Too Poor To Have Money Left - 132 Ingin Menyelesaikan Kesalahpahaman

Setelah Halbert pergi, ekspresi tidak puas Peter berubah normal kembali.

Di waktu saat ini Enelisa mencarinya pasti karena ada urusan penting, dan dia juga tidak ingin Halbert mengetahui terlalu banyak.

Dia berjanji memberikan saham kepada Halbert setelah menyelesaikan masalah Kanen, namun dia juga sudah banyak belajar dari peristiwa Kanen.

Hongtu's property harus dipegang erat ditangannya.

Oleh karena cukup dia saja yang mengetahui masalah perusahaan.

Peter menatapi Enelisa, tatapannya terlihat sedikit serakah, "Bilang saja ,ada apa?"

Enelisa mengangukkan kepalanya, "Ayah, apakah kamu ingat tidak dengan Julien?"

"Julien?" Tatapan Peter langsung berubah menjadi seram.

Dia mana mungkin melupakan Julien, pembantu orang yang hampir saja membunuh anak tunggalnya, ada satu lagi bernama Christina Chu.

Jika bukan karena Halbert pernah bilang harus menunggu dia selesai meneletinya dulu baru boleh beraksi, jika tidak dia sudah lama menyuruh orang untuk menyelesaikannya, waktu itu Amelia ingin mencari Kanen, namun entah kenapa tiba-tiba tidak ada lanjutannya lagi.

"Kamu menyelidikinya?" Tanya Peter.

"Iya, aku menyelidikinya." Enelisa terhenti sejenak dan melanjutkan, "Beberapa hari sebelumya aku berkenalan dengannya, meskipun masih belum tahu pasti kekuasaan dibelakangnya, namun........identitasnya misterius."

"Lalu apa rencanamu?" Peter bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Bisa menjadi teman, lebih baik jangan menjadi musuhnya."

Dia tidak mengatakan semuanya, karena dia berjanji kepada Julien, untuk sementara jangan mengumumkan identitasnya, itu akan menyebabkan banyak masalah untuknya.

Dan ada satu alasan lainnya karena dia sungguh tidak pernah mendengarnya, sungguh terlalu aneh, dan lagipula, Julien tidak bermarga Lei, dia bermarga Lu.

Sekalipun dia berkata dengan jujur, Peter juga belum tentu akan percaya, malah dia akan mengira Enelisa sedang omong kosong.

Peter terdiam, tatapannya yang seram terkadang jatuh pada Enelisa, dia tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Dia sudah tahu dari awal bahwa identitas Julien misterius, jika tidak Halbert tidak akan begitu hati-hati, Kanen juga tidak akan sampai diam saja.

"Jadi apa saranmu untukku?"

Enelisa tidak menyangka hal ini akan begitu mudah, dia awalnya mengira akan lama berdebat.

Bagaimanapun juga Ivan adalah satu-satunya keturunan lelaki dikeluarga Zhang, dan saat ini Peter malah mempertanyakan idenya.

"Saranku adalah sebisa mungkin berteman degnannya, masalah Ivan sebaiknya dilupakan saja, bagaimanapun juga hal ini juga salah Ivan terlebih dahulu......."

Sekali berkata hingga disini, Enelisa mengangkat kepalanya dan bertemu dengan tatapan Peter.

Tapi Peter malah menutup kedua matanya, setelah berpikir sejenak dia lalu berkata, "Enelisa, memang benar kata kamu, sebelumnya aku juga merasa bahwa identitas Julien tidak semudah itu."

"Begini sajalah, tiga hari kemudian, kita sekeluarga gelarkan sebuah perjamuan para pemegang saham, disaat itu kamu undang dia dan kita bicarakan dengan baik, untuk menghilangkan kesalahpahaman diantara kita, kita adalah pebisnis, tidak main masalah harus balas dendam, lebih banyak teman lebih banyak jalan, jika bisa damai tentu saja adalah yang terbaik.

Jawaban ini membuat Enelisa sedikit kaget, dia segera sadar kembali dan berkata, "Baik, nanti akan aku beritahu dia."

"Baiklah, kalau begitu kamu pulang dulu, aku masih ada sedikit hal yang harus diperbincangkan dengan Master Halbert." Kata Peter sambil tersenyum.

Enelisa menganggukkan kepalanya dan keluar.

Disaat dia keluar dari kantor, dia lega, ini adalah hal yang paling baik yaitu keluarga Zhang bisa berdamai dengan Julien.

Satu-satunya yang dikhawatirkannya adalah Amelia dan Ivan, jika mereka berdua masih terus mencari masalah, maka ini memang adalah sebuah masalah besar.

Namun ini juga sudah merupakan sebuah kejutan.

Disaat Enelisa keluar, Peter menyipitkan amtanya.

Perkataannya tadi hanya sekilas trik saja.

Jika dibalik Julien ada kekuasaan beasr, maka bisa saja ini damai, dia adalah pebisnis, tentu saja dia tidak akan salah dihal ini.

Namun jika tidak ada atau mungkin tidak terlalu besar dibandingkan dengan keluarga Zhang, maka diperjamuan tiga hari kemudian, dia tidak keberatan untuk menyelesaikan semua masalahnya.

Halbert, kemunculannya secara tidak sengaja membuat Peter semakin percaya diri.

Dan anak tunggalnya, Ivan juga berhasil memasuki dunia praktisi.

Jadi Peter merasa bahwa semua ini adalah kesempatan baginya, ini juga adalah kesempatan bagi keluarga Zhang.

Orang awam, bagaimana mungkin bisa melawan orang dunia praktisi?

Itu adalah hal yang tidak perlu dipikirkan.

Berbalik melihat Enelisa, dia sedikit senang.

Dia tidak mementingkan latar belakang Julien, yang dia pentingkan adalah moralnya dan sifatnya.

Sifat dan moral sangatlah penting.

Dia tumbuh dewasa dikeluarga Zhang, dia mengenal dalam kehidupan pribadi PEter, kelakukan seorang lelaki berpengaruh langsung bagi sebuah keluarga.

Sekalipun Peter adalah ayah kandungnya, namun kematian ibu Enelisa meninggalkan trauma dalam hatinya.

"Jika masalah ini juga terselesaikanm maka seharusnya sudah tidak bermasalah lagi......" Pikir Enelisa dalam hati.

Ketika dia keluar dari pintu perusahaan, udara yang bertiup kearahnya membuatnya terasa lega.

Enelisa mengeluarkan hpnya dan menelepon Julien.

Sedangkan Julien tengah duduk diatas kasur dan seperti tertidur, sebenarnya dia sedang berlatih.

Dia memasuki langkah ketiga, namun bagi praktisi yang telah berada dipuncak langkah ketiga ini, dia hanya baru sampai dipintu masuk langkah ketiga saja.

Didalam tubuh Julien ada Reiye, namun tubuhnya tidak bisa menghasilkan Reiye.

Dantian memang mengkompres semua reiki ditubuhnya menjadi Reiye, namun yang baru tetaplah adalah reiki.

jika dia mau mencapai dantian lautan langkah ketiga tingkatan kedua, dia harus lebih giat belajar, memanfaatkan reiye yang dikompress untuk mengubah tubuhnya, hingga sampai semua yang baru keluar adalah reiye.

disaat Julien masih sedang senang, dia juga merasakan jarak antara dia dengan Dexter.

Jalur meridian dirinya terlalu tipis. reiye yang bisa disimpan tidaklah banyak, satu-satunya cara yang bisa dia gunakan untuk menghilangkan perbedaan ini adalah dengan terus mengkompress reiye dan terus memurnikan reiyenya.

Didunia ini ada sejenis orang dibidang tertentu sudah mempunyai bakat, bagaimanapun juga tidak bisa dihilangkan.

Jelas bahwa Julien bukanlah orang seperti ini.

Namun dia adalah jenius, dan juga adalah orang bodoh, Tuhan memberikannya bakat yang sangat hebat namun melimitkan langkah dia untuk maju.

reiye berjalan diantara mereka dan menimbulkan reiki baru, dan dikompres lagi olehnya.

tiba-tiba.

Hpnya berbunyi, dan memotong latihannya.

Didalam kegelapan, dia membuka kedua matanya yang tatapannya tajam, dan segera kembali normal lagi, seolah yang terjadi tadi hanyalah sebuah halusinasi saja.

"Halo? Enelisa?" tanya Julien.

Enelisa berbisik, "Iya aku......oh iya, apakah kamu punya waktu? Apakah mau duduk diluar? Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu."

"Benarkah?" Julien berpikir sejenak dan berkata, "Dimana?"

"Jam 9, dicafe."

"Oh, baik." Julien melirik jam tangannya dan menjawabnya.

Saat ini jam 8 malam, dan dalam waktu satu jam, dia masih bisa sampai disana.

"Baik, aku tunggu kamu."

Seusai berkata, pipi Enelisa menjadi merah.

Sebenarnya dia sudah duduk dicafe.

Dicafe ini, sebenarnya berada diseberang Hongtu's Property, ini adalah tempat yang sering dia datangi.

Sudah semalam ini dia masih mengundang Julien, meskipun terlalu agresif, namun Enelisa hanya ingin menyampaikan sikap Peter dengan jelas kepada Julien.

Meskipun didalam telepon juga bisa diceritakan dengan jelas......

Namun dia merasa bahwa akan lebih baik jika mengatakannya tatap muka.

Enelisa mematikan teleponya dan emminum kopinya, dia mengangkat kepalanya dan bertemu dengan seorang lelaki paruh baya secara tidak sengaja.

Dia tengah melihat kearah dirinya dengan tatapan tidak baik.

Lelaki ini adalah Henley yang baru saja keluar dari Lotte Casino dan bersiap untuk minum kopi sebelum kembali ke Hotel Lotte.

Enelisa tidak punya ingatan terhadap Henley, namun Henley malah sudah mengetahui semua identitas Enelisa dengan jelas.

Lebih tepatnya adalah setiap orang dikeluarga Zhang.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu