Too Poor To Have Money Left - Bab 341 Mengunjungi Suku Pedang

Itu adalah provinsi H, Huaxia sebuah tempat yang dingin dengan desa yang tidak begitu mencolok.

Dan desa kecil itu seperti hampir terisolasi.

Tetapi alamatnya ini, tidak terbilang susah untuk di temukan.

Dan untuk Cobblestone yang ditulis tangan oleh Bolt, lalu bagaimana cara dia menaruh Cobblestone di mercusuar itu, Julien sungguh tidak ingin mengetahuinya.

Walaupun hal ini ada hubungannya dengan keluarga kandung dia yang menghilang tetapi dengan kekuatan dia sendiri tetap saja tidak bisa di bandingkan dengan kekuatan dari keluarga Lei.

Dengan kata lain, jika keluarga Lei bisa menemukan maka ini akan lebih baik, tetapi jika keluarga Lei tidak dapat menemukan maka Julien juga tidak akan menemukan.

Dia sendiri masih ada hal penting yang harus di urusnya, contohnya seperti mengurus pemasukan latihan Nancy.

Kedua kakak beradik ini, memasuki provinsi H dengan kereta cepat.

Julien sendiri menggunakan waktu ini untuk menceritakan kepada Nancy tentang konsekuensi dari dunia praktisi juga dan beberapa hal yang harus di perhatikan.

Ini adalah cara pemandu jalanan kepada penerus selanjutnya, sama halnya seperti yang di lakukan Dexter kepada Julien.

Dalam seharian ini, Julien sangat ingin memberitahu apa yang ia ketahui kepada Nancy.

Hingga tibanya di provinsi H, Julien membawa Nancy dan dalam waktu tiga hari dia baru menemukan desa kecil yang di katakan oleh Jhonson.

Orang di desa ini tidak banyak, hanya sekitar sepuluh keluarga yang berada di sini.

Ketika Julien memasuki tempat ini, dia dapat merasakan beberapa aura dari Jindan.

Tetapi ketika mengingat kembali suku pedang juga berasal dari zaman kuno, maka dia menganggap semua ini wajar.

Provinsi H baru memasuki musim semi dan jika di lihat dengan mata, hampir semua tempat ini di penuhi salju.

Tidak ada orang luar di desa ini, hanya Julien dan Nancy yang berjalan dengan pelan sambil memasuki desa ini.

Dia tidak menyembunyikan biarawan Jindan, lalu dengan cara ini dia bertemu dengan seseorang yang bisa di ajak untuk “berbicara”.

Tiba di sini, dirinya hanya orang dari luar, jika dengan datang lalu mengetuk pintu seseorang takutnya hal ini akan menganggu.

Apalagi tidak peduli dengan keluarga tersembunyi ataupun sekte tersembunyi, mereka sungguh tidak ingin di ganggu oleh orang dari luar.

Jika tidak di sembunyikan atau di tutupi maka hanya akan menjadi sebuah lelucon saja.

Hingga ketika berjalan hampir memasuki desa, seorang orangtua muncul di tengah-tengah Julien.

Dia tersenyum lalu membawa Nancy untuk masuk ke dalam.

Julien sendiri dapat merasakan, jika orang ini ternyata biarawan Jindan.

Orangtua ini, berjalan ke arah Julien.

Ketika kedua orang ini hampir saling melewati bahunya, Julien terlebih dahulu berhenti dan berkata, “Kakek, aku ingin bertanya kepadamu.”

“Ya?” Orangtua ini memutarkan kepalanya, lalu melihat kakak beradiknya dan bertanya, “Kalian berasal dari mana?”

“Hanya sebuah tempat yang kecil saja, kami berasal dari kota G.”

“Iya... tidak pernah kesana, jadi tidak mengetahuinya tetapi jika di bandingkan, di sana lebih besar.” Orangtua ini sambil mengelus jenggotnya dan berkata.

“Kakek terlalu berlebihan, bukankah ada pepatah mengatakan jika gunung tidak perlu tinggi, cukup dengan seorang peri yang tinggal di sana maka tempat itu akan menjadi terkenal, air juga tidak perlu dalam yang terpenting ada seekor naga di dalam sana.”

“Benar, kamu sangat pintar.” Ketika orangtua mendengarkan ini, dia tersenyum, “Untuk apa datang ke sini?”

“Aku grand master dari suku pedang, karena sudah lama tidak tidak bertemu, dengan sengaja aku datang kemari untuk berkumpul.”

Hal ini, Julien pelajari dari Dexter.

Dia sendiri memang tidak begitu pintar dalam berkata-kata, tetapi demi Nancy kelak bisa berada di titik aman, dia harus menggunakan perkataan yang baik.

Tidak semua orang bisa memasuki suku pedang, tetapi dengan menggandalkan hubungannya dengan Rayne lalu mengungkapkan tujuannya, maka hal ini akan membuat orang lain tersinggung kemudian menyebabkan Nancy merasa tidak nyaman.

Biarawan Jindan selalu menganggap dirinya lebih tinggi, apalagi orang yang lebih tua pasti ingin melihat para keturunan bawah lebih merendahkan hatinya.

Kebenarannya adalah semua orang senang mendengarkan perkataan yang baik.

“Oh? Adakah hal seperti ini?” Orangtua ini sedikit mengerutkan dahinya, lalu melihat ke arah Nancy, “Lalu bagaimana dengan gadis ini?”

Nancy sendiri bukanlah seorang praktisi, orangtua ini pasti dapat melihatnya.

Tetapi seorang biarawan Jindan berkunjung dan membawa seorang orang biasa, hal ini sedikit terasa aneh.

“Ini adalah adikku, aku membawanya untuk meminta kepada grand master agar menjadikan dia... murid.” Julien berkata.

Mendengar ini, orangtua ini lalu melihat ke arah Nancy, “Dalam waktu-waktu ini, banyak orang yang datang ke sini untuk agar bisa menjadikan mereka seorang ini, dan hal ini tidak biasa tetapi ingin memasukui suku pedang tentu memiliki peraturannya, kemampuan gadis ini... terbilang biasa saja.”

Untuk hal ini, Julien sendiri mengerti.

Dan kemampuan Nancy sendiri tidak terbilang sangat bagus, hanya saja menurut dia terkadang kemampuan tidak melambangkan segalanya.

Yang paling penting, Nancy sama dengannya, mereka sama-sama terlambat memasuki jenjang ini.

Sekte yang menerima murid, Julien mengetahuinya dengan jelas.

Dalam usia sebaiknya berada di bawah 10 tahun, ditambah dengan kekuatan tulangnya, lalu kekuatan meridiam dari dalam tubuh, semua pilihan ini akan jatuh pada pemilihan terakhir yaitu moralnya.

Semua ini harus memenuhi standar dan baru bisa melewati babak ini.

Untuk usia, Nancy tidak akan bisa di terima.

Dari bagian tulangnya, Julien telah melihat semua ini dan masih bisa, lalu untuk meridian dari dalam, dia sendiri telah melancarkan semua ini.

Kemudian untuk moralnya tentu saja tidak akan bermasalah.

Ajaran dari keluarga Lu, terpampang jelas di sana.

Tentu saja dia dapat mengerti, dengan susah mengajarkan seorang murid kemudian pada akhirnya, akan menghancurkan gurunya dan tidak peduli seberapa bagus ini, tetap tidak akan memikirkan dalamnya.

Mendengar orangtua ini yang berkata seperti ini, sejak dari tadi Nancy mulai merasa tidak tenang, gelisah lalu dengan wajah tidak nyaman.

Siapapun, jika mendengar dirinya mendapatkan komentar yang tidak menyenangkan, lalu masih bisa bersikap senang mungkin hanya beberapa orang saja.

Orangtua yang melihat sikapnya Nancy ini, lalu tertawa, “Sikapnya cukup sensitif.”

Julien tersenyum lalu berkata, “Kakek, coba lihatlah dengan seksama.”

Orangtua ini melihat ke arah Julien lalu berpikir sambil mengambil tangan Nancy dan terkejut.

“Ah... ini? Tubuh bawaannya? Tidak tidak...”

Orangtua ini kembali melihat Julien, lalu dengan tatapan ragu.

Dia seorang biarawan Jindan, tentu saja dalam sekejap dapat mengetahui meridian tubuh Nancy telah di lancarkan.

Pelancaran ini seperti bukan dari murid keluarga mana yang menggunakan cara ini untuk melancarkan.

Setiap keluarga, ketika membantu anak yang baru lahir pasti akan membersihkan tulang berdasarkan aturan keluarga dan di bagi beberapa kali.

Julien yang membantu Nancy melancarkan meridiannya, seperti melancarkan dalam setiap helainya.

Lalu yang paling penting, Julien tidak menggunakan Reiye, dia menggunakan aura langit dan bumi.

Di dalam meridian tubuh Nancy, masih mengalirkan aura langit dan bumi.

Bisa di katakan jika Julien menggunakan aura langit dan bumi untuk melancarkan darahnya, dan sekarang bagi biarawan Jindan, mungkin tidak akan banyak yang bisa melakukan ini.

Orangtua ini mengira, mungkin saja orang baru kembali ke grand master, dapat melakukan hal tersebut...

“Jika di lihat dengan seperti ini.. kemampuan gadis ini, sepertinya akan sulit, akan sulit di katakan...”

Dengan aura langit dan bumi yang di kuasai penuh leluasa, juga tidak menganggu meridian dari dalam tubuhnya, mungkin hanya ada Rayne seorang yang bisa.

Kemampuan seburuk apapun dengan melakukan hal ini saja, lalu dengan bisa berjalan ke tahap manapun, akan sulit di katakan hasilnya.

Dan juga, gadis ini tidak pernah berlatih apapun, memang sebuah bibit keunggulan.

Di tambah lagi dengan sebuah hubungan dengan Rayne, orangtua ini harus lebih berhati-hati.

Orangtua ini menarik nafasnya lalu bertanya, “Apakah grand master...”

Dia mengira jika Nancy mendapatkan tulisan tangan dari Rayne.

Jika tidak, dalam dunia praktisi, dia sungguh tidak dapat mengingat siapa lagi yang mampu menggunakan cara ini.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu