Too Poor To Have Money Left - Bab 361 Bagaimana Bisa Mengetahuinya Jika Tak Mencoba

“Leluhur, leluhur! Kami tak tahu apa-apa,” seru Calvin Lei dengan ketakutan.

“Leluhur, bukankah tadi anda bilang, mereka yang tak mengetahui peraturan ini dianggap tak bersalah jika melanggarnya?” dengan gemetaran Gun Lei berusaha mencari alibi.

Ardi Lei tak melakukan dan tak mengatakan apapun, mereka telah mengatakan semua yang perlu dikatakan, jika ia menambahkan penjelasan lagi, ini malah akan jadi bumerang bagi mereka.

Saat ini, nyawa mereka bertiga sedang berada di tangan pria muda ini.

Ardi Lei tahu mereka hanya bisa bertahan hidup jika mereka mematuhi peraturan dengan baik.

“Hm... kenapa kau tak berusaha menjelaskan?” tanya pria muda itu.

Ardi Lei gemetaran, lalu segera membungkukkan badan dan berkata, “Jika leluhur merasa kami harus dihukum, hukum saja kami.”

“Hehe, bagus, rupanya masih ada penerus Keluarga Lei yang bisa menghormati mereka yang patut dihormati, bagus sekali!”

“Dan kau,” pria muda itu menatap Terrence Lei dan berkata dengan ketus, “Sebagai kepala Keluarga Lei, kau telah melanggar satu dari peraturan penting ini!”

Dengan terkejut Terrence Lei menunjuk dirinya sendiri.

Lalu dengan keras kepala ia berkata, “Aku masih merasa ini tidak adil, kau sangat pilih kasih terhadap mereka bertiga!”

Ekspresi pria muda itu menjadi suram.

Sebelum ia melakukan sesuatu, pengurus rumah itu tiba-tiba berjalan menghampiri Terrence Lei.

“Kau bukan anggota Keluarga Lei, aku takkan menyalahkanmu, ini adalah masalah internal Keluarga Lei, kau tak perlu ikut campur.”

Tak disangka, nada bicara pria muda itu terdengar lebih lembut.

Pengurus rumah itu terus berjalan sambil menyeret pedangnya, ia berkata, “Aku telah melayani Tuan selama puluhan tahun, aku tak bisa hanya tinggal diam, tolong berilah ia 1 kesempatan lagi.”

Pria muda itu terdiam sejenak, setelah pengurus rumah itu berhenti di depan Terrence Lei, barulah ia kembali berkata, “Sepertinya aku pernah melihat pedangmu ini.”

“Leluhur, aku adalah keturunan Sword Gate, sepertinya anda pernah bertemu ayahku...”

“Oh, ternyata dia,” pria muda itu tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, “Ayo, kau sudah hampir tiba di tahap terakhir.”

“Jika Tuan ikut baru aku akan ikut, aku juga takkan bisa melakukannya sendirian,” kata pengurus rumah sambil mengatupkan kedua tangannya dengan hormat.

Ardi Lei dan saudara-saudaranya yang masih berlutut merasa sangat terkejut.

Beraninya pengurus rumah ini memberikan syarat pada leluhur Keluarga Lei.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, leluhur Keluarga Lei bersikap sangat sopan terhadapnya!

Dan percakapan mereka selanjutnya membuat jantung mereka bertiga serasa berhenti.

“Kau bukanlah tandinganku, aku akan memberimu kesempatan terakhir,” nada pria muda itu terdengar ketus, ia pasti merasa kesal.

“Bagaimana kau akan mengetahuinya jika tak mencobanya.”

Pengurus rumah yang sejak tadi tampak tenang, kini tampak lebih tegas.

Perlahan auranya juga berubah.

Ardi Lei dan saudara-saudaranya tiba-tiba merasa silau dan segera mengusap-usap mata mereka.

Hembusan angin berhenti.

Tapi di tempat ini, dalam radius 1 kilometer serasa ada sesuatu yang pekat tapi tak kasat mata yang dengan cepat memasuki...

Bukan, kembali ke dalam tubuh Drew!

Tiba-tiba Ardi Lei dan saudara-saudaranya melihat Drew menghilang.

“Ting!”

Terdengar suara logam berdenting, gelombang suaranya segera memasuki telinga mereka.

Mereka gemetaran dan pandangan mereka menjadi gelap.

Lalu mereka merasakan rasa sakit yang amat sangat, seolah seluruh sel dalam otak mereka ditusuk-tusuk oleh sebuah jarum tajam.

“Ah!”

...

“Ah!”

Ketiga bersaudara itu menjerit sambil memegangi kepala mereka. Mereka pun tenggelam ke danau dan meronta-ronta.

Masih ada satu jeritan lagi, dari sebuah rumah kayu di tepi danau... yang sangat jauh dari sana!

....

Serangan Suku Pedang sangat kuat bagi Draco Lei.

Karena kemampuannya tidaklah sehebat Julien Lu.

Pria tak berguna itu tiba-tiba kembali dan berulang kali memamerkan kemampuannya dan mengalahkannya.

Terutama saat membuka pintu monasteri, ia merasa tak berdaya, kemampuannya telah menurun.

Tak peduli bagaimanapun, ia tak bisa menandingi Julien Lu.

Ia telah mulai berlatih kultivasi sejak usia 5 tahun, sudah lebih dari 20 tahun, belum termasuk pondasi yang telah dipelajarinya sejak lahir.

Sedangkan Julien Lu? Baru berapa lama ia mulai berlatih?

Tapi ia telah mencapai tahap tertinggi dunia spiritual.

Kesepuluh kepala keluarga itu masih mendiskusikan kerjasama dengan Suku Pedang.

Dengan putus asa, ia kembali ke Manor Keluarga Lei.

Ia tak sabar ingin menanyakan pada Terrence Lei apakah ia mengajarkan sesuatu pada Julien Lu. Apakah masih ada teknik rahasia lain selain kedua teknik rahasia Keluarga Lei itu.

Benar, ia curiga Terrence Lei bersikap pilih kasih!

Ia ingat ayahnya, Henry Lei, pernah berkata, saat ia masih muda...

Terrence Lei paling menyayangi Bolt Lei, ayah Julien Lu.

Ia adalah pamannya yang belum pernah ditemuinya.

Meskipun setiap saat Henry Lei selalu menjelek-jelekkan Bolt Lei di hadapan Draco Lei.

Ia tak tahu, apakah ini karena ayahnya merasa iri padanya.

Tapi dilihat dari teknik kultivasinya, sepertinya ia orang yang licik.

Sama seperti Julien Lu.

Like father like son.

Draco Lei tersenyum getir, ia tak terima jika dianggap kemampuan ayahnya yang payah.

Ia tak ingin menerima kenyataan ini, dalam hati ia sangat yakin, pasti ada campur tangan Terrence Lei dalam hal ini.

Ia tak terima!

Ia ingin pulang dan menanyakan apakah kemampuannya tak sehebat Julien Lu.

Kenapa Terrence Lei menurunkan teknik rahasia ini pada Julien Lu, bukan padanya, padahal ialah cucu tertua Terrence Lei!

Mungkinkah setelah menemukan keberadaan Julien Lu, ia hendak mencabutnya dari posisi calon penerus kepala keluarga?

Sebelum membuka pintu monasteri, ia melihat Suku Pedang sedang berbincang dengan Julien Lu.

Julien Lu sebenarnya tak ingin merebut posisi kepala keluarga darinya.

Bahkan saat mereka menyinggung tentang kepala Keluarga Lei, ia bisa melihat ekspresi Julien Lu tampak tidak senang.

Dan sepertinya ekspresi itu benar-benar keluar dari lubuk hatinya.

Tapi ia malah semakin jengkel karena hal ini.

Julien Lu sejak awal tak pernah menghargai Keluarga Lei.

Sedangkan ia selalu berusaha menjaganya.

Seperti...

Julien Lu seolah menganggap Keluarga Lei sebagai sampah yang ingin dibuangnya, sedangkan ia menganggap Keluarga Lei sebagai harta karun yang berharga.

Ia yakin Julien Lu bukanlah musuhnya.

Meskipun ia telah melakukan banyak hal yang tak bisa dimaafkan pada Julien Lu, tapi akhirnya Julien Lu tetap memaafkannya.

Dan alasan dan kemampuan apa yang dimilikinya untuk bisa menganggap Julien Lu sebagai tandingannya? Sebagai musuhnya?

Lemah, frustasi, kecewa, tidak percaya diri, merasa hampa...

Tunggu, kekalutan ini bagaikan lubang hitam yang menelannya.

Ia telah tiba di Manor Keluarga Lei dan melintasi jalan setapak dengan lesu.

Setelah beberapa saat berusaha menenangkan diri, akhirnya ia kembali tenang.

Draco Lei sejenak merasa ragu, apakah ia sebaiknya menemui Terrence Lei atau tidak.

Karena ia merasa naif, ia merasa seperti seorang anak kecil yang permennya direbut dan pulang untuk mengadukannya pada orang tuanya.

Tapi jika ia tak melakukannya, darimana ia bisa mengetahui rencana Terrence Lei.

Sejak dulu, posisi kepala Keluarga Lei akan diwariskan padanya.

Dan Draco Lei merasa ia memang layak mendapatkannya.

Tapi...

Kini saat posisi ini terancam akan direbut darinya, ia mendapati bahwa selain posisi ini, ia tak memiliki apapun lagi.

Rasa tidak rela ini bukannya memotivasinya untuk berlatih lebih baik, tapi malah menyulut api cemburu di hatinya.

Ia berjalan sambil melamun, tapi tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang janggal.

Danau besar di Manor Keluarga Lei sangat jernih, ujungnya bisa terlihat dengan jelas.

Dari kejauhan ia melihat Ardi Lei, Calvin Lei, dan Gun Lei sedang mendiskusikan sesuatu dengan Terrence Lei di paviliun.

Draco Lei tertegun, ia membatalkan rencananya dan segera berbalik.

Ia tak ingin orang lain melihat kondisinya yang mengenaskan ini.

Meskipun Ardi Lei dan saudara-saudaranya adalah sepupu Terrence Lei, bisa dianggap sebagai paman ayahnya, tapi mereka tak saling kenal.

Draco Lei segera berbalik dan pergi.

Tapi baru saja ia berjalan beberapa ratus meter, ia mendengar suara yang janggal.

Mereka bertarung?

Setelah berpikir sejenak, ia kembali ke arah itu, dan sambil menahan nafas, ia bersembunyi di balik pohon maple dan mengintip kejadian itu dari jauh.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu