Too Poor To Have Money Left - Bab 139 Jebakan Yang Sudah Direncanakan

Tikus Besar?

Sophia, Nancy dan Enelias terlihat berekspresi aneh.

"Iya, kami pergi sebentar dan akan pulang secepatnya." Kata Julien.

Dia memberikan isyarat tatapan kepada Dexter dan mereka berdua pergi bersamaan.

Ketika Julien dan Dexter turun dari puncak gunung, mereka menyadari ada sesosok orang yang berdiri diseberang jalan raya.

Dan sosok itu kebetulan adalah Halbert yang mengikuti Julien dari belakang mobil.

Julien merasa kenal, dia lalu berkata megningatkan Dexter.

Oleh karena itu barulah ada adegan ini.

Mereka berdua tidak lewat pintu utama, mereka lewat pintu belakang dan naik keatas atap rumah.

Saat ini sudah malam.

Lampu dijalanan bagaikan sebuah pembagi yang memisahkan vila keluarga Chen dengan hutan yang gelap.

Julien dan Dexter bagaikan dua ekor cicak yang menunggu mangsanya maju sendiri.

Mereka menempel diatas atap dan mengawasi terus sekeliling.

Julien sedikit tegang.

Dia juga sedikit marah dan......juga takut.

Dia tidak menyangka, mengapa dirinya bisa diawasi, dan orang itu adalah seorang praktisi.

Dia tidak bisa yakin apa tujuan prakstisi ini, bagaimanapun juga dia takut, ada beberapa kali Julien merasa bahwa dia melatih kungfu iblis sudah terbongkar.

Namun ini tidaklah mungkin.

Hal ini selain Dexter dan Madeleine, hanya ada dia saja yang tahu.

Jangan-jangan.........

Madeleine membongkarnya?

Jika Madeleine membongkarnya, maka waktu itu dia tidak akan mengingatkannya dengan begitu serius.

Hari semakin malam.

Berbeda dengan Dexer yang tenang, Julien mulai tidak sabaran.

"Tuan Muda, nanti setelah praktisi itu muncul, kamu dengar perintah aku, jangan sembarangan bertindak." Kata Dexter.

"Oh, baik." Julien bergegas menyetujui.

Sejujurnya, dia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan, bagaimanapun juga ini juga adalah pertama kalinya dia bertemu dengan masalah seperti ini.

Sesaat kemudian, Julien bertanya, "Menurutmu, apakah dia masih akan datang atau tidak?"

"Hsh.........sudah datang, dibelakang!"

Perkataan singkat ini membuat hati Julien berdetak kencang dan dia memutarkan kepalanya.

Didetik selanjutnya, Julien melihat sesosok orang yang terus melompat turun dari atas gunung kebawah.

Orang itu berhenti dan bersembunyi disebuah pohon yang berjarak 20 meter didekat pagar Vila.

"AStaga, ketahuan?" Julien melototkan kedua matanya, dia tegang bahkan menahan nafasnya.

Dan disaat ini dia tidak berani bertanya, karena didalam malam yang tenang, sekalipun adalah bisikan kecil juga akan mengikuti angin hingga terbang ketempat yang jauh.

Pendengaran dari Praktisi sangatlah hebat.

Tidak lama kemudian, sosok itu keluar dari balik pohon, dan terbang kearah atap rumah.

............

Tadi malam, Halbert menyelidiki dan tidak berhasil.

Dia lalau menunggu diapartemen Enelisa selama belasan jam.

Setelah itu dia mengikuti Enelisa datang ke vila keluarga Lu.

Kecurigaan dan dugaan dalam hatinya membuatnya tidak bisa sembarangan bertingkah, dia ingin menunggu hari gelap dan mencari tahu.

Barry adalah musuh bebuyutannya, dan keluarganya berada dibawah naungan keluarga Lei.

Jadi dia ingin membunuh Barry, dan ada hal yang harus dilakukannya secara diam-diam, dan harus dipertimbangkan dengan matang.

Sesuai yang dia tahu, hubungan Barry dan Julien tidak jelas, yang terpenting adalah sampai saat ini dia masih belum melihat sosok Barry.

Dia tidak ingin melawan secara terang-terangan.

Namun sekali yakin Barry ada didalam rumah, asal dengan menaruh sebuah racun tanpa warna dan bau, maka semua orang didalam villa akan mati.

Namun dia harus mencari tahu dulu, apakah Barry ada didalam atau tidak.

Jika Barry tidak mati, dia pasti tahu bahwa racunnya itu darinya, sampai saat itu akan ada banyak masalah.

Karena banyak pertimbangan, barulah dia muncul pemikiran untuk menyelidikinya malam-malam.

Oleh karena itu, dia sengaja menyelinap lewat gunung belakang, agar tidak ketahuan oleh siapapun.

Perjalanannya ini paling bagus jika bisa membunuh Barry, jika tidak mungkin juga bisa menjawab pertanyaan dalam hatinya.

Mengandalkan langit gelap, dia mendekati villa keluarga Lu dengan cepat, ketika dia melihat tempat yang lampunya menyala, dia punya pemikiran.

Rencananya begini.

Dia bersembunyi dulu diatap, hingga setelah tengah malam dan semua orang tertidur lelap, barulah dia masuk kedalam.

Sampai saat itu.........

Namun dia tidak menyangka bahwa ketika dia terbang hingga setengah jalan, dia melihat ada dua sosok orang.

Dia tercengang sejenak.

Tiba-tiba melihat seseorang ditempat yang tidak disangka, semua orang akan bereaksi seperti itu.

Dan didalam waktu yang singkat itu, Dexter mengeluarkan tenaga dan terbang kearah Halbert.

Julien lebih pelan sedikit.

Satunya karena dia terlalu tegang, kedua karena Dexter tidak mengingatkan dia sesuai perjanjian awal.

Namun juga hanya lebih pelan sedikit saja.

Halbert langsung sadar dan meninju.

Dan yang berhadapan dengan tinjunya adalah sebuah tinju yang besar.

"Dorr!"

Halbert menghempaskan nafasnya, dia menahan rasa tersetrum dari tangan kanannya dan mundur, dia lalu melihat sesosok orang lagi mendekatinya.

Tangan kanannya sudah lemas dan tidak bertenaga, dia hanya bisa menahannya dengan tangan kiri.

Sebuah sosok yang kecil namun penuh dengan reiki yang akhrnya meledak ditangannya.

Tangan kiri Halbert juga mati rasa, dan yang terpenting ini adalah ada sedikit reiki yang masuk kedalam jalur meridiannya.

Reiye didalam tubuh Halbert langsung kacau bagaikan diguncangkan.

Saat ini, dia tahu bahwa dirinya ingin menyelinap masuk, namun mereka sudah ada persiapan!

"Ini adalah sebuah jebakan! Mereka sudah lama menungguku!"

Sekali terpikiran ini, Halbert tidak lagi melawan mereka, dia langsung mundur dan berlari kearah hutan.

Halbert meskipun bukanlah genius, namun dia juga memasuki langkah ketiga diusianya 40 sekian tahun.

Saat ini dia sudah berumur 60 sekian tahun, dia sudah memasuki langkah ketiga selama 20 tahun.

Seiring waktu, dia sekarang sudah menjadi orang hebat juga.

Jika biasanya, baik Dexter maupun Julien, mereka berdua tidak akan bisa melawannya satu lawan satu.

Karena dihitung dari ketebalan reiye dalam tubuh, mereka masih kalah dibandingkan dengannya.

Namun ini bagusnya karena mereka berdua menyerang secara diam-diam.

Dan tanpa menyimpan tenaga!

Tinjunya Dexter menggunakan 100% tenaganya, Julien tiba belakangan dan juga begitu.

Jadi Halbert menerima tinju berat dari Dexter dulu dan di titik oleh satu jari Julien secara tidak sengaja, sehingga sekali bertemu saja dia langsung kalah.

Julien terus memurnikan reiye dalam tubuhnya, dia punya daya ledak dan daya tembus yang tidak dimiliki oleh praktisi biasa.

Ini sudah diberitahukan oleh Dexter kepada Julien hari ini ketika latihan.

Jika Julien terus berlatih, dia pasti akan menjadi musuh paling berat bagi keluarga Li dan keluarga Hong!

Halbert adalah orang hebat langkahketiga, namun dibandingkan dengan orang hebat super, dia masih jauh, dia hanyalah seorang tetua dari keluarga kecil saja.

Dia mengandalkan reiye dalam tubuhnya yang banyak daripada mereka berdua makanya tidak kalah telak.

Namun bagaimana mungkin dia akan terus bertarung lagi!

Sedangkan Dexter dan Julien saling bertatapan dan memberikan tatapan isyarat, mereka sama-sama mengerti.

"Kejar!" Dexter berkata, dan langsung pergi.

Julien juga menjalankan reiyenya dan seolah adalah seekor burung yang mengikuti Dexter dari belakang.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu