Too Poor To Have Money Left - Bab 378 Membunuh dan Membayar Nyawa, Adil dan Benar

Yaitu tidak peduli bagaimanapun, hari ini Sophia harus membuka mulutnya.

Sedangkan.......

Dengan terpaksa, dia menyerang Enelisa.

Ini tidak seperti Sophia, dia hanya orang biasa, sedangkan Enelisa adalah murid dari salah satu keluarga.

Kalau setelah ini, rumor tersebar, takutnya keluarga Hong akan mendapatkan masalah besar.

Cara paling tepat adalah, setelah mendapatkan keberadaan Julien..........

Wajah William terbesit kekejaman.

Wajah Sophia sepucat kertas, ini karena dia kehilangan banyak darah.

Dia dengan ketakutan melihat William yang berjalan pelan kemari, kedua tangannya menopang tubuh untuk mundur perlahan.

“Kalau kamu mengatakannya, maka akan lebih sedikit penderitaan.” Ucap William dengan kejam.

“Kamu, kamu sebenarnya siapa.......meskipun.....aku tau, juga tidak akan mengatakan apapun!”

Di wajah Rayne, muncul tekad seorang ibu yang ingin melindungi.

Samar-samar, dia sudah mempunyai prediksi, hanya saja saat dia melihat ke Enelisa, terbersit perjuangan.

“Kamu yakin......tidak mengatakannya?” William juga menoleh melihat Enelisa, tersenyum tanpa alasan.

Di atas meja panjang di ruang tamu, masih ada dua batang jarum yang digunakan untuk merajut baju wol.

William mengulurkan tangannya, delapan batang jarum merajut terbang ke dalam genggamannya.

“Kalau kamu tidak mau bilang, bagaimana akibat si gadis ini, tidak perlu aku jelaskan lagi, kepala keluarga Liao.”

“Enelisa.........”

Sekujur tubuh Sophia bergetar, dia tekad sekali.

Kalau demi Julien, malah mengorbankan Enelisa, dia sungguh tidak sanggup melakukannya!

“Baik....baik, aku beritahu padamu. Julien dan kakek Lei, saat sekarang ini harusnya di bandara!”

Setau dia, Julien mau meninggalkan kota G, juga pergi ke luar kota, kemungkinan besar akan naik pesawat.

Begitu perkataan ini keluar, air mata Sophia bercucuran deras.

“Bandara?” Senyuman di wajah William semakin kental.

Tiga orang biarawan Jindan, untuk apa pergi ke bandara? Dia sama sekali tidak percaya dengan perkataan ini.

“Tampaknya, aku terlalu sopan kepada kalian.”

William menghempaskan tangannya, dua batang jarum melayang kedua arah, dengan cepat menusuk ke arah Enelisa dan Sophia.

“Ah......” Sophia berteriak kesakitan.

Jarum itu menusuk pahanya yang satu lagi, tembus ke tulang, di atas dahinya penuh dengan keringat dingin karena kesakitan.

Tapi, tubuh William malah membatu.

Sebuah bayangan tiba-tiba muncul, selanjutnya dia menangkap jarum yang terbang ke arah Enelisa itu.

Sedangkan saat ini, sedang menatap William dengan dingin, “Keluarga Sima kami dijuluki sebagai iblis jahat oleh dunia praktisi, sudah tibuan tahun, tidak disangka keluarga Hong yang terkenal praktisi yang benar, dan juga kelewatan, cara seperti ini, apa bedanya dengan aliran iblis.”

“Papa!” Enelisa memanggil dengan lemah.

Orang yang datang adalah Kanen.

William mengerutkan keningnya, raut wajahnya menjadi buruk sekali.

Perbuatannya memang tercela, sekarang bertambah satu orang lagi yang tau.

Kalau membiarkan orang dihadapannya keluar hidup-hidup, maka perbuatannya cepat atau lambat akan terungkap.

Namun, begitu mendengar orang itu adalah orang dari keluar Sima, William diam-diam menghela nafas lega, tersenyum berkata, “Kalau memang kamu orang keluarga Sima, apakah belum berkonsultasi dengan yang mulia?”

Dia sudah mengambil keputusan sendiri.

Lawannya jelas sekali Jindan Dzogchen juga, kalau bertarung, akan sulit menentukan siapa menang siapa kalah dalam waktu singkat.

Tapi, kalau tersebar, siapa akan percaya, sesepuh keluarga Hong bisa bertindak sekejam ini kepada seseorang biasa.

Pendapat yang berbeda, perkataan yang berbeda, dia sama sekali tidak mempedulikan ancaman ini.

Di mata William, hanya menunjukkan rasa sesal amat mendalam, hari ini tidak akan mengetahui kemana perginya Julien.

“Aku hanya seorang anak buangan keluarga Sima, mau bilang atau tidak juga tidak apa-apa, tapi aku tau kamu adalah sesepuh keluarga Hong, William.” Ucap Kanen dengan dingin.

“Hehe, sedikit menarik.....tampaknya, aku salah waktu datang hari ini, berjumpa lagi lain hari!”

William juga tersenyum dingin, menyerahkan tangannya.

Tiba-tiba, dia menghempaskan tangannya, lima batas jarum di tangannya, bagaikan panah yang terdorong dari benang terbang ke arah Enelisa.

Jarum terakhir, dalam sekejap malah menusuk Sophia yang tidak mempunyai tenaga melawan.

“Celaka!”

Kanen berteriak, menarik Enelisa dengan kuat menghindari.

Setelahnya dia berubah menjadi sebuah bayangan yang cepat sekali, dalam sekejap muncul di sisi William.

Hanya karena dua gerakan William, dia telat selangkah.

Dia melempar lima batang jarum ke arah Enelisa dulu, lalu satu batang terakhir dilempar ke arah Sophia.

Sedangkan Kanen cepat sekali waspada, saat jarum itu terbang dari tangan William, dia langsung menarik Enelisa menghindar.

Saat William melemparkan jarum ke arah Sophia, Kanen sudah mendekat.

Melihat Kanen menggunakan sudut yang sangat aneh, memukul rusuk kiri William, William langsung termundur ke belakang.

Dia memuntahkan segumpal darah segar di tempat.

“Jurus tapak penghancur hati yang bagus, anak buangan keluarga Sima, berani-beraninya melakukan tindakan aliran iblis di siang bolong seperti ini, apakah tidak takut terkena dosa?!”

William tertawa terbahak.

Meskipun keluarga Sima ada di belakang keluarga Hong, tapi tidak ada yang bisa menandingi jurus tapak penghancur hati, bisa menghancurkan latihan keluarga Hong yang kuat!

Namun reaksi William malah aneh sekali.

Dia jelas-jelas mempunyai sisa tenaga untuk menghindari serangan ini, tapi memaksa untuk menerimanya, dan juga sekarang ini malah berbicara sembarangan.

Kanen tercengang, membalikkan tangan dan menyerang lagi.

“Pheng!”

Juga di saat ini, suara lemah Enelisa yang ketakutan terdengar, “Hati-hati......”

Kedua telapak bertubrukan, tiba-tiba bertambah sebuah bayangan di ruang tamu, terhuyung ke belakang, tampaknya tidak ingin ngotot melawan.

Saat bayangan itu berdiri stabil, Kanen juga tersenyum dingin, “Jadi ini yang namanya praktisi yang benar? Sekarang tampaknya hanya omong kosong.”

Kedua tangan Wendy dilipat ke belakang, berkata dengan marah, “William, apa yang terjadi ini?”

Apa yang terjadi.............

Sebenarnya saat dia memutuskan untuk kembali, sudah ada firasat.

Wendy sebagai sesepuh tua keluarga Hong, puluhan tahun ini juga sudah mempunyai banyak pengalaman.

Lalu apa ada pertikaian yang tidak pernah dia jumpai?

Begitu masuk ke dalam ruangan, hanya melihat saja sudah langsung tau apa yang terjadi.

Apa yang terjadi.....hanya pertanyaan formalitas untuk menjaga langkah terakhir keluarga Hong dalam kepanikan.

“Abang! Anak buangan keluarga Sima, sudah terjerat dalam aliran iblis! Dia ingin mengetahui keberadaan Julien, malah menyerang kepala keluarga Liao, aku saat di puncak gunung tadi perasaanku tidak enak, sengaja datang kesini untuk melihat, malah terlambat selangkah!” Ucap William dengan berat, “Dua orang papa anak ini berani-beraninya melakukan perbuatan kejam seperti ini!”

..........

“Tante Sophia.......Tante Sophia......Kamu bangun.........!”

Enelisa merangkak mendekat, dia kepanikan, air matanya mengalir deras.

Jarum batang terakhir itu, langsung menembus nadi Sophia!

Untuk sementara Sophia tidak kehilangan kesadaran, tapi sudah di tahap kematian.

“E, Enelisa, jangan, beritahu Julien.....juga, aku, yang mencelakaimu......” Suara Sophia bagaikan dengungan nyamuk, nafasnya bagaikan sutra terbang.

Saat ini, yang bisa dia pikirkan adalah orang-orang aneh ini, jelas sekali akan melakukan hal tidak baik kepada Julien.

“Tante Sophia...... Kamu jangan tidur, aku langsung, bawa kamu pergi ke dokter!”

Memang perkataannya seperti itu, air mata dalam pupil Enelisa, mengalir lebih deras lagi.

Dia sudah menjadi master super, tidak mungkin tidak bisa merasakan, vital Sophia menurun dengan cepat.

“Janji, janji padaku!”

Saat ini, kedua mata Sophia menunjukkan tatapan kobaran berapi-api.

“Aku janji padamu, aku janji padamu!” Akhirnya Enelisa tidak bisa menahan tangisannya.

“Baik, kamu anak baik...........”

Sophia tersenyum lega, lalu di detik selanjutnya.

Tangannya, terlepas.

Lalu.

Ruang tamu ini tertutup oleh tekanan yang tak berbentuk, membuat nafas Wendy dan William berdua menjadi lebih berat.

Percakapan Sophia dan Enelisa, meskipun dengan suara kecil, tapi bisa didengar dengan jelas.

Tidak ada bukti langsung, tapi asalkan telinga tidak tuli, mata tidak buta, siapapun bisa menilai.

William menyesal sekali, kalau tau seperti ini, harusnya jarum itu langsung menusuk kepala wanita ini saja, akan lebih cepat matinya!

Tapi sudah seperti ini, di dunia ini tidak ada obat untuk penyesalan.

“Membunuh dan membayar nyawa, adil dan benar, nyawa dibayar dengan nyawa, permintaanku tidak berlebihan.” Ucap Kanen dengan wajah suram.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu