Too Poor To Have Money Left - Bab 182 Oh Iya, Mau Mengantukkan Kepala ke Tanah Tidak?

Yang Harris Li nantikan adalah kemarahan Julien Lu.

Asalkan Julien Lu naik pitam, maka Rachel Lei pasti akan mengamuk.

Dan nantinya, akan ada satu pertunjukan menarik yang bisa disaksikannya.

Tapi pengakuan kesalahan Julien Lu ini malah membuat Rachel Lei tidak tahu harus bagaimana.

"Karena aku sudah mengakui kesalahanku, aku sudah boleh pergi bukan?" Julien Lu berkata dengan datar.

Dalam situasi ini, Rachel Lei terlihat jelas ingin mencari masalah dengannya secara sengaja, meskipun sang pria merasa marah karena Christina Chu telah ditamparnya.

Tapi selain bersabar, tindakan gegabah hanya akan mempermalukan diri sendiri saja.

Kecuali, jika Julien Lu tidak ingin mempedulikan apapun demi sebuah tamparan ini.

Sophia Liao, Nancy Lu, Enelisa Zhang masih sedang menunggunya pulang.

Dia tidak pernah berniat meninggalkan nyawanya di sini, jadi ini bukan karena Julien Lu pandai bersabar, melainkan didesak oleh situasi.

Rachel Lei mulai sadar, meskipun rencana pertama sudah gagal, dia akan menjalankan rencana lain, berkata sambil tertawa dingin, "Pergi? Kalau aku masih belum membiarkanmu pergi, kamu berani pergi?"

"Tidak berani." Julien Lu tersenyum pahit.

Kelihatannya masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu tamparan, tapi Julien Lu telah mempersiapkan mentalnya dengan baik.

Di sini adalah Manor Keluarga Lei, sebesar apapun nyali Rachel Lei, dia tetap tidak akan melakukan hal yang keterlaluan.

Sedangkan dia, paling tidak hanya harus menahan sedikit pelecehan lagi.

Tentu saja, ini hanya terhadap Rachel Lei, lagipula, dia merupakan adik sepupunya Julien Lu.

Terkadang olah seorang gadis memang sangat tidak masuk akal.

"Hmph hmph, seharusnya kamu tidak akan berani!" Rachel Lei merasa senang, sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi serius, "Permintaan maafmu tadi sangat tidak tulus, bagaimana kalau seperti ini, berlututlah dan meminta maaf terhadap Harris!"

Julien Lu mengangkat kepala dengan kaget, melirik Harris Li yang matanya memancarkan senyuman dingin.

Saat ini, Rachel Lei juga melongo, kemudian mulai merasa menyesal, sepertinya permintaan ini sudah sedikit keterlaluan......

Julien Lu merenung sejenak, bertanya, "Harris, apakah dendam di antara kita akan berakhir setelah aku berlutut?"

Harris Li tidak bersuara, tapi malah tertawa dingin tanpa hentinya, sikapnya ini menyatakan mengiyakan pernyataan Julien tadi.

Berlutut? Kalau Julien Lu benar-benar berlutut terhadapnya, dirinya mungkin akan memaafkannya.

Namun, pemikiran Harris Li dan Rachel Lei sepertinya telah salah dalam satu hal.

Berlutut, merupakan sebuah pelecehan besar yang tak mampu diterima oleh siapapun dari kalangan keluarga mana pun.

Di tampar orang lain paling tidak hanya akan merasa harga diri dan mukanya telah dipermalukan.

Sedangkan berlutut, dengan pasti menyatakan menurunkan harga dirinya sendiri juga nama baik keluarganya, dan tunduk terhadap orang itu tanpa persyaratan apapun.

Ini merupakan suatu hal yang tidak akan bisa diterima!

Tapi, kalau dibahas dengan teliti, Julien Lu malah bukanlah orang kalangan keluarga terpandang.

Identitasnya dulu, hanyalah seorang pengantar paket yang bekerja dengan penuh perjuangan untuk bisa menghidupi keluarganya, hanyalah seorang tokoh yang paling-paling biasa.

Kalau menundukkan kepala bisa menghasilkan uang, Julien Lu akan melakukannya tanpa berpikir panjang, contohnya seperti saat ini, dia harus berlutut untuk bisa melewati rintangan ini, maka dia akan melakukannya tanpa ragu.

Tapi hal ini tidak menandakan Julien Lu tidak memiliki harga diri, tapi dalam sebuah situasi di mana dia sudah tak memiliki pilihan lain, benda yang disebut sebagai harga diri malah sama sekali tidak berarti lagi.

"Bruk!"

Lutut Julien Lu melekuk, dan berlutut di tanah.

"Oh iya, mau mengantukkan kepalaku ke tanah tidak?"

Yang Julien Lu pikirkan adalah, kalau sampai Rachel Lei kembali menyulitkannya, dengan mengatakan belum cukup tulus karena tidak mengantukkan kepala ke tanah, maka sia-sia saja dia berlutut.

Harris Li dan Rachel Lei sama-sama tidak menyangka, Julien Lu ini bisa menyetujuinya secepat ini, suruh berlutut malah langsung berlutut.

Tepat pada saat mereka berdua sedang melamun, kepala Julien Lu pun hampir menyentuh tanah.

"Julien! Siapa yang menyuruhmu berlutut!"

Rachel Lei membentak dengan amarah, mendadak menyerbu ke depan, dan menendang Julien Lu di bagian bahunya.

"Bang" Terdengar suara benturan, Julien Lu terbang ke tempat yang berada dua meter dari sana atas tendangannya.

Seorang keluarga utama dari Keluarga Lei malah berlutut terhadap orang dari Keluarga Li yang berada di urutan keempat begitu saja, kalau sampai hal ini tersebar, Keluarga Lei pasti akan memperhitungkan hal ini habis-habisan!

Masalahnya adalah, permintaan keterlaluan ini diungkit oleh Rachel Lei sendiri, kalau ingin memperhitungkan hal ini habis-habisan, bukankah ujung-ujungnya akan menyalahkannya!

Jadi satu tendangan ini dilampiaskan oleh Rachel Lei dengan penuh amarah.

Meskipun tidak menggunakan tenaga penuh, tapi tetap bukanlah sebuah serangan yang bisa dihadapi oleh seorang praktisi tahap 2.

Julien Lu tidak menentangnya, membiarkan Rachel Lei menendangnya.

Tenaga dalam yang terkandung dalam tendangan itu membuat darah Julien Lu bergejolak, segumpal darah segar muncrat keluar.

Christina Chu mengepalkan tangannya dengan erat, tapi kemudian kembali melonggarkannya, dan berlari ke arah Julien Lu.

"Tidak masalah, aku tidak kenapa-napa." Julien Lu menundukkan kepala sambil mengatakannya.

Dia berkata seperti itu karena mengkhawatirkan Christina Chu, kalau sampai sang wanita bertindak gegabah, masalah ini akan menjadi semakin besar.

Raut wajah Harris Li telah berubah berulang kali dalam sekejap waktu.

Melihat Julien Lu telah memuntahkan darah segar, hatinya merasa tegang, merasa keadaan telah gawat!

Dia berbegas mendekat, membahu Julien Lu, berkata: "Tuan Muda Kedua, untuk apa seperti ini? Rachel Lei masih kecil, tapi kenapa kamu malah menemaninya bercanda bersama!"

Ucapan ini mengandung perasaan yang tulus, tapi malah mampu melemparkan tanggung jawab dari tangannya ke orang lain dengan begitu bersih.

Maksud yang terkandung di dalamnya adalah: "Rachel Lei lah yang memintamu berlutut, tidak ada kaitannya denganku sedikit pun!

Tapi hatinya sudah merasa sangat puas karena Julien Lu telah berlutut.

Tuan Muda Kedua Keluarga Lei benar-benar telah berlutut terhadapnya!

Tapi di saat bersamaan, dia telah sepenuhnya menganggap Julien Lu sebagai sampah.

Karena dia sudah berlutut, maka dia tidak perlu merendahkan identitasnya lagi, juga tidak perlu dendam terhadap sebuah sampah lagi.

"Harris, aku sudah meminta maaf, juga sudah berlutut, maka......"

Sebelum selesai mengatakannya, Harris Li memotongnya dengan tepat waktu, dan mengalihkan topik: "Tuan Muda Kedua, kamu tidak perlu mengatakan apapun lagi, masalah semalam sudah berlalu, kita jangan menaruhnya dalam hati lagi!"

"Uhuk Uhuk!"

Julien Lu berdiri, dan batuk sejenak, hendak pergi dari sana dengan dipapah oleh Christina Chu.

Tapi tepat pada saat ini, Rachel Lei malah menghentikannya, "Julien! Tunggu!"

Rachel Lei telah merasa takut.

Dia telah menggunakan 80% tenaga dalam satu tendangannya tadi, meskipun ujung-ujungnya dia sudah mengurangi tenaganya, tapi tetap bukanlah tenaga yang sanggup dihadapi oleh Julien Lu.

"Masih ada urusan apa?" Julien Lu menanyakan.

Luka yang diterimanya tidak berat, tapi karena ditendang oleh Rachel Lei dalam keaadaan tanpa persiapan apapun, memuntahkan segumpal darah merupakan hal yang tak terelakkan.

Di masa saat dia berlatih bertarung sungguhan dengan Dexter Li, entah sudah berapa kali dia memuntahkan darah, kemudian dia akan menyalurkan Reiye untuk memulihkan kondisinya, setelah itu tidak akan bermasalah lagi.

Tapi dia tidak lupa untuk berpura-pura terlihat lemah, agar Harris Li dan Rachel Lei tidak mencurigainya.

"Masalah hari ini tidak boleh kamu ceritakan pada siapapun, ingat tidak!"

Rachel Lei merasa bersalah, dan memberi peringatan padanya, kemudian mengeluarkan sebuah botol kecil, "Ini adalah obat mujarab Keluarga Lei, ambillah!"

"Ingat." Julien Lu menganggukkan kepala, membalikkan badan dan hendak pergi.

Julien Lu tidaklah terkejut terhadap reaksi Rachel Lei, sang pria saat ini hanya ingin pergi dari sini, kembali ke rumah kayu untuk merawat cederanya.

Tapi, muncul masalah lagi!

Di atas pohon di mana 4 orang itu berada, perlahan-lahan terdengar suara desiran daun, lalu sebuah banyangan berwarna abu melayang dan turun ke bawah dengan perlahan.

Gadis berbaju abu!

Sepasang telapak kakinya yang putih mulus tetap saja telanjang.

Salah satu tangannya memegang ponsel, dan tangan yang lainnya di belakang pinggangnya, sedangkan pandangan matanya tepat sedang menatap layar ponsel dengan erat, terlihat sedang melihat sesuatu sampai terhanyut.

Terdengar suara percakapan dari dalam ponsel.

Keempat orang itu mendengarnya, kedengarannya sedikit familiar.

Sepertinya...... tepat merupakan percakapan mereka tadi......

"Permintaan maafmu tadi sangat tidak tulus, bagaimana kalau seperti ini, berlututlah dan meminta maaf terhadap Harris!"

"Harris, apakah dendam di antara kita akan berakhir setelah aku berlutut?"

"Oh iya, mau mengantukkan kepalaku ke tanah tidak?"

......

Raut wajah Rachel Lei dan Harris Li berubah secara mendadak.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu