Too Poor To Have Money Left - Bab 153 Dia Datang Untuk Mencuri!

Dalam waktu tiga bulan ini, Julien Lu selalu menghabiskan hari-harinya untuk berlatih.

Enelisa Zhang tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Mereka hanya sesekali mengirimkan pesan Wechat, berkomunikasi sejenak, dan sesekali menyampaikan ucapan doa-doa untuk sesama.

Julien Lu tentu saja memahami Enelisa Zhang, lagipula malam itu benar-benar memberikan pukulan yang terlalu besar untuknya.

Jika diubah dengan orang lain, orang tersebut juga pasti akan merasa sangat sedih.

Namun, hal yang ia dapatkan sangatlah besar.

Bahkan Dexter Li saja lagi-lagi terkejut oleh karena kecepatan berlatihnya.

Julien Lu mampu mencapai tahapan ketiga tanpa adanya bantuan dari keluarga, dimana kecepatannya itu sangat tinggi, seperti menaiki wahana kereta luncur.

Tubuhnya ternyata dapat terus-menerus menghasilkan Reiye!

Jika hal ini tersebar ke dunia luar, maka hal ini tentu saja akan menjadi ebuah hal yang mengejutkan dunia.

Jika kecepatan perkembangannya terus berlanjut seperti ini, Julien Lu maksimal hanya memerlukan waktu lima tahun untuk mencapai puncak tahapan ketiga!

Bahkan mungkin saja hanya memerlukan tiga tahun, hal ini bahkan berada di bawa kondisi tanpa adanya bantuan eksternal.

Kemajuan Julien Lu yang sehebat ini tentu saja juga tidak terlepas dari kerja kerasnya.

Dimana motivasinya itu berasal dari kegelisahan yang berada dalam hatinya itu.

Pada malam tiga bulan yang lalu, Dexter Li berkata kepadanya bahwa Terrence Lei menelepon dan menyuruhnya untuk bersiap-siap sejenak.

Sebelum konferensi Dunia Praktisi yang diadakan setiap sepuluh tahun sekali itu tiba, maka ia akan kembali ke rumah Keluarga Lei untuk menjenguk para leluhurnya.

Pada malam itu, mereka berdua berbincang selama dua jam penuh.

Dexter Li menjelaskan segala hal yang perlu diperhatikan ketika tiba di rumah Keluarga Lei kepada Julien Lu.

Hal ini tentu saja bersangkutan dengan permasalahan kemajuan pelatihan Julien Lu.

Misalnya, Terrence Lei sejak awal sudah tahu akan faktanya bahwa Julien Lu sudah berlatih, bahkan tahu bahwa ia menggunakan cara berlatih yang sangat ekstrim hingga akhrinya mencapai tahapan ketiga.

Ia bahkan berhenti di tahapan dimana Julien Lu melatih teknik proteksi meridian.

Oleh karena itu, Dexter Li mengajarinya tak-tik untuk menyembunyikan kemampuan dirinya, pada saat ada orang yang ingin menguji dirinya, maka ia akan langsung menyimpan semua reikinya ke dalam meridiannya.

Ketika teknik proteksi meridian sudah terlatih, maka banyak sekali dampak negatif yang hadir, namun bukannya tidak ada dampak positif juga, misalnya, tidak akan ada orang yang bisa menguji situasi di dalam meridian.

Namun, mengapa ia harus berhati-hati seperti ini, karena mereka harus berjaga-jaga akan adanya orang yang akan menyerang secara tiba-tiba ketika mereka sedang lengah.

Orang-orang yang ingin mencari tahu akan kebenarannya itu tidak akan menunggumu selesai bersiap-siap, karena tindakan ini sendiri awalnya juga sudah tidak mengandung sedikitpun rasa hormat.

Walaupun tak-tik ini sedikit sulit, untung saja Julien Lu dapat menguasainya.

Selama ia tidak lengah, maka hampir tidak ada kemungkinan akan terungkap.

Dengan kata lain, Julien Lu sudah selesai mempersiapkannya.

Hari pergi menuju ke rumah Keluarga Lei juga akan segera tiba, namun Dexter Li tidak akan pergi bersama dengannya, ini artinya Julien Li harus pergi seorang diri.

Dexter Li adalah seorang anak haram, yang bahkan diam-diam mempelajari metode rahasia yang tidak diwariskan oleh Keluarga Li, tindakannya ini merupakan sebuah tindakan yang mempermalukan Keluarga Li, sehingga ia pun menjadi anak haram yang tidak akan ditoleransi.

Keluarga Li tidak akan mungkin membiarkan Dexter Li begitu asja.

Terrence Lei dapat sepenuhnya melindungi dirinya, namun atas suatu kondisi, ia tidak boleh pergi meninggalkan rumah Keluarga Lei, tidak boleh pergi meninggalkan ruang lingkup pandangan Terrence Lei.

Jika tidak, Keluarga Li pasti akan menghabiskan Dexter Li, membawanya kembali dan menahannya.

Mengenai akhir yang harus ia hadapi, akhir tersebut pasti bukanlah sebuah akhir yang baik.

Dengan demikian, Julien Lu pun menyampaikan kepada Sophia Liao, Nancy Lu, dan Christian Chu mengenai permasalahan dirinya yang hendak pergi melapor ke rumah Keluarga Lei pada makan malam di suatu hari.

Setelah terdiam cukup lama, Christina Chu berinisiatif mengajukan permintaan untuk menemannya pergi.

Julien Lu langsung mengelaknya dengan menggunakan alasan bahwa waktu kuliah sudah kembali dimulai, sedangkan Christina Chu juga sudah berada di tingkatan keempat.

“Kak, kamu adalah Dewan Sekolah yang Terhomat, permasalahan izin Kak Christina itu hanya bergantung kepada satu kalimat darimu asja.

Peringatan Nancy Lu memberikan Christina Chu alasan yang jauh lebih baik.

Betul, dia adalah seorang Dewan Sekolah Terhormat, ia hanya perlu menuturkan satu kalimat, Rektor Andrew Du akan langsung membantunya dalam hitungan menit saja.

Sophia Liao juga sudah mengajukan pendapatnya.

Ia tidak merasa tenang jika Julien Lu pergi seorang diri, ia tahu jelas apa maksud dari keberangkatan Julien Lu menuju ke rumah Keluarga Lei kali ini.

Sophia Liao tidak berpengalaman, namun ia juga tahu bahwa tidak ada orang yang bisa melakukan apapun, Christina Chu tetap saja masih bisa menghadapi semuanya.

Jadi, permasalahannya pun diputuskan demikian, lagipula Julien Lu juga tidak mempunyai terlalu banyak hak untuk berbicara di dalam rumah Keluarga Lu.

Jadi, pada saat semuanya sudah selesai dipersiapkan.

Julien Lu pun membawa Christian Lu untuk menempuh perjalanan, sekalipun ia sudah menekankan bahwa ia hanya perlu membawa koper yang sederhana, namun ia tetap saja membawa dua koper besar.

Kedua mata Sophia Liao terlihat berkaca-kaca, ia mengantar Julien Lu keluar dari pintu rumah dengan perasaan yang tidak sanggup ia deskripsikan.

Dexter Li dan Nancy Lu kemudian mengantar mereka berdua pergi ke bandara.

Mereka tidak menaiki pesawat pribadi supaya tidak terlalu mencolok.

Lagipula, Nancy Lu tidak berpikiran buruk sedikitpun.

Dua malam yang lalu, ia suah memberikan tugas berpikir kepada Christina chu, ini adalah kesempatan yang sangat baik!

Sebelum naik ke pesawat, Julien Lu berpikir sejenak, namun akhirnya tetap mengirimkan pesan keapda Enelisa Zhang: Aku akan segera pergi ke Shanghai.

Di tengah percakapannya dengan Enelisa Zhang, ia juga sudah mengungkit mengenai permasalahan menjenguk leluhur keluarganya.

Tidak lama kemudian, Enelisa Zhang membalas: Hati-hati di jalan.

Dengan perasaan kecewa yang samar, Julien Lu pun melangkah menaiki pesawat.

......

Sebuah sofa kulit yang mahal di tengah aula yang mewah.

Terrence Lei memejamkan kedua matanya, ia berbaring dengan salah satu tangan diletakkan pada pelipisnya, seperti sedang beristirahat, juga seperti sedang berpikir.

Pengurus rumah berdiri di sisinya, juga sedang menundukkan tatapannya, kepalanya sesekali menurun kembali ke posisi semula.

Sepertinya ini adalah tacit yang sudah dipahami oleh kedua petua ini pada pagi hari.

Tiba-tiba, Terrence Lei menggenggam tongkat kayu Zhenna dengan pinggiran emas miliknya itu dan mengusap pergelangan kakinya dengan ujung tongkatnya.

Ia tidak membuka matanya saat sedang melakukannya, pengurus rumah itu juga tidak memperlihatkan sedikitpun reaksi.

Suasana harmonis seperti ini terus berlangsung selama setengah jam, hingga akhrinya terpecahkan oleh karena suara nada dering yang menusuk telinga.

Terrence Lei meraba keadaan di sekelilingnya, lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam pelukannya, menekan tombol menjawab panggilan, lalumenjawab dengan sikap malas-malasan,”Halo? Siapa ini?”

“Aku sudah turun dari pesawat, sekalipun tidak ada yang datang menjemputku, kamu seharusnya juga memberikan alamatnya kepadaku!”

Di sisi lain panggilan terdengar suara Julien Lu yang sangat tidak senang.

Setelah ragu sejenak, Terrence Lei menegakkan punggungnya di atas sofa, lalu berbicara sambil menampilkan tatapan yang ceria,”Cucuku, kamu tiba secepat itu?”

“...... Jadi? Jika kamu tidak memberikan alamatnya kepadaku, aku akan pulang.”

“Jangan jangan jangan...... Aku akan pergi menjemputmu, aku akan bergegas pergi menjemputmu, bagaimana? Cari tempat untuk duduk dahulu sejenak, aku akan tiba dalam waktu satu jam.”

“Baiklah, bergeraklah sedikit lebih cepat!”

Setelah selesai berbicara, suara nada putus pun mengiang di sisi telinganya.

Bukannya suasana hati Julien Lu kurang baik, suasana hatinya ini sebenarnya sangatlah baik.

Namun ia tidak pernah tahu bagaimana ia harus bersikap dalam menghadapi Terrence Lei.

Itu adalah kakek kandungnya.

Namun.

Walaupun kedua cucu dan kakek ini sudah berkenalan selama setengah tahun, namun mereka hanya pernah menelepon beberapa kali saja.

Julien Lu tentu saja bukannya emosi karena hal ini.

Sebaliknya, pengetahuannya terhadap Keluarga Lei dalam waktu setengah tahun ini masih sangat minim.

Terrence Lei bahkan tidak pernah mengungkit mengenai ayah dan ibu kandungnya dengannya.

Lalu, ia tiba-tiba dipanggi kembali ke Shanghai untuk menemui leluhurnya.

Pengaturan pasif seperti ini benar-benar membuatnya merasa kurang nyaman, ia sendiri sebenarnya tidak ingin datang, namun akhirnya tetap datang juga.

Ia mempunyai dua alasan mengapa ia akhirnya datang.

Pertama, ingin mencari tahu mengenai permasalahan ayah dan ibunya.

Tentu saja ini bukanlah yang paling utama.

Kedua, ingin mencari tahu apakah ada kemungkinan untuk melihat metode rahasia Keluarga Lei yang tidak diwariskan itu.

Ini benar-benar adalah sebuah tindakan yang sangat berani, tindakan yang tidak mengenal kata mati.

Namun, Dexter Li pernah mengucapkan sebuah kalimat yang meninggalkan sebuah pesan yang sangat mendalam baginya.

“Kita semua adalah praktisi yang berbakat, jika tidak berjalan selangkah lebih jauh, aku kira aku tidak akan pernah bisa merelakannya untuk seumur hidupku.”

Sama halnya seperti setumpuk uang yang ditaruh di depan hadapan seorang manusia biasa.

Ia merasa sangat ragu, namun selama ada yang mendesaknya, maka ia tetap akan mengambilnya.

Kemampuan praktisi Julien Lu ini tidak perlu diragukan lagi, jika tidak, ia juga tidak akan mungkin melatih teknik proteksi meridian, bahkan meningkatkan kemampuannya hingga ke tahapan ketiga.

Dengan demikian, tujuan Julien Lu datang ke Shanghai adalah untuk mengenali kerabatnya dan juga......

Dia datang untuk mencuri!

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu