Too Poor To Have Money Left - Bab 202 Menelan Pil Iblis Gila

Namun, dia tidak merasa bahwa orang itu mampu menyelamatkan hidupnya.

Karena mereka berdua tidak mempunyai koneksi, bahkan tidak akrab antara satu dengan yang lain.

Keadaannya ini benar-benar seperti seorang manusia lemah yang akan segera tenggelam mati, lalu berhasil menangkap sebatang kayu yang sedang mengapung.

Tidak peduli bagaimanapun, dia tetap harus mencobanya.

Sekaligus......

Ketika terignat akan hal ini, Julien Lu kembali memesan layanan transportasi online dan langsung bergegas menuju ke tujuan.

Pada saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul dua subuh.

Keadaan sangat sunyi, semua orang yang seharusnya tidur juga sudah tertidur.

Namun, ada sebuah jendela yang masih terlihat menampilkan cahaya di Villa Keluarga Zhang.

Setelah turun dari mobil, Julien Lu menatap tercengang.

Enelisa Zhang menetap di dalam kamar itu.

Mencoba untuk menemuinya, atau tidak? Julien Lu merasa ragu sejenak dan memutuskan untuk menemuinya.

Meridiannya sudah benar-benar terputuskan, dia telah menjadi manusia yang tidak berguna, tetapi jika dia ingin masuk, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memanjat pagar besi dengan tinggi tiga meter.

Setelah mencoba untuk kembali menggerakkan Reiyenya, Julien Lu pun terkejut.

Walaupun kondisi Reiye dalam tubuhnya tidak teratur, namun masih ada dua Reiye yang masih terus mendesak.

Namun hal itu tidak menghalanginya untuk menggunakannya sementara.

Sama halnya seperti ponsel yang ditenggelamkan ke dalam air dan hendak mengalami kegagalan, tetapi layarnya masih menyala untuk sementara waktu.

Dia menghela nafasnya, mencoba untuk membalikkan tubuhnya, lalu langsung berguling ketika mendarat.

Walaupun terlihat jelek, tetapi tidak ada yang melihatnya.

Julien Lu menepuk pantatnya, berjalan maju, dan akhirnya berdiri di tepi jendela Ennelisa Zhang.

Dia mendengarkan gerak-geriknya untuk sejenak dan dia tidak mendengar adanya gerakan apa pun di dalam.

Ia hanya terdengar suara nafas.

"Sudah tertidur?"

Julien Lu bergumam pada dirinya sendiri, menekukkan lutut, lalu langsung melompat hingga lebih dari enam meter dan mendarat di depan tepi jendela.

Bayangan yang indah, ditutupi selapis selimut tipis, dan sedang berbaring pada sisi tubuhnya, itu adalah Enellia Zhang yang tidak pernah bisa ia lupakan.

"Dia benar-benar sudah tertidur."

Wajahnya menampilkan sedikit perasaan menyesal, namun juga terlihat lega.

"Baiklah, jaga dirimu dengan baik, aku harus segera pergi, jika aku belum mati......" Julien Lu mengerutkan bibirnya dan melompat turun.

Dia berjalan menuju pagar besi tanpa berpaling ke belakang.

Mungkin meminta bantuan Kanen Ma hanyalah alasannya untuk datang menemui Enelisa Zhang.

Julien Lu melompat lagi, namun dia tidak bisa melompati, dimana ia kebetulan bukan melewati pagar besi, melainkan pilar batu berbentuk persegi.

Jika tidak, dia bukannya akan tertahan di atas, melainkan akan menyebabkan munculnya tindakan yang sangat menghebohkan.

Dia bergegas menghirup nafasnya, wajahnya yang sudah sudah pucat kini terlihat lebih pucat lagi.

Ketika dia baru saja melompat, dia bersandar pada pilar batu, bergegas mengeluarkan obat yang ampuh menyembuhkan segajal jenis penyakit yang diberikan oleh Rachel Lei, dan menelan satu biji lagi.

Setelah beristirahat sekitar sepuluh menit, Julien Lu pun beranjak berdiri dan bersiap-siap untuk pergi.

Dia ingin meninggalkan Kota G yang merupakan tempat berbahaya ini sebelum hari esok tiba. Jika dia tidak bisa pergi secepatnya, sepertinya dia hanya akan melibatkan Sophia Liao dan Nancy Lu.

Pada waktu dini hari, masih tersisa sedikit waktu sebelum fajar tiba.

Serangga yang muncul di akhir musim panas sepertinya juga sudah tertidur, keadaan di sekitarnya sangatlah tenang, angin malam juga membawa sedikit aroma musim gugur.

Julien Lu meringkukkan kepalanya dan merapikan beberapa bagian dari kemeja tipisnya.

Dia tiba-tiba berdiri diam, lalu bepaling.

Ketika melihat sosok yang berada di belakangnya, dia tersenyum kusut, "Hanya kebetulan lewat."

"Sebaiknya memang seperit itu, aku kira seseorang sudah seharusnya menanggung kesalahan sendiri."

Orang yang datang adalah Kanen Ma.

Ekspresi wajahnya saat ini benar-benar datar, seakan-akan sedang membicarakan sesuatu yang tidak ada sangkutannya dengan dirinya.

"Baiklah, aku paham,"ucap Julien Lu dengan tenang.

"Ayo pergi, jika kamu bisa kembali dalam keadaan hidup, datang temui aku lain kali."

Julien Lu mengangguk, lalu berpaling keluar.

Sikap dingin Kanen Ma terhadap dirinya itu sangat normal, terlebih lagi, apa yang ia katakan itu benar, ini adalah kesalahannya.

Coba saja tanyakan, siapa yang bersedia bertanggung jawab atas kesalahan orang lain?

Dia awalnya memiliki kesempatan untuk melarikan diri, namun dirinya yang bodoh ini merasa benar sendiri.

Julien Lu tidak menyalahkan siapa pun.

Batasan ujung dari vila Keluarga Zhang memang lumayan terpencil, bahkan lokasi vilanya saja terletak jauh dari kawasan perkotaan yang bising.

Keadaan di daerah ini relatif luas dan datar, disertai langit indah yang membuatnya dapat melihat ke arah kejauhan.

Julien Lu terlihat seperti hantu yang kesepian, juga seperti anjing yang tidak mempunyai rumah.

Dia kini sedang berpikir.

Karena Kota G juga tidak memiliki tempat untuk bersembunyi, kemanakah dia harus pergi untuk menghindar dari para pembunuh yang diutus oleh Draco Lei dan Harris Li.

Seiring dengan berjalannya waktu, rasa putus asa yang awalnya muncul, berubah menjadi harapan yang lupus, hingga akhirnya menjadi keinginan untuk bertahan hidup.

Dua puluh kilometer, ini adalah jarak dari vila Keluarga Zhang ke area kota.

Ketika melihat cahaya redup di arah kejauhan, Julien Lu pun merasa lega.

Namun, pada saat inilah terjadi sesuatu di belakangnya.

Sepertinya ada angin kencang yang sedang menerpa dari belakangnya.

Daun-daun berguguran di atas tanah, diikuti suara gemerisik rumput yang tertiup angin, yang sedang mendekat dengan cepat.

Dalam sekejap, Julien Lu terbang ke udara dan berguling tujuh hingga delapan meter jauhnya.

Sambi berseru “wah”, ia pun kembali memuntahkan segumpalahn darah.

Dia diserang secara diam-diam!

Julien Lu sudah merasa ragu sejak awal, karena Dexter Li memberikan isyarat kepadanya bahwa pembunuh itu mungkin membuntutinya hingga ke Kota G.

Kalau begitu, mengapa dia masih belum bertindak?

Rasa ragunya kini hilang.

Dia bukannya tidak bertindak, namun rubah tua selalu memilih waktu yang paling tepat untuk bertindak.

Julien Lu sudah tidak asing lagi dengan serangan diam-diam seperti ini.

Dia sudah bertarung dengan Dexter Li selama lebih dari tiga bulan, dia tentu saja dia bisa mengenali bahwa kekuatan teknik ini adalah Teknik Tiangang milik Keluarga Li yang tidak tertandingi.

Orang-orang yang berdatangan dari sekelilingnya setidaknya berjumlah sekitar lima puluh orang.

Julien Lu tersenyum kusut, ia menghapus darah pada sudut bibirnya, berbalik dan merangkak menuju ke arah kota.

Seakan-akan dia akan terus berjuang sampai mati.

Tidak ada orang yang bisa melihat dengan jelas di tengah gelapnya malam hari, saat dia baru saja berbalik, sesuatu langsung dimasukkan ke dalam mulutnya.

"Tuan Lei, karena ini adalah urusan Keluarga Lei, maka silahkan kamu lakukan sendiri,"ucap seseorang.

"Huh, terima kasih atas kepedulianmu!"

Ucap orang lain sambil mendengus dengan sikap menghina, lalu berjalan menghampirinya.

Ekspresi pada wajahnya terlihat sedingin es, niat membunuhnya juga muncul.

Julien Lu juga paham bahwa keempat orang yang mengejarnya itu adalah sesepuh dari Keluarga Lei dan Keluarga Li.

Mengenai mengapa mereka melakukan ini ...

Ringkasnya, karena keempat orang ini adalah pendukung Draco Lei dan Harris Li.

Maka mereka tentu saja mengharapkan dirinya mati.

Dengan kata lain, benda yang baru saja dimasukkan Julien Lu ke dalam mulutnya adalah Pil Iblis Gila pemberian Harry Shangguan.

Setelah mencapai keadaan seperti ini, tidak peduli bagiamanapun, dia tetap harus mencobanya.

Tentu saja hal ini juga bergantung kepada Reiye yang berada dalam tubuhnya, yang masih bersaing dengan dua Reiye lainnya.

Namun Julien Lu tidak bisa menjamin berapa lama keadaan ini akan terus berkelanjutan.

Jika dinilai secara keseluruhan, dia masih bukan merupakan orang yang tidak berguna untuk saat ini.

Tapi dia tidak menyangka bahwa efek Pil Iblis Gila ini akan seganas ini, saat pil itu diminum, dia pun hanya dapat mencium aroma darah yang samar.

Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, Reiye di dalam tubuhnya pun langsung bergejolak!

Pada saat yang bersamaan, Julien Lu tiba-tiba merasa bahwa luka yang berada di dalam tubuhnya sepertinya kini sudah sembuh, seluruh tubuhnya bahkan penuh dengan energi.

Langkah kaki semakin mendekat.

Kini sudah berjalan hingga ke belakang dirinya dan berhenti.

Julien Lu juga berguling dan menampilkan senyum gembira di wajahnya.

Dia benar-benar bahagia, ini benar-benar tergolong sebagai rasa senang yang kembali ia dapatkan, meskipun hanya sejenak dan tidak bisa bertahan lama.

Sesepuh Keluarga Lei yang datang menghampirinya pun tercengang melihat senyuman aneh pada wajah Julien Lu.

Dalam saat yang singkat dimana ia tercengang, Julien Lu langsung menendang Dantian sesepuh Keluarga Lei secepat kilat.

Tidak ada kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan tak-tik ini, Julien Lu langsung bertindak kejam tanpa menyisakan sedikitpun tenaganya.

Sebelum sempat berteriak, sesepuh Keluarga Lei pun langsung melayang pergi.

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu