lagi khawatir dengan keselamatan Julien.

Dia mengunci pintu dan ke balkon dulu, setelah mendengar sebentar bahwa sudah tidak ada suara, dan yakin semua orang sudah tidur.

Dia lalu bagaikan seekor burung yang melompat dan menghilang didalam kegelapan.

Dia sekarang sudah bisa melompat 20 meter kedepan sekali lompatan, tentu saja ini bagi orang biasa ini sungguh tidak bisa dibayangkan.

Namun bagi praktisi langkah ketiga ini bukanlah apa-apa, apalagi saat ini didalam tubuhnya sudah bukan lagi reiki melainkan nyaris semuanya adalah reiye.

Jika digantikan adalah praktisi ditingkatan yang sama, sekali melompat 30-50 meter sudah bukanlah sebuah masalah besar.

Bagaimanapun juga, langkah ketiga sudah melambangkan adalah puncak dari praktisi didunia manusia.

Villa dibangun ditengah bukit, hanya ada sebuah jalan raya yang bagaikan kaki seribu yang menyusut, waktu itu Terrence membel vila ini juga entah apakah ada maksud tertentu atau tidak.

Namun malah memberikan tempat untuk latihan terhadap Julien dan juga untuk beraktivitas.

Dia tidak jalan mengikuti jalan raya, melainkan dia memilih sebuah jalan paling dekat dan berlari terbang, serangga malam semuanya ketakutan.

"Astaga! Sungguh enak sekali! Ternyata orang super seperti begini rasanya!"

ini sungguh membuat Julien senang.

Hingga setelah turun bukit.

Dia keluar dari hutan dan memanggil sebuah taksi, dia lalu naik mobil dan pergi menuju tengah kota.

Julien suka dengan rasanya bersama Enelisa.

Jika tidak dia juga tidak akan pergi sendirian disaat dan didalam kondisi seperti ini.

ini sangatlah sulit untuk dijelaskan.

Contohnya adalah ketika dia bersama dengan Christina, dia juga merasa sangatlah nyaman, namun itu juga ada sedikit perbedaan.

Mungkin ini juga karena Christina tinggal dirumahnya dan bertemu setiap hari.

Namun Julien juga baru berumur 22 tahun, dia masih muda, dia tidak mengerti yang terlalu rumit dan bingung apa yang harus dipikirkan.

Setengah jam kemudian.

Di Cafe.

Enelisa tersenyum dan menatapi Julien berjalan kearahnya.

"Kamu datang lebih cepat daripada yang aku bayangkan." kata Enelisa sambil tersenyum.

"Bukan terlalu jauh, dijalanan juga tidak macet."

Julien memegang perutnya, dia merasa sedikit lapar, belakangan ini nafsu makanannya juga menjadi besar, namun dicafe ini juga tidak ada makanan enak.

"Oh iya, kita pergi ketempat lain untuk duduk saja, cari makanan." kata Julien.

Sebenarnya pergi kemana tidak apa-apa bagi Enelisa, dia menganggukkan kepalanya, dan menyetujui permohonan Julien.

Waktu masih pagi, kehidupan malam di kota G juga baru saja dimulai.

Mereka berdua pergi meninggalkan cafe, ketika brjalan, Enelisa terlihat tersenyum, dia terkadang memutarkan kepalanya kearah lain, dan sering juga terakhir mengarah pada Julien.

Julien melirik kearah kiri kanan, dia terus mencari toko yang bisa mengenyangkan perutnya.

Terakhir, dia masuk kedalam sebuah toko hotpot.

Enelisa tidak pernah datang ketempat seperti ini, baginya makanan seperti begini sangatlah tidak sehat.

Namun malam ini, dia sama sekali tidak keberatan.

Julien memesan banyak barang sekaligus, sekali kuahnya mendidih, dia langsung memasukan daging sapi kedalam.

dan setelah sejenak kemudian, dia meletakkan satu dimangkok Enelisa.

"Makan! ini enak!" Julien melihat Enelisa masih tidak bergerak, dia lalu berkata seperti itu.

Enelisa menganggukkan kepalanya, dia mengambil sumpit dan tersenyum, "Tampaknya kamu sangatlah menyukai hotpot."

"Hahaha, iya, dulu sangatlah miskin, tidak tega makan, hanya saja ketika Rayne ulang tahun........" Julien tercengang sejenak, dia lalu berkata, "Sudahlah, tidak bilang itu dulu, semuanya sudah lewat."

"Rayne? Itu adalah mantan tunangan kamu dulu kan?" Tanya Enelisa penasaran.

"Iya....."

"Mengapa terakhir malah tidak jadi?"

"Bukan.......kamu mencariku keluar bukankah ada yang ingin kamu sampaikan kepadaku?" Julien tidak ingin mengobrol ini dengan Enelisa, dia bergegas mengalihkan perbincangan.

"Iya." Enelisa tersenyum, dia memakan daging di mangkoknya, "Sangat pedas, namun rasanya lumayan!"

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum.

Lalu sambil makan sambil mengobrol, Enelisa mengatakan sikap Peter.

"Maksudmu, ayahmu mengundangku untuk menghadiri acara perjamuan para pemegang saham Hongtu's Property?" Julien ragu-ragu sejenak dan berkata, "Ini sepertinya tidaklah baik."

Dia tidak takut bertemu dengan Ivan, namun terpikiran bahwa acara perjamuan ini sepertinya tidak cocok untuknya sebagai orang luar.

"Tidak apa-apa, kamu tinggal pergi saja, nanti aku pergi jemput kamu saja."

Meskipun Peter mengajak mengobrol diwaktu lain juga bisa, namun itu juga mungkin saja adalah kondisi lain lagi.

Sedangkan Enelisa, dia sangatlah ingin mengenalkan Julien kepada Peter.

Julien memakan sambil berkata, "Baiklah kalau begitu, bisa juga aku pergi, namun jika adikmu Ivan datang mencariku dan nangis-nangis, aku tidak mau bertanggung jawab."

"pftt.....huk huk huk......"

Enelisa merasa lucu dengan perkataan Julien, dia lalu terselek karena cabainya.

"Air, kasih air!" Julien bergegas memberikannya air/.

"Terima kasih."

Enelisa menerimanya dan setelah meminumnya, dia baru menyadari bawha gelas ini ternyata milik Julien, wajahnya lalu menjadi merah lagi.

"Orang ini pakah sengaja lagi?" Kata Enelisa malu sambil marah dalam hati.

Setelah makan dan minum sampai puas, akhirnya Julien terduduk santai di kursi.

Tentu saja, sesuai dengan kemampuan makannya, lebih banyak Christina lagi juga bukanlah lawannya.

Enelisa mengambil sebuah tisu dan melap bibirnya, dia lalu melirik Julien, dan berkata seolah tenang, "Oh iya, hari itu juga adalah hari ulang tahunku......"

"eh? ulang tahun?" Julien langsung serius.

"Iya, hadiahnya.........kamu.......terserah saja."

Enelisa sangatlah tegang, saat ini yang terpikiran dibenaknya adalah ketika Julien tahu bahwa itu adalah hari ulang tahunnya, apa hadiah yang akan dia berikan.

Setiap tahun dia merayakan ulang tahunnya dan Peter juga mengadakan acara untuknya, hadiah yang dia terima setiap tahun sangatlah banyak.

Diantaranya ada banyak orang-orang kaya ayng menyukainya juga memberikannya hadiah.

Namun dia tidak pernah begitu tegang.

Karena ini adalah pertama kalinya dia meminta hadiah kepada orang lain.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu