Too Poor To Have Money Left - Bab 256 Botol Anggur Yang Aneh

“Tangan darah penghancur jiwa Keluarga Shangguan kami sangat mendominasi, sekali menerima serangan balasan saat latihan, maka kami membutuhkan darah praktisi untuk menekannya.”

Julien Lu membelalakkan matanya.

Dia segera menyadari bahwa jika dia terlalu banyak banyak bicara tadi, dan sudah membangkitkan kemarahan Naila Shangguan.

Entah apa yang Naila Shangguan katakan benar atau tidak, tapi hal itu sedikit berlebihan.

Jika benar begitu, Keluarga Shangguan benar-benar aliran iblis tanpa mencoba menutup-nutupinya.

Dia tidak berani berbicara lagi,

Keduanya tidak melakukan perjalanan melalui kota, belakangan ini mereka berada di alam liar, berjalan di tempat-tempat terpencil, dan sesekali menyeberang jalan.

Setelah berjalan lebih dari 3000 kilometer, kami memasuki Provinsi Y.

Julien Lu tidak menanyakan tujuan Naila Shangguan lagi, hanya terus mengikutinya dan perlahan menyadari perubahan suasana yang disebabkan oleh suasana hati yang berubah.

Julien Lu harus menyingkirkan kegelisahan di dalam hatinya, sehingga bisa lebih berkonsentrasi dan berlatih guntur petir ungu.

Jika kembali kembali menghadapi Draco Lei, Julien Lu yakin, dengan kekuatannya yang sekarang, ia dapat memblokirnya dengan mudah.

Tapi itu saja belum cukup.

Jika dia mengalami kemajuan, maka begitu juga dengan Draco Lei.

Selain itu, di bawah bimbingan Terrence Lei, Draco Lei setiap harinya pasti mengalami kemajuan pesat.

Julien Lu pernah berpikir untuk mengakui kekalahannya, namun dia tahu dengan jelas, bahwa Draco Lei tidak akan memberinya kesempatan untuk berkompromi.

Sekali ia muncul, maka Draco Lei tidak akan pernah melepaskannya.

Karena begitu, dia tidak bisa kembali untuk sementara waktu ini dan hanya bisa terus mengikuti Naila Shangguan.

Namun, Julien Lu tidak menyangka.

Ketika melewati kota kecil, dia secara tidak sengaja melihat dua sosok yang dikenalnya.

“Wajar saja, karena tempat ini memang markas Keluarga Li.” Ucap Naila Shangguan datar.

Julien Lu tiba-tiba menyadari sesuatu, dia melirik Naila Shangguan.

Dia sudah tahu Provinsi Y ini adalah wilayah teritori Keluarga Li, lalu mengapa dia masih membawanya datang le sini?

Naila Shangguan tahu dengan jelas konfliknya dengan Harris Li sebelumnya.

Tidak jauh di depan mereka, adalah Harris Li, penerus pemimpin Keluarga Li, dan sepupunya Malfoy Li.

Mereka sedang berjalan di jalanan, seolah sedang membicarakan suatu topik, dan tidak menyadari ada dua orang yang mengikuti mereka.

Melihat hal ini, Julien Lu menajamkan pendengarannya.

Ternyata Harris Li dan Malfoy Li sedang membicarakan hal yang terjadi di puncak Gunung Snowie bulan lalu.

Meskipun bagi Julien Lu yang saat itu berada di tempat kejadian, topik pembicaraan ini sudah tidak menarik lagi, namun hal ini tetap memberikan guncangan di dunia praktisi.

Dia mendengar kata-kata aneh—hewan kuno yang langka.

“Kakak besar, besok paman kita akan berangkat dan bersatu dengan keluarga lain untuk membunuh Naga Hijau!” ucap Malfoy Li yang bersemangat seperti ingin ikut terlibat bersama pamannya.

Tapi Harris Li terlihat sangat tenang, ia berkata sambil tersenyum, “Hehe, tidak usah memikirkannya, itu adalah urusan para paman.”

“Ya tentu saja, aku tidak punya hak untuk ikut campur, karena itu adalah hewan kuno yang langka! Dengar-dengar, meskipun hanya setetes darahnya saja sudah bisa membuat praktisi naik level dan terlahir kembali!”

Malfoy Li merasa menyesal dan menghela nafas.

“Malfoy, setetes darah saja apa susahnya?” kemudian melanjutkan, “Delapan Keluarga terkuat, semuanya adalah praktisi, ada banyak sekali para master yang terlibat dalam aksi kali ini, nanti ketika membunuh Naga Hijau, kemungkinan besar untuk menang tetap dipegang oleh delapan keluarga itu.”

“Saat para paman kembali, aku akan memintakan setetes darah Naga Hijau untukmu.”

Malfoy Li sangat gembira mendengarnya, “Kak! Terima kasih!”

“Kita ini bersaudara, jangan terlalu sungkan.”

......

Setelah mengikuti mereka di sepanjang jalan, Naila Shangguan tiba-tiba berbelok ke kiri dan memasuki sebuah kedai makan.

Julien Lu tidak banyak bertanya, lagipula belakangan ini dia sudah terbiasa akan mengikuti Naila Shangguan kemanapun ia pergi.

Tapi, ini adalah pertama kalinya mereka masuk ke tempat seperti ini dalam sebulan terakhir.

Jika beruntung, mereka bisa mengumpulkan buah-buahan liar di sepanjang jalan, sehingga tidak perlu makan nasi lagi.

Kebiasaan Naila Shangguan yang bertelanjang kaki menarik perhatian banyak orang, tetapi dia mengacuhkannya dan berjalan resepsionis untuk memesan sebuah ruangan.

Pelayan dengan cepat membawakan menu makanan pada mereka, dan kembali keluar setelah selesai memesan makanan.

Kemudian dia mengeluarkan sebotol anggur dan menenggaknya.

Julien Lu menatap aneh botol anggur tersebut.

Setidaknya Naila Shangguan bukan penggila anggur, jika dibandingkan dengan Harry Shangguan.

Namun melihat cara ia minum, setidaknya sehari ia bisa menghabiskan 1.5 liter anggur.

Seberapa besarkah botol anggur itu? Kira-kira sedikit lebih besar dari telapak tangan manusia.

Namun.

Dalam waktu satu bulan penuh.

Botol anggur ini tampak tidak kunjung habis.

“Kenapa? Kamu mau minum juga?”

Menyadari tatapan Julien Lu padanya, Naila Shangguan mengguncangkan botol anggurnya, dan menyebabkan anggur di dalamnya mengeluarkan suara.

“Hmm…… Haha, iya, suasana hati hari ini sedang baik, aku juga ingin minum sedikti!”

Julien Lu segera menjulurkan mangkuknya.

Mangkuk ini hanya bisa menampung 200ml anggur.

Naila Shangguan sangat misterius bagi Julien Lu.

Walaupun banyak kebingungan, namun ia tetap tidak berani bertanya.

Hanya mengamatinya dalam diam dan memenuhi rasa penasarannya sendiri seperti inilah yang bisa ia lakukan,.

Awalnya, dia tidak memiliki kebiasaan licik ini.

Hanya saja setelah sepanjang perjalanan yang membosankan ini, terkadang dia juga harus mencari kesenangan untuk menghibur diri.

Anggur yang berwarna merah mengalir dari mulut botol ke dalam mangkuk.

Kemudian aromanya menyebar.

Meskipun Julien Lu bukan penggila anggur, namun ia tetap menelan liurnya sendiri.

“Jika bukan anggur yang diseduh dengan bunga, pasti anggur buah!” ucap Julien Lu.

Lalu ia menjadi sangat tidak sabar, ia mengangkat mangkuknya dan menghabiskannya dalam satu teguk.

Hal ini bukan karena ia ingin pamer, melainkan karena aroma anggur ini sangat berbeda dari yang lain.

Selain itu, ia berpikir anggur yang diminum seorang gadis pasti bukanlah anggur yang pekat.

Detik berikutnya ia sadar bahwa pemikirannya salah, sangat salah!

Anggur ini tidak pekat di tenggorokan, namun ketika memasuki perutnya, anggur itu berubah menjadi api dan membakar organ-organ dalamnya.

Pada saat yang sama, rasa pedas perlahan muncul di kerongkongan, dan menjalar ke seluruh mulut.

“Ahh! Anggur apa ini!” Julien Lu memegangi lehernya yang seperti akan meledak, seluruh wajahnya berubah berwarna merah.

Ia curiga Naila Shangguan memberinya semangkuk racun yang akan membunuh tenggorokannya.

Suatu ketika, dia pernah meminum anggur Harry Shangguan, tetapi dibandingkan dengan anggur ini, anggurnya sama sekali tidak sebanding.

Naila Shangguan menyunggingkan senyum di sudut bibirnya, “Mau lagi?”

“Tidak, tidak, tidak……” Julien Lu menggelengkan kepala dan menolak, dia tidak mampu meminum anggur ini.

Naila Shangguan tetap menuangkan semangkuk anggur lagi untuk Julien Lu.

Julien Lu tidak berani menolak, sehingga ia hanya bisa memaksakan dirinya untuk meneguk habis anggur itu dalam satu teguk.

Kemudian, ia meneguk habis 5 mangkuk anggur berturut-turut.

Lu Yu melihatnya dan mendecakkan lidahnya diam-diam, gadis kecil ini terlihat sangat lemah, namun sepertinya ia lebih gila minum anggur daripada Christina Chu.

Di saat yang sama, kecurigaan di benaknya semakin kuat.

Anggur yang mereka minum, sudah melebihi kapasitas botol anggur tersebut.

Naila Shangguan tampaknya telah mengetahui apa yang ada di dalam benak Julien Lu, ia melirik ke tangan kiri Julien Lu dan berkata, “Kamu harus menyimpan cincin itu dengan baik, cincin itu akan menjadi keberuntunganmu di kemudian hari.”

“Oh! Benarkah!” Julien Lu tercengang dan bertanya dengan terkejut.

Kecuali dirinya sendiri, tidak ada yang tahu bahwa ia membawa keluar cincin ini dari celah batu di dalam gua yang ada di puncak Gunung Snowie.

Naila Shangguan tidak menjawabnya, melainkan kembali bertanya, “Kamu sudah selesai makan?”

“Apa? Aku belum kenyang……”

Julien Lu tidak paham, seluruh hidangan baru saja datang, apa yang ia maksud sudah selesai makan?

“Ada yang mengundang kita sebagai tamu, sebentar lagi kamu akan makan sampai puas.”

Naila Shangguan mengelap mulut kecilnya, lalu bangkit berdiri.

Tepat pada saat itu juga, pintu ruangan tiba-tiba terbuka.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu