Too Poor To Have Money Left - Bab 414 Kita, Juga Tidak Berdaya

Kabut merah ini sangat tipis, tapi ini bukan yang bisa ditahan oleh orang dengan Biarawan Jindan!

Perbedaan antara Jindan dan Yuanying tidak hanya berbeda sangat jauh!

Sama sekali tidak pada level yang sama!

Apalagi, bahkan Dilan Wu, yang sudah sampai ke pembukaan spiritual Yuanying, dia juga hampir terkena Racun Aura Darah ini!

Bisa diketahui, Kabut merah yang ada di dalam tubuh Julien Lu, sangat berbahaya dan mendominasi.

Berbeda sangat jauh dengan Tangan darah penghancur jiwa dari Keluarga Shangguan!

Tentu, kedua hal ini adalah dua hal yang berbeda.

Aura Darah, terbagi berbagai macam.

Sama seperti berbagai latihan di dunia praktisi, juga seperti perbedaan kepribadian antara manusia.

Aura Darah yang dilatih oleh Keluarga Shangguan, walaupun cukup berbahaya, namun terbawa hawa kebenaran.

Dan Aura Darah Julien Lu, penuh dengan keinginan membunuh yang menggila.

makanya akan begitu berbahaya.

......

Kabut merah tersebut, sudah tersebar keluar dari area Aula Pemujaan Leluhur.

Mungkin karena cuaca.

Atau kerumunan ini terlalu emosional.

Dari awal, pun tidak memperhatikan hal detil ini.

Namun saat hal ini disadari oleh delapan orang Sesepuh, sudah terlambat.

Kabut merah menyelimuti area luar di sekeliling Aula Pemujaan Leluhur, dan masih menyebar secara bertahap.

Seribu orang lebih anggota Keluarga Wu, sudah ada tiga ratus lebih orang yang diselimuti Kabut merah tersebut.

Delapan Sesepuh yang menjaga Aula Pemujaan Leluhur, semuanya merasa takut.

Mereka sudah tahu kalau diri mereka sudah tidak bisa bertahan hidup lagi, namun membiarkan hal ini terus berkembang, maka seluruh Keluarga Wu, mungkin saja akan lenyap!

“Bunuh!”

“Bunuh!”

Delapan orang Sesepuh tersebut dengan mata yang memerah.

Mengeluarkan pedangnya dari pinggang, dan kemudian berubah menjadi tujuh puluh dua pedang, dan menembakkan keluar.

Target yang mereka tusuk adalah semua anggota Keluarga Wu yang sudah diselimuti kabut merah.

“Aaa——!”

Terdengar suara teriakan histeris, dan mulailah awal dari pembantaian ini.

“Mereka sudah gila! Mereka sudah gila!”

Ada orang yang berteriak dengan ketakutan.

“Sesepuh, kita sama-sama merupakan anggota Keluarga Wu, mengapa kamu ingin membunuh aku!”

Ada orang yang meratap sebelum mereka dibunuh.

“Lari! Ayo kita cepat lari!”

“Boom” dengan tiba-tiba, seribu orang lebih anggota Keluarga Wu, melarikan diri ke mana-mana.

Tapi karena berdiri terlalu dekat, tidak terhindarkan mereka akan saling mendorong.

Tingkat pelatihan mereka, paling tinggi ada pada tingkat Jindan Dzogchen, dan paling rendah masih ada di Puncak Tahap Ketiga, bahkan ada yang berhenti pada tingkat kedua.

Ini merupakan pembantaian satu sisi.

Dan para anggota Keluarga Wu yang sudah sampai tahap Jindan, dari awal sudah dikejutkan oleh adegan gila dan tidak bisa dimengerti ini.

Tidak ada yang memikirkannya dan melawannya.

Dan ini pun menjadi sebuah kesempatan bagus kepada delapan orang Sesepuh tersebut untuk melakukan hal ini.

Tujuh puluh dua pedang tersebut, melewati kerumunan dengan bersilang, energi dari pedang pun melewati kerumunan dengan menyeluruh.

Siapapun yang telah terkontaminasi oleh kabut merah dari Aura darah, tanpa kecuali, Jindan akan tertusuk, atau bagian lain dari tubuh mereka.

Tapi dalam 2 menit, lebih dari 300 orang meninggal dengan seperti ini.

Tujuh puluh dua pedang tersebut kembali.

Delapan Sesepuh tersebut sambil melihat mayat-mayat yang berserakan di tanah, selain merasa putus asa, mereka pun terbengong.

Pembantaian itu berlangsung terlalu mulus.

Namun kelancaran ini, dibangun dari rasa hormat para anggota Keluarga Wu kepada mereka walaupun pada detik-detik mereka akan meninggal.

Misalkan, misalkan ada hambatan di antara mereka.

Bahkan jika mereka dirasuki oleh leluhur mereka, mereka hanya bisa membunuh paling banyak 20 atau 30 orang.

“Anakku! Kamu jangan menyalahi Ayah!”

Seorang Sesepuh berteriak dalam kesedihan, dengan terhuyung-huyung ia maju ke depan, mengangkat kepala manusia yang terjatuh di tanah, dan menangis dengan sedih.

“Aaaa! Mengapa! Siapa yang bisa beritahu aku, mengapa!”

Ada lagi seorang Sesepuh yang merasa sangat sedih, dan menangis dengan putus asa!

Seseorang pria yang bermartabat, yang telah hidup sampai saat ini, telah melihat dan melewati hampir semua hal di dunia, namun menangis di sini dengan sambil melihat ke langit.

Anggota keluarga Wu yang melarikan diri dengan jauh, merasa sangat ketakutan。

Namun, berlari sampai setengah jalan, mendengar suara tangisan yang sangat menyedihkan itu.

“Aku ingin kembali! Kakekku ada di sana!”

Seorang gadis muda, dengan dua baris air mata mengalir di wajahnya.

Dia pun tidak peduli lagi dengan rasa takutnya, membalikkan badan dan kembali.

“Tunggu! Kamu sudah tidak mau nyawamu lagi!” Seorang anak muda menghentikan dia, dan membentaknya dengan keras.

“Lepaskan aku! Aku ingin mencari Kakek!”

Gadis muda tersebut menghempaskan tangannya, langsung kembali dengan cepat.

Setelah terdiam dengan lama.

"Ayo pergi! Kita juga kembali dan melihat! Pendekar Pedang Keluarga Wu, tidak ada yang takut mati!”

“Baik, kita jangan terlalu dekat!”

Mereka sangat takut, kepada delapan Sesepuh yang menggila itu.

Tapi, mereka merupakan orang tua mereka.

Bagaimanapun, siapa yang bisa memutuskan hubungan darah mereka.

Sebagian dari anggota keluarga Wu di tahap Jindan kembali dengan dengan mata merah, mereka ingin mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi!

Mengapa, mengapa melakukan hal yang kejam seperti ini!

“Cukup! Untuk apa kalian menangis seperti ini!”

Seorang Sesepuh bentak dengan marah.

Dia merupakan salah satu orang yang paling pertama terkena Kabut merah dari Aura darah.

Begitu dia baru selesai ngomong, dia sudah melihat ada lebih dari dua ratus sosok terbang kembali.

Tiba-tiba ia terkejut, dan membentak, “Jangan mendekat! Siapapun yang berani mendekat dalam jarak 100 kaki dari Aula Pemujaan Leluhur, jangan salahkan kami tidak memikirkan hubungan kita sebagai keluarga, siapapun akan dibunuh di tempat!”

Benak dengan kemarahan ini, membawa wibawa dengan hawa kekuatan pedang.

Dengan segera, anggota Keluarga Wu yang masih ingin mendekat pun menghentikan tubuh mereka.

“Sesepuh, apa yang sedang kalian lakukan!”

Ada orang yang berkata dengan emosional.

Dia tersenyum dengan sedih, mengeluarkan jurus transmisi suara, “Kami, juga tidak memiliki pilihan…..”

“Kalian pergi mencari Kepala Keluarga, membantu kami yang sudah tua ini untuk bertanya, sebenarnya apa yang terjadi, agar setelah kami meninggal, dapat meninggal dengan tenang.”

"Ingat, ini racun kabut merah ini, siapapun yang mendekat akan mati!”

Setelah menyampaikan pesannya, dia membalikkan badan dan melihat ke tujuh Sesepuh keluarga Wu dengan senyum lega.

“Saudara tuaku, sudah waktunya kita pergi, terjadi bencana ini, aku berharap Keluarga Wu bisa melewati ini, kita, juga tidak berdaya.”

Ucapannya baru selesai, tatapan delapan Sesepuh tua tersebut terlihat putus asa dan menganggukkan kepala.

Lalu mereka mengeluarkan pedang, tujuh puluh dua pedang tersebut keluar pada saat yang sama, semuanya dipotong oleh kekuatan pedang masing-masing sampai hancur, Jindan pun tidak dapat diselamatkan, mati dengan tanpa jasad.

Anggota Keluarga Wu yang berdiri dari jauh, semua pun melototi mata dengan terkejut.

Kenapa?

Mereka semuanya tidak tahu, sebenarnya kenapa.

Di depan, merupakan neraka, mereka masih ingat pesan dari Sesepuh, tidak boleh mendekati dalam 100 kaki.

Siapapun tidak akan mengira, jika itu merupakan omongan gila dari Sesepuh.

Sebelum menggila, 7 indera dari delapan Sesepuh tersebut sudah berdarah.

Sebelum Berly Wu memasuki Aula Pemujaan Leluhur, sudah berpesan kalau jangan mendekati Aula Pemujaan Leluhur.

Tapi, dia tetap sudah meremehkan Racun Aura Darah ini.

Kalau dia tahu sebelumnya, dia pasti tidak akan membiarkan lebih dari tiga ratus anggota Keluarga Wu ini ikut mempertaruhkan nyawa.

Tapi, tidak ada kalau.

Tragedi sudah terjadi.

Tiba-tiba ia teringat, tragedi ini terjadi dalam anggota Keluarga Wu, namun dari awal sampai akhir, sepertinya kurang 1 orang.

“Kepala Keluarga, Siapa dari kalian yang pernah bertemu dengan Kepala Keluarga?”

Ada seorang anak muda berkata dalam kesedihan dan kemarahan, "Kemarin, ratusan Sesepuh sudah terkena Racun Aura Darah ini, Kakekku juga salah satunya!”

Sesepuh yang bertanya tentang keberadaan Dilan Wu, mendengar pernyataan seperti itu, dia tidak menyalahkan anak muda tersebut menjawab apa yang tidak ditanya, malah berkata: “Kamu lanjut cerita!”

“Lalu Kakekku, langsung bersama dengan salah satu Sesepuh yang terkena Racun Aura Darah…….”

Anak muda ini, sambil mengusapkan mata, sambil menceritakan kejadian hari ini, mengulang secara detil.

Termasuk pergi ke rumah Dilan Wu, menunggu sampai 3 jam penuh, dan setelah Dilan Wu menyelamatkan Dian Wu, dan Dian Wu membunuh seseorang anak laki-laki Keluarga Wu.

Hanya karena, melawan beberapa kata, langsung mati dibunuh.

Dilan Wu mengabaikan aturan keluarga dan tidak menghukum Dian Wu.

Dan selanjutnya, Dilan Wu membubarkan mereka, dan Berly Wu membawa semua Sesepuh yang terkena Racun Aura Darah, bersama-sama menunggu mati di Aula Pemujaan Leluhur.

......

Sambil mendengarkan anak muda ini bercerita.

Setiap anggota Keluarga Wu, hanya merasakan pada musim panas di bulan Juni ini, juga terasa hawa dingin yang terasa sejuk di seluruh tubuh.

“Kita……pergi mencari Kepala Keluarga.”

Wajah Sesepuh tersebut menjadi pucat, dan berkata dengan suara rendah.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu