Too Poor To Have Money Left - Bab 63 Persaingan Kemampuan Minum yang Jahil

Setengah jam kemudian, makanan dan minuman mulai dihidangkan secara berturut-turut.

Henley Chen tidak berani memesan bir Maotai, oleh karena itu, dia telah memesan 6 botol wine yang seharga 10 ribu RMB per botol.

Ini bukan karena dia sangat murah hati, melainkan merupakan paket termurah dari ruang VIP 1.

Tentu saja, ini bukanlah pasar gelap, ini merupakan tempat yang menjual pelayanan dan suasana, kalau ingin tempat dengan pengeluaran murah, masih ada ruang VIP seharga ribuan RMB di Paradise.

Tapi Henley Chen mengerti, kalau dia memesan ruangan seperti itu, apakah ini bisa memperlihatkan ketulusannya? Jangankan membantunya, Jhonson Cheng pasti tidak akan sudi melihat tempat seperti ini.

Setelah makanan terakhir telah dihidangkan, Jhonson Cheng masuk ke dalam dengan wajah penuh senyuman.

"Kak Cheng."

Julien Lu berdiri, dan menganggukkan kepala.

Ini adalah kedua kalinya dia merepotkan Jhonson Cheng, dan ini belum termasuk dengan hutang budi senilai 10 juta RMB lebih sebelumnya.

Dia biasanya tidak senang memohon bantuan orang lain, namun kenyataan malah menentang keinginannya.

"Haha, Julien, karena sudah datang ke tempatku, maka jangan bersikap segan lagi, anggap saja sebagai rumah sendiri!"

Jhonson Cheng sangat merasa bahagia, terutama saat dia mengetahui Julien Lu lagi-lagi ingin memohon bantuannya.

Dia bukanlah orang dermawan, kalau orang lain datang memohon bantuannya, dia tidak akan meladeninya, tapi berbeda jika orang itu merupakan Julien Lu.

Julien Lu mempersilahkan Jhonson Cheng untuk duduk, melihat gambaran ini, Henley Chen segera menuangkan bir untuk mereka berdua.

"Ada urusan apa mencariku, langsung katakan saja masalah utamanya, karena masih ada suatu urusan yang harus kutangani, Julien, mohon dimaklumi." Jhonson Cheng tertawa, pandangan matanya seakan-akan menerawang ke setiap wajah yang ada di samping meja sekilas tanpa disengaja.

Saat tatapan matanya tertuju pada wajah Christina Chu, dia berhenti sejenak.

Lagipula mereka sedang makan di Paradise, meskipun tidak harus merupakan seseorang yang kaya, tapi berpakaian rapi dan bersih merupakan suatu etika dasar yang harus ada, kalaupun memasuki restoran biasa, persyaratan ini pun tetap berlaku.

Ditambah lagi, karena ditindas oleh Marisa Ding dan yang lainnya, salah satu mata Christina Chu telah memar, dan salah satu sisi wajahnya membengkak, rambutnya pun yang berantakan.

Penampilannya sekarang cukup mirip dengan pengemis jalanan.

Namun, seorang wanita seperti inilah yang malah duduk di sampingnya Julien Lu.

Jhonson Chen tidak akan menanyakan identitasnya, karena perempuan itu begitu akrab dengan Julien Lu, maka dia pasti menduduki posisi yang cukup penting di hatinya Julien Lu.

Apalagi, dia memahami identitas ketiga anggota Keluarga Chen dengan sangat jelas, orang yang bernama Rayne Chen itu, ternyata memiliki hubungan pertunangan dengan Julien Lu.

Lalu adik perempuannya Julien Lu itu, Jhonson Cheng pernah melihatnya, dia duduk di samping seorang ibu rumah tangga yang tidak pernah ditemuinya, dan bahkan memanggilnya dengan panggilan "Mama."

Kemampuan Keluarga Chen sangat dipahaminya, seseorang yang pandai menjalin relasi dalam dunia bisnis seperti Jhonson Cheng, tentu saja sudah mampu menyadari orang yang sebenarnya ingin memohon bantuannya adalah Henley Chen.

Saat Henley Chen melihat dirinya telah duduk, dia langsung berdiri untuk menuangkan bir, hanya dengan melihat suatu tindakan kecil ini, dia sudah mampu menebak sebagian besar keadaan ini.

Ada satu hal lagi, acara makan malam kali ini dikabarkan oleh Dexter Li, dan memesan ruang VIP 1 atas nama Henley Chen.

Jhonson Cheng berkata sedemikian, Julien Lu pun langsung berterus terang, segera mengatakan permohonan bantuannya secara singkat, lalu menyuruh Henley Chen menambah pernyataan.

Setelah selesai mendengarnya, Jhonson Cheng tersenyum, mengangkat gelas dan berkata, "Mari, minum."

Julien Lu tidaklah berpikir terlalu panjang dalam hal ini, lagipula dia telah berusaha membantunya, berhasil atau tidaknya hal ini, Julien Lu tidak pernah menjaminnya terhadap Henley Chen.

Tapi Henley Chen sudah sangat panik!

Segala hal yang perlu dikatakan sudah selesai disampaikan, bukankah Jhonson Cheng sekarang seharusnya memberikan sebuah keputusan?

Siapa sangka malah hanya bersulang setelah selesai mendengarkannya!

Minum bir tidak ada apa-apanya, tidak masalah dia harus minum sampai semabuk apa demi bisa membantunya menyelesaikan masalah ini, tapi hal ini sama sekali tidak berkaitan dengan perbincangan sekarang.

Henley Chen mulai pesimis, Jhonson Cheng ini sebenarnya bisa membantunya atau tidak!

Tapi saat ucapan Jhonson Cheng baru keluar, dan dia memang sedang ingin memohon bantuannya, dia terpaksa mengangkat gelas bir sambil tersenyum, menengadahkan kepala dan langsung meneguk bir sampai habis.

Kejadian selanjutnya merupakan perbincangan seru antara Jhonson Cheng dan Julien Lu, hanya sepasang suami istri Keluarga Chen yang terus merasa khawatir.

Sedangkan Rayne malah tidak merasakan suasana keadaan ini segelintir pun, hampir seluruh perhatiannya tertuju pada Christina Chu.

Paras dan sikapnya saat makan itu membuat Rayne Chen merasa malu.

Dia bagaikan seorang hantu kelaparan yang telah bereinkarnasi, memangnya dia tidak pernah makan di kehidupannya yang sebelumnya?

Rayne Chen melihat Christina Chu dengan risi, niat untuk menjahilinya pun mulai meningkat, wanita seperti ini bagaimana mungkin pantas menjadi saingannya dalam memperebutkan Julien Lu?

Suasana keadaan saat ini sedang terasa pekat, Nancy Lu sedang menarik Sophia Liao membahas sesuatu dengan suara kecil, dia berpikir sejenak, lalu tertawa sinis sesaat, kemudian mengangkat gelas bir dan berjalan.

"Christina, aku menyulangmu sekali?" Rayne Chen berkata sambil tersenyum dengan lembut.

Tapi sebenarnya, dia telah tertawa diam-diam dalam hati.

Kemampuannya dalam minum bir terbilang telah lulus ujian, saat baru memasuki SMA tingkat 2, dia sudah mulai minum bir secara diam-diam.

Hingga masa kuliah tahun pertama, dia menjadi lebih sering pergi ke karaoke untuk bernyanyi, dia bukan hanya sekedar membual, tapi perempuan yang bisa menyainginya dalam kemampuan minum bir sungguh tidak begitu banyak.

Rayne Chen sudah memutuskan, dia akan membuat Christina Chu mabuk, membuatnya malu!

"Oh, terima kasih."

Christina Chu mengambil gelas bir, dan sedikit mengangkatnya, lalu mendekatkan bir ke samping mulutnya, kepala didongakkan, "Gluk gluk", semua langsung habis dalam sekali teguk.

Wanita murahan ini, benar-benar tidak pandai minum bir!

Dia minum dengan seburu-buru itu, siapa yang bakalan mabuk kalau bukan kamu?

Rayne Chen tertawa dalam hati, sebuah perasaan tidak bersedia mengakui kekalahan mulai muncul.

Dia juga langsung menghabiskannya.

Setiap orang memiliki teman untuk diajak bicara, tentu saja tidak akan ada orang yang menyadari Rayne Chen dan Christina Chu sedang saling menyulang.

Segelas demi segelas terus berlanjut, dalam sekejap, 1 botol bir telah dihabiskan, lalu Rayne Chen kembali membuka botol lain.

Selanjutnya, dia lagi-lagi membuka satu gelas......

Setelah meminum 3 botol berturut-turut sampai habis, Rayne Chen sudah mulai terlihat mabuk, dia merasa kepalanya sedikit pusing, saat memalingkan kepala melihat Christina Chu, Christina Chu malah terlihat tidak kenapa-napa!

"Mari, kubantu, kubantu tuang sampai penuh!" Lidah Rayne Chen sudah membengkak, tapi dia tetap saja mempertahankan sikap yang murah hati.

"Ah, terima kasih!" Christina Chu kembali memegangnya dengan sepasang tangan, dan menganggukkan kepala dengan cepat.

Setiap kali membantu Christina Chu menuangkan bir, mereka selalu hanya mengulangi perkataan seperti ini saja.

Saat baru dimulai, Rayne Chen hanya sekedar merasa lucu, wanita murahan ini bahkan tidak mampu memegang gelas bir dengan benar, jadi bagaimana mungkin bisa keluar masuk dalam acara besar!

Namun saat ini, Rayne Chen merasa ini sangat menusuk telinga, wanita murahan ini kenapa masih belum mabuk?

Segelas bir kembali memasuki perut.

Gambaran yang dilihat oleh Rayne Chen telah membentuk bayangan ganda, tapi dia sekarang sudah tidak bisa berjalan mundur.

Jika diingat-ingat lagi, Henley Chen hanya memesan 6 botol wine, dia, Julien Lu, Jhonson Chen dan Dexter Li saling menuangkan sedikit wine ke gelas masing-masing.

Dan hanya sekedar mencicipinya.

Sedangkan dia dan Christina Chu malah telah meminum sebanyak 3 botol, satu botol yang telah terbuka masih tersisa sedikit, lalu masih ada 2 botol yang masih belum dibuka.

Rayne Chen sudah tidak memiliki niat lainnya lagi, satu-satunya hal yang tersisa dalam pikirannya adalah ingin membuat Christina Chu mabuk!

Itu sebabnya, dia pergi memutarkan meja kecil, lalu membuka dua botol wine itu, dan menyodorkan salah satu botol pada Christina Chu.

"Mari, sayangnya, pertemuan kita terlalu lambat...... minum, minum dalam sekali teguk!"

Rayne Chen sudah mulai bertaruh!

"Oh, baik, terima kasih!"

Christina Chu menggenggam gelas bir dengan sepasang tangan, menganggukkan kepala terhadap Rayne Chen, selanjutnya meminumnya bagaikan meminum susu, "Gluk gluk", terdengar sebuah suara, bir yang ada dalam botol sedang berkurang dengan kecepatan pesat yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

"Tidak! Aku tidak boleh mengakui kekalahanku! Dia sudah hampir mabuk! Pasti akan segera mabuk!"

Rayne Chen tiada hentinya menyemangati diri sendiri, sebuah tekad yang kuat sedang menopangnya, malam ini dia harus berhasil memusnahkan saingan cintanya ini!

Oleh sebab itu, dia pun meniru Christina Chu, langsung menghabiskan bir dalam botol secara singkat.

Orang lain tidaklah menghiraukan mereka berudua yang meminum wine segelas demi segelas di sana, karena semangat mereka terjerumus dalam topik perbincangan masing-masing, tapi saat ini, dua orang perempuan langsung mengosongkan botol dalam seketika, hal ini langsung memancing perhatian semua orang dalam seketika.

Julien Lu tiba-tiba mulai berkata, "Christina, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu membuat Rayne minum sebanyak itu?"

"Ternyata, Julien Lu masih tetap begitu mengkhawatirkanku."

Saat berpikir seperti ini, Rayne Chen merasa sangat gembira, dan mulai minum dengan lebih girang.

Siapa sangka, Julien Lu kembali berkata, "Keluarga kalian pada awalnya memang berbisnis pabrik bir, sepuluh orang Rayne pun tidak akan mampu menandingimu, bukankah ini sangat ceroboh......"

"Puff~!"

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu