Too Poor To Have Money Left - Bab 25 Ah! Kamu Si Penipu!

Tianjing.

Di hall utama lantai 2 yang gemerlapan.

Di sebuah kamar.

Terdapat sebuah layar besar yang menempel di dinding.

Saat ini, sedang memutarkan gambaran seorang wanita cantik melakukan senam aerobik.

Terrence Lei berlutut di atas matras yoga, pergerakannya, selalu disamakan dengan wanita cantik itu.

"1234, 2234......"

"3234, ganti posisi......"

......

Pengurus rumah masuk ke dalam.

Mengambil remot yang ada di meja, menekan tombol jeda dengan mengarahkannya ke layar.

Berkata, "Tuan Besar, Dilan Wu baru saja menelepon."

Terrence Lei melirik wanita cantik yang pergerakannya berhenti dengan tak rela, bertanya, "Benarkah? Dia bilang apa?"

"Dilan Wu masih di rumah awal, tapi menurut perkataannya, Nona Wu sudah pergi ke sana."

Bocah yang cerdik ini, aku rasa dia pasti ingin mengabaikannya."

Terrence Lei merenung sejenak, kemudian kembali bertanya, "Drew, kamu ada ide tidak?"

"Semua sudah cukup baik, jika ikut campur lebih lanjut, pasti akan membawakan banyak masalah terhadap Tuan Muda Kecil." Pengurus rumah mengatakan.

"Oh iya, Barry Wu sudah tiba belum?"

Pengurus rumah menganggukkan kepala, lalu sepertinya kembali teringat akan sesuatu, kemudian tersenyum.

"Baiklah, aku mengerti, jangan melamun lagi, segera lanjutkan!"

Terrence Lei menunjuk ke arah layar lebar.

Maka dari itu, suara seorang wanita yang merdu kembali terdengar.

"1234, 2234, 3234, ganti posisi......"

......

Julien Lu dibuat bingung.

Saat dia kembali sadar.

Orang itu sudah menjauh.

"Eh, apa maksud dia?"

Julien Lu merasa bingung sambil menggaruk kepala, lalu tiba-tiba malah menepuk keningnya.

"Gawat! Malah lupa menanyakan kontaknya!"

Setengah jam kemudian, Julien Lu melewatinya dengan berpikiran sembarangan.

Jenisa Wu itu, merupakan seorang perempuan tercantik yang pernah ditemuinya selama ini.

Mendeskripsikannya sebagai seorang dewi yang turun dari surga tidak akan terlalu berlebihan.

Saat saling bertatapan tadi, bahkan nama untuk cucu mereka pun sudah dipikirkannya.

"Apakah ini yang namanya jatuh cinta?"

Julien Lu dengan keras menampar wajahnya sendiri, menjalar rasa sakit yang perih.

"Ah~! Bukan mimpi."

"Mampus, aku akan segera berpacaran."

......

5 buah mobil barang datang berturut-turut.

Julien Lu membawa masuk semua barang ke dalam vila.

Sisanya, akan diatur oleh Nancy Lu dan Dexter Li.

Pikiran Julien Lu melayang ke tempat lain.

Pikirannya penuh dengan wanita yang bernama Jenisa Wu.

Siang hari jam 1, Sophia Liao menelepon, bilang bahwa ada orang yang mencarinya.

Juga menyuruhnya untuk pulang ke rumah sebentar.

Oleh karena itu, setelah selesai menata letak barang dan menutup pintu gerbang vila, Julien Lu langsung mendesak Dexter Li untuk bergegas pulang.

Sophia Liao tidak mengatakan siapa orangnya, hanya berpesan padanya dengan buru-buru, lalu menutup panggilan.

Mereka tetap berhenti di tempat berpisah dengan Dexter Li sebelumnya, lalu Julien Lu dan Nancy Lu menuruni mobil.

"Tuan Muda, jika ada sesuatu, teleponlah aku kapanpun saja."

Dexter Li melakukan isyarat tangan menelepon, lalu mengemudikan mobil pergi dari sana.

Kedua kakak beradik naik ke atas, Julien Lu mengeluarkan kunci dan membuka pintu.

Namun saat baru masuk, sepasang kakak beradik ini langsung melongo.

Selanjutnya, Nancy Lu berteriak kaget, "Ah! Ternyata kamu si penipu!"

Tanpa berpikir panjang lebar, payung di tangan Nancy Lu langsung terulurkan keluar, mengarahkannya kepada seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul di rumah.

"Aduh!"

Terdengar suara jeritan histeris, kakek tua yang sedang duduk di samping meja makan dan makan dengan lahap terjatuh.

Sophia Liao melihatnya, langsung membentak menghentikan putrinya dengan panik, "Gadis! Apa yang kamu lakukan?!"

"Ma! Kenapa kamu membiarkan orang asing masuk sembarangan, kakek tua ini bukanlah orang baik!"

Nancy Lu sangat panik, bergegas mendekat dan menarik Sophia Liao ke samping.

"Aduh~! Kepalaku......"

Kakek tua menutupi kepalanya, bangun dari lantai, saat dia melihat kakak beradik di Keluarga Lu, langsung melongo di tempat.

"Kamu? Katakan sejujurnya, kenapa kamu datang ke rumahku?" Julien Lu berjalan hingga tiba di depan Sophia Liao dan Nancy Lu, juga mulai menggalakkan wajahnya.

Keluarga ini, hanya dia yang merupakan seorang lelaki, kalau saja kakek tua ini berniat melakukan sesuatu, dia memang seharusnya menghadang di depan.

"Kamu adalah Julien Lu?" Sang kakek bertanya dengan kaget.

"Benar aku...... Katakan, kenapa kamu muncul di rumahku?"

"Salah paham, ini salah paham!" Sang kakek melihat Julien Lu telah semakin mendekat, langsung segera menjelaskan, "Aku bernama Barry Wu, diutus oleh kakekmu!"

"Barry Wu?"

Julien Lu mengerutkan kening, lalu mengeluarkan ponsel, menghubungi nomor telepon Terrence Lei.

"Halo! Cucuku!"

......

"Aku ingin bertanya padamu, kamu telah mengutus seseorang yang bernama Barry Wu datang ke rumah?"

"Benar, dia adalah dokter spesialis dengan kemampuan medis yang ulung, Kakek khusus mencarikannya untuk mengobati penyakit ibumu, ada masalah apa?"

"...... Kamu yakin bahwa orang ini adalah dokter?"

Julien Lu curiga.

"Benar!"

"Hmm, baiklah kalau begitu, tidak kenapa-napa lagi."

Setelah menutup telepon, Julien Lu mengamati kakek tua yang kelihatan berantakan ini dari atas sampai bawah.

"Kamu benar-benar adalah dokter? Apakah ada sesuatu yang bisa membuktikan identitasmu?" Julien Lu masih tetap tidak percaya.

Melihat sekarang sedang serius, Barry Wu langsung sangat bersemangat.

Dia menundukkan kepala, lalu membongkar tas selempang yang tergantung di bahunya.

Tidak lama kemudian, Barry Wu mengeluarkan sebuah bendera penghargaan warna merah, menggoyangkannya sejenak, tulisan "Tangan Penyembuh Ajaib" yang tercetak dengan warna keemasan dan berukuran besar, langsung terpangpang keluar.

"Kalian lihatlah, di atasnya ada namaku." Barry Wu sangat serius, sambil menunjuk ke arah tulisan kecil yang berada di kiri bawah.

"Kalau kamu tidak percaya, aku masih ada KTP......"

Julien Lu: "......"

Nancy Lu: "......"

......

Sesaat kemudian.

Julien Lu menganggukkan kepala.

"Baiklah, aku sudah percaya. Kamu sudah selesai makan, pintu keluar ada di sana, maaf tidak kuantar."

......

"Tuan Muda Kecil, aku benar-benar adalah dokter ajaib."

"Aku tidak pernah menyangkalmu."

"Kalau begitu biarkanlah aku membantumu mengobati penyakit ibumu."

"Tidak perlu lagi."

......

Barry Wu merasa sedikit panik, "Dasar! Kamu tidak mempercayaiku?"

Julien Lu menggelengkan kepala, "Apakah aku telah mengatakannya? Ini adalah perkataanmu sendiri."

"Baik, baik, baik! Karena kamu tidak percaya, aku akan bersikeras memperlihatkan kemampuanku, kalau tidak, aku tidak akan pergi!" Barry Wu sangat kesal sampai-sampai jenggotnya gemetaran, dan langsung merebah duduk di kursi.

Wah! Keras kepala.

Julien Lu baru saja hendak mendekat untuk mengusirnya keluar, tapi malah ditarik oleh Nancy Lu.

"Kak, lihatlah semua perkataannya, sepertinya memang seperti itu." Nancy Lu berkata dengan suara kecil.

"Gadis, dia hanya sekedar seorang penipu."

"Memang benar, tapi dia adalah orang yang diundang oleh kakekmu, mungkin saja dia benar-benar ahli, bagaimana kalau membiarkannya mencobanya?"

"Tidak boleh, entah apakah dia akan berbuat sembarangan atau tidak, bagaimana kalau dia membuka resep dengan sembarangan, dan sampai merusak kesehatan Mama?"

Julien Lu tetap tidak akan membiarkan Sophia Liao mengambil resiko, meskipun dirinya juga sudah mulai terpancing.

Mengelabui orang lain merupakan keahlian para dokter gadungan, Julien Lu cukup mempercayai Terrence Lei, namun hanya Tuhan yang tahu apakah Terrence Lei juga telah dikelabui olehnya atau tidak.

Tepat pada saat ini, Barry Wu menghela napas kesal, dengan perlahan mengelus jenggotnya, bersikap seperti seseorang yang hebat.

"Tuan Muda Kecil, kamu terlalu meremehkanku, lagipula, penyakit ibumu adalah penyakit jantung, efek dari obat-obatan terbatas. Aku, Barry Wu, dijuluki sebagai Dokter ajaib oleh banyak orang, julukan ini bukanlah hanya sekedar julukan palsu. Asalkan kamu memberikanku waktu selama setengah jam, aku bisa membuat kondisi penyakit ibumu membaik setengah."

Sophia Liao saat ini mulai bertanya, "Julien, bagaimana kalau membiarkannya mencobanya?"

Sophia Liao sendiri juga ingin menyembuhkan penyakitnya, dengan begini, beban Julien Lu akan banyak berkurang.

Julien Lu adalah seseorang yang jujur.

Melihat Barry Wu berkata dengan sangat serius itu, hatinya kembali menjadi goyah.

Apalagi, yang dikatakan olehnya memang masuk akal, efek obat-obatan terhadap penyembuhan penyakit jantung memang kecil.

Apalagi, Terrence Lei juga tidak mungkin membohonginya, kalau pengobatannya tidak menggunakan obat, Julien Lu sangat ingin mencobanya.

Kalau menyadari ada hal yang ganjil, dia pun bisa langsung menghentikannya.

Setelah merenung panjang lebar, Julien Lu telah mengambil keputusan.

"Baiklah, kalau begitu biarkan dia mencobanya, tapi kamu harus ingat, hanya selama setengah jam."

Barry Wu tertawa riang, menepuk dadanya yang kurus dengan keras.

"Tuan Muda Kecil, kamu tenang saja!"

"Mari mari mari, Nona Liao, kemari dan duduk di sini!"

Oleh karena itu, Barry Wu membawa Sophia Liao berjalan ke sofa dan duduk di sana.

Di bawah tuntutan Barry Wu, Sophia Liao duduk bersila, sedangkan dia duduk di belakangnya Sophia Liao, juga terus mempertahankan gaya duduk yang sama.

"Hei! Ha! Wu, Hu......"

Di saat yang bersamaan, Barry Wu juga melakukan berbagai macam gaya.

......

"Kamu sedang melakukan apa?" Julien Lu membelalakkan sepasang matanya.

"Shh, jangan ribut! Aku sedang memindahkan energi!"

......

"Kak, biarkanlah dia mencobanya." Nancy Lu menarik tangan Julien Lu.

Dia setiap hari selalu berharap penyakit ibunya bisa sembuh, sekarang telah ada sebuah kesempatan, dia benar-benar sangat ingin mencobanya.

Nancy Lu sangat memahami kakeknya Julien Lu, dia begitu kaya, bahkan memberikan sebuah gedung vila yang bernilai ratusan juta RMB.

Tidak ada suatu hal apapun yang pantas dirampas olehnya dari keluarganya ini.

Entah kenapa, dia sangat percaya terhadap hal ini.

Julien Lu memalingkan kepala merenung, kalau hanya sekedar seperti ini, sepertinya memang tidak bermasalah, dan dia tidak tega melihat Nancy Lu dan ibu angkatnya merasa kecewa.

Namun.

Barry Wu pada saat ini malah menghentikan pergerakannya, memalingkan kepala melihat sepasang kakak beradik.

"Apa yang kamu lakukan? Lanjutkanlah!" Julien Lu mendesaknya.

Barry Wu membalikkan bola mata putih terhadapnya, "Kalian terus melihatku dari samping, aku tidak mampu memindahkan energi."

......

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu