Awesome Guy - Bab 367 Hutang Budi Yang Terbayarkan

Pisau itu ditusukkan ke bahu Galvin Bai.

"Brengsek!"

Galvin Bai mengutuk sambil menahan rasa sakit.

Macan Putih melihatnya, segera menghabisi musuh di depannya dengan dua pukulan lalu ia melompat beberapa langkah menendang musuh di depan Galvin Bai dan mengambil pisau orang lain langsung menusuk ke jantung musuh.

Galvin Bai berjongkok memegangi bahunya sambil bersandar di mobil.

“Astaga!” Dia terlalu yakin, berpikir bahwa dia sudah belajar dari macan putih dalam beberapa waktu, tapi kenyataannya dia masih kurang pandai, setidaknya jangan ikut terjun dulu dalam pertarungan yang sebenarnya.

Agar tidak merepotkan Macan Putih dan Drake Xu, Galvin Bai berencana menunggu mereka di dalam mobil, namun sebelum membuka pintu mobil, ada dua orang lagi yang datang.

Niko dan Lewis Hu.

Saat ini, Drake Xu dan Macan Putih telah menyelesaikan orang-orang tersebut.

Niko melihat Drake Xu lalu menyapa, "Saudaraku."

Lewis Hu melototi Galvin Bai sambil tertawa, "Galvin Bai, hari ini aku ingin melihat bagaimana cara kamu melarikan diri? Kamu sudah membunuh muridku dan menghabisi banyak orang, hari ini kamu harus mati!"

Saat Galvin Bai melihat Lewis Hu, ia mengetahui bahwa hari ini dia tidak bisa menghindar lagi, hanya ada antara hidup dan mati!

Hanya saja bagaimana Lewis Hu mengetahui keberadaannya, dan siapa yang memberitahu kepadanya? Bram Ye?

Niko melihat kekhawatiran pada Galvin Bai, ia mengangkat bahu sambil berkata: "Jangan khawatir, aku bukan datang untuk membunuhmu."

“Oh ya.” Galvin Bai tidak mempercayainya.

Niko mengangkat bahu dan dia tidak punya pilihan selain menunjukkan tindakannya dengan berdiri di depan Drake Xu.

Dia berada di sini untuk menghalangi Drake Xu, selama dia menghalangi Drake Xu, maka Lewis Hu akan lebih banyak kesempatan untuk membunuh Galvin Bai.

Lewis Hu terlalu malas untuk bicara omong kosong, "Terimalah kematianmu!"

Selesai berkata, dia langsung bergegas menyerang Galvin Bai.

Macan Putih bereaksi dengan cepat dan memulai pertarungan dengan Lewis Hu.

Mereka berdua tidak menggunakan senjata, tetapi Lewis Hu memiliki tangan yang sangat beracun, jika tertempel racunnya sedikit akan segera mati.

Galvin Bai tampak cemas, kemampuan Macan Putih berada di bawah kekuatan Lewis Hu, karena racunnya yang mematikan, gerakannya menjadi terbatas, cepat atau lambat dia akan kalah melawannya sedangkan Drake Xu dihalangi oleh Niko, pada akhirnya dia juga akan mati.

Benar saja, Macan Putih diserang sampai mundur ke belakang oleh Lewis Hu , jaraknya sudah jauh dari jangkauan Galvin Bai, Lewis Hu langsung berbalik badan dan menuju ke arah Galvin Bai.

Macan Putih melihatnya dan ingin bergegas, tetapi sudah terlambat, jaraknya terlalu jauh.

Drake Xu masih bisa bertahan, tetapi dia dihalangi oleh Niko.

“Sliing” suara parang Drake Xu bertemu dengan parang Niko, kemudian terpental menuju ke arah Lewis Hu tanpa sengaja.

Lewis Hu segera merasakan angin kencang di belakangnya dan berbalik badan menangkalnya.

Drake Xu mengetahui bahwa dia memiliki racun di tangannya sehingga menggunakan parang untuk melawannya, namun karena kekuatan Lewis Hu terlalu besar, dia terkejut dan mundur beberapa langkah.

Pada waktu yang singkat ini, Galvin Bai memiliki ruang untuk bernafas sejenak, dalam beberapa gulingan ia menjauh dari Lewis Hu, dan berada di lingkaran perlindungan Macan Putih.

Namun lagi-lagi Drake Xu dihalangi oleh Niko dan Lewis Hu bertarung dengan Macan Putih.

Galvin Bai sedikit terengah-engah sambil memegang ponselnya ingin melakukan panggilan kepada Heru Qin, karena kemampuan Heru Qin sangat kuat, dia sudah pernah menyaksikannya ketika berada di rumah lama.

Tapi hari ini adalah hari pernikahan Heru Qin, dia pasti sedang bersama Fiona Zhou, jadi tidak ingin mengganggunya.

Melihat situasi saat ini, jika tidak mendapatkan bantuan, pada akhirnya mereka akan mati.

Setelah bingung dalam beberapa waktu, Galvin Bai mengertakkan gigi dan memasukkan kembali ponsel ke sakunya.

Tidak boleh terus bergantung kepada orang lain, dia tidak percaya kalau dia dan Macan Putih dua orang akan kalah melawan satu orang, bila perlu gigit dia sampai mati!

Galvin Bai tidak peduli tentang luka di bahunya, ia menemukan sebuah pisau di tanah lalu bergegas menyerangnya.

Macan Putih tidak mengatakan apapun ketika melihatnya, karena pilihan terbaik saat ini adalah menyerangnya bersama-sama, kalau tidak tunggu sampai dia sudah tidak mampu bergerak, itu berarti hari kematian mereka sudah tiba.

Galvin Bai dan Macan Putih telah berlatih dalam waktu yang lama mereka memiliki kekompakan, mereka masing-masing menyerang sisi kiri dan kanan, Lewis Hu tertekan untuk sementara waktu, tetapi jika mereka ingin membunuh Lewis Hu, itu masih terlampau sulit.

Setelah berperang, tenaga Macan Putih cukup terkuras, Galvin Bai juga sudah tidak begitu kuat lagi, lukanya banyak mengeluarkan darah dan tidak mampu mengangkat tangannya lagi.

Lewis Hu menyeringai dan berkata, "Apa gunanya kalian memberontak? Cepat atau lambat akan dibunuh, jika kalian patuh, aku bisa menyisakan cara mati yang memuaskan kepada kalian."

“Siapa yang mati kita masih belum tahu!” Galvin Bai berkata sambil mengertakkan gigi.

Setelah itu, Galvin Bai mengambil pisaunya dan mengarahkannya ke bagian bawah pinggang Lewis Hu, sementara Macan Putih diam-diam mengangkat kakinya dan menyerang bagian atas Lewis Hu.

Lewis Hu melompat lalu menyerangnya dengan sebuah tendangan kepada Galvin Bai, di saat yang sama, kedua tangannya menyerupai cakar, mencoba meraih kaki Macan Putih.

Melihat demikian, Macan Putih segera mengubah arah serangan.

Galvin Bai menarik kembali tangannya, menjongkokkan diri, lalu membalas dengan sebuah tendangan.

Lewis Hu bereaksi dengan cepat, ia menoleh untuk menghindari serangan Macan Putih, namun karena tendangan dari Galvin Bai, ia kehilangan pusat perhatian.

Macan Putih langsung menembak dengan mengepalkan tinjunya ke arah dada Lewis Hu.

Lewis Hu buru-buru menyilangkan tangannya untuk menahan pukulan dari Macan Putih, pada saat yang bersamaan ia mundur beberapa langkah ke belakang .

"Lewis Hu, aku sudah menelepon Heru Qin, yang pada malam itu, tiba nanti waktunya, matilah kamu!”

Lewis Hu mendengar ucapan terakhir Galvin Bai, ia berkata "Kamu kentut!"

Padahal yang dia khawatirkan dalam hati adalah Heru Qin sangat kuat dan dia tidak bisa mengalahkannya, jika Heru Qin benar-benar datang, dia tidak akan bisa membunuh Galvin Bai.

Setelah beberapa sesaat, dia baru merespon "Kamu bohong! Kamu sama sekali tidak punya waktu untuk menghubunginya, lagian jika Heru Qin benar-benar datang, mana mungkin kamu akan mengabariku duluan?"

Akhirnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Lewis Hu menyerang kepada Galvin Bai lagi.

"Astaga!"

Galvin Bai terkejut, sialan, tidak bisakah memberitahu terlebih dahulu sebelum menyerang?

Macan Putih langsung berhenti di depan Galvin Bai dan dipukul oleh Lewis Hu dengan sekuat tenaga hingga terlempar keluar.

Galvin Bai memandang Macan Putih dengan cemas, ia segera menghindar, namun Lewis Hu melakukan serangan ganas, berjalan beberapa langkah lalu menangkap Galvin Bai dan menendangnya.

"Phuushhh!"

Galvin Bai memuntahkan darah.

Lewis Hu perlahan-lahan mendekati Galvin Bai, dengan mengangkat tangannya yang beracun, ia berkata dengan kejam, "Galvin Bai, aku harus membalaskan dendam untuk muridku! Matilah kamu!"

"Sling sling!"

Tepat ketika tangan Lewis Hu hendak menyentuh Galvin Bai, dua buah pisau terbang muncul dari kejauhan, menghentikan tindakan Lewis Hu.

Lewis Hu bereaksi dengan cepat, mengarahkan lehernya untuk menghindari pisau terbang.

Pada saat yang sama, Galvin Bai digenggam oleh satu tangan lalu mundur dengan cepat ke belakang.

Setelah berdiri tegak, Galvin Bai dan Lewis Hu baru bisa melihat dengan jelas orang yang muncul.

"Merry?"

Ya benar, orang yang menggunakan pisau terbang itu adalah Merry.

Lewis Hu marah, "Apa yang kamu lakukan? Aku segera berhasil membunuhnya! Kamu malah menghentikan aku!"

Merry mendengus dingin, mengabaikan Lewis Hu, tetapi berkata kepada Galvin Bai, "Hutang budi yang sebelumnya, sudah aku bayar"

Pada saat ini Galvin Bai benar-benar beruntung, waktu itu ia berhasil menangkap Merry, lalu melepaskannya, tanpa mempersulit dirinya, jika tidak ia tidak akan diselamatkan oleh Merry.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu