Too Poor To Have Money Left - Bab 402 Aku Datang Kemari Demi Jenisa Wu

Mana mungkin Dilan Wu tak merasa cemas.

Ini akan mengancam nyawa Julien Lu.

Kesembilan pedang itu menghadang seluruh jalan mundur yang dimiliki Julien Lu.

Tapi sebelum kesembilan pedang itu tiba.

Julien Lu mengulurkan jarinya.

Dari jarinya segera keluar sebuah pedang.

Kesembilan pedang yang mengepungnya tergabung menjadi 1, membebaskannya dari kepungan.

Dan Julien Lu tak berhenti sampai di sini.

Ia mengarahkan jarinya ke ujung pedang Dian Wu.

Dan 8 pedang segera melayang ke arah Dian Wu.

Pedang Dian Wu hancur karena serangannya.

Dengan kata lain, jika Dilan Wu tak segera melerai mereka, putra tercintanya, Dian Wu, akan mati di tangan Julien Lu.

Jangankan Dian Wu.

Bahkan jika Dilan Wu yang menghadapi serangan seperti ini, sepertinya ia juga akan kesulitan menangkisnya.

Maka Dilan Wu segera melemparkan pedangnya ke arah Julien Lu.

....

Meskipun jaraknya lebih dari 1 kilometer, pedang Qi yang diciptakan oleh Dilan Wu tiba dengan cepat.

....

Inilah rencana Julien Lu yang sebenarnya.

Meskipun ia telah menghancurkan pedang Dian Wu, ia tak bermaksud membunuhnya.

Ia sengaja memberi waktu bagi Dian Wu untuk menghindar.

Bila ia harus menghunuskan pedangnya pun, ia hanya akan mengarahkannya ke tempat lain yang tidak fatal, seperti pahanya.

Jika ia sama sekali tak menunjukkan belas kasihan...

Jika ia menggunakan kekuatan Jindan nya yang sebenarnya untuk bertarung dengan Dian Wu.

Meskipun Dilan Wu bertindak cepat.

Ia tetap akan mampu membunuh Dian Wu sebelum ia tiba.

...

Dian Wu merasa ketakutan.

Sekilas, ia merasa ia akan mati saat ini juga.

Ia belum pernah melihat trik bertarung sehebat itu.

Tapi tiba-tiba, seolah terpukul dengan keras, Julien Lu terhuyung.

Dian Wu segera menyadari, Dilan Wu lah yang menyerangnya!

Rasa takutnya berubah menjadi amarah.

Julien Lu hampir saja membunuhnya!

“Mati kau!”

Dengan murka Dian Wu berseru, lalu mengibaskan pedangnya.

Kesembilan pedang itu segera membentuk formasi dan melayang ke arah Julien Lu yang sedang terhuyung.

Ia telah melupakan peringatan Dilan Wu.

“Dian, jangan!”

Dilan Wu terkejut melihatnya, tapi sebelum ia sempat mengatakan sesuatu.

Saat ia menghunuskan pedangnya, ia baru menyadari bahwa Julien Lu telah menunjukkan belas kasihan pada Dian Wu.

Jika Julien Lu bermaksud membunuh Dian Wu, kenapa ia malah berlama-lama.

Tapi semuanya sudah terlambat!

Dilan Wu benar-benar tak ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ia tak peduli akan hidup mati Julien Lu, tapi beda cerita jika ia terbunuh oleh Keluarga Wu.

Ia adalah anggota keluarganya sendiri, hal ini akan membuat Keluarga Wu menjadi bulan-bulanan massa.

Ia telah membunuh menantunya sendiri!

“Jus jus jus...”

Terdengar suara tusukan beruntun.

Dian Wu memanggil kesembilan pedangnya kembali.

Wajahnya memucat, jantungnya berdegup kencang saat ia menatap tempat terjatuhnya Julien Lu.

Sedikit lagi, hampir saja, ia akan mati!

Sejak kecil hingga saat ini, ini adalah pertama kalinya ia merasakan kematian berada begitu dekat.

Dilan Wu tiba di belakang Dian Wu, ia menghela nafas panjang.

Semuanya telah terjadi, menyesalinya pun takkan ada gunanya.

Jika diberi kesempatan sekali lagi untuk mengulang waktu, ia pasti akan tetap bersikap seperti ini.

Jika harus memilih salah satu antara nama baik atau Dian Wu, ia pasti memilih Dian Wu.

Tapi setelah menghela nafas, Dilan Wu tertegun.

Dian Wu juga tertegun.

Belum mati!

Belum mati?

Bukankah salah satu pedang itu menusuk tepat di Jindan nya?

Atau tidak...

Ia tak yakin...

Tadi ia menyerang dengan panik, ia tak ingat apakah serangannya mengenai Jindan Julien Lu.

Tapi sepertinya tidak!

Begitu memikirkannya, amarah Dian Wu kembali memuncak.

“Dian, jangan gegabah!”

Dilan Wu menghentikannya tepat waktu, tapi ekspresinya juga tampak masam.

Sebuah sosok terbang melayang.

Ia adalah Julien Lu yang mereka kira telah mati.

Ekspresinya tampak dingin.

“Hari ini aku memahami sesuatu, rupanya seperti inilah cara berunding Keluarga Wu.”

“Huh! Julien Lu, jangan asal bicara, jelas-jelas kaulah yang hendak membunuhku duluan, karena itulah ayahku berusaha menghalanginya!”

Dengan wajah pucat, Dian Wu segera membantah.

“Aku hendak membunuhmu duluan?”

Julien Lu menatap Dian Wu dengan acuh tak acuh, ia tak ingin berdebat lebih lanjut. Ia tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, ia pun menatap Dilan Wu.

“Anggap aku yang kalah dalam pertarungan ini.”

Dilan Wu tak bisa berkata-kata, wajahnya memerah.

Lalu ia berkata dengan khidmat, “Aku bertindak gegabah karena ingin menyelamatkan putraku, ini salahku, aku akan berusaha memperbaikinya padamu.”

“Tak perlu,” melihat ada kesempatan, Julien Lu segera mengutarakan maksud kedatangannya, “Kepala Keluarga Wu, aku datang kemari demi Jenisa Wu.”

Ia tak memanggil Dilan Wu ayah mertua, melainkan kepala Keluarga Wu.

Ia tahu.

Dilan Wu tak pernah menganggapnya sebagai menantu.

Karena itu, ia juga tak berusaha menghormati Dilan Wu.

Mendengarnya, ekspresi Dilan Wu menjadi suram.

“Ini adalah masalah internal Keluarga Wu, jangan ikut campur.”

“Lagipula, semua ini terjadi gara-gara aku,” nada bicara Julien Lu menjadi acuh tak acuh, “Kalian berdua telah berusaha membunuhku, jika kalian mengabulkan keinginanku, aku akan melupakan masalah ini.”

“Julien Lu, beraninya kau mengancam kepala Keluarga Wu?” Dian Wu terdengar marah.

Ekspresi Dilan Wu semakin suram.

“Jadi, apa keinginanmu?” tanyanya.

Tanpa berpikir panjang, Julien Lu menjawab, “Lepaskan dia.”

Dilan Wu tertegun, ia tampak ragu.

Melepaskannya?

Apa yang harus ia lakukan?

Seluruh dunia spiritual sudah tahu, bahwa karena putri tertuanya bersikeras memutuskan secara sepihak untuk menikah dengan anak buangan Keluarga Lei, ia akan dikurung selama 10 tahun.

Mana mungkin begitu Julien Lu datang, hukumannya langsung selesai.

Ini akan membuat Keluarga Wu menjilat ludah sendiri.

Ia takkan menyetujui permintaan ini!

Jika tidak, Keluarga Wu akan dicemooh.

Meskipun ia bisa menjelaskan tentang hal ini, tapi ini berarti Jenisa Wu akan kembali terjerat pada Julien Lu...

Tapi jika ia menolaknya...

Mereka berdua, sepasang ayah dan anak, telah berusaha membunuh Julien Lu tapi gagal...

Begitu berita ini tersebar keluar, reputasi Keluarga Wu akan hancur dalam semalam.

....

Dian Wu juga berpikir demikian.

Sebagai calon penerus kepala Keluarga Wu, tentu ia memahami hal ini.

Ini pilihan yang sulit.

Mereka berdua saling bertatapan penuh arti.

Dan seolah bisa bertelepati, mereka memahami apa yang dipikirkan satu sama lain.

Mata Dian Wu berkilat tajam dan ia berbisik, “Ayah, kita tak bisa membiarkan Julien Lu tetap hidup...”

“... aku akan mempertimbangkannya dulu.”

“Tak ada waktu lagi, ayah, Keluarga Wu tak boleh kalah dalam hal ini.”

Setelah mempertimbangkannya, Dilan Wu juga merasa tak ada jalan lain.

“Jangan gegabah dalam hal ini... begini saja, jalanlah dulu, bawa Julien Lu ke Sword Prison.”

...

Perlahan ekspresi mereka berdua kembali normal.

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, Dilan Wu menghela nafas, “Keluarga Lei dan Keluarga Wu memang telah terikat dalam perjanjian pernikahan sejak dulu, bagaimanapun juga, aku tak dapat menghalangi kalian.”

“Tapi aku tak tahu bagaimana pendapat Jenisa tentang hal ini. Pergilah dengan Dian Wu untuk menanyainya, jika ia setuju, aku takkan menghalangi.”

Melihat Julien Lu hanya diam, ia kembali bertanya, “Bagaimana?”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu