Awesome Guy - Bab 55 Penculikan

"Tidak hanya begitu saja, kamu sekali datang keperusahaan kita langsung begitu dekat dengan wanita idaman kita di perusahaan, tentu saja semua orang tidak suka denganmu."

"Wanita idaman? Nikita Pan?"

Ferico menganggukan kepalanya.

Galvin menjawab, "Masih boleh lah!"

"Apaan masih boleh? Kamu ini sungguh penilaiannya tinggi sekali." Ferico merasa bahwa Nikita sangatlah cantik.

Galvin tertawa, dia tidak menjelaskannya.

Nikita memang lumayan, senyumannya juga manis, namun secantik apapun dia juga tidak sebanding dengan Friska.

Galvin lanjut bertanya dengan bingung, "lalu mengapa kamu masih mau keluar makan bersama aku?"

"Duh!" Ferico mengelengkan kepalanya, "Aku juga adalah orang baru, dan rekor aku tidak bagus terus, jadi bagaimanapun juga, aku pasti akan di phk, jadi aku tidak peduli lagi."

Galvin makan dengan diam, sepertinya mau nasehati bagaimanapun juga tetaplah salah.

"Oh iya, apakah kamu tahu Tommy?"

"Kamu bilang Tommy Sun?" Ferico kaget, dia melirik sekeliling lagi setelah yakin tidak ada orang barulah dia lega.

Galvin kaget, begitu takut dengan Tommy? Sepertinya Tommy ini tidaklah biasa!

"Mengapa kamu tiba-tiba mengungkit Tommy? Kamu bertemu dengannya?"

Galvin menganggukkan kepalanya, "Pantas saja, dia tidak melakukan apapun terhadapmu sudah tergolong baik."

"Mengapa berkata seperti itu?"

Ferico melirik sekeliling lagi, barulah dia berbisik, "Tommy ini adalah anak dari General Manager Sun dari perusahaan, dia sewenang-wenang didalam perusahaan dan boleh dibilang tidak ada orang yang berani macam-macam dengannya."

"Kamu juga tahu, Tommy terus saja suka dengan Nikita, namun Nikita tidak, jadi setiap kali melihat Nikita dekat dengan orang lain, antara dihajar masuk rumah sakit, atau tidak dengan atas nama ayahnya memecatmu."

Galvin menganggukkan kepalanya, "Begini!"

Setelah itu, Galvin mencari tahu lagi hubunagn antara Tommy dengan Direktur Utama, namun Ferico hanya adalah seorang karyawan kecil saja, yang dia tahu juga tidak banyak.

Seusai makan, dan berjalan diperjalanan pulang ke asrama.

"Tolong!"

Galvin berhenti, "Apakah kamu mendengar suara apa tidak?"

"Huh?" Ferico berpura-pura, "Tidak ada!"

Galvin mengerutkan keningnya dan ingin pergi lihat, Ferico bergegas menariknya, "Bro, jangan mencampuri urusan orang, cepat pergi!"

"Tolong!"

Suara permintaan tolong terddengar lagi dari gedung.

Ferico melihat kondisi seperti ini, "Bro, sekarang zaman ini paling benar urus diri sendiri dulu, tidaklah bagus jika mencampuri urusan orang, mungkin saja bisa membawa masalah."

Galvin tiba-tiba menghempaskan nafasnya.

Benar kata Ferico, sekarang semua orang mengurus dirinya sendiri, siapa yang akan mencampuri urusan orang lain, dan mau membawa banyak masalah untuk dirinya sendiri?

Namun Galvin merasa tidak tenang dihati, bagaimana jika terjadi apa-apa?

Kamu jelas tahu namun tidak mempedulikannya, dan menyebabkan orang terjadi apa-apa, bagaimanapun juga kamu pasti tidak bisa tenang kan? Dan bayangkann saja bagaimana jiak suatu hari nanti yang meminta tolong adalah Friska?

Atau mungkin adalah salah satu wanita yang dia kenal?

Jika tidak ditolong, bukankah akan merasa bersalah seumur hidup?

Dan jika hal ini kamu tidak pergi, dia tidak pergi, pasti akan ada orang yang pergi!

Sekali terpikiran, Galvin berkata kepada Ferico, "Kamu pulang dulu saja!" Seusai itu dia berlari kearah parkiran basement.

Ferico meneriakinya, terakhir tidak berdaya dan menghempaskan nafasny dan pergi.

Malam hari jam 8 malam, disekitar kantor tidak ada orang, satpam juga lebih jauh daripada lokasi parkiran, jadi sekalipun ada orang yang meminta bantuan, satpam juga tidak bisa mendengarnya.

Galvin sekali masuk langsung melihat ada dua orang lelaki yang tengah menarik seorang wanita dan tengah menariknya ke pojok parkiran, wanita itu mengenakan pakaian office lady dan saat ini berantakan, kedua kakinya terus mengelak bahkan satu sepatu hak tingginya jatuh.

Wanita itu ingin meminta tolong lagi, namun mulutnya ditutup oleh salah seorang lelaki, dia hanya bisa mengeluarkan "u....u....u......"

dan bisa terdengar dengan jelas bahwa suara wanita itu sangatlah putus asa.

Galvin melihar ini dan bergegas bersembunyi kebelakang tiang, detak jantungnya cepat.

"astaga!"

Kedua lelaki itu tinggi kekar, ototnya bagus namun punya topeng wajah yang menyeramkan, sekali dilihat langsung adalah petanda penjahat, dia pasti tidak kuat!

Apakah masih sempat menyesal sekarang?

Galvin bersandar ditiang, nafasnya cepat, apakah mau tolong atau tidak sekarang?

Tapi jika tidak menolong, dia..........

Dulu Galvin sangatlah penakut, bukan karena benar-benar takut,namun karena dirinya tidak mampu, tidak punya uang, tidak punya kemampuan untuk mencari uang! Makanya tidak bisa menaikkan kepalanya, dia juga tidak berani berdebat.

Namun sebagai seorang manusia biasa, dia juga harus bisa membedakan mana yang benar mana yang salah.

Namun jika keluar begitu sjaa, dirinya kemungkinan besar akan celaka.

Setelah ragu-ragu sejenak, Galvin mengertakkan giginya, dan menggunakan tangan unttuk menutup wajahnya sendiri, hanya tersisa matanya saja yang terlihat dan dia keluar.

"Hentikan!"

Galvin meneriaki kedua lelaki itu.

Kedua lelaki itu mendengar suara dan melirik kearah sumber suara, setelah saling bertatapan, dan langsung membawa pisau lipat kemari.

Galvin menarik nafas dalam-dalam lalu langsung berlari kabur.

Melihat Galvin yang berlari ke tikungan, lelaki itu langsung mengejarnya.

Disaat lelaki itu mengira akan berhasil mengejar Galvin, lelaki itu terlempar terbang.

Dan terdengar dia terjatuh dilantai.

Lelaki bertopeng itu tidak memperhatikan, dia mendengar suara lantai dan langsung melotot matanya, dia sangatlah kaget!

lelaki bertopeng dilantai menahan sakit dan meneriaki temannya, "Cepat lari!"

Dirinya juga sambil lari sambil teriak, seolah sedang diburon.

Lelaki yang menarik wanita langsung melepaskan tangan dan lari.

Galvin lega melihat ini, dia juga tidak mengurus kedua lelaki itu lagi, dia berkata kepada Macan Puih yang besar dihadapannya, "Kungfu kamu ini lumayan! Apakah kamu mau mencari murid?"

"Tidak."

Galvin mengerakkan bahunya dan menyatakan tidak peduli.

Macan putih akan pergi dan meninggalkan sebuah kata, "Sekalipun terima kamu juga tidak sanggup belajar."

"......."

Galvin melirik wanita itu, dan menyadari bahwa ternyata itu adalah orang kenal, "Nikita Pan?"

Disisi ini, Nikita awalnya sudah putus asa, namun tiba-tiba ada seorang lelaki yang menutup wajahnya muncul........

Nikita terharu hingga akan menangis.

Ini jelas adalah alur dalam film, pemeran utama wanita ditolong oleh pemeran utama pria, mereka saling mengenal, saling mengerti dan saling jatuh cinta.

Nikita tadi tidak melihat dengan jelas orang itu, namun dia melihat postur tubuh yang tinggi itu, dia langsung berimajinasi orang itu sebagai pangeran yang tampan, dan gagah, sedangkan dirinya adalah putri yang tertangkap.

Namun ketika dia membereskan dirinya dan berdiri, dia tidak melihat pangeran didalam hatinya itu, "Hmm, apakah kamu masih ada disini?"

Galvin mendengar suara, namun tidak langsung keluar, dia hanya datang mencari kabar, dia tidak ingin menambah masalah.

"Terima kasih!" Teriak Nikita.

Galvin tidak berkata dia bersiap untuk pergi.

"Galvin Bai!" Nikita berteriak lagi.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu