Too Poor To Have Money Left - Bab 230 Apakah Kamu Tidak Takut Aku Merasa Tidak Senang

Julien Lu tidak paham dan melihat ke arah sekeliling dengan linglung.

Namun Soren dan keluarganya langsung mengalihkan perhatian mereka dan berpura-pura tidak tahu.

Hanya Devi Yangjin yang tersenyum menggoda.

Julien Lu mengelus dagunya dan kehilangan selera makannya.

Ia beranjak berdiri dan berjalan ke arah yurt kecil yag merupakan tempat tinggal Keana.

Dia berdiri di luar yurt dan berdeham sejenak.

“Masuk,” terdengar suara Keana dari dalam.

Julien Lu dapat mendengar bahwa gadis kecil itu masih marah, tapi dia tidak tahu kesalahan apa yang sudah dia lakukan.

Dia membuka yurt, mengangkat kakinya, dan melangkah masuk.

Namun, Julien Lu langsung tertegun dan bergegas mengundurkan dengan cepat.

Karena dia melihat Keana sedang membuka bajunya di dalam, lalu terdapat tong kayu yang sedang terus mengepulkan kabut hangat di sana.

Di sampingnya terdapat kompor yang sedang menyala.

Sepertinya gadis kecil ini bersiap-siap untuk mandi.

Julien Lu menepuk dahinya, dia datang pada waktu yang tidak tepat.

"Masuk saja, mengapa kamu berdiri diam di luar."

Suara manja yang diikuti oleh nada marah lagi-lagi terdengar.

"Huh, baiklah, kalau begitu, aku akan masuk."

Julien Lu sengaja berbicara sedikit lebih kuat sebelum masuk.

Namun dia kini melihat Keana sudah masuk ke dalam tong.

"Duduk."

Julien Lu menurutinya dan duduk.

Walaupun dia bukan seorang lelaki yang tergila-gila memanjakan saudara perempuannya, tetapi di Kota G, di dalam rumah, dia cukup menuruti perkataan Nancy Lu.

Secara tidak disadari, dia juga secara tidak sadar melakukan hal yang sama terhadap Keana yang beberapa tahun lebih muda darinya.

Julien Lu tahu bahwa orang Tibet mengalami kesulitan mandi.

Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangkit listrik tenaga angin, tongkat penghangat dan yang lainnya pun muncul.

Selama kamu bisa menemukan sumber airnya, maka mandi tidak lagi menjadi hal yang sulit.

Lagipula normal bagi seorang anak perempuan untuk menjaga kebersihan.

“Besok, kita akan pindah untuk menghindari musim dingin dan mencari tempat yang lebih baik, kamu besok kamu harus menetap dan membantu.” Keana langsung mengajukan permintaannya begitu saja.

Julien Lu tertergun sejenak.

Bukannya dia tidak bersedia untuk membantu, tetapi dia sudah berjanji kepada Devi Yangjin.

Dia harus menemaninya berdiskusi setiap harinya.

Jadi dia pikir perlu memberi tahu Devi Yangjin tentang masalah ini.

Semua ini murni hanya karena rasa hormat.

Bagaimanapun, dia juga sudah sangat membantu Julien Lu.

"Apakah kamu mungkin merasa tidak bersedia? Huh, Julien Lu, aku benar-benar sudah salah menilaimu!"

Keana merasa kesal hingga menciprat airnya sejenak.

"Tidak, kamu salah paham, aku ingin memberitahu Devi terlebih dulu, jika aku tidak menepati janjinya, aku khawatir......"

Sebelum Julien Lu sempat selesai berbicara, Keana langsung merasa kesal dan berkata, "Apakah kamu takut dia merasa tidak senang dan tidak takut aku merasa tidak senang?"

Tiba-tiba, Julien Lu pun merasa kepalanya seakan-akan hendak meledak.

Dia tidak bisa menghadapi ucapan setajam ini!

Keana juga merupakan seorang gadis kecil bertempramen, dia emosi dengan cepat, namun juga menyelesaikannya dengan cepat, dia melirik Julien Lu sejenak dan tidak berbicara lagi, melainkan berkonsentrasi untuk membersihkan tubuhnya.

Pada saat ini, Julien Lu merasa bingung apakah dia harus melangkah pergi atau tidak, benar-benar sangat canggung.

Uap hangat terus menggulung, namun dia bisa melihat bahu Keana yang kurus dan putih cerah.

Namun, Julien Lu tidak merasa terganggu sedikitpun.

Dia sudah berusia dua puluh tiga tahun, sedangkan Keana adalah seorang gadis kecil yang baru berusia enam belas tahun.

“Jika tidak ada masalah lainnya, aku pamit dahulu?” Tanya Julien Lu.

Dia benar-benar sudah tidak dapat menemukan alasan untuk menetap di sini.

Orang Tibet memiliki adat istiadat yang kuat dan terbuka, namun dia juga harus berhati-hati untuk tidak menimbulkan kecurigaan.

"Apa aku sudah mengizinkanmu pergi?" Keana mengulurkan tangannya dan menunjuk ke arah handuk di atas tempat tidur,"Bantu aku bawakan kemari, aku sudah selesai mandi."

Julien Lu tercengang.

Dia berjalan mendekat, memalingkan kepalanya, dan menyerahkan handuknya.

"Istirahatlah lebih awal, aku akan membantu kalian pindah besok!"

Setelah selesai berbicara, Julien Lu berlari kembali ke yurt miliknya, dan meninggalkan Keana yang merajuk.

Julien Lu dan Devi Yangjin tinggal di dalam yurt yang sama.

Sama seperti sebelumnya, sama seperti ketika bersama dengan Rayne Chen.

Di dalam yurt ini terdapat dua tempat tidur, dia yang secara khusus memintanya kepada Soren.

Dia dan Devi Yangjin adalah praktisi, terlebih lagi, dia sesungguhnya hanya ingin mendalami seni bela diri.

Keduanya sering mengobrol hingga tengah malam.

Misalnya adalah Sweeping Leaves, Julien Lu sering mendapat banyak manfaat positif setelah Devi Yangjin mengutarakan pendapatnya.

Sebaliknya, ketika Julien Lu menganalisis Tinju Kesatria, teknik cambuk, dan Gulat Tibet serta bagaimana cara menggabungkannya dengan lebih baik, Devi Yangjin juga mendapatkan pencerahan.

Mereka sebenarnya mengeksplorasi dan menggali dari sudut perspektif yang berbeda.

Hingga mereka memahami intinya.

Julien Lu berbeda dari Draco Lei.

Draco Lei memiliki bimbingan pribadi Terrence Lei.

Julien Lu diperkenalkan oleh Dexter Li, termasuk Sweeping Leaves, semuanya itu diajarkan olehnya.

Namun, Dexter Li mempelajari Sweeping Leaves hanya untuk membuktikan seni bela diri.

Dia belum mempelajari salah satu dari dua metode rahasia, sehingga pemahaman pribadinya tentang Sweeping Leaves juga tidak jauh berbeda.

Oleh karena itu, bantuannya terhadap Julien Lu tidak terlalu berpengaruh.

Semuanya bergantung kepada Julien Lu sendiri.

Pada saat Julien Lu dan Draco Lei berduel, Julien Lu hanya meraih kemenangan yang kebetulan, sehingga dia tidak mempunyai modal untuk pamer.

Kenyataannya, dirinya yang telah mencapai tahapan ketiga masih jauh lebih inferior dibandingkan praktisi tahapan ketiga lainnya.

Setelah lebih kurang satu jam berlalu.

Devi Yangjin perlahan berjalan memasuki yurt.

Dia melirik Julien Lu dan tersenyum tidak jelas, "Kenapa? Apakah secepat itu?"

“Apanya yang cepat?” Tanya Julien Lu.

“Keana, dia mengundangmu ke yurtnya.” Devi Yangjin mengingatkan.

"Betul, kenapa?"

"Kamu tidak tahu?"

“Apa yang tidak tahu?” Julien Lu bertanya dengan kebingungan.

Devi Yangjin menutup mulutnya dan tertawa, lalu perlahan menjelaskan,"Kami para gadis-gadis suku Tibet, akan tinggal sendirian di sebuah yurt kecil ketika sudah mencapai usia enam belas tahun......"

......

“Hmm, gadis kecil itu jatuh cinta padamu.” Ucapnya memberikan kesimpulan.

Julien Lu berkeringat dingin mendengarnya.

Dia tidak menyangka bahwa ajakan Keana ternyata adalah cara wanita Tibet untuk menyatakan cinta.

"Sudah, sudah, jangan bicarakan lagi, aku sudah berjanji pada Keana untuk membantu pindahan besok. Jadi, karena adanya urusan besok, mari kita berhenti sejenak."

Setelah selesai berbicara, Julien Lu pun langsung berbaring di tempat tidur.

Dalam beberapa hari terakhir, pada dasarnya dia telah menyelesaikan penggabungan meridian utama.

Dengan kata lain, luka-lukanya akan segera sembuh.

Tugas yang kini tersisa adalah menghubungkan semua meridian yang terputus di dalam tubuh.

Ada kemungkinan bahwa dia masih ingin memutuskan meridian yang tidak terputus......

Perubahan pada Julien Lu ini sangat signifikan.

Dia telah memulihkan kekuatan tahapan ketiga miliknya dalam dua hari pertama.

Untung saja Devi Yangjin tidak merasa aneh tentang hal ini.

Dia mengira obat yang telah diberikan kepada Julien Lu itu memiliki efek ajaib dan berhasil menyembuhkan lukanya.

Hanya Julien Lu yang diam-diam merasa senang.

Jika ada suatu hari dimana dia menghubungkan semua meridian, bahkan menumbuhkan Dantian kecil di setiap titik yang rusak.

Kekuatannya mungkin saja meningkat ke tahapan yang tak terbayangkan.

Berapa banyak titik akupunktur yang dimiliki tubuh manusia? Delapan ratus tiga puluh, namun sebenarnya ada lebih dari seratus titik tersembunyi.

Selama ia bisa mencapai praktisi tahapan ketiga dan memasuki kondisi Vipassana, maka ia dapat melihatnya.

Ini berarti dia akan memiliki ribuan Dantian kecil.

Dengan adanya harapan yang indah, Julien Lu pun melanjutkan latihannya.

......

Pada keesokan harinya, ketika hari masih sangat pagi, Soren dan keluarganya mulai sibuk.

Meskipun masih jauh dari musim dingin, namun sapi dan domba yang dipelihara harus bertahan hidup di musim dingin.

Mencari sebuah tempat terlindung sebagai peternakan, menjual sebagian, dan kemudian menunggu hingga tahun depan.

Mereka awalnya tidak perlu pindah, namun karena padang rumput yang baru itu, Darry pun mempunyai ide demikian.

Tujuannya adalah kaki Gunung Snowie.

Ketika Julien Lu mendengarkan adanya suara gerakan di luar, dia bangun dan mencuci wajahnya sebentar, lalu keluar untuk membantu.

Merapikan yurt tidak memakan waktu yang terlalu lama, terlebih lagi mereka juga tidak kekurangan hewan yang menarik gerobak dalam masalah transportasi.

Ditambah lagi dengan adanya bantuan Julien Lu, mereka hanya memerlukan waktu setengah hari untuk menyelesaikan semuanya.

Darry dan Soren merasa kagum pada Julien Lu yang terlihat kurus lemah, tetapi kenyataanya memiliki kekuatan yang sangat hebat ini.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu