Awesome Guy - Bab 380 Negosiasi

“Apa?” Si tua tidak dapat mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Setelah menutup telepon dengan raut yang tertekuk, barulah ia melapor pada Jordan Cong:

“Aku baru saja mendapatkan kabar bahwa hanya Galvin yang terluka sedikit, sedangkan yang lain baik-baik saja.”

“Bagaimana mungkin?!” Kedua mata Jordan Cong membelalak besar, raut terkejutnya kurang lebih sama seperti raut si tua barusan.

Si tua itu mengerang pelan, “Ia memiliki seseorang yang lihai di sisinya yang pasti sudah terbiasa menangani kecelakaan mobil seperti ini, sehingga ia bisa menghindari terjadinya dampak kerusakan yang parah. Hanya saja... Apakah mungkin mereka tidak diharuskan untuk melindungi Galvin?”

Jordan Cong langsung paham begitu mendengarnya, namun disaat yang bersamaan juga merasa tidak yakin dengan pertanyaan si tua. Bukan Galvin Bai yang berada di posisi teraman, malah sebaliknya ia menderita luka yang paling parah.

Tapi mereka tidak dapat mengetahui apa saja yang terjadi didalam semua ini.

“Sepertinya masalah malam ini tetap tidak bisa dihindari.” Si tua menghela napas.

Kesadaran Jordan Cong kembali, “Apa yang kamu takutkan? Bram juga bukannya orang yang lemah, ditambah lagi keluarganya disana mengutus Jack untuk menjaganya. Aku juga sudah mengutus Jordy kesana, mana mungkin masih tetap tidak bisa menghabisi Galvin dan orang-orangnya yang segelintir itu?"

Si tua menggeleng, “Berdasarkan penyelidikan, Macan Putih sudah pernah bertarung sengit di arena pertempuran. Ia sangat ahli dalam bertarung, bahkan ia mampu membunuh orang tanpa berkedip.”

“Lalu masih ada Drake Xu yang terkenal sebagai pembunuh nomor satu di kota C dan ia terkenal karena kemampuannya untuk membunuh seseorang secara tidak terduga.”

“Lalu adik perempuan Macan Putih yaitu Lisa, ia dilatih oleh tuan rumah keluarga Bai. Ia boleh saja hanya seorang wanita, tapi tenaganya jauh lebih kuat daripada pria.”

“Selain itu, masih ada satu orang lagi yang identitasnya tidak bisa kami ketahui. Ia tiba-tiba saja muncul di sisi Galvin, namun kemampuannya tidak bisa diremehkan.”

“Totalnya ada empat orang yang bisa bertarung, namun keahlian masing-masing sangat kuat.”

“Kalau diperhitungkan, paling-paling Jordy dan Jack hanya bisa seri dengan mereka.”

Jordan Cong merasa sedikit takut dan gelisah saat mendengarnya, “Galvin ini hanya seorang bocah yang tumbuh di desa, kenapa ada begitu banyak orang yang mau melindunginya? Apa ia memang layak untuk dilindungi?”

......

Di kantor presdir Perusahaan Ye.

Seorang sekretaris wanita datang untuk memberitahu sebuah kabar pada Bram Ye.

Bram Ye mendengus dingin: “Otak si Jordan itu benar-benar tumpul! Ia pasti tahu Galvin mengancamku dan juga tahu perihal negosiasiku dengan pria itu. Ia membuat pertunjukan yang sedemikian rupa karena ia pikir itu bisa membantuku, padahal ia hanya mempermalukan dirinya sendiri.”

“Galvin juga bukan orang bodoh, sebaliknya ia adalah orang yang sangat cerdas. Ia pasti tahu bahwa tidak mungkin aku yang mengatur kejadian itu, sehingga hanya ada satu kemungkinan yang tersisa: Jordan.”

“Pada saat itu tiba, negosiasi diantara aku dan Galvin sudah selesai. Targetnya akan teralih ke arah Jordan dan dengan sifat agresif Galvin, maka itu akan menjadi akhir dari Jordan... Ckckck...”

......

Setelah mobil yang mereka tumpangi sampai di kota B, semua orang tidak dapat menahan diri untuk tidak menghela dengan kagum setelah melihat-lihat berbagai bangunan tinggi: kota ini layak untuk menjadi ibukota sebuah provinsi, benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan kota kecil.

Saat ini langit sudah menggelap. Lampu jalanan di sepanjang jalan dan lampu neon di berbagai gedung sudah dinyalakan. Kendaraan dan pejalan kaki pun terlihat lalu-lalang, menunjukkan aktivitas sebuah kota metropolitan yang makmur.

Mobil patroli polisi lalu lintas membawa kelompok Galvin Bai ke markas besar kepolisian lalu lintas. Para polisi sudah tahu apa yang terjadi pada mereka di jalan dan juga sudah melihat rekaman kamera mobil, sehingga mereka tidak perlu berurusan lebih lanjut dengan polisi.

Setelah turun dari mobil, Galvin Bai melirik semuanya sekilas lalu naik taksi menuju ke sebuah klub malam tempat negosiasi akan dilangsungkan.

Mereka pun sampai di dalam sebuah ruang privat yang besar. Meskipun mereka datang dalam gerombol, mereka tidak merasa sesak.

“Mau pergi jalan-jalan?” tanya Galvin Bai.

Tidak satupun dari mereka menjawab.

Hanya Fiona Zhou yang berjalan ke depan pintu, “Aku mau.”

Galvin Bai mengangguk, “Michael, ayo ikut.”

Jadi akhirnya ada tiga orang yang akan pergi jalan-jalan. Sebelum mereka berjalan pergi, Ervin Chen pun membuka mulutnya, “Dasar, apa kamu pikir kamu masih bisa pergi jalan-jalan disaat yang sangat penting seperti ini?”

“Bagaimana kalau ada orang yang menghabisimu di luar?”

Galvin Bai menggeleng, “Tidak mungkin. Disaat yang genting seperti ini, semua orang pasti memperhatikanku. Kalau aku sampai diterpa masalah, keluarga Bai akan menjadi yang paling pertama untuk tidak setuju.”

Drake Xu pun memotong: “Aku akan ikut dengan kalian.”

“Tidak perlu.” Galvin Bai menolak, “Kalian lakukan saja apa yang harus kalian lakukan.”

“Jangan lupakan ucapanku.”

Setelah berujar, mereka bertiga pun keluar dari ruang privat.

Mereka lalu menaiki taksi dan berkeliling dengan santai. Tiba-tiba, Fiona Zhou bersuara saat ia melihat sebuah bar: “Ayo kesana.”

Ia ingin minum-minum.

Akhirnya setelah membayar, ketiga orang itu pun turun dari taksi dan berjalan memasuki bar itu.

......

Pukul tujuh malam, Bram Ye membawa sekretaris wanitanya beserta beberapa pengawal pergi ke klub malam. Jack dan Jordy Zhang juga ikut bersama mereka.

Tapi ketika ia berjalan masuk ke dalam ruang privat, alis Bram Ye pun mengernyit.

“Dimana Galvin Bai?”

Mendengar pertanyaan Bram Ye, Darwin Chen yang sedang berbaring diatas sofa pun memalingkan sedikit kepalanya kesamping, “Kakak bilang ini adalah kali pertama ia datang ke kota B, jadi ia ingin jalan-jalan.”

“Apa?” Bram Ye semakin mengernyit. “Apa maksudnya itu?”

“Menurutmu maksudnya apa?” Darwin Chen balas bertanya dengan polos.

Melihat Bram Ye diperlakukan seperti ini, sekretaris wanita itu pun tidak tinggal diam, “Tentu saja kami mempertanyakan Galvin Bai kalian. Ia bilang ia ingin bernegosiasi dengan kami malam ini, tapi ia sendiri malah pergi bermain keluar. Benar-benar memandang kami sebelah mata.”

Darwin Chen mengedikkan bahunya dan tidak menyahut apapun, seolah-olah berkata: Memang kami memandang kalian sebelah mata.

Sikapnya yang menunjukkan acuh tak acuh dan benar-benar menyebalkan ini membuat orang lain yang melihatnya menjadi tidak nyaman.

Sepertinya ini adalah hal-hal yang ia pelajari sebelumnya dari orang lain atau memang sifatnya saja yang seperti itu.

Macan Putih berdiri seorang diri di samping jendela, memandang pemandangan malam di luar sana. Seharusnya suasana ini terasa sedikit melankolis, tapi Macan Putih terlihat sedikit tidak suka.

Ervin Chen, Lisa, dan Sania Liu sedang bermain permainan kartu dengan bosan, mereka bertiga memainkan permainan ‘Melawan Tuan Tanah’.

Bram Ye pun hendak bertanya, “Kapan Galvin...”

“Satu ke delapan!” Sania Liu tiba-tiba bersuara.

Bram Ye melirik sekilas dan hendak tidak mengacuhkannya, lalu kembali membuka mulutnya, “Kapan ia kembali?”

“Ke K!” seru Lisa.

Orang-orang di belakang Bram Ye ikut melihat, rasa jijik terlihat dari pandangan mereka. Orang-orang ini datang untuk negosiasi, tapi sepertinya malah menghina mereka.

Hanya Bram Ye saja yang raut wajahnya tetap tenang. Tapi kalau diperhatikan dengan teliti, dapat terlihat pelipisnya berkedut. Ia merasa benar-benar dipermalukan.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu