Too Poor To Have Money Left - Bab 357 Kalian Salah

Meski jarak mereka cukup jauh, pengurus rumah itu bisa mendengar seruan Terrence Lei.

Ia menggunakan pedang di tangan kirinya sebagai tumpuan untuk membantu tubuh rentanya berdiri dan bergumam, “Mengasah pedang juga akan mengasah hati, baru saja selesai mengasah, kau telah memburu-buruku, Tuan, Tuan, sejak dulu kau tak bisa mengubah sikap tak sabaranmu ini.”

Sambil menggerutu, pengurus rumah menopang pedang panjang itu di bahunya dan berjalan menuju ke paviliun.

Terrence Lei menjadi lebih percaya diri dan sambil tertawa berkata, “Jika kalian bertiga tak ingin mati, segeralah pergi dari sini, jika tidak, kalian akan menyesalinya!”

“Haha, Terrence, kenapa menyeret orang lain ke dalam urusan internal kita?” Ardi Lei tersenyum sinis.

“Kau kira karena ia membantumu, kami akan merasa takut?” cibir Calvin Lei.

“Benar juga, sejak menjadi kepala keluarga, kau jadi jarang berlatih, kau belum pernah menang bertarung melawan kami. Sepertinya akhir-akhir ini, kemampuanmu semakin berkarat.”

Gun Lei menatap Terrence Lei, lalu menatap pengurus rumah yang sedang berjalan menghampiri mereka, dengan ekspresi suram ia berkata, “Terrence, kuberi kau satu kesempatan lagi.”

“Hah, takut pada kalian?” dengus Terrence Lei, ia tersenyum, “Jangan besar kepala.”

Setelah berkata, Terrence Lei menjejakkan kakinya dan melompat mundur dan mendarat di belakang pengurus rumah itu.

“Kakak Pertama, Kakak Kedua, Kakak Ketiga, aku ingin bertanya, jika hari ini aku bertekad akan mengalahkan kalian, apa yang akan kalian lakukan?”

Setelah mendarat, aura Terrence Lei tampak mengintimidasi.

Pria yang baru saja mengumpat-umpat seperti preman jalanan itu tiba-tiba kembali menjadi kepala Keluarga Lei yang berwibawa.

“Oh? Pertanyaan bagus.”

Ketiga orang itu berjalan keluar dari paviliun.

Ardi Lei berkata, “Hari ini, kami harus menyelam ke danau.”

“Sama seperti yang telah kuperkirakan,” desah Terrence Lei, lalu ia berkata, “Kakak Pertama, sebenarnya aku telah mengetahui apa saja yang telah kau lakukan, entah kenapa aku masih saja menganggapmu saudara, kau selalu menyembunyikan sesuatu dariku.”

Mendengarnya, senyum Ardi Lei memudar, tapi ia tak menghentikan langkahnya, “Terrence, aku tak memahami apa yang kau katakan.”

“Ada sebuah peraturan turun temurun bagi kepala Keluarga Lei, yaitu, kepala keluarga tak boleh melukai saudaranya kecuali ia telah melakukan kesalahan besar yang tak bisa dimaafkan. Karena itulah setiap kali bertarung dengan kalian, aku berpura-pura kalah. Karena aku tahu jika aku menang, kalian akan habis.”

“Benar, aku sudah pernah menyelam ke dasar danau, tapi itu adalah bagian dari perintah para leluhur. Aku harus menyelam untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dengan begitu barulah aku bisa melindungi tempat rahasia Keluarga Lei ini.”

Terrence Lei mengerjapkan mata, lalu berkata, “Saat itu... pasti kalianlah yang mengejar putra keduaku, Bolt Lei, ke kota G?”

“Dan kakak kita Lionel Lei... kalian juga yang memfitnahnya, kan?”

Ardi Lei dan saudara-saudaranya tiba-tiba berhenti, jarak mereka masih sekitar 30 meter, mereka tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Matanya berkilat tajam, “Sepertinya kau telah mengetahui segalanya.”

“Saat itu, sepertinya Bolt Lei dan istrinya telah menemukan sesuatu yang luar biasa, maka kami bertiga mengejarnya. Terrence, kami sama sekali tak melakukan apapun yang melukai keponakan kami, jangan salah paham,” kata Ardi Lei.

Ia sama sekali tak menyinggung Lionel Lei.

“Itu karena kalian tak berhasil menangkapnya, jika kalian berhasil menangkap Bolt Lei dan menantuku, apa yang akan kalian lakukan?” tanya Terrence Lei.

Ardi Lei tak langsung menjawab, ia tersenyum dan berkata, “Dipikir-pikir, aku sangat penasaran, kenapa keponakanku menghilang selama 20 tahun, sama sekali tak tampak batang hidungnya.”

“Aku tak perlu menjawab pertanyaan ini, tak perlu lanjut membicarakannya lagi,” Terrence Lei mengangguk lalu berkata, “Drew, sisanya kuserahkan padamu.”

“Baik, Tuan.”

Jawab pengurus rumah itu, lalu ia melangkah maju.

Seiring datangnya musim gugur, daun-daun berguguran.

Ia menurunkan pedang panjang yang tadi ditopangnya di bahunya dan memegangnya dengan tangan kirinya.

Ia menggunakannya sebagai alat bantu jalan, setiap ia melangkah, ujung pedang itu menimbulkan suara gesekan menggerus tanah.

Ia tampak seperti pria tua renta yang berjalan menggunakan tongkat.

Jika Julien Lu berada di sini, melihat kejadian ini, ia pasti merasa ini sangat mirip dengan gerakan Terrence Lei.

Entah apakah karena pengurus rumah itu telah sangat lama melayani Terrence Lei hingga ia tertular kebiasaannya, ataukah semua orang tua memang berjalan seperti ini.

Tentu saja mungkin juga sebaliknya, Terrence Lei yang tertular kebiasaan ini dari pengurus rumah itu.

Ardi Lei memicingkan mata lalu tersenyum.

Berpura-pura misterius.

Ia adalah Jindan Dzogchen, tapi Ardi Lei meremehkan pengurus rumah itu.

Tahap Jindan nya tidaklah sama dengan orang lain pada umumnya.

Saat memikirkannya, Ardi Lei pun terbawa lamunan.

....

Beberapa dekade lalu, kemampuan Ardi Lei dan saudara-saudaranya akan menggemparkan dunia jika diumumkan pada masyarakat luas.

Ia memasuki tahap Jindan di usia 15 tahun, Calvin Lei di usia 16 tahun, dan Gun Lei di usia 18 tahun.

Ini sangat membanggakan!

Saat itu seorang tetua keluarga tersembunyi menegurnya, burung yang pertama kali menampakkan sosoknya akan rawan menjadi yang pertama kali ditembak. Maka ia menyembunyikan kemampuannya dan berusaha berlatih lebih dalam.

Saat itu mereka telah menyadari, teknik kultivasi di dunia spiritual ini tidak lengkap.

Dan posisi kepala Keluarga Lei hanya diturunkan ke keturunan langsung.

Terrence Lei memasuki tahap Jindan di usia 20 tahun, kemampuannya masih termasuk hebat.

Tapi ia mempunyai seorang kakak yang telah berusia lebih dari 30 tahun, ia telah membuang 3 butir Jindan Keluarga Lei dengan sia-sia, sebelum akhirnya bisa mencapai tahap Jindan.

Jika saja manusia tak berguna ini bukanlah keturunan langsung Keluarga Lei, seumur hidup mungkin ia hanya bisa mencapai setinggi-tingginya tahap ketiga.

Setidaknya, itulah pemikiran orang-orang.

Tapi, suatu hal tak terduga terjadi.

Setelah mencapai Jindan Chucheng, Lionel Lei tiba-tiba ingin pergi dari rumah dan berkeliling dunia selama 5 tahun.

Karena ini, ia sering bertemu putra-putra keluarga lain.

Lionel Lei selalu tampak berantakan dan kotor seperti seorang pengemis dan tampak gila.

Ia sering berbicara pada tumbuh-tumbuhan, bernyanyi pada para serangga, dan yang paling aneh, tersenyum pada mayat hewan yang telah lama menjadi fosil.

Seluruh praktisi mengira Lionel Lei sudah gila.

Keluarga Lei menganggapnya mempermalukan keluarga.

Karena sebagai kepala dari 8 keluarga super, Keluarga Lei harus selalu memperhatikan kata-kata dan tindak-tanduknya.

Dan Lionel Lei telah menodai Keluarga Lei.

5 tahun kemudian, Lionel Lei tiba-tiba pulang ke rumah Keluarga Lei.

Ardi Lei masih ingat, saat itu juga sedang awal musim gugur. Karena kemampuannya yang luar biasa, Ardi Lei dan saudara-saudaranya bisa keluar masuk Manor Keluarga Lei sesuka hati mereka.

Dan sebagai penerus kepala Keluarga Lei, tentu saja Terrence Lei selalu tinggal di sana.

Saat sedang berkumpul, mereka selalu membicarakan pengalaman kultivasi mereka.

Tiba-tiba Lionel Lei pulang, karena ia adalah putra pertama kepala keluarga, mereka bersikap cukup hormat padanya agar ia tak merasa malu.

Saat itu Terrence Lei sudah bisa terbang berkat mempelajari teknik rahasia Keluarga Lei.

Seperti yang telah diketahui, Teknik Bidadari Terbang mengajarkan para praktisi cara menyeimbangkan energi spiritual bumi dan langit.

Ardi Lei, Calvin Lei, dan Gun Lei menyadari teknik kultivasi yang mereka pelajari kurang lengkap, tapi mereka belum mengetahui alasannya.

Karena itulah mereka sering menemui Terrence Lei untuk mendiskusikannya.

Teknik rahasia Bidadari Terbang hanya boleh dipelajari oleh keturunan kepala Keluarga Lei. Tapi mungkin saja, Terrence Lei akan membocorkan beberapa cara untuk melakukannya.

Hari itu, mereka berkumpul di tepi danau dan membahas tentang keseimbangan energi spiritual langit dan bumi.

Lionel Lei sedang memegang pancingan dan duduk memancing dengan gembira.

Sedangkan mereka berempat sedang mendiskusikan dari mana datangnya energi spiritual bumi dan langit, mereka mengira semua makhluk terlahir dari penggabungan bumi dan langit.

Tiba-tiba Lionel Lei menggelengkan kepala, “Tidak, tidak, kalian salah...”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu