Too Poor To Have Money Left - Bab 404 Ia Tak Menyesalinya

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum.

Hanya dengan 1 lambaian tangan Jenisa Wu, pilar batu kurungan itu langsung patah, dan ia berjalan keluar.

Tanpa banyak bicara, mereka bergegas menuruni tangga batu.

Di luar Sword Prison.

Dian Wu menunggu mereka seorang diri.

Tapi dari penglihatan tahap Yuanying nya, Julien Lu tahu ada pasukan yang mengepung 5 mil dari sini.

Lebih dari 100 orang Jindan Dzogchen tersebar di segala penjuru.

Saat ini, tanpa mengacuhkan Julien Lu.

Dian Wu berkata dengan lembut pada Jenisa Wu.

Bagaimanapun juga ia adalah adiknya, ia tak rela ia pergi mengikuti anjing gelandangan ini.

“Kak, kita telah membicarakannya, aku takkan mengatakannya lagi,” jawab Jenisa Wu.

Ia menganggap Dian Wu terlalu bertele-tele.

Ekspresi Dian Wu menjadi dingin, ia berkata dengan ketus, “Julien Lu, kau telah menyusup ke area terlarang Keluarga Wu, menculik putri Keluarga Wu, dan bersikap semena-mena. Sudah sepantasnya kau dihukum atas kesalahan-kesalahan ini!”

Inilah rencana Dilan Wu.

Pertama membantu Julien Lu melakukan kesalahan, lalu menghukumnya, dengan begitu Keluarga Wu memiliki alibi yang kuat.

Jika mereka membunuh Julien Lu tanpa alasan yang jelas dan tak ada saksi, reputasi Keluarga Wu akan hancur.

Dilan Wu sangat teliti, ia berhasil membereskannya dengan mulus.

Tapi, ia melewatkan 1 hal.

Julien Lu berkata, “Itu mulutmu, kau berhak mengatakan apapun. Tapi saat ini aku tak ingin mencari masalah, kuharap kau menyerah saja dan beri kami jalan.”

“Di saat seperti ini, kau masih ingin pergi?”

Dian Wu terkejut mendengarnya.

Pergi, tentu saja Julien Lu boleh pergi, setelah ia mati.

Dianggapnya tempat seperti apakah ini, ia bisa datang dan pergi sesuka hatinya?

Sebelum Dian Wu sempat menjawab, Dilan Wu perlahan berjalan keluar dari pepohonan.

“Jenisa, dengarkan nasihat ayah, jangan salah pilih lagi,” kata Dilan Wu dengan muram.

Jenisa Wu terdiam sejenak.

“Ayah, aku telah menikah dengannya secara sah, ada banyak saksi. Kami adalah sepasang suami istri, sehidup semati.”

“Kau!” Dilan Wu mengerutkan kening, ia tampak sangat marah.

Putrinya ini sejak dulu memang cerdas dan pandai menafsirkan maksud seseorang.

Ia langsung bisa menebak rencananya.

Ia tahu Dilan Wu bermaksud membunuh Julien Lu dan tak membiarkannya meninggalkan Keluarga Wu.

Maka ia berkata seperti itu.

Ia adalah putri kesayangannya... tapi karena masalahnya menjadi semakin rumit, ia tak mungkin melepaskan Julien Lu begitu saja!

Jika ia pergi, ia akan menimbulkan masalah bagi Keluarga Wu.

Ia tak bermaksud melakukan hal ini, tapi keadaan memaksanya.

Dilan Wu memejamkan mata dan menghirup nafas panjang, “Jenisa, tidakkah kau menyesalinya?”

“Tidak, ayah.”

Jenisa Wu menatap Julien Lu dengan tenang.

“Baiklah! Baiklah! Baiklah!” Dilan Wu mengatakannya berulang kali, tak tahu lagi harus berkata apa.

Ekspresinya sangat muram, ia menatap Julien Lu dengan dingin.

Ia tak tahu apa yang membuat Jenisa Wu begitu tergila-gila pada Julien Lu, ia merasa putus asa.

Tapi kini, ia telah memutuskan.

Karena Jenisa Wu telah memutuskan seperti itu, hal ini berarti, jika ia membunuh Julien Lu hari ini, putrinya akan...

Bagaimanapun, ia adalah darah dagingnya sendiri.

Sejenak, Dilan Wu merasa dilema.

Bahkan harimau saja takkan membunuh anaknya sendiri, mana mungkin karena keadaan memaksa, ia membunuh darah dagingnya sendiri?

Di sisi lain, Julien Lu juga merasa bimbang.

Tapi ia tak berusaha membujuknya.

Jenisa Wu menikah dengannya, lalu kembali ke Keluarga Wu untuk menerima hukuman 10 tahun dengan sukarela, bisa dilihat pendiriannya sangat teguh.

Tapi yang tak ia mengerti, ia jelas tahu jika ia mengikutinya, meski mereka bisa bertahan hidup pun, rintangan yang akan dihadapinya tidak hanya Keluarga Wu semata.

Kenapa ia masih bersikeras mengikutinya.

Julien Lu mengira, Jenisa Wu menginginkan suami yang berkuasa.

Sungguh tidak masuk akal mereka berdua telah pergi ke pengadilan dan menikah.

Pernikahan ini bisa berakhir kapan saja.

Ia sungguh tak memahaminya.

Ia sungguh tak memahami pemikiran Jenisa Wu.

Beberapa tahun lalu, saat Jenisa Wu mengetahui ia akan menikahi anak buangan Keluarga Lei.

Ia menolaknya habis-habisan.

Ia bahkan pergi ke Kota G untuk menyampaikannya sendiri pada Julien Lu.

Saat itu Julien Lu masih muda dan hijau, maka ia juga tak menganggapnya serius.

Tapi kemudian, semuanya berjalan di luar perkiraannya, kemajuan Julien Lu sangat pesat.

Hanya dalam waktu beberapa bulan, ia telah memasuki kultivasi tahap 3.

Sejak itu, ia berusaha mencari informasi tentang Julien Lu.

Tapi hanya sedikit sekali informasi yang didapatkannya, karena Julien Lu telah menghilang.

Tapi ia telah mengetahui seperti apa kehidupan Julien Lu sebelum kembali ke Keluarga Lei.

Dan lagi, bagi Keluarga Wu yang menempati posisi kedua diantara 8 keluarga super, mencari informasi tentang masa lalu seorang orang biasa sangatlah mudah.

Saat Julien Lu kembali muncul, tingkat kultivasinya telah mencapai tahap Jindan.

Ia bahkan memasuki tahap ini lebih cepat dari Dian Wu.

Belum pernah ditemukan orang seberbakat ini selama ribuan tahun.

Maka, lama-lama, ia tak lagi menolak Julien Lu seperti sebelumnya...

Karena lingkungannya, ia tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat konservatif.

Berbagai peraturan telah terpatri dalam hati dan pikirannya.

Saat ia berdiskusi dengan Julien Lu, barulah ia mengetahui, bahwa Julien Lu bisa mencapai tingkatan setinggi ini karena ia tak mengikuti peraturan dan cara lama.

Ini membuatnya merasa malu.

Seiring semakin berjalannya waktu, ia menyadari bahwa Julien Lu tidak segila yang dikiranya.

Melihat kehebatan Julien Lu, saat itu juga, ia memutuskan untuk menepati perjanjian saat itu.

Ia adalah putri Keluarga Wu, sikapnya tentu berbeda dari gadis lain pada umumnya.

Begitu ia menginginkan sesuatu, ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.

Setiap gadis memiliki calon suami impiannya.

Dan Jenisa Wu menginginkan seorang suami yang berkuasa.

Julien Lu telah berhasil menjadi seperti itu, maka tentu ia ingin menikah dengannya.

Tak peduli apakah Julien Lu menginginkannya atau tidak.

Sikap memaksa dan mendominasinya kembali muncul.

Maka ia lagi-lagi pergi ke Kota G dan menggunakan berbagai cara untuk memaksanya menjadi suaminya.

Lalu ia pulang ke kediaman Keluarga Wu untuk menunggu datangnya hari pernikahan.

Siapa sangka, tiba-tiba Keluarga Lei mengalami musibah.

Tanpa berpikir panjang, ia segera melangsungkan acara pertunangan.

Seperti yang pernah dikatakannya pada Julien Lu dulu, tak banyak hal yang ia inginkan, tapi begitu ia menginginkan sesuatu, ia harus mendapatkannya.

Ia seorang wanita yang berpendirian teguh.

Bahkan meskipun ia dikurung, meskipun ia harus melawan Keluarga Wu, keluarganya sendiri, ia sama sekali tak menyesalinya.

....

Dian Wu melihat Dilan Wu merasa dilema.

Ia tahu ini takkan berakhir baik.

Bagaimanapun, ia adalah calon penerus kepala Keluarga Wu, maka ia sangat mempedulikan Keluarga Wu.

Julien Lu... tak boleh pergi begitu saja!

Dian Wu menatap Julien Lu, ekspresinya menjadi murka.

Ia bukan orang jahat, tapi keadaan memaksanya.

Julien Lu, tak boleh dibiarkan hidup...

Karena Dilan Wu tak bisa memutuskan, maka ia membuat keputusan sendiri.

Ia mengangkat dan melambaikan tangannya.

Memberi perintah pada ratusan anggota Keluarga Wu yang tersebar di area itu.

Melihatnya, Jenisa Wu mendekat ke arah Julien Lu, jika ia harus mati, ia akan ikut mati bersamanya.

Ia menoleh menatap Julien Lu, tapi Julien Lu tampak sangat tenang.

Ekspresinya tampak acuh tak acuh.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu