Too Poor To Have Money Left - Bab 288 Aku Datang Untuk melihat Danau

Dexter Li menggerucutkan mulutnya, melihat kea rah tengah danau, “Aku bukan anggota Keluarga Lei, jadi aku tidak pantas untuk menanyakan hal lain.”

“Iya.” Julien Lu mengnaggukkan kepala.

Pintu Villa Keluarga Lei yang berada di seberang danau besar terbuka.

Setelah itu keluarlah dua orang dari arah sana.

Kedua mata Julien Lu mengeras, meskipun jarak antara mereka sangat jauh, tapi dia masih bisa melihat dengan jelas, dua orang itu adalah Terrence Lei dan pengurus rumah senior.

“Aku rasa alasan aku datang kemari kalian tahu dengan jelas, aku tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Lei sama sekali dan tidak memiliki niat untuk bertengkar sama mereka.”

Julien Lu bergumam sendiri “Mereka semua adalah anak dan cucu Keluarga Sun, jika boleh berikan sebagiantempat utnukku.”

Suara dia tidak besar, sehingga suaranya terhempas jauh oleh angin.

Dexter Li tanpa sadar memberi hormat kepada Terrence Lei yang berada di seberang danau dengan pelan.

Tidak ada orang yang menjawab Julien Lu, wajahnya bersinar sebuah rasa kekecewaan.

Dia berdiri, menepuk bokongnya, lalu berbalik dan ingin pergi.

Namun Terrence Lei tiba-tiba memanggilnya “Anak muda, karena sudah datang, bagaimana kalau temani kakek makan!”

Julien Lu seketika tercenggang.

Karena dia sudah sampai di Manor Keluarga Lei, jika menyuruhnya langsung pulang begitu saja, dia juga merasa tidak terima.

Setelah berunding, dia berkata kepada Christina Chu “Ayo, kita pergi makan.”

Dexter Li juga tersenyum, menepuk perutnya berkata “Kebetulan, aku juga lapar.”

Mereka bertiga memutari danau dan berjalan kesana.

Kembali kesini Julien Lu tidak merasakan apa-apa.

Seperti dia pertama kali bertemu dengan Terrence Lei dan pertama kali ke tempat ini.

Di dalam hatinya, dia tidak merasakan rasa kekeluargaan terhadap Keluarga Lei.

Dia bahkan tidak membenci Draco lei, dia tahu dia sudah menghalangi jalannya.

Tapi dia terus mentolerirnya, yang di dapat olehnya hanyalah pengejaran tanpa akhir, hal ini membuatnya kesal.

Masalah ini cepat atau lambat harus diatasi.

Sejauh apapun jarak itu, pasti aka nada saatnya tiba.

Terrence Lei mengetuk tongkat bewarna emas yang dipegang olehnya, tertawa “Ayo kita jalan, kakek akan bawa kamu makan makanan enak.”

Setelah itu, dia merasa tidak enak dan masuk terlebih dahulu.

Pengurus rumah menganggukkan kepala kepada Julien Lu, lalu mengikutinya.

Makan malam seharusnya sudah siap.

Makanan diatas meja makan masih sangat panas.

Terrence Lei dengan penuh antusias menyuruh mereka bertiga untuk duduk.

Sulit bagi orang luar untuk membayangkan kalau dia adalah pemimpin keluarga Lei.

Kalau dipikir dia seperti orang tua yang baik hati.

Terrence Lei tidak bertanya, misalkan mengapa Julien Lu datang ke Manor keluarga Lei.

Makan malam ini sangatlah tenang, mekipun Terrence Lei sudah berusaha untuk mengubah suasana.

Dexter Li dan Christina Chu hanya menundukkan kepala dan sibuk dengan makanannya sendiri.

Julien Lu akhirnya tidak tahan lagi.

Masalah ini tetap harus diatasi.

“Tujuan aku datang kemari adalah untuk melihat danau.”

Terrence Lei terkejut, dia seketika langsung mendonggakkan kepala meliaht kearah Julien Lu, seperti sedang menunggu kata-kata selanjutnya yang akan dikatakan olehnya.

“Iya, sekalian aku ingin melihat Draco Lei.”

Pengurus rumah senior tersenyum berkata “Tuan Muda, Tuan besar sudah keluar sejak bulan lalu dan belum kembali hingga saat ini.”

“Oh, ternyata seperti itu.” Julien Lu berkata.

Julien Lu tidak terkejut dengan akhir seperti ini.

Dengan cepat sayur diatas meja sudah bersih.

“Apa sudah kenyang?” Julien Lu bertanya.

“Iya, sudah kenyang.” Christina Chu berdiri, berkata kepada Terrence Lei “Terima kasih atas jamuan anda.”

“Haha, baguslah kalau sudah kenyang, nak kamu tidak akan kelaparan jika datang kemari.”

Julien Lu berjalan keluar, Christina Chu pun langsung mengikutinya.

Dexter Li menggaruk kepalanya, tersenyum lalu pergi meninggalkan ruang tamu itu.

Terrence Lei melihat kepergian tiga orang itu, menghelakan nafas, berkata “Drew, pergi antar mereka.”

“Baik tuan.”

Setelah itu, pengurus rumah langsung berjalan keluar.

……

“Tuan muda, Tuan besr memiliki kesulitan tersendiri, kamu harus mengertinya, bagaimana pun dia adalah pemimpin Keluarga Lei.”

“Lalu?” Julien Lu bertanya.

Dia memang sulit untuk mengerti beberapa masalah.

“Ahli waris yang hebat adalah sebuah fondasi yang kuat untuk satu keluarga.”

“Jadi, dia akan membiarkannya saja seperti ini.”

Julien Lu tersenyum, tapi ada sedikit ketidakpedulian dibalik senyumannya.

Pengurus rumah itu berdiri dengan pasti melihat kearah danau besar, berkata “Dia juga tidak bisa diurus.”

Julien Lu tiba-tiba berkata “Ternyata seperti itu.”

“Iya.”

“Kalau begitu, ada beberapa hal yang tidak bisa kita hindari.” Julien Lu menghelakan nafas.

“Tidak ada cara untuk menghindari, bagaimana pun……”Pengurus rumah tidak mengatakan apa-apa lagi.

Tapi Julien Lu mengerti dari kata-kata ini.

Dia tidak hanya satu kali saja memikirkan hal ini, hanya saja dia berusaha utnuk menghindarinya.

“Kalau begitu, kapan Draco Lei akan kembali?”

“Dalam sementara waktu dia tidak akan pulang.” Pengurus rumah sudah pulih seperti semula.

Julien Lu berkata dengan pasrah “Tidak mudah bagiku untuk bertemu dengannya.”

“Ketika saatnya tiba, maka kamu pasti bisa bertemu dengannya.” Pengurus Rumah berkata.

“Benar apa yang kamu katakan.”

Setelah Julien Lu berkata, dia berjalan keluar.

Dia meninggalkan Manor Keluarga Lei pada malam hari bersama dengan Dexter Li dan Christina Chu.

Terrence Lei berjalan ke luar pintu, keberulan Pengurus Rumah bersiap untuk kembali.

“Tuan.”

Terrence Lei menggerutkan keningnya, tidak menjawab, tatapan matanya tidak mengarah kearah kepergian Julien Lu.

Melainkan kearah tengah danau.

“Sepertinya dia sudah tahu?”

“Haha, Tuan muda sangatlah pintar, dia sama sepertu Tuan Muda Kedua.” Pengurus Rumah menoleh, lalu tersenyum berkata.

Kata-kata yang dilontarkan olehnya penuh dengan rasa nikmat.

“Sepertinya dia ada didalam hatimu.”

Pengurus Ruma tersenyum sambil menggelengkan kepala, lalu menganggukkan kepalanya “Ketika waktunya tiba, hal itu akan berjalan seperti yang ada, jika memaksa untuk ikut campur malah hasilnya akan tidak baik.”

……

Rasa dingin terasa semakin kuat.

“Tuan Muda, apakah semuanya akan berakhir seperti ini?’ Dexter Li bertanya.

“Memangnya?”

Meskipin Julien Lu merasa tidak senang, tapi Draco Lei tidak bisa melihatnya, dalam seketika dia juga tidak memiliki cara yang lebih baik lagi.

“Julien Lu, bagaimana kalau kamu pulang terlebih dahulu, lalu aku akan menunggu disini.” Christina Chu tiba-tiba berkata.

“Tunggu apanya, jika ingin pulang maka kita harus pulang bersama.”

Julien Lu tersenyum, berkata “Aku rasa aku tahu dimana bisa bertemu dengannya, hanya saja waktunya belum tiba.”

“Dimana?” Dexter Li bertanya dengan penuh penasaran.

“Rahasia.” Julien Lu melirik kearah Christina Chu sekilas, lalu berkata.

Dia mau tidak mau harus menghindari, sekali Christina Chu tahu maka tidak tahu hal bodoh apa yang akan dilakukan olehnya.

“Sekarang kita pulang saja dulu, sekarang kita hanya bisa seperti ini.” Julien Lu berkata.

“Masih dengan jalan?”

“Kamu tidak ingin jalan?’

“Tuan Muda terserah kamu mau seperti apa, aku pasti akan menemanimu.” Dexter Li menepuk dadanya.

Musim dingin telah tiba.

Salju pertama menambah udara lembab pada cuaca yang kering.

Mereka bertiga berjalan di bawah salju.

Pada saat ini Julien Lu benar-benar terlibat pada Dunia Praktisi yang berbeda.

Sebelumnya dia sudah berjalan selama satu bulan, kira-kira dia sudah menyentuh dinding yang samar-samar itu.

Tapi sepertinya dia masih kekurangan sesuatu.

Jika dia bisa menemukannya maka Tahap Setengah Jindan akan segera sampai.

Christina Chu mengikuri Julien Lu dari belakang, tidak tahu disengaja atau tidak dia selalu menginjak jejak kaki yang dilalui oleh Julien Lu.

Dexter Li menggigit sebuah ranting dan terus melihat kearah sekeliling.

Tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah depan.

Dexter Li melihat peluang itu dengan cepat, lalu dia langsung mengeluarkan es kerucut kecil yang tidak tahu darimana asalnya dan langsung ditembaknya.

Disaat bersamaan terdengar suara tembakan kearah sekitar.

Seekor rusa yang bersembunyi dibalik pohon langsung melompat keluar dan jatuh di tengah salju.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu