Too Poor To Have Money Left - Bab 216 Sebuah Janji Yang Mudah

Setelah itu Julien Lu hanya merasa sebuah pusaran di sekitarnya.

Setelah itu terjadi sebuah benturan yang kuat dari bebatuan di belakang tubuhnya

Benturan ini langsung membuat Julien Lu memuntahkan darah segar.

Darah segar itu menyebar keatas bebatuan, yang terlihat sangat menyeramkan.

“Mengapa kamu tidak melawan?” wajah Devi menunjukkan ekspresi yang kebinggungan dan keterkejutan.

Dia memang Praktisi Tahap Ketiga, tapi dia selalu menggunakan kekuatan Tahap Kedua untuk bersaing dengan Juliet Lu.

Tujuan dia melakukan ini hanya ingin melihat seni bela diri dunia luar.

Siapa sangka setelah satu serangan itu langsung membuat Juliet Lu terluka parah.

Hal ini tidak pantas sampai membuatnya terluka parah.

Kekuatan yang dikeluarkan olehnya tidak terlalu kuat.

Ditambah lagi Praktisi Tahap Kedua sudah menjadi kekuatan bawaan, yang bisa mencapai kondisi semua saluran.

Memiliki sebuah kekuatan pelindung diri.

Devi dengan cepat menyadari sesuatu “Apakah sebelumnya kamu pernah terluka?”

Tadi Reiye yang terus berputar, membuat dalam aliran darah Juliet Lu melonjak, karena Reiye terus berputar dalam meridiannya yang rusak.

Jadi benturan tadi membuatnya merasa sangat nyaman, sesuatu yang menyumbat darahnya akhirnya dimuntahkan keluar.

Tapi pertarungan ini membuat Reiye membasuh luka lamanya lagi, luka pada tubuhnya seolah-olah mulai kambuh lagi.

Tanpa diragukan lagi ini seperti membuka luka lama.

Setelah melirik Devi sekilas, Juliet Lu tersenyum pahit : “Iya, aku pernah terluka sebelumnya.”

Lalu dia mengeluarkan sebuah botol kecil dari mantel bulunya, dan diberikan kepada Julien Lu “Ini adalah obat untuk menyembuhkan luka disini, untukmu!”

“Terima kasih.”

“Jangan berpikir terlalu banyak, jika kamu mati disini maka aku akan kekurangan orang yang harus aku teliti.”

“Apa? Kamu sedang meneliti diriku?” Julien Lu membelalakkan matanya.

“Benar sekali, keberhasilanmu menarik perhatianku.” Devi merenung sejenak, lalu berkata “Kamu adalah Praktisi pertama dari luar yang pernah aku temui.”

Luar yang dia maksud adalah diluar dunia XZ.

“Lalu?”

Julien Lu mengeluarkan sebuah pil dari botol yang diberikan tadi, lalu menelannya.

Obat yang diberikan oleh Rachel Lei berikan kepadanya tinggal tersisa beberapa biji saja, bagaimana pun Randy Lu harus mengkonsumsi Pil Penyembuh untuk menyembuhkan lukanya.

Dengan cidera yang dia dapat kali ini membuatnya mendapatkan satu botol Pil Penyembuh, tidak tahu dia harus mengatakan hal ini sebuah bencana atau sebuah pertolongan tepat waktu.

“Jadi aku ingin melihat seni bela diri kalian, apa bedanya dengan kami.” Devi berkata.

“Aku tidak tahu kalau kamu adalah seorang maniak bela diri.” Julien Lu berkata, lalu dia teringat dengan hal yang aneh barusan, bertanya : “Apa yang kamu pelajari, benar-benar aneh.”

Jurus Menyapu Daun di Udara memiliki sembilan kali perubahan yang bisa dikatakan sangat luas dan mendalam.

Tapi seni bela diri yang dipelajari oleh Devi sekilas mirip dengan Jurus Menyapu Daun di Udara, tapi itu terlihat seperti tambalan yang sembarang.

Meskipunt tadi terjadi perubahan, tapi terlihat sangat kaku, jauh berbeda dengan Jurus Menyapu Daun di Udara yang tidak meninggalkan jejak.

Devi tersenyum, ekspresinya terlihat sangat angkuh “Ini semua jurus yang diam-diam aku curi ketika belajar dengan ahli bela diri.”

“Awalnya aku menggunakan Tinju Kesatria, melihatmu terus menghindar seranganku, maka aku menggunakan menggunakan Jurus Pemenggal kepala dari Suku Tibet, jika bukan karena aku kasihan padamu, mungkin lehermu sudah akan patah.”

“Apakah kamu merasa aku ini jenius?”

“Jenius?”

Julien Lu memuntahkan liur darah, berkata “Anggap saja begitu.”

Dengan usia Devi yang masih muda sudah bisa menjadi Praktisi Tahap Ketiga, bisa dibilang dia adalah seorang jenius.

Tapi semenjak Julien Lu masuk ke dalam dunia Praktisi, orang yang berada di sekitarnya adalah orang jenius dan putra yang dibanggakan.

Jadi dia tidak heran akan hal itu.

Bukannya dia tidak pernah melihat seorang Praktisi Tahap Ketiga yang berusia belum mencapai sepuluh tahun.

Dia sendiri yang hanya berlatih selama beberapa bulan saja tanpa bantuan kekuatan eskternal, semua mengandalkan dirinya sendiri saja sudah bisa mencapai ke Tahap Ketiga.

Devi baru saja mencapai ke Tahap Ketiga.

Jika dia berada diantara orang jenius lainnya, dia bukanlah orang yang dominan.

Jadi jawaban yang diberikan oleh Julien Lu sesuai dengan kenyataan, terlihat sedikit sembarang.

Aura Devi seketika berubah menjadi dingin.

“Serius, serius kamu benar-benar seorang jenius.” Julien Lu langsung berkata dengan cepat.

Dia tidak ingin dijatuhkan dengan sadis lagi.

Devi langsung melarikan tatapannya matanya pada Julien Lu, dengan mulut sedikit terbuka “Cih, jika kamu tidak ingin terjadi masalah pada keluarga itu, maka setiap hari pukul delapan kamu harus datang kemari untuk menemaniku bertarung.”

“Tapi, aku……” ketika dia baru berbicara setengah, Julien Lu langsung menganggukkan kepala berkata “Baiklah, aku menyetujuimu.”

Awalnya dia berencana antara besok atau lusa ingin meninggalkan tempat ini dan membawa Rayne Chen ke LS.

Misi Rayne Chen sudah selesai, jadi tidak ada gunanya dia tetap berada disini.

Palingan dia tidak akan pergi ke LS lagi.

Dia akan menyuruh Soren untuk mengantarnya, dan sebelum luka pada tubuhnya pulih, sebelum dia bisa menghubungkan Meridian pada tubuhnya dia bebas untuk tinggal dimana pun.

Dia berencana ingin membantu urusan Keluarga Soren sampai akhir.

Hal ini juga bagus, dia bisa bertukar pengalaman dengan orang seusianya, jadi Julien Lu tidak menolaknya.

Julien Lu bisa melihat kalau Devi sangat penasaran dengan dunia luar.

Mungkin karena usianya yang masih kecil, membuat senior keluarganya tidak tenang, jadi untuk sementara waktu dia tidak membiarkan dia keluar.

Devi akhirnya mengeluarkan senyum yang puas “Ingat kata-kata yang pernah aku lontarkan, semua tuntutan yang aku Devi Yangjin keluarkan tidak pernah ditolak oleh orang, kamu juga tidak bisa melakukannya.”

Julien Lu menganggukkan kepala.

Bisa dibilang dia benar-benar tidak bisa menolaknya dan tidak memiliki cara untuk menolak tuntutan darinya.

Setelah beristirahat setengah hari, dia merasa aliran darahnya sudah berjalan dengan lancar, dia menyadari tidak ada hambatan baginya ketika mencoba untuk berdiri.

Disaat bersamaan dia merasa tubuhnya hangat, seperti ada sebuah aliran yang hangat mengalir dalam tubuhnya.

Ini semua berkat Pil yang diberikan oleh Devi.

Jika dibandingkan dengan Pil Penyembuh yang diberikan oleh Rachel Lei, ini benar-benar berlebihan.

“Kalau begitu sudah pasti, besok pada jam sekarang kamu datang kemari lagi, sekarang aku pergi duluan.”

Devi berbalik dan menaiki kudanya dengan menunjukkan senyum kemenangan.

Kuda merah itu mendengus dan berlari dengan empat kakinya itu.

Julien Lu menggelengkan kepala, menghelakan nafas, lalu mengatur pernapasannya sejenak baru naik ke kuda untuk pulang.

Waktu saat ini sudah melewati siang hari yang hampir mendekati sore hari.

……

Gent dan Zaden duduk di atas padang rumput dengan linglung.

Dia melamun sambil melihat segerombolan ternak yang tidak jauh darinya.

“Gent, apakah padang rumput ini bisa di rebut dengan lancar?” Zaden tiba-tiba bertanya.

“Seharusnya tidak masalah, selama Devi berada di pihak kita.” Gent terkekeh.

Dia memiliki harapan yang besar akan hal ini.

Keluarga Soren hanyalah keluarga biasa, meskipun dia tidak terlalu jelas dengan wilayah kekuasaan Devi, tapi Vicky pernah mengatakan semua masalah di padang rumput ini bisa diselesaikan oleh Devi.

Selama padang rumput ini menjadi miliknya maka tahun dia dia pasti bisa memperbesar lahan peternakannya.

“Tapi, Devi itu sangat cantik seperti bunga di salju.” Zaden tersenyum.

“Tidak usah sembarang berpikir, dan jangan sembara bicara, hati-hati bencara keluar dari mulutmu sendiri!”

Gent langsung memasang wajah yang tegang dan menghentikan Zaden berbicara.

Pada saat ini muncullah sebuah kuda merah dari arah gunung salju.

“Dia sudah kembali.” Kedua mata Zaden bersinar.

“Ingat apa yang aku katakan.” Gent tidak lupa untuk memperingatinya lagi.

“Aku tahu itu, apa aku bisa sembarang bicara, aku hanya berbicara dihadapanmu saja.” Zaden melambaikan tangan tidak menerimanya.

Dua saudara itu menunggu kembalinya kuda merah itu kemari.

Dengan cepat mereka bisa melihat dengan jelas Devi duduk di atas kuda itu.

Lalu tanpa sadar dia menelan air ludahnya.

Sampai kuda yang ditunggangi oleh Devi sampai ke hadapan dua saudara itu.

Turun dari kuda.

“Devi, bagaimana akhirnya?” Gent langsung bertanya.

Gent sama sekali tidak memandang Keluarga Soren, dia tentu saja bukan orang bodoh, dia tahu turis asinglah yang membuat Vicky merasa sulit.

Hari ini tujuan Devi mengajak turin asing itu adalah ingin membantu mereka menyelesaikan masalah ini.

Tapi jawaban dari Devi sangat membuat dua saudara itu terkejut.

“Oh ya, mulai hari ini kalian berdua tidak usah mencari masalah dengan mereka lagi.”

Kata-kata ini dikeluarkan oleh Devi begitu saja, seperti menghiraukan tatapan dari dua orang itu.

“Mengapa bisa berubah seperti ini! aku tidak terima!”

Sekali Gent sadar dari keterkejutannya dia langsung marah.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu