Too Poor To Have Money Left - Bab 190 Permintaan Rachel Lei

Ketika sosok tubuh itu sudah hampir tiba di depan rumah, baru Julien Lu turun ke bawah.

"Kakak Sepupu, sudah larut malam begini kamu masih belum tidur?"

Wajah Rachel Lei memancarkan ekspresi lelah, kelihatannya ada masalah yang sedang diresahkannya, makanya membuatnya murung.

Julien Lu spontan tertegun, lalu memancarkan senyuman, "Ada apa?"

"Hahh, menyebalkan, lusa nanti Keluarga Lei harus membantu mempersiapkan ritual kembali ke keluarga untuk kakak sepupu, aku masih belum tahu seharusnya memberikan hadiah apa padamu." Rachel Lei menggaruk kepalanya merasa pusing, lalu kembali berkata, "Bagaimana kalau aku memberikanmu sebuah rumah?"

"Kita semua adalah satu keluarga, berikan saja apapun yang terpikirkan, jangan yang terlalu mahal. Lagipula, setelah ritual ini berakhir, aku harus pulang ke Kota G." Julien lu mengatakan, spontan mengulurkan tangan, bersikap bagaikan seseorang yang lebih tua, dan mengelus kepala Rachel Lei sejenak.

Tindakan ini merupakan kebiasaan yang terbentuk dalam kehidupannya selama ini, tapi kebiasaan ini sebelumnya hanya dilakukan terhadap Nancy Lu.

Intinya, ini hanya sekedar tindakan yang sangat sederhana.

Tapi malah membuat Rachel Lei melongo.

"Err, maaf, seketika tak mampu menahan tanganku, itu...... err!" Julien Lu tersenyum canggung, lalu melirik Rachel Lu dengan perasaan resah.

Sesaat kemudian.

Rachel Lei berkata dengan ekspresi rumit, "Selain kakekku, tidak pernah ada orang lain yang mengelusku seperti ini."

"Err, maaf." Julien Lu sedikit panik.

"Lupakan saja, jangan bahas ini lagi, aku datang ke sini untuk menanyakanmu, besok bisa menemaniku pergi jalan-jalan tidak, menetap di rumah sangatlah membosankan." Kata Rachel Lei.

"Err......" Julien Lu kesulitan menanggapinya.

Konferensi dunia praktisi tidak ingin dilewatkannya, lagipula ini merupakan acara meriah yang hanya terjadi 10 tahun sekali, meskipun dia tidak bisa mengamatinya dari dekat, tapi dia tetap saja kecanduan melihatnya meskipun dari jarak jauh. Lagipula dalam 20 tahun lebih kehidupannya ini, dia tidak pernah melihat gambaran para petarung hebat saling beradu.

Tapi Rachel Lei sudah bersuara, kalau menolak, ini akan berlawanan dengan karakternya.

Setidaknya, dia tidak pernah menolak permintaan tak masuk akal apapun dari Nancu Lu.

Setelah merenung beberapa detik, Julien Lu menganggukkan kepala menyetujuinya, "Baiklah, besok jam berapa?"

"Kalau mau, berangkatlah lebih pagi, jam 7, kamu rasa bagaimana?"

"Hmm, jam 7 boleh juga, nanti kamu yang datang mencariku atau aku yang pergi menjemputmu?"

Julien Lu tahu, beberapa hari ini, Rachel Lei terus tinggal di vila Keluarga Lei, menemani Terrence Lei bersama dengan Draco Lei untuk melayani berbagai sesepuh dan orang berbakat dari keluarga-keluarga besar, setiap orang yang ada di sana merupakan tokoh yang sangat penting.

Tapi, kalau Julien Lu pergi mencarinya harusnya bukanlah sebuah masalah besar, dia akan langsung berangkat setelah menjemputnya.

"Kalau begitu kita sepakat ya, kamu tidak boleh mengingkarinya!" Rachel Lei berkata dengan riang, seakan-akan persetujuan Julien Lu merupakan hal yang tak terduga olehnya.

"Baik, jam 7, aku akan pergi menjemputmu." Julien Lu berkata sambil tersenyum.

"Hmm, kalau begitu aku pergi dulu, besok jam 7, aku akan menunggumu di luar pintu."

Di saat bersamaan saat mengucapkan ucapan ini, Rachel Lei sudah mulai melangkahkan kakinya, tersenyum dengan begitu ceria, dan melambaikan tangan terhadap Julien Lu.

Julien Lu juga ikut melambaikan tangannya, sambil tersenyum.

Tapi sedetik ketika membalikkan badan, wajah Rachel Lei mulai memancarkan ekspresi gundah, tapi langsung sirna dalam sekejap mata.

Sedangkan Julien Lu hanya menghela napas lega, melihat kepergian Rachel Lei sambil merenung.

Setelah Rachel Lei pergi, Julien Lu membalikkan badan, lalu langsung terlihat Christina Chu.

Julien Lu tersenyum santai dan berkata, "Besok...... kamu menetaplah di sini, kalau mereka masih datang untuk minum-minum, layanilah sebentar."

"Julien, jangan menganggap aku berpikiran berlebihan, entah kenapa aku selalu merasa......"

"Sudahlah, sudahlah, kamu jangan berpikiran sembarangan, besok kamu menetaplah di rumah, aku akan kembali secepat mungkin."

Julien Lu melontarkan ucapan ini, lalu naik ke lantai atas.

Julien Lu melewati malam ini dengan berlatih praktisi, hingga langit telah menjadi cerah, tubuhnya seakan-akan telah terpasang alarm padanya, dengan perlahan membuka matanya.

Dia sebagai praktisi tahap ketiga, sudah berbeda dengan orang biasa dalam suatu segi.

Misalnya mampu tidak tidur untuk waktu yang lama, tengah malam terasa hening, sangat cocok untuk fokus dalam berlatih.

Dia duduk di pinggir ranjang, selama 1 menit lebih, tiba-tiba mengambil ponsel, menghubungi nomor telepon Flint Tang.

"Hooaamm...... Tuan Muda Kedua?" Flint Tang menguap, sambil menanyakannya.

"Hmm, benar, ini aku, hari ini kalian masih ingin datang ke tempatku untuk minum-minum bukan?"

"Kenapa? Kamu merasa kami sangat berisik?"

"Bukan, aku hanya ingin mengatakan aku akan keluar sebentar karena ada urusan, kamu nantinya tolong bantu aku jaga Christina sebentar."

"Oh, ini tidak masalah...... Tapi Tuan Muda Kedua, kamu ingin......"

Flint Tang masih belum sempat selesai mengatakannya, Julien Lu malah sudah menutup panggilannya.

Alasan kenapa dia meminta tolong pada Flint Tang dan bukanlah terhadap Harry Shangguan adalah, Harry Shangguan selalu memancarkan tatapan yang aneh setiap kali melihat ke arah Christina Chu.

Apalagi, Harry Shangguan merupakan penganut alirat sesat.

Setelah selesai meneleponnya, sang pria masuk ke kamar mandi untuk mandi, lalu memakai baju olahraga serba bermerek secara khusus.

Dia melakukan ini agar tidak mempermalukan Rachel Lei saat keluar bersamanya nanti, pergaulan di kalangan ini dimengerti oleh Julien Lu.

Saat ini sudah jam 6.30 pagi.

Christina Chu masih belum bangun, setelah sang pria berpamitan sejenak, dia langsung keluar dari rumah kayu, berjalan ke arah vila Keluarga Lei dengan perlahan.

Jarak dari rumah kayu ke vila Keluarga Lei berjarak sepanjang 1 km, berdasarkan kecepatan langkah kaki orang biasa, jarak ini hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 10 menit.

Tapi Julien Lu terkadang berjalan terkadang berhenti, seakan-akan sedang merenungkan sesuatu, juga seakan-akan sedang menikmati pemandangan taman Manor Keluarga Lei yang indah.

Setelah dia tiba di pintu gerbang vila Keluarga Lei, masih tersisa 5 menit sebelum jam 7.

Jam segini, para keluarga besar lainnya masih belum datang, mungkin harus 1 sampai 2 jam kemudian baru mulai ada yang masuk ke Manor Keluarga Lei secara berturut-turut.

Oleh karena itu, Manor Keluarga Lei saat ini terlihat sangat hening.

5 menit kemudian, Rachel Lei juga keluar dari pintu gerbang secara tepat waktu.

Dia yang pada hari ini mengenakan terusan panjang, sepasang sepatu hak tinggi, dilihat dari keseluruhan, sepertinya telah berkurang aura wanita liar seperti biasanya, dan bertambah aura elegan.

"Kakak sepupu, kamu datang pagi sekali!" Rachel Lei berkata dengan riang.

Dia melangkah dengan cepat, dan berjalan ke sisi Julien Lu, lalu merangkul lengan Julien Lu, mendesaknya untuk segera mencari sebuah motor listrik dan bergegas pergi.

"Kalau sampai disadari oleh Kakek, kita tidak akan jadi pergi lagi!"

Julien Lu menanggapinya sambil tersenyum, lalu naik ke sebuah motor listrik, membawa Rachel Lei pergi dari vila, berjalan menuju gerbang besar manor.

"Kakak sepupu, sungguh maaf hari ini membuatmu harus meluangkan waktu untuk menemaniku."

"Jangan berpikir seperti itu, ini adalah hal yang seharusnya kulakukan." Julien Lu mengatakan.

Pandangan mata sang pria selalu tertuju ke arah depan, sama sekali tidak menyadari wajah Rachel Lei saat ini sudah mulai memancarkan ekspresi yang rumit.

Saat hampir tiba di pintu gerbang, Rachel Lei tiba-tiba kembali menanyakan, "Ngomong-ngomong, aku dulunya telah melakukan begitu banyak hal terhadapmu, kamu tidak pernah membenciku?"

Julien Lu kaget, berkata dengan jelas, "Tidak."

"Kenapa?"

Tepat pada saat ini, motor listrik sudah tiba di pintu gerbang manor, Julien Lu memalingkan kepala dan tersenyum terhadap Rachel Lei, tapi tidaklah menjawab pertanyaan ini.

kemudian, Julien Lu berjalan ke arah mobil yang dipersiapkan olehnya.

Tapi Rachel Lei malah masih duduk di atas motor listrik, berekspresi gundah, dan penuh keraguan.

Setelah Julien Lu telah naik ke mobil dan menyalakan mobil, Julien Lu membuka jendela mobil berkata sambil tersenyum, "Rachel, apa lagi yang kamu tunggu?"

Rachel Lei tiba-tiba tersadar, melihat ke arah Julien Lu dengan panik.

"Kakak sepupu...... kita, ingin pergi ke mana?"

"Err, ini, kamu ingin pergi ke mana, aku akan mengantarmu ke mana."

Awalnya Julien Lu lah yang telah menyetujui permintaan untuk menemani Rachel Lei, hari ini keluar untuk membawanya keluar bermain-main, namun saat hendak berangkat, sang gadis malah balik menanyakan Julien Lu terhadap tujuan kepergiannya.

Suasana mulai menjadi aneh.

Setelah hening sesaat, Rachel Lei tiba-tiba berkata, "Kakak Sepupu, bagaimana kalau dibatalkan saja."

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu