Too Poor To Have Money Left - Bab 375 Tamu Yang Datang Berkunjung

Terrence Lei merasa sangat bahagia. Ia menarik Sophia Liao, berbincang semalaman tanpa henti.

Bobby Du bertanggung jawab menuangkan minuman untuk kedua orang itu, terkadang juga ikut berbincang singkat.

Ia tidak merasa lelah, karena Julien Lu sudah menikah. Meskipun pernikahan ini datangnya dengan mendadak dan tergesa-gesa.

Setidaknya ini juga sudah mengabulkan keinginannya.

Sebagai seorang wanita, ibu yang biasa, mungkin untuk yang lain, ia tidak banyak mengerti dan tidak banyak mengetahuinya.

Tapi ia dapat mengetahui apa yang dipikirkan Jenisa Wu.

Ia itu sudah memutuskan untuk menjadi istri Julien Lu.

Julien Lu bisa disukai oleh Jenisa Wu, ia merasa cukup baik.

Saat waktu sudah mau mendekati pukul lima pagi, ia pun sibuk membuat sarapan.

Pernikahan sudah diadakan dan Julien Lu tetap harus ikut Terrence Lei meninggalkan Kota G.

Pukul enam pagi, selesai makan sarapan.

Terrence Lei memberi waktu setengah jam untuk membiarkan mereka berdua bersama sebentar lagi.

Karena kepergian kali ini mungkin tidak akan kembali dalam waktu yang singkat.

Di kamar Sophia Liao.

“Julien, Ibu sangat senang bahwa kamu akhirnya sudah menikah. Ibu sungguh berharap bisa menggendong cucu saat kamu kembali nanti.”

“Urusan itu bahas saja nanti!” Julien Lu menggaruk kepalanya.

“Entah juga Nancy bisa betapa kesal jika ia mengetahui dirimu menikah dan kita tidak memberi tahunya…..”

Sophia Liao tertawa dan berkata lagi, “Oh iya, Ibu tidak menyiapkan apapun. Kamu bawalah koper ini dan amplop merah ini, semoga kepergianmu kali ini berjalan dengan selamat.”

Setelah itu, ia mengeluarkan sebuah amplop merah dari kantong pakaiannya dan memberi kepadanya.

“Terima kasih, Ibu.” Julien Lu tertawa, menepuk pundak Sophia Liao dua kali. “Ibu kemarin malam tidak tidur, pergi istirahatlah terlebih dahulu. Aku tunggu Ibu tidur, baru pergi.”

Julien Lu menggunakan kesempatan dua kali tepukan itu untuk mengirim sedikit Aura Langit dan Bumi ke dalam tubuh Sophia Liao.

Kini dengan kemampuannya, tidak semudah dari sebelumnya, seperti membantu Nancy Lu menggunakan Aura Langit dan Bumi merubah seluruh struktur tubuhnya dan mengisi Aura Langit dan Bumi ke dalam.

Melainkan ia menggunakan cara yang lain dengan hanya menerobos beberapa titik akupuntur Zhouguan milik Sophia Liao.

Dan tidak menyentuh titik akupuntur lain.

Dengan seperti ini, sedikit Aura Langit dan Bumi ini tidak akan menghilang, melainkan mengalir mengikuti titik akupuntur Zhouguan dan dirawat.

Di hari kemudian, tubuh Sophia Liao tidak hanya menjadi lebih baik, mungkin saja tenaganya meningkat besar dan tubuhnya berubah semakin cocok untuk berlatih.

Ini merupakan cara yang ia temukan setelah ia sepenuhnya mengetahui cara penggunaan Aura Langit dan Bumi dengan baik.

“Julien, kamu tidak buru-buru pergi, bukan? Entah mengapa Ibu agak mengantuk….” Sophia Liao menguap dan tersenyum lembut berkata.

Sebelumnya Julien Lu juga melakukan sesuatu, yaitu merangsang titik akupuntur tidur milik Sophia Liao.

“Tidak, Bu. Tidur saja dulu.” lirih Julien Lu dengan pelan.

Sophia Liao mengangguk. Tak lebih dari dua menit, hembusan nafasnya pun menjadi rata, seperti sudah larut dalam mimpi.

Melihat ini, Julien Lu pun menghembus nafas, lalu keluar dari kamar dan menutup pintu pelan.

………..

“Bagaimana? Apakah sudah tidur?” tanya Terrence Lei.

“Hmm, sudah tidur.”

Julien Lu membalas singkat, lalu menyimpan koper yang telah disiapkan Sophia Liao ke dalam cincin penyimpanan barangnya.

“Eh, ini merupakan barang yang baik.” Terrence Lei sedikit terkejut.

Tapi ia tidak lanjut bertanya, melainkan keluar ke balkon bersama dan lompat melayang ke atas, berubah menjadi tiga bayangan dan menghilang.

……………….

Kali ini ia tidur dengan nyenyak, jika tidak ada suara pemberitahuan ponsel yang berdering, mungkin Sophia Liao bisa tidur hingga sore.

Ia membuka matanya, mengambil ponsel lihat dan menemukan panggilan dari Enelisa Zhang.

“Halo, Enelisa. Apakah kamu datang sekarang? Baik, aku akan pergi masak makan siang dulu.”

Setelah memutuskan panggilan, Sophia Liao mendadak teringat akan kemarin malam Julien Lu yang sudah menikah dengan Jenisa Wu.

Mengingat ini, wajahnya pun tidak tahan memasang raut sedih.

Ia sendiri sama sekali tidak tersinggung. Enelisa Zhang ini merupakan gadis yang baik. Beberapa hari ini, ia juga menganggap Enelisa Zhang sebagai putrinya.

Hal yang membuatnya khawatir adalah apakah Enelisa Zhang akan banyak berpikir.

“Eh, Julien kamu ini sungguh membuat orang tidak tenang….”

Sophia Liao bergumam sendiri dan tiba-tiba teringat hari sudah siang.

“Julien? Julien!”

Ia berjalan menuju kamar Julien Lu. Membuka pintu kamar, ia pun menemukan ranjang yang tertata rapi. Ia masuk ke dalam dan di atas meja terdapat selembar kertas kecil.

“Ibu, aku lihat Anda tidur begitu nyenyak, aku tidak jadi membangunkan Anda. Aku pergi dulu, mungkin Ibu kadang tidak dapat menghubungiku, tapi Ibu jangan khawatir, kita hanya pergi mencari seseorang. Kita akan segera kembali setelah menemukannya.”

Sophia Liao tampak sedih dan merasa agak menyesal.

Setelah berpikir sebentar, ia melipat kertas itu dengan rapi dan memasukkannya ke dalam kantong, lalu turun ke bawah, masuk dapur masak makan siang.

Siang hari, hanya ia dan Enelisa Zhang berdua yang makan. Oleh karena itu, lauk mereka juga hanya dua jenis.

Mau kehidupannya membaik, ia juga tidak pernah boros. Sedangkan ia sendiri juga tahu bahwa Enelisa Zhang persis dengannya dalam hal tersebut.

Jadi masak nasi dan lauk juga tidak perlu menghabiskan waktu selama satu jam.

Ia baru saja meletakkan makanan di meja makan, bel pintu pun berdering.

Sophia Liao tertawa, berpikir mungkin Enelisa Zhang sudah tiba, lalu sibuk melepaskan apronnya dan pergi membuka pintu.

……………..

“K-kalian…. Itu?”

Sophia Liao memandang bingung kedelapan orang yang dipimpin dengan dua orang tua di hadapannya.

Salah satu orang tua tersenyum berkata, “Salam kenal, kita itu teman lama Julien Lu. Apakah….ini adalah rumah Julien Lu?”

“Oh! Kalian itu teman Julien?”

Setelah termenung sesaat, Sophia Liao pun langsung tersadar kembali.

Membuka pintu lebar, kedelapan orang itu pun masuk ke dalam, mengikuti Sophia Liao masuk ke dalam ruang tamu.

“Kalian duduk sebentar, aku pergi seduh teh terlebih dahulu.”

Mendengar teman Julien Lu, meskipun kedelapan orang itu agak tua, Sophia Liao pun juga tidak begitu waspada.

Orang yang datang ke rumah adalah tamu, Sophia Liao tidak mungkin tidak melayani mereka dengan baik.

Ia masuk ke dalam dapur, selesai menyeduh teh, membawa delapan cangkir teh dan ikut duduk.

“Julien hari ini baru saja pergi, apakah kalian ada urusan dengannya?” tanyanya.

“Hehe, kita hanya sudah lama tidak bertemu dengannya dan kebetulan mampir di Kota G, jadi sekalian datang ke sini untuk menyapanya.” ujar orang tua itu tersenyum.

Sophia Liao berpikir dan berkata, “Bagaimana kalau tunggu ia pulang nanti, aku baru menyampaikannya? Aku belum tanya siapa namamu…..”

“Aku Wendy, marga Hong.” Orang tua itu mengangguk, tertawa berkata. “Tidak ada urusan penting, hanya ingin bertemu dengannya. Kalau tidak ada, kita duduk sebentar, lalu pergi.”

“Kalau begitu, aku buatkan beberapa lauk lagi. Kalian makan terlebih dahulu, baru pergi.”

Sophia Liao tersenyum lembut berkata, lalu bangkit dari tempat dan masing-masing menuangkan teh kepada ketujuh orang tua dan seorang pemuda yang tampak lembut.

Ia bisa mengetahui bahwa aura kedelapan orang ini tidak biasa, seharusnya mereka adalah tokoh besar.

Sepengetahuannya, beberapa hari ini ada sesuatu lagi yang terjadi pada Terrence’s Corp. Ia menganggap mereka sebagai teman Julien Lu atau Tuan Besar Terrence yang datang untuk membahas masalah tersebut.

Ia kurang mengerti, tapi dirinya tidak melupakan untuk melayani tamu sebagai seorang wanita dari negara bagian selatan.

“Baik kalau begitu, maaf merepotkanmu.” ujar Wendy Hong tertawa.

Di saat yang sama, ia juga melirik kearah orang tua yang lain dan seorang pemuda, lalu mengangguk.

Saat pandangannya mendarat pada pemuda itu, ia tidak sengaja menunjukkan kehormatan yang dalam.

Sophia Liao pun menjadi sibuk di dalam dapur.

Ia berpikir adanya delapan orang ini, setidaknya ia harus membuat delapan lauk lagi.

Untungnya bahan makanannya mencukupi. Kalau tidak, ia harus meminta tolong kepada Enelisa Zhang untuk pergi membeli.

Wendy Hong menaruh tangan di belakang punggung dan masuk ke dalam dapur.

Melihat gerakan Sophia Liao yang lincah, ia pun tertawa berkata, “Sepertinya hari ini kita bisa makan enak dan merasakan makanan khas negara bagian selatan yang asli.”

“Paman Wendy, ini hanya beberapa lauk sehari-hari, sangat baik jika kalian mau memakannya. Dapur penuh dengan asap, lebih baik Anda keluar saja dan minum teh.”

“Beberapa lauk ini tidak menghabiskan banyak waktu, sebentar lagi akan jadi.” ucap Sophia Liao menoleh ke belakang tersenyum.

“Hmm, baik. Entah kamu tersinggung atau tidak jika aku berkeliling di dalam rumah ini?” tanya Wendy Hong dengan tenang.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu