Awesome Guy - Bab 747 Penjaga Brankas

Kemudian Vania Liang juga meninggalkan ruang makan.

Melihat hal itu, Dave Lin pun melirik Fiona Zhou sekilas kemudian menepuk pundak Avel Qin dan ia juga meninggalkan ruang makan.

Sekarang, di ruang makan hanya tersisa Fiona Zhou dan Avel Qin.

Mereka berdua sama-sama tidak bersuara.

Setelah beberapa saat, Fiona Zhou tiba-tiba berkata pada Avel Qin: “Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu.”

“Wah! Sepertinya kamu benar-benar cinta padaku, ya!” Avel Qin sedikit terkejut, namun ia langsung tertawa dengan raut mencemooh.

Fiona Zhou berujar dengan datar: “Mau atau tidak?”

Avel Qin langsung mengangguk: “Tentu saja mau! Aku itu sangat sangat menyukaimu, apa kamu mau memberikanku tanda cinta?

“Tutup mata.” Fiona Zhou berujar datar.

Avel Qin sama sekali tidak langsung memejamkan matanya malah berkata dengan tenang: “Tidak perlu sedingin itu padaku kalau mau memberiku sesuatu, bukan? Apalagi ini sesuatu yang menyenangkan.”

Fiona Zhou mendengus singkat kemudian langsung bangkit berdiri dan bersiap beranjak pergi dari sana, “Ya sudah kalau tidak mau.”

Melihat situasinya ,Avel Qin pun langsung menarik tangan Fiona Zhou untuk menahannya pergi, “Jangan, jangan, jangan. Ini aku langsung tutup mata.”

Setelah berkata, Avel Qin langsung memejamkan matanya dan disaat yang bersamaan mengulurkan tangannya.

PRAANG!!

PLAAK!!

Fiona Zhou mengambil sebuah piring dari atas meja dan langsung melemparnya ke arah Avel Qin. Piring itu menampar kepala Avel Qin dan setelah itu jatuh ke lantai dan pecah berserakan.

Setelah itu raungan penuh dendam Fiona Zhou terdengar: “BANGSAT, MATI SAJA SANA!”

Setelah selesai memaki, Fiona Zhou pun langsung membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan ruang makan.

Avel Qin membuka matanya dan menatap punggung wanita yang berjalan pergi itu.

……

Diatas dek, Galvin Bai dan Aldi Liang berdiri di pinggir susuran. Angin laut berhembus sepoi-sepoi, tidak ada dari mereka yang bersuara. Mereka hanya saling menikmati kedamaian saat ini.

Entah sudah berapa lama berlalu, Galvin Bai tiba-tiba berkata pada Aldi Liang: “Bukan hal yang tidak mungkin kalau aku ingin membunuhmu sekarang. Bahkan kalau Avel Qin datang menolongmu sekarang juga, ia tidak akan keburu.”

Tapi Galvin Bai tidak melakukannya, ia bicara demikian hanya untuk memberikan Aldi Liang sebuah peringatan. Ia ingin Aldi Liang tahu bahwa ia mampu membunuhnya.

Karena Galvin Bai sangat membenci Aldi Liang yang bersikap seolah-olah segala sesuatunya ada di dalam genggamannya, seakan-akan semua hal berjalan seperti apa yang ia perkirakan.

Mendengar hal itu, Aldi Liang hanya tersenyum tipis: “Kamu terlalu polos.”

Galvin Bai mengernyitkan alis menatap Aldi Liang.

Aldi Liang juga memalingkan wajah ke arahnya dan melihat Galvin Bai sekilas, kemudian ia berkata dengan tenang: “Apa kamu mau mengetahui rahasia keempat brankas emas?”

Galvin Bai sedikit termangu, ia memicingkan mata menatap Aldi Liang.

Sebenarnya siapapun pasti akan merasa tertarik terhadap hal seperti ini, bukan!

Jadi tanpa menunggu Galvin Bai membalas pertanyaannya, Aldi Liang langsung mulai bicara: “Sebenarnya, bukan rahasia yang bagaimana-bagaimana. Keempat brankas emas itu sudah ada dari dulu, tapi karena keberadaannya yang sangat tersembunyi ditambah lagi dijaga oleh orang yang tidak bisa dikalahkan, maka letaknya pun tidak diketahui oleh orang lain.”

“Belakangan ini brankas emas ketiga dan keempat sudah kehilangan penjaganya, jadi kedamaian yang awalnya terjaga sudah sangat lama pun hancur.”

Aldi Liang kembali menolehkan kepalanya menghadap Galvin Bai dan melihatnya sekilas, “Apa kamu tahu siapa penjaga brankas emas yang pertama dan kedua?”

“Siapa?” Tanpa sadar Galvin Bai pun langsung bertanya.

Aldi Liang tersenyum samar dan berkata: “Apa kamu tidak merasa semenjak dirimu mewarisi Marquis Group, muncul begitu banyak dan beragam bahaya di sisimu?”

Galvin Bai langsung tersadar, ia pun agak terkejut, “Ada hubungannya denganku?”

“Ya.” Aldi Liang mengangguk. “Kamu adalah salah satu orang yang terpilih menjadi penjaga brankas berikutnya.”

Galvin Bai terhenyak, ia sontak termangu kaku.

Sontak ia pun teringat akan perkataan yang pernah diucapkan Ervin Chen dan Fanny, waktu itu mereka bilang dirinya adalah salah satu orang yang terpilih. Ia adalah bidak dari papan catur dan orang yang menjadikannya bidak di papan ini adalah gurunya, Baju Ungu, dan Chris Xin.

“Kalau begitu... Penjaga brankas emas yang pertama dan kedua adalah Baju Ungu dan Chris?” tanya Galvin Bai dengan penuh keterkejutan.

Aldi Liang menggeleng dan berkata: “Mereka adalah penjaga brankas emas yang pertama.”

Setelah jeda sejenak, ia kemudian menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum: “Aku-lah penjaga brankas emas yang kedua.”

Galvin Bai serasa disambar petir.

Perihal tentang Aldi Liang merupakan penjaga brankas emas yang kedua ini jauh lebih mencengangkan dan jauh lebih mengejutkan baginya dibanding kenyataan bahwa Baju Ungu dan Chris Xin adalah penjaga brankas emas.

Lagipula sebelumnya Aldi Liang juga pernah berkata bahwa kekuatan penjaga brankas emas itu terlampau kuat. Jadi walaupun ada orang yang berhasil menemukan brankas emas itu, tidak mungkin ada orang yang berhasil membobol masuk.

Kalau begitu, kekuatan Aldi Liang sebagai penjaga brankas emas yang kedua pastilah tidak jauh berbeda dari Chris Xin dan Baju Ungu.

Galvin Bai merasa malu seketika, karena baru saja ia mengancam Aldi Liang dengan mengatakan bahwa dirinya mampu membunuhnya.

Setelah terdiam cukup, lama barulah Galvin Bai bertanya: “Maksudmu adalah.. Penjaga brankas emas yang ketiga hilang jejak?”

Aldi Liang mengangguk, kemudian kembali berujar datar: “Sebenarnya yang lebih tepat adalah penjaga brankas keempat dan ketiga sudah gugur.”

Mendengar pernyataan itu, dalam lubuk hati Galvin Bai sontak muncul sebuah dugaan.

Yang Aldi Liang katakan padanya ini hanya berarti dua hal.

Antara ia akan merekrut Galvin Bai menjadi orang di kubunya atau ia tahu bahwa Galvin Bai harus mati.

Sedangkan Galvin Bai sama sekali tidak merasa bahwa Aldi Liang akan menjadikannya menjadi salah satu orang yang berdiri dipihaknya, jadi yang tersisa hanyalah sebuah pilihan.

MATI!

Begitu terpikir akan kemungkinan ini, hati Galvin Bai pun gemetar.

Tapi detik selanjutnya ia menghela napas lega, karena ia sendiri sudah punya rencana.

Dan tepat pada saat itu, Aldi Liang tiba-tiba tertawa lalu berkata: “Apakah kamu sedang berpikir untuk menyingkirkan kami setelah kita pergi ke Pulau Biru, lalu melarikan diri dengan memanfaatkan metode rahasia yang ada di depan brankas emas itu?”

Ucapan Aldi Liang ini sontak membuat Galvin Bai terhenyak kaget, raut wajahnya terlihat sedikit tidak alami.

Galvin Bai menatap Aldi Liang dengan tatapan penuh keterkejutan.

Dirinya yang sekarang ini, detik ini, dapat merasakan seberapa besar kekuatan Aldi Liang. Bukan tahu tentang seberapa kekuatan tenaganya, melainkan kekuatan pikirannya.

Aldi Liang tetap tersenyum samar: “Kusarankan lebih baik kamu jujur saja, tidak usah bertingkah. Kalau tidak, aku tidak berani menjamin keselamatanmu.”

“Lagipula tadi aku juga sudah berbohong. Tadi kubilang aku tidak akan menaruh racun dalam makanan.”

Galvin Bai merasa senyum Aldi Liang sangat tajam sampai menusuk matanya, membuat orang yang menatapnya sontak merasakan kebencian yang merasuk tulang. Senyum wanita itu terlihat sangat palsu.

Sebenarnya hal ini adalah semacam penolakan dan keenganannya. Karena lawan bicaranya ini hanya tersenyum tenang. namun dapat menggenggam semua hal dalam genggamannya. Bahkan lawannya ini bisa membaca pikiran apa yang ada di dalam benaknya.

“Tenang, aku pasti akan memberi penawar racunnya pada kalian asalkan aku menemukan brankas emas itu.” ujar Aldi Liang tenang.

Galvin Bai sama sekali tidak mempercayai Aldi Liang, nada bicaranya terdengar penuh kebencian, “Aku tidak percaya.”

“Sesampainya kita benar-benar sampai di brankas emas, sepertinya yang akan ada di hadapan kita hanya kematian, bukan?”

Aldi Liang kembali tertawa, “Kenapa kamu bisa berpikir begitu?”

Galvin Bai menatapnya, apakah pemikiran seperti ini tidak wajar?

Galvin Bai tahu beberapa rahasia, sedangkan yang Aldi Liang inginkan adalah menguasai brankas emas itu sendiri. Tentu saja itu berarti ia harus membunuh orang yang menjadi musuhnya, yang disaat yang bersamaan juga merupakan orang yang mengetahui rahasia ini.

Aldi Liang kembali berujar datar: “Kamu salah, aku tidak takut siapapun mengetahui rahasia ini. Apalagi menurutku hal ini sama sekali bukan rahasia.”

“Karena aku mau semua orang tahu bahwa aku-lah raja dunia ini, mereka semua harus tunduk padaku.”

“Sedangkan kamu, kamu adalah kandidat penerus brankas emas yang pertama. Dengan bantuanku, kamu akan menjadi satu-satunya kandidat penerus. Pada saatnya nanti, kamu akan menjadi penjaga brankas emas yang pertama.”

“Dan saat itu tiba, berarti kamu menguasai brankas emas yang pertama sedangkan aku menguasai brangkas emas yang kedua dan ketiga. Kita bisa beraliansi.”

“Bagaimanapun juga, lebih baik memiliki seorang teman lebih banyak daripada seorang musuh lebih banyak.”

“Ditambah lagi, aku tahu bahwa kamu hanya ingin melalui hari-hari yang tenang dan aku bisa mewujudkannya untukmu.”

“Jadi, kenapa aku mau membunuh kalian?”

Setelah mendengar semua perkataan Aldi Liang barusan, Galvin Bai pun merasa sangat kacau.

Karena ia sekarang sama sekali tidak tahu, kalimat mana yang benar dari semua kata-kata yang Aldi Liang katakan.

Tapi yang bisa ia ketahui dengan jelas adalah, apa yang dikatakan Aldi Liang adalah benar. Ia hanya ingin melalui hari-hari layaknya orang biasa yang tenang dan damai dengan istri dan keluarganya.

Terlebih lagi jika penjaga brankas yang pertama memang akan berganti orang, maka bagi Aldi Liang ini adalah hal yang merepotkan. Jika ada yang sudah siap untuk meneruskan seperti Galvin Bai, kenapa harus repot-repot mencari orang lain yang tidak ia kenal dekat?

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu