Too Poor To Have Money Left - Bab 227 Petualangannya Yang Tidak Terduga (3)

Pedang itu langsung memancarkan sepintas cahaya ketika terlepas dari sarungnya.

Kemudian diikuti oleh suara burung phoenix.

Terang! Sangat terang! Sangat terang hingga menusuk mata Rayne Chen hingga menyipit.

Dia tidak memikirkan hal lain, satu-satunya hal yang ia pikirkan adalah...... pedang kuno ini pasti bukan merupakan sebuah benda biasa!

Lagipula, dia masih saja terlihat sangat cerah setelah bertahun-tahun berlalu.

Berapa harganya ini!

Rayne Chen langsung bersemangat, jangan katakan satu juta, satu miliar bahkan bukannya tidak memungkinkan!

Dia kemudian melihat lagi.

Pedang ini memiliki ukuran panjang sekitar seratus tiga puluh sentimeter, tapi bilahnya seratus sepuluh sentimeter.

Tubuh pedang dilengkapi dengan ukiran karakter tradisional China, Rayne Chen mengenali beberapa karakter ini, namun tidak berminat untuk menelitinya.

Dia menggenggamnya dan berpura-pura untuk memainkannya sejenak.

Namun apa daya, pergelangan tangan tidak cukup kuat, jadi dia hanya bisa membiarkannya saja.

Sebenarnya, dia bukanlah orang yang suka menghibur diri sendiri, namun sekarang ini dia hanya bisa mencari sedikit hiburan saja.

Ia kemudian menyimpan kembali pedangnya.

Zheng!

Suara pedang mengiang di dalam gua.

Tiba-tiba, dia merasa tidak bisa melepaskan pedang kuno ini.

Namun apa daya, terlalu berat.

Dia melirik kerangka tulang yang masih tergeletak di atas tempat tidur batu.

Meletakkan pedang kunonya, lalu kembali bersujud lagi.

"Mohon maklumi aku, mohon maklumi aku...... Gadis kecil ini hanya ingin meminjam tempat tidur batumu...... Ksatria wanita, tolong persilahkan kepadaku."

Setelah selesai berbicara, sebelum dia beranjak berdiri dan melangkah maju, dia mencoba untuk menggerakkan kerangka tulangnya itu.

Tidak ada aroma aneh seperti apa yang dia bayangkannya, misalnya bau tengik benda-benda tua yang sudah mati, namun ada bau yang aneh.

Dia menurunkan mayat kering itu ke bawah dan memindahkannya ke salah satu sudut tidak jauh dari tempat tidur batu.

Ia pun bersujud beberapa kali lagi.

"Diberkatilah, diberkatilah......"

Sebelum berjalan kembali ke tempat tidur batu untuk duduk dan berbaring sejenak.

Rayne Chen mengerang dengan perasaan nyaman.

Dia sudah terbaring di tanah bebatuan selama dua hari belakangan ini.

Meskipun tempat tidurnya juga terbuat dari batu, namun permukaan tanah tidak rata, sedangkan alas ranjang batu rata seperti sudah diukir.

Dan yang lainnya.

Rayne Chen tercengang, ia kemudian mengelusnya dan beranjak.

Ketika dilihat, ternyata tempat tidur batu itu yang penuh dengan karakter kecil yang telah diukir.

"Eh, ini...... Endless Sword Song? Apa ini?"

Dengan perasaan ragu, Rayne Chen akhirnya membacanya dengan cermat dari awal hingga akhir.

Dia awalnya mengira bahwa hal ini mencatata bagaimana caranya untuk keluar, atau buku harian yang ditulis mayat sebelum meninggal, tidak disangka ternyata adalah sebuah puisi yang samar seperti sebuah lagu.

Sepertinya ada hubungan yang tidak jelas dengan aksara tradisional China yang terukir pada pedang kuno.

Dia kembali menarik pedang kuno itu lagi dan membandingkan keduanya, ternyata memang demikian.

Terlebih lagi......

Terlebih lagi......

Tampaknya, sepertinya adalah rahasia seni bela diri para ksatria di zaman kuno? Mantra?

Rayne Chen sedikit tercengang.

Dia tidak percaya dengan semua ini.

Namun, karangan kuno ini ditulis dengan sangat indah, dia bahkan terpesona,dan merasa sangat nyaman ketika dia mendalaminya.

Dirinya terasa seakan-akan melayang.

Ini bukanlah ilusi.

Sebuah puisi yang ditulis dengan baik memang dapat menghadirkan kenikmatan dan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Lagipula, Rayne Chen juga tidak mempunyai kegiatan, secara berterus terang, bosan tetap bosan.

"Ini ditulis dengan sangat baik......"

Rayne Chen menghela nafasnya dengan perasaan puas.

Sebelumnya, dia tidak menyadari bahwa dia mempunyai bakat dalam perihal puisi.

Jika dia menyadarinya lebih awal, dia mungkin menjadi penyair wanita yang terkenal.

Dia berbaring di atas tempat tidur batu, mengingat kembali teks kuno, dan perlahan-lahan kembali tertidur lagi.

Bangun.

Saat dia membuka mata, sepertinya siang hari sudah tiba.

Retakan di bagian atas gua masih memperlihatkan pancaran cahaya redup.

Ketika dia duduk, dia pun langsung berteriak.

Mayat yang tergeletak di sampingnya itu mengejutkannya.

Sebagian besar manusia biasa yang tiba-tiba melihat sebuah pemandangan yang menakutkan umunya merasa ketakutan hingga mengompol.

Sifat manusia.

Rayne Chen menepuk dadanya dengan perlahan, lalu menenangkan suasana hatinya.

Dia benar-benar bukanlah seorang pemberani!

Selanjutnya, dia melihat kerangka itu dan mulai merasa kesulitan, ia bahkan bergumul hingga mengedipkan matanya beberapa kali.

Setelah beberapa saat, dia perlahan berjalan menghampiri depan hadapan tengkorak.

"Wanita ksatria...... Aku kira, kamu sudah menetap sangat lama di gua ini, bagaimana kalau aku mengajakmu keluar? Aku berjanji kamu tidak akan pernah mau kembali lagi setelah kamu keluar."

"Karena kamu tidak berbicara, aku menganggap kamu setuju, kalau begitu...... Ayo pergi."

Rayne Chen membungkuk.

Dia berencana untuk menjinjingnya di punggungnya, namun ia kembali berpikir, membawa mayat di punggungnya terlalu mengenaskan.

Dia pun langsung menyingkirkan ide yang satu ini.

Dia mengulurkan tangannya, meraih rambut mayat yang belum melapuk itu, memberanikan diri, dan berpaling berjalan ke arah luar gua.

Kerangka tulang yang sudah lapuk ini terus-menerus bertabrakan dan bergesekan dengan tanah bebatuan yang tidak rata, hngga membuat suara kerincingan yang aneh.

Seluruh bulu kuduk di sekujur tubuhnya pun berdiri.

"Mohon maklumi aku, mohon maklumi aku......"

Rayne Chen terus bergumam dan menggunakannya untuk membuat dirinya sendiri merasa lebih nyaman.

Tiba-tiba, dia merasakan tangannya menjadi lebih ringan.

Rambut panjang mayat itu ternyata dirobek olehnya!

Dia merasa sangat ketakutan hingga kedua lututnya melemah dan hampir berlutut, "Ksatria wanita, aku tidak bermaksud melakukannya, jika kamu keberatan, beraktilah, berkatilah......"

Ketika melihat kerangka tulang itu tidak bergerak, keberanian Rayne Chen pun meningkat.

Dia meraih salah satu tangan kerangka tulang yang sudah melapuk itu dan terus menyeretnya keluar dari gua.

Akhirnya, dia tiba di luar gua dan berada di tepi celah besar di tebing.

Nafas Rayne Chen terengah-engah, semua kesulitan ini telah membuatnya sangat lelah.

"Ksatira wanita, lihat, seberapa indah pemandangan di luar!"

Saat ini, matahari terbenam di sisi barat.

Di ujung tebing yang jauh adalah Gunung Snowie.

Rayne Chen tentu saja tidak lupa bahwa Julien Lu sedang berada di sana bersama Soren dan keluarganya.

Namun benar-benar terlalu jauh.

Setelah menghapus keringatnya, Rayne Chen merangkak mendekati mayat itu.

Setiap kali dia bersandar ringan, mayat itu selalu saja terjatuh dari ketinggian.

Juga selamanya meninggalkan gua yang sudah membuatnya terperangkap selama bertahun-tahun.

Retakan itu terlalu sempit, dia tidak bisa menjongkok, sehingga dia pun merangkak mendekat.

Ketika kedua tangannya menyentuh mayat itu, Rayne Chen pun langsung tertegun.

Dia melihat adanya pancaran cahaya dari perut kerangka yang sudah keriput.

Dia langsung teringat bahwa orang-orang di zaman dahulu sepertinya mempunyai sebuah cara untuk mati, yaitu...... menelan emas untuk bunuh diri.

Menelan emas......

Rayne Chen pun menelan air liurnya sejenak.

Baiklah, walaupun di atas tebing, di dalam mobil off-road itu, dia masih mempunyai uang tunai sebanyak satu juta.

Meskipun uang tunai satu juta itu lebih berharga dari emas yang ditelan mayat ini.

Meskipun, emas tidak berguna baginya di dalam situasi seperti ini.

Namun hal ini tetap saja tidak bisa menyangkal rasa tertarik Rayne Chen terhadap emas.

Bagaimanapun, dia adalah seorang wanita.

Wanita menyukai emas yang berkilauan.

Dia hanya ragu sejenak, kemudian mulai membuka perutnya yang mengeriput.

Ia mengulurkan tangannya ke dalam, mengeluarkan sebuah benda bulat berwarna merah keemasan seukuran telur dari dalamnya.

Sepertinya cukup berat!

Sinar matahari terbenam perlahan-lahan memancarkan cahaya kemerahan yang menyelimuti langit.

Ketika ia genggam di dalam telapak tangannya, dingin, hangat, secara teoritis, satu hal yang sama tidak seharusnya memberikan dua jenis rasa sentuh yang berbeda

Namun ini benar-benar adalah perasaan yang Rayne Chen rasakan.

"Astaga...... Ini...... Luminous pearl? Tidak...... Apakah mungkin sebuah permata!"

Mata Rayne Chen langsung membulat karena terkejut.

Jika memang benar, ini lebih berharga dibandingkan emas!

Dia bergegas menyimpannya, memasukkannya ke dalam saku celananya, dan langsung mendorong mayat itu ke bawah tebing.

Dia melihat ke arah sekeliling dengan diam-diam, seakan-akan merasa takut orang lain tahu bahwa dia mendapatkan suatu benda yang menakjubkan.

Selanjutnya, dia pun beranjak ke dalam gua.

Sampai saat ini, gua ini tergolong sepenuhnya menjadi miliknya sendiri.

Cahaya di dalam gua sudah sedikit lebih gelap.

Dia hanya bias berjalan kembali ke kolam air kecil, duduk di permukaan tanah, mengeluarkan telur keemasan, dan mulai memperhatikannya lagi.

Dia pikir itu permata.

Namun......

Ide yang konyol pun perlahan muncul dari lubuk hatinya.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu