Too Poor To Have Money Left - Bab 37 Dexter Li Yang Menunjukkan Kemampuannya

Julien Lu juga terkejut.

Tanpa adanya peringatan dari Nancy Lu sekalipun, ia juga langsung menyadari bahwa ada yang kurang tepat dengan situasinya ketika melihat enam belas orang tersebut.

Keenam belas siswa ini memiliki bentuk tubuh yang kokoh.

Walaupun tidak sekokoh dan setinggi Dexter Li, namun jika ditambah dengan keenam security, maka mereka kini berjumlah dua puluh dua roang.

Jika mereka langsung bersama-sama menyerang, bagaimana Dexter Li mungkin bisa menahannya?

Semut yang banyak mampu menggigit seekor gajah besar itu adalah teori yang terbukti.

Dalam sekejap, Julie Lu langsung membuat keputusan sebagai lelaki jantan yang tidak akan menyerah hanya karena keadaan yang berada di depan matanya.

Dia adalah pewaris informal Terrence’s Corp., ada banyak sekali cara untuk mengadilinya, ia tidak perlu menggunakan cara kasar seperti bertengkar untuk menyelesaikan permasalahannya.

Akhirnya, Julien Lu berjalan maju dua langkah dan menghampiri sisi belakang Dexter L,”Jumlah orangnya terlalu banyak, bagaimana kalau kita mundur saja dahulu?”

Dexter Li tersenyum dan berkata,”Tuan Muda, apakah kamu merasa bahwa kita kini masih bisa melangkah pergi?”

“...... Bagaimana kalau kita menunda hingga polisi datang untuk mengurusi masalahnya?”

Julien Lu yakin, selama polisi sudah datang, mereka pasti akan membela keadilan bagi Nancy Lu tanpa berpihak, sikap Tuan Muda Gong ini sudah tergolong sebagai pelecehan seksual tingkat berat.

“Ini tidak sempat dilakukan lagi.”

“Tapi, kamu tidak bisa mengalahkan......”

“Tuan Muda, kamu sudah terlalu menyepelekan diriku yang bernama Dexter Li ini, berdiri di pinggir dan lihat saja.”

Dexter Li tertawa terbahak-bahak, lalu berjalan maju sambil melipat lengan pakaiannya.

Keenam belas murid Wushu yang berbakat khusus itu awalnya mengira mereka memiliki jumlah orang yang lebih banyak, sehingga mereka ingin menekan Dexter Li yang hanya berdiri sendirian supaya ia juga tahu untuk bergerak mundur.

Lagipula, orang yang berlatih seni bela diri itu paham, ketika pertarungan dimulai, mereka tidak akan mengenal ringan atau berat, permasalahan yang muncul juga tidak akan mendatangkan keuntungan bagi siapapun.

Namun ketika mereka melihat Dexter Li benar-benar ingin bertarung sendirian, mereka pun tersenyum dingin, pada saat yang bersamaan, emosi mereka juga mulai membara.

Apakah pria ini menganggap dirinya sebagai Bruce Lee yang bangkit kembali?

Sekalipun ia dapat melawan sepuluh orang, namun mereka berjumlah lebih dari dua puluh orang, jadi terlihat jelas bahwa pria ini tidak menghargai beberapa orang ini.

Salah satu murid tersebut langsung berteriak,”Saudara-saudaraku, ayo kita maju bersama-sama!”

Dalam satu peritnah, enam belas sosok tersebut pun langsung bergerak maju.

Setiap murid dari Perguruan Wushu itu sudah menahan emosi yang membara dalam perut mereka, mereka sudah bersiap-siap untuk memberikan pelajaran yang sulit dilupakan bagi lelaki yang satu ini.

Murid yang berada di paling depan itu bahkan menampilkan senyuman kejam.

Sekalipun ia memiliki tubuh yang tinggi dan kokoh, kenapa rupanya? Bertarung itu tidak hanya selalu bergantung kepada kekerasan!

Hal ini memerlukan pelatihan yang berjalan selama bertahun-tahun, diiuti oleh keterampilan dasar dan tak-tik bertarung yang kuat!

Misalkan dirinya yang merupakan “Kepala Perguruan” dari Perguruan Wushu, mulai dari tahun pertama, ia sudah dilempar ayahnya untuk menempuh pendidikan di sekolah sipil dan militer.

Dalam waktu belasan tahun ini, ia sudah mendapatkan belasan penghargaan, diikuti oleh pengalaman bertarung di jalanan.

Ia masih ingat dimana ia pernah bertarung dengan seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar seperti lelaki di depan matanya ini, ia hanya perlu menggabungkan beberapa tonjokkan, orang tersebut pun langsung menangis tersedu-sedu hingga bersujud dan mengakui kesalahannya di depan matanya.

Ia tahu kesempatan baginya untuk mengunjukkan diri sudah tiba!

Ia kini sudah dapat membayangkannya, mulai hari ini, senior-senior dan junior-junior akan terus merasa kagum padanya.

Pihak sekolah bahkan mungkin saja memberikan penghargaan keberanian karena keberaniannya untuk membela keadilan hari ini, dimana bahkan akan disertifikasi oleh pihak petinggi.

Tidak......

Tonjokan ini......

Kedua mata murid itu langsung membulat.

Tonjokannya ini datang dengan terlalu cepat, seperti hempasan angin.

Pikirannya bahkan masih sedang melayang, ekspresi wajahnya bahkan tidak sempat berubah.

Pikirannya tiba-tiba mengosong.

Ia merasakan bahwa dirinya ini melayang di atas awan......

......

Pemandangan dimana Kepala Perguruan Wushu ini dijatuhkan hanya oleh karena sebuah tonjokan itu langsung membuat semua orang tidak sempat kembali fokus, terutama para murid dari Perguruan Wushu yang sedang menyerang maju, mereka juga belum sempat kembali fokus.

Dexter Li berdiri di tengah seakan-akan sedang menari dengan tonjokkan dan tendangan, setiap tonjokan dan setiap tendangannya itu tertuju tepat kepada tubuh para murid-murid itu.

Murid yang menerima serangannya itu terus berteriak hingga kehabisan suara, satu per satu terus berjatuhan di atas permukaan tanah dan meringkuk seperti seekor udang.

Menurut para penonton yang berada di sisi samping, keenam belas murid itu satu per satu terus berjatuhan dalam menghadapi tonjkan Dexter Li.

Para murid yang berada di sisi belakang tersandung oleh karena murid-murid yang berjatuhan, namun Dexter Li tidak akan membiarkannya begitu saja, seakan-akan dapat menendang kepala-kepala mereka dengan langkah-langkahnya.

Suara teriakan yang mengenaskan terus terdengar mengiringi suara kehebohan.

Keenam belas murid yang ganas itu juga terjatuh di atas permukaan tanah.

Julien Lu tercengang.

Nancy Lu juga ikut tercengang.

Semua orang yang hadir di lokasi juga tercengang.

Tidak peduli lelaki ataupun wanita, mulut mereka semua menganga dan membentuk angka nol yang besar.

Keadaan seperti ini hanya pernah mereka lihat di dalam film-film, namun kini terjadi di depan mata mereka.

Sialan, apa yang terjadi di sini?

Enam belas orang, tetapi pihak lawan tidak tersentuh sedikitpun.

Tidak, sudah tersentuh, mereka semua menggunakan tubuh mereka sendiri untuk menabrak ke arah tonjokannya ini!

Dexter Li bahkan masih sempat meregangkan pinggangnya dan berbicara dengan ekspresi tidak senang,”Aku bahkan belum selesai melakukan pemanasan, mengapa kalian sudah merasa tidak sanggup?”

“Pfft! Pfft! Pfft! Pfft.......”

Hati ketua tim keamanan terus berdebar semakin kencang.

Karena pada saat inilah pria bertubuh besar itu membelakangi diriya.

Jika ia mencoba untuk diam-diam menyerangnya pada saat ini......

Ketua Tim Keamanan sudah tidak bisa menahan ide seperti ini.

Jika ia mampu menaklukkan pria bertubuh besar ini, maka ia mungkin saja mendapatkan pencapaian yang sangat besar!

Ia sudah memikirkan semuanya dengan matang.

Individu asing melakukan penyeranga di Haicheng University!

Ia sudah melukai enam belas, tidak, tujuh belas orang secara berurutan!

Ketua tim keamanan lingkungan sekolah itu menegakkan punggungnya dan memutuskan untuk menaklukkan penyerang yang satu ini!

Melindungi keamanan lebih dari lima ribu murid Haicheng University!

Keesokan harinya, koran, internet semaunya tentu saja akan dipenuhi oleh berita yang segar dan hangat dibicarakan ini!

Dalam sekejap, dirinya yang merupakan ketua tim keamanan ini akan segera menjadi target dari topik pembicaraan yang hangat.

Jangan bicarakan yang lainnya, ketika saatnya tiba, ia akan melakukan siaran langsung dan menjadi influencer, bukankah dengan demikian, reputasi dan kekayaan akan datang menghampirinya?!

Ide ini terasa seperti sebuah biji bertunas yang langsung bertumbuh menjadi sebuah pohon besar dan berakar kuat pada hatinya dengan sangat cepat.

Betul, pria bertubuh besar ini adalah lelaki yang berpengalaman.

Namun ia hanya perlu menggunakan tongkat taktis untuk memukul bagian punggung dari kepalaya!

Tidak peduli seberapa tahan dirinya, ia tetap saja akan terjatuh.

Terkecuali jika tulang tengkoraknya itu terbuat dari baja anti karat.

Pada saat emosinya sedang bergejolak kuat, kedua kakinya tidak menurutinya dan langsung mendekat tanpa mengeluarkan suara.

Tangan kanan ketua tim keamanan yang sedan menggenggam tongkat taktis perlahan meninggi.

Tiba-tiba.

Tongkat taktis itu langsung menghantam bagian belakang kepala Dexter Li.

Ketua Tim Keamanan mengerahkan semua tenaganya.

Sekalipun ia menewaskan Dexter Li di tempat, dirinya yang merupakan tim keamanan ini juga sudah memikirkannya.

Reputasi dan keuntungan lainnya juga akan terus berdatangan!

Pada saat Julien Lu dan Nancy Lu baru saja kembali fokus, ia melihat tongkat ketua tim keamanan itu langsung terjatuh.

Ia ingin kembali membuka mulutnya untuk memperingatkan dirinya, namun semuanya kini sudah terlambat!

Selanjutnya, Dexter Li tetap saja tidak memalingkan kepalanya, sebaliknya langsung mencengkramnya.

“Phak!”

Tongkat taktis itu digenggam erat oleh tangannya.

......

“Astaga!”

“Astaga! Astaga!”

“As..... Taga!”

“Astaga!”

Semua orang yang menonton benar-benar sudah tidak bisa mendeskripsikan rasa kejut mereka dengan menggunakan kata-kata lagi.

Jadi suara seruan terus-menerus terdengar dalam sekejap.

Mereka hanya menggunakan satu kata seruan itu untuk menunjukkan rasa tidak percaya mereka yang sudah mengental.

Ketua tim keamanan juga terkejut.

Namun ia hanya tercengang untuk sekejap dan langsung kembali fokus.

Ia kemudian melihat tongkat taktis yang berada di dalam genggaman Dexter Li itu ditarik dengan kuat.

Ia terus menerus menariknya......

......

Tiba-tiba, sebuah aura dingin langsung menyambar dari ujung kakinya menuju ke tulang punggungnya, hingga berakhir di balik kepalanya.

Apakah lelaki ini adalah seorang manusia?

“Ah~!”

Ia ketakutan hingga berseru kebingungan, ia bahkan tidak menginginkan tongkat taktisnya lagi dan hanya ingin pergi melarikan diri.

Namun kedua kakinya itu sudah membeku sejak awal, seakan-akan berakar hingga sudah tidak bisa bergerak lagi.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu