Too Poor To Have Money Left - Bab 158 Mohon Bakar Setelah Selesai Dibaca

Lebih tepatnya lagi, ini adalah sebuah catatan tua yang sebenarnya tidak terlihat unik.

Hal yang menarik perhatian Julien Lu adalah kata-kata yang tertulis di sampul kulit buku tersebut——Detail pengalaman.

Kata-kata ini ditulis dengan tulisan yang sangat berantakkan, dapat dinilai bahwa pemiliknya menulisnya dengan sikap yang sangat sembrono.

Terlebih lagi, detil pengalaman, apa itu detail pengalaman?

Julien Lu yang kebingungan itu pun mengambil buku yang sudah rusak ini dibawah tekanan rasa penasaran.

Pada saat ia membuka halaman pertamanya, tulisan kecil yang berada di dalamnya terlihat sangat rapi.

Terlebih lagi, Julien Lu pun langsung terhanyut di dalam isinya, ini adalah sebuah buku yang berisikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam tak-tik bela diri.

Di atasnya terdapat sastra kuno yang sulit sekali dipahai, sebaliknya di bawahnya tertulis hasil terjemahan dan pengalaman penulis.

Jika orang biasa yang mendapatkan buku ini, mereka pasti seratus persen akan membuangnya.

Sekalipun mereka berlatih sambil mengikutinya, tetapi mereka tidak akan mendapatkan apapun sekalipun mereka melatihnya untuk seumur hidup mereka, karena orang biasa tidak mempunyai Reiki di dalam tubuhnya.

Namun, detail pengalaman ini sampai di tangan Julien Lu.

Ia merasa hal ini sedikit menarik, ia pun mulai meneliti isi dari buku tersebut.

Dalam waktu singkat, Julien Lu pun menyadari bahwa proses dari tak-tik yang berada dalam buku ini berbeda dengan apa yang ia ketahui.

Namun terlihat sedikit mirip dengan cara pelatihan yang sudah ia eksplorasi.

Detailnya menuliskan, kumpulkan Reiye dan kompreskan Dantian, gunakan pikiranmu, bentuk sebuah pusaran, lalu alirkan kembali ke semua meridian di keempat lengan dan kaki.

Sisi sampingnya bahkan dilengkapi dengan tips-tips untuk menguasainya.

Julien Lu membacanya dengan sangat mendalam, Reiye yang berada dalam dirinya juga ikut bergerak.

Tiba-tiba.

“Ah!”

Julien Lu berteriak dan tiba-tiba melemparkan buku tua yang berada dalam genggamannya itu seperti tersengat aliran arus listrik.

Ia kemudian memphartikan keadaannya sekali lagi dengan keadaan yang masih terkejut dan linglung.

Ia memang baru saja tersetrum.

Seakan-akan ada aliran arus listrik yang mengalir keluar dan tersebar ke seluruh tubuhnya hingga membuatnya merasa terkejut seperti itu.

“Sejahat itu!”

Saat merasakan perasaan kebas yang berada di sekujur tubuhnya, Julien Lu pun sadar bahwa ini bukanlah hanya halusinasinya, namun ia memperhatikan semuanya secara keseluruhan sekali lagi dan mendapati bahwa semuanya berada dalam keadaan normal.

Setelah merasa ragu sejenak, Julien Lu akhirnya tetap mengambilnya dan lanjut membacanya.

Ia kali ini sudah tidak berani sembarangan bertindak dan hanya sepenuhnya membacanya saja.

Secara perlahan-lahan, Julien Lu menyadari bahwa ia semakin tidak memahami isi dari buku tersebut, lalu berakhir dalam situasi tercengang.

“Sudahlah, tidak peduli mengerti ataupun tidak, aku tetap saja harus mengingatnya terlebih dahulu!”

Setelah membuat keputusan demikian, Julien Lu merapikan keadaannya sejenak, lalu membawa buku catatan itu turun dari ruang atap dan kembali ke ruang belajar.

Buku catatan tua yang tidak akan dipungut oleh siapapun jika dibuang ini ternyata membuat Julien Lu menyadari akan sebuah dunia yang baur.

Ia mulai mengingat isinya dengan sangat pasti mulai dari halaman pertamanya.

Walaupun panjang artikelnya itu tidak terlalu panjang, dimana hanya berisikan lebih dari tiga ribu kata, namun demi menjamin kepastiannya, Julien Lu pun memilih untuk menghafalnya beberapa kali.

Setelah ia menghafalnya tanpa melewatkan sepatah katapun, ia akhirnya membawa buku itu pergi ke dapur dan menyalakan api.

Karena di halaman terakhir catatan tua itu tertulis sebuah kalimat: Tinggalkan kepada orang yang ditakdirkan, mohon bakar setelah selesai dibaca!

Di akhrinya bahkan terdapat sederetan tulisan kecil: Catatan dari Tuan Muda Kedua Lei.

Julien Lu tidak bisa memahaminya.

Jika memang buku itu ditinggalkan untuk orang yang memang ditakdirkan, mengapa harus dibakar setelah selesai dibaca, jika memang tidak ingin disebarkan kepada orang lain, maka ia hanya perlu langsung membakarnya pada saat itu untuk mengurangi terjadinya masalah lain.

Namun, Julien Lu merasa sangat senang.

Ia diam-diam merasa bahwa mengingat tak-tik seni bela diri ini mungkin saja merupakan salah satu metode rahasia Keluarga Lei.

Namun ia juga tidak sepenuhnya yakin.

Jika memang demikian, maka ia tidak sia-sia datang kemari.

Satu tujuan kedatangannya ke rumah Keluarga Lei yang paling penting sudah tercapai dengan semudah itu.

Sangat mudah hingga Julien Lu sendiri tidak berani mempercayainya.

Saat buku tersebut sudah sepenuhnya menjadi debu, waktu sudah menunjukkan pukul tiga subuh.

Julien Lu kembali ke ruang buku, lalu langsung berbaring di atas lantai kayu dan tidur.

......

Pada saat ia terbangun, langit sudah terang.

Julien Lu masih ingat akan janji Draco Lei yang sudah berinisiatif untuk membawanya mengelilingi Shanghai kemarin.

Setelah selesai mencuci wajah dan menyikat giginya bersama dengan Christina Chu, pintu rumah kayu pun diketuk.

“Kakak kedua, apakah kamu berada di rumah?” Terdengar suara Rachel Lei.

Sapaannya sudah mengalami sedikit perubahan.

Julien Lu membuka pintunya dan melihat Rachel Lei berdiri di depan pintu seorang diri.

“Kakakku sudah pergi sejak waktu masih sangat pagi, ia menyuruhku untuk datang menjemput kalian, jika kalian sudah selesai bersiap-siap, ayo ikuti aku.”

Julien Lu dapat melihat bahwa sikap dingin yang berada di bawah keramahan Rachle Lei itu tetap saja tidak bisa disembunyikan.

Namun Julien Lu tidak terlalu menghiraukan permasalahan tersebut.

Ia sudah memikirkan dan mempersiapkannya sejak kemarin, ia hanya akan menghadapi mereka sesuai dengan perubahan situasinya.

Julien Lu tidak perlu terlalu memikirkannya.

Keramahan yang munafik selalu saja memiliki tujuan yang tersembunyi.

Namun Julien Lu yakin, dengan pengawasan Terrence Lei, Draco Lei dan Rachel Lei tidak akan berani melakukan hal-hal yang melewati batas.

“Hmm, kita sudah selesai bersiap-siap,”ucap Julien Lu sambil tersnyum.

Setelah mendapatkan jawaban, Rachel Lei berpaling, lalu berjalan keluar tanpa berpaling kembali, seakan-akan ia akan berhutang jika berbicara satu kalimat lebih banyak dengan Julien Lu.

Mereka kemudian menaiki sebuah Rolls-Royce Phantom dan pergi meninggalkan manor Keluarga Lei.

Di sepanjang perjalanan, Rachel Lei sesekali membahas mengenai topik yang tidak terlalu penting dengan Christina Chu.

Hingga akhirnya mereka tiba di depan pintu sebuah klub kesehatan.

Mereka bertiga melangkah turun, Rachel Lei kemudian membawa Julien Lu dan Christina Chu masuk.

Klub kesehatan ini bukanlah klub kesehatan yang secara umum diartikan, namun sebuah klub pelatihan seni bela diri kuno.

Lapangan dengan luas ribuan meter persegi kini dipenuhi oleh ratusan murid yang mengenakan seragam yang serupa dan sedang melatih tak-tik yang sama.

Suara seruan membuat mereka terlihat sangat ramai.

Julien Lu tidak merasa tertarik.

Ada pepatah yang mengatakan, berlatih seni bela diri tanpa berlatih dasar-dasarnya hanya akan menghasilkan kenihilan.

Saat ia menginjak masuk ke dalam Dunia Praktisi, ia juga sudah memahami maksudnya.

Orang-orang ini hanya berlatih beberapa tak-tik saja.

Julien Lu adalah seroang praktisi yang sudah mencapai tahapa ketiga, keberadaannya ini mungkin tergolong sebagai sejenis keberadaan yang benar-benar sulit dipercaya.

Hal yang tidak mampu ia pahami adalah, mengapa Draco Lei membiarkan Rachel Lei membawanya datang kemari.

“Kakakku menyuruh kalian untuk tunggu sejenak, dia sedang pergi menyelesaikan sedikit urusan dan akan berusaha untuk sesegera mungkin kembali.”

Rachel Lei memutar tatapannya, lalu berbisik dan berkata,”Ini adalah Kepala Club Chen, dia adalah kepala keluarga sebuah keluarga kecil, hubungannya dengan kakek terjalin cukup baik.”

“Oh, begitu rupanya,”Julien Lu tiba-tiba kembali fokus.

Ia pernah ingat Jhonson Cheng pernah mengatakannya sebelumnya, Dunia Praktisi memiliki beberapa keluarga kecil yang memiliki sumber daya yang terbatas.

Mempergunakan seni bela diri yang diturunkan dari nenek moyangnya, menggunakannya untuk membuka tempat pelatihan, lalu membangun koneksi bersama dengan para pengusaha kaya melalui sederetan kerja sama dalam bidang bisnis.

Misalnya adalah Halbert Lu.

Ini adalah salah satu cara keluarga kecil mempertahankan keberadaannya.

Lagipula sebagian besar sumber daya itu dimonopoli oleh keluarga super.

Tentu saja, energi yang sesungguhnya itu tidak disebarkan kepada orang luar, semuanya hanyalah pegangan dangkal yang tidak ada kepentingannya.

Sekalipun demikian, ada beberapa orang kaya yang berkekuatan mengantarkan putra-putrinya datang untuk berlatih seni bela diri.

Karena beberapa master dari keluarga kecil sesekali akan menunjukkan “keajaiban” di depan hadapan mereka, misalnya melompat tinggi dua puluh meter, hal ini sudah cukup mengejutkan bagi para orang-orang biasa.

Para pengusaha kaya itu tentu saja akan merasa lebih yakin lagi.

Dengan kata lain, para anggota pelajar seni bela diri itu adalah sekelompok Tuan Muda Kecil dan Nona Besar yang hebat.

Rachel Lei tiba-tiba berkata,”Kakak Kedua, bagaimana kalau kamu menunggu di sini saja, aku akan pergi berkeliling dengan Christina Chu sejenak!”

“Tidak, aku......”

Christina Chu langsung bergegas menolaknya, namun sebelum ia sempat selesai berbicara, Rachel Lei langsung menahan tangannya.

Sebuah energi aneh tersalurkan, ia tidak bisa enolaknya, sehingga ia pun hanya bisa pergi jauh ditarik oleh Rachel Lei.

“Pergilah.” Julien Lu tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Setelah bayangan Christina Chu menghilang di tikungan terakhir, tatapan Julien Lu pun kembali tertuju kepada lapangan pelatihan.

Kedua matanya terlihat menyipit, wajahnya menampilkan senyuman samar, namun jika diperhatikan lebih lagi, maka dapat disadari bahwa Julien Lu sudah terhanyut dalam pikirannya.

Setelah lebih kurang sepuluh menit berlalu.

Lebih dari seratus orang yang sedang berlatih itupun sudah selesai, semuanya kemudian bubar dan beristirahat sambil berbincang.

Namun ada tiga pemuda bertubuh besar yang saling melirik dan diam-diam menyetujuinya bersama-sama, kemudian berjalan ke arah JulienLu.

Julien Lu pun tercengang, ia tahu saatnya akan segera tiba.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu