Too Poor To Have Money Left - Bab 192 Bahaya Yang Belum Diketahui

Namun Harris Li langsung tersenyum dingin dalam sekejap.

Apa maksudnya ini?

Biarkan saja? Ia tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Bukannya dia berpikiran sempit, tetapi karena dia sudah tidak bisa mengundurkan diri lagi!

Pada awalnya, permasalahan ini memang dibiarkan begitu saja.

Harris Li menderita dampak yang merugikan, tetapi dia juga tahu bagaimana menghentikan kerugian tersebut tepat waktu.

Tetapi......

Saat itu, Rachel Lei yang memaksa Julien Lu untuk berlutut.

Setelah itu, dia memberitahu sebuah fakta bahwa Julien Lu berlatih Kungfu Iblis!

Berlatih Kungfu Iblis!

Sekarang Rachel Lei menyesalinya, merasa bahwa keluarga itu penting adanya, tetapi apa yang dapat Harris Li lakukan ketika ia tiba-tiba berubah pikiran seperti ini?

Dia mengetahui rahasia bahwa Tuan Muda Kedua dari Keluarga Lei berlatih Kungfu Iblis!

Ini bukanlah sebuah masalah kecil, ini adalah sebuah masalah besar!

Rachel Lei mungkin bertobat untuk sementara, namun siapa yang bisa menjamin bahwa dia tidak akan membicarakan permasalahan dirinya yang berusaha untuk memberantas Julien Lu dalam beberapa hari kedepan?

Jika demikian, maka Harris Li pasti akan berakhir dengan dendam dengan Keluarga Lei!

Maka ia pun lebih memilih untuk mengikuti rencana awal, dimana ia akan menyingkirkan Julien Lu, selama ia tidak menampakkan wajahnya, hubungan Keluarga Li dengan Keluarga Lei akan tetap terjalin baik.

Pada saat itu, Draco Lei berpaling dan harus berterima kasih pada dirinya.

Terlebih lagi, ketika saatnya tiba, sekalipun Rachel Lei tahu dia melakukannya, dia pasti tidak akan berani mengatakannya.

Karena dia tidak bisa lepas dari koneksi permasalahannya!

Harris Li kini kembali tersenyum dingin lagi.

Setelah mengambil keputusan, dia berkata kepada pria muda di dalam mobil bahwa rencananya dibatalkan, lalu berpaling keluar.

Konferensi Dunia Praktisi masih berjalan lancar.

Julien Lu kembali ke rumah kayu dan menyadari bahwa saudara Shangguan dan suadara Tang telah tiba.

Orang-orang yang hadir masih saja merupakan orang-orang yang kemarin, anggur yang disajikan masih saja merupakan anggur yang belum diminum habis kemarin.

Kondisi suasana hati Julien Lu sedang cukup baik, ia pun minum beberapa gelas lebih lagi.

Sebenarnya, sebelum semua ini terjadi, ia dapat sepenuhnya memahami Harry Shangguan, serta petunjuk yang diberikan Flint Tang.

Namun, reaksi Rachel Lei membuatnya merasa jauh lebih lega.

Harry Shangguan terlihat mabuk. Dia melirik Julien Lu dan berkata, "Tuan Muda Kedua, sepertinya suasana hatimu sedang cukup baik hari ini."

"Cukup baik," ucap Julien Lu dengan senyuman penuh pengertian di wajahnya.

Namun, Harry Shangguan mengedipkan matanya.

Gadis berpakaian abu-abu mengeluarkan sebuah map kertas dari tas jinjingnya.

"Ini adalah tiket penerbangan kembali ke Kota G pada pukul sepuluh besok malam. Simpan saja terlebih dahulu untuk mencegah segala jenis ketidakterdugaan."

Ketika melihat tatapan linglung pada mata Julien Lu, Harry Shangguan pun menambahkan penjelasannya.

“Tiket penerbangan?”

Julien Lu membukanya, di dalamnya benar-benar merupakan tiket, tetapi sekalipun ia harus pergi, sepertinya ia tidak akan pergi sendirian, masih ada Christina Chu.

"Harry Shangguan, apa maksudmu ini?"

Setelah berkomunikasi selama dua hari, nada bicara Julien Lu pun berubah menjadi lebih santai.

Dia juga tidak terlalu peduli akan faktanya bahwa Harry Shangguan adalah penganut aliran iblis, ia tetap menganggapnya sebagai seorang teman.

“Simpan saja dulu, jika tidak ada halangan, bawa Christina Chu pergi bersama denganmu, jika ada halangan, tinggalkan saja Christina Chu kepadaku untuk sementara waktu,” ucap Harry Shangguan.

Julien Lu membuka mulutnya dan berkata, "Aku kira semuanya sudah selesai."

"Itu hanya yang kamu pikirkan, Tuan Muda Kedua, pepatah selalu mengatakan bahwa dunia ini dipenuhi kejahatan, terlebih lagi di tengah Dunia Praktisi, ada banyak sekali hal yang harus diwaspadai."

Saat ini, Christina Chu sedang tidak berada di tempat, ia sedang sibuk menyiapkan sedikit hidangan tumis di dapur di lantai pertama untuk beberapa orang.

Julien Lu pun terdiam.

Setelah beberapa saat berlalu, ia mendongak dan berkata, "Aku pikir kejadian itu tidak seserius seperti yang kamu pikirkan."

Namun, tidak ada yang menjawab kecurigaan Julien Lu.

Gadis berpakaian abu-abu itu mengupas kuaci dengan fokus, mata indah Quinn Tang sedang tertuju ke arah luar jendela.

Julien Lu tidak bisa memahaminya, tapi tidak tahu mengapa, selama ia tidak berinisiatif untuk mengungkapnya, apa lagi yang mungkin bisa terjadi.

Rachel Lei juga sudah memutuskan untuk berdamai dengannya dan tidak lagi mempersulit dirinya.

Gadis berpakaian abu-abu itu mengeluarkan barang lain dari tasnya, sebuah flashdisk.

“Di dalam ini terdapat rekamannya, ambil saja, mengenai bagiamana mengurusinya, hal tersebut akan menjadi masalahmu, tidak ada lagi hubungannya denganku,” ucap gadis berpakaian abu-abu itu.

Julien Lu tercengang sejenak, lalu megnambilnya,"Terima kasih."

Terima kasih ini bukan hanya karena gadis berpakaian abu-abu itu menyerahkan rekamannya kepadanya tepat waktu, tetapi juga karena sudah membantu dirinya pada hari itu.

Setelah itu, mereka meminum anggur, lalu berpamitan sebelum tengah malam tiba.

Setelah mereka berempat pergi, Julien Lu berkata kepada Christina Chu, "Berkemaslah lebih awal, kita akan pulang besok malam."

Saudara Shangguan, serta saudara Tang tidak mempunyai alasan untuk menipunya, jadi dia pasti telah melewati sesuatu.

Tidak peduli bagaimanapun, faktanya dia telah berlatih Kungfu Iblis, dan dia juga diam-diam berlatih metode rahasia Keluarga Lei, Guntur Petir Ungu, jadi ia tentu saja tidak dapat menghindari perasaan bersalahnya sendiri.

Pergi lebih awal jauh lebih baik daripada pergi lebih lambat.

Meskipun Christina Chu tidak tahu apa yang telah terjadi, dia tetap mengiyakannya dan berpaling turun.

Julien Lu tidak memiliki niat untuk berlatih sepanjang malam.

Perasaan berbahaya yang tak terlihat terus menghantui perasannya, ketika ia memikirkan kembali ucapan Harry Shangguan dan Flint Tang, rasa tidak yakin dan ragu benar-benar menyelimuti dirinya.

Sebelumnya, dia hanyalah orang biasa yang tidak mengalami perubahan serius yang terjadi secara tiba-tiba.

Jadi dia kini benar-benar merasa kacau balau.

Ketika pagi hari tiba, Julien Lu bangun dengan mata yang memerah, ia mencuci wajahnya dan berpakaian rapi, lalu duduk di kursi dekat jendela.

Hari ini adalah hari ketiga Konferensi Dunia Praktisi.

Hari yang juga merupakan hari terakhir kompetisi di antara para master dari keluarga-keluarga besar.

Dalam tujuh hari ke depan, para generasi muda akan berdiskusi dan bertukar pikiran.

Kenyataannya, pada siang hari ini, pembahasan generasi yang lebih tua sudah mencapai akhir, selebihnya hanyalah upacara khusus bagi Julien Lu yang kembali mengenali leluhurnya.

Oleh karena itu, sebelum tengah hari tiba, ia akan pergi ke seberang danau untuk bertemu dengan senior dari keluarga-keluarga besar terlebih dahulu.

Pada pukul sepuluh pagi, pengurus rumah Drew mengendarai mobil listrik dan tiba di pintu rumah kayu.

Namun ada satu orang yang juga duduk di kursi belakang mobil listrik.

Ketika pria itu turun dari mobil, Julien Lu pun mengenali bahwa pria itu adalah ayah Draco Lei, yang juga merupakan pamannya, Henry Lei.

Julien Lu langsung mengontrol suasana hatinya ketika melihatnya, lalu bergegas berpaling turun, namun ia kemudian melihat Christina Chu berdiri di sisi pintu.

"Tunggu aku di sini, setelah upacara pengakuan kembali leluhur selesai, kita akan langsung pulang ke Kota G." Julien Lu berusaha untuk tersenyum.

“Apakah ada masalah...... yang kamu sembunyikan dariku?” Tanya Christina Chu.

“Tidak.”

“Kamu benar-benar tidak bisa berbohong.”

"Jangan terlalu banyak berpikir, sepertinya masih ada beberapa jam lagi, aku akan segera kembali, Kamu bisa menyeduh teh dan duduk di sini sambil menikmati suasana."

Setelah selesai berbicara, Julien Lu pun melangkah keluar tanpa berpaling ke belakang.

Dia tidak ingin berbicara terlalu banyak dengan Christina Chu, supaya ia tidak perlu merasa khawatir, ia juga tidak ingin membawanya ke lokasinya, jika terjadi ketidakterdugaan, dia tidak ingin Christina Chu ikut terlibat.

Pada awalnya, dia membawa Christina Chu datang karena ia masih kurang mempertimbangkannya, lagipula, keadaannya tidak terlalu bersih.

Henry Lei terlihat sedang tersenyum ketika dia membuka pintunya.

"Julien, aku ini paman besarmu!"

Setelah selesai berbicara, Henry Lei pun membuka kedua tangannya.

Julien Lu juga tersenyum, lalu memeluk Henry Lei sejenak.

"Jangan merasa kaget, aku sangat sibuk belakangan ini, Terrence’s Corp. dan urusan lainnya harus Paman Besar urusi sendiri.

“Paham, Paman Besar,”ucap Julien Lu.

“Baiklah jika kamu mengerti,”ucap Henry Lei sambil tersenyum.

Tapi senyuman ini terlihat sedikit canggung bagi Julien Lu, ini bukan sebuah senyuman senang yang sepenuhnya muncul dari dalam hati, tapi hanya karena pertimbangan kesopanan.

"Ayo naik ke mobil, kita akan lanjut berbincang setelah naik ke mobil!"

Di sepanjang perjalanan, Drew sepertinya sengaja mengemudikan mobil listriknya dengan sangat lambat untuk mengulur waktu mereka berdua dalam berbincang.

Namun, Julien Lu tidak memusatkan perhatian pada topik pembicaraannya, ia hanya terus menjawabnya setiap kali ia bertanya, tatapannya dan perhatiannya itu sepenuhnya terfokus pada tepi danau.

Hal yang berbeda dari kemarin adalah adanya pot dupa perunggu tambahan di sisi depan lapangan yang padat.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu