Adore You - Bab 200 Kehamilan Kedua

Perjalanan bulan madu yang panjang terpaksa dihentikan karena kehamilan kedua Eleanor Chu.

Saat keduanya kembali lagi ke Kyoto, waktu sudah berlalu sebulan kemudian.

Vila Brittany yang luas kembali berubah menjadi sangat ramai karena kepulangan majikan.

Di bawah sinar matahari hangat di musim semi, Howard Yi sedang menemani Eleanor Chu minum teh sore di halaman rumah, payung matahari putih telah menghadang kebanyakan cahaya matahari dengan baik, hanya menyisakan cahaya yang hangat dan angin yang lembut.

"Tante Chu!"

Novara Lin mendengar Eleanor Chu telah kembali, bergegas membereskan barang dan pulang dari sekolah.

"Tante Chu, akhirnya kamu kembali!"

"Hmm. Sudah pulang, sudah lama tidak bertemu Novara, bagaimana kabarmu belakangan ini?"

"Aku sangat baik, hanya saja sangat merindukanmu."

Novara Lin terlihat sedikit malu saat mengutarakan ucapan ini, mungkin karena tidak begitu terbiasa mengutarakan isi hati diri sendiri secara begitu terus terang.

Eleanor Chu merasa sangat senang terhadap perubahannya yang mendadak ini, senyuman di wajah spontan semakin melebar, "Mari, duduk dulu."

"Paman Yi."

Saat Novara Lin memandang ke arah Howard Yi, malah berubah menjadi sedikit waspada.

Suasana hati Howard Yi menjadi sangat baik karena berbagai hal bahagia yang datang berturut-turut belakangan ini, jarang-jarang dia kali ini memperlihatkan senyuman di hadapan orang asing.

Novara Lin kaget melihat wajah tersenyumnya, sedikit melamun, namun terlihat pandangan mata sang pria dari awal hingga akhir hanya tertuju pada Eleanor Chu, spontan muncul rasa kesal.

Eleanor Chu ini, sungguh suka berpura-pura menjadi orang baik, katanya ingin membantu orang tuanya menjaganya, menyuruhnya untuk menganggap tempat ini seperti rumahnya sendiri, tapi uang untuk kehidupan sehari-hari setiap bulan hanya diberikan sebanyak 10 juta saja! Jelas-jelas begitu kaya, tapi malah begitu pelit, kalau dia benar-benar menganggapnya sebagai keluarga sendiri, mana mungkin hanya memberikannya uang sesedikit ini? Hingga membuatnya harus diam-diam berpikir dalam hati cukup lama setiap kali saat hendak mentraktir temannya makan ataupun membeli hadiah.

Dari kejauhan, sebuah mobil sedan hitam berjalan memasuki halaman rumah, tidak lama kemudian, Frans Wen turun dari mobil dan berjalan ke arah mereka.

"Nyonya, Tuan."

Eleanor Chu spontan mengerutkan kening, "Terdengar sedikit aneh, kapan mengganti panggilannya? Sudah cukup bagus dengan memanggilku Kakak."

"Mulai dari sekarang, kamu sudah bukan lagi CEO dari Q Corp. Frans akan menjabat sebagai Wakil CEO Q Corp. dan mempertanggungjawabkan segala hal yang terjadi di Q Corp. sepenuhnya, John Xiao akan lanjut membantuku mengurus bisnis keluarga, sedangkan kamu......" Howard Yi mengulurkan tangan menepuk-nepuk bahunya, "Jagalah kehamilanmu dengan tenang."

"Kamu pergilah dulu ke ruang kerja menungguku."

Sang pria memalingkan kepala berkata terhadap Frans Wen, Frans Wen tersenyum menganggukkan kepala, dengan sendirinya berjalan menuju pintu besar.

"Aku pergi dulu."

"Hmm. Pergilah."

Eleanor Chu menebak hal yang tidak boleh dibahas di hadapannya langsung di antara kedua orang ini, tidak lain pasti merupakan masalah Sharen dan Shawn di hari pesta pertunangan sebelumnya, ataupun masalah penculikan putranya Ivy Sun yang telah memiliki perkembangan berita baru.

Memang, dia dan Howard Yi telah pergi selama sebulan, memang seharusnya sudah memiliki perkembangan.

Di dalam ruang kerja yang didekorasi dengan mewah, saat ini sedang memutarkan lagu da capo aria oleh Goldberg Variations, rasional dan tenang, tidak mengandung gejolak naik turunnya perasaan.

Frans Wen awalnya mengira Howard Yi akan duduk di samping meja kerja, siapa sangka dia malah langsung berjalan ke pinggir jendela setelah masuk, melalui kaca jendela memandang wanita yang bersantai dengan mata sedikit menyipit di lantai bawah.

"Sudah menyelidikinya dengan jelas?"

"Sudah, ketiga pria yang menculik putranya Ivy Sun dan yang mencelakai pegawai wanita di Hotel Q merupakan orang dari geng yang sama, mereka sebenarnya terdiri atas 4 orang, satu orang lagi tepat merupakan orang yang mengantarkan potongan kepala orang di pesta pertunangan Tuan Muda Shawn, dia menyamar menjadi kurir pengiriman paket kotak hadiah yang berisi potongan kepala orang ke resepsionis kantor CEO, atau dengan kata lain, dia pada awalnya merupakan seorang kurir pengiriman paket. Kakak laki-lakinya adalah ketua dari ketiga orang itu."

"Bawakan mereka ke markas, lalu telepon pada Shawn agar dibereskan sendiri olehnya."

Sebagai seorang pria yang berdarah, takutnya tidak ada seorang pun yang akan berharap untuk membiarkan masalah seperti ini ditangani oleh orang lain.

"Baik. Mengerti."

"Presdir Yi, Anda masih ingat sebelumnya demi menyelamatkanku, sengaja mengutus seseorang dan menyamar sebagai Anda pergi ke Treasure Island?"

"Hmm, kenapa?"

Howard Yi membalikkan badan, mempersilahkan Frans Wen untuk duduk di sofa.

"Saat itu Allan mengutus putra tertua dari Keluarga Su untuk sepenuhnya mengatasi masalah saat itu, Anda pernah berpikir tidak, jika pada saat itu begitu tidak beruntung, Anda benar-benar pergi ke Treasure Island, dan benar-benar mengalami sesuatu, maka putra tertua dari Keluarga Su, akan menjadi kambing hitam."

Wajah Howard Yi, jarang-jarang telah memunculkan ekspresi wajah kagum, "Allan ingin melampaui dua tiga pulau dalam sekali merengkuh dayung. Memanfaatkan kesempatan untuk memusnahkan Keluarga Su, kelihatannya, hubungannya dengan Felicia tidaklah seharmonis di ranjang."

Frans Wen tidaklah penasaran terhadap reaksi Howard Yi yang terlihat mengetahui masalah penuh siasat gelap ini.

"Seharusnya ada suatu benda yang bisa membuat Allan langsung mundur dari panggung di tangannya Felicia, benda ini bahkan bisa membuat Steve sangat waspada, inilah kenapa dia terus tidak bercerai dengan Felicia."

Di dalam kepalanya Howard Yi, sudah mulai memiliki gambaran garis besar tentang benda ini.

"Pikirkanlah suatu cara untuk membocorkan masalah ini kepada Felicia, dan biarkan mereka berdua saling menggigit, aku tidak memiliki waktu luang untuk dikelilingi oleh urusan sepele mereka berdua, sedangkan Winnie, aku ingin bertemu dengannya."

"Baik."

Howard Yi mengambil inisiatif untuk menemui Winnie Chu, hal ini telah membuat Frans Wen terkejut sejenak.

Dan yang sama-sama terkejut, adalah Winnie Chu.

Winnie Chu mengingat dirinya sedang berbelanja di mall Treasure Island, siapa sangka tiba-tiba pandangan matanya menjadi gelap, dan saat dia kembali sadar, dia sudah sepenuhnya tidak tahu dirinya sedang berada di mana.

Ini terlihat jelas merupakan sebuah tempat usang, namun di hadapannya malah terdapat seorang pria yang sama sekali tidak serasi dengan lingkungan ini, berpenampilan elegan, bagaikan sang dewa.

"Ho...... Howard......" Bagaimana pun juga, dia tidak akan pernah menduga, saat dirinya kembali bangun setelah pingsan secara tiba-tiba, orang yang akan ditemui malah merupakan Howard Yi!

"Kamulah yang mengutus seseorang untuk menangkapku?"

Howard Yi tidak berbicara, terus duduk di kursi yang megah. Jari tangan yang panjang ramping terkadang akan memutar cincin di jari manis tangan kirinya, membuat mata Winnie Chu terasa sedikit silau.

Ada seorang pria yang berdiri di belakangnya, Winnie Chu lebih mengenal orang ini dengan baik dibandingkan siapa pun, dan karena dia jugalah, yang membuat dirinya begitu cepat minggat keluar dari Vila Brittany. Dia adalah anjing setianya Eleanor Chu, seorang pria yang hampir saja dicintainya.

Lulu Zhang diutus olehmu?"

Winnie Chu tertawa sinis sejenak, "Sebenarnya kamu yang bodoh atau aku? Kamu malah menanyakan pertanyaan ini padaku? Kalau memang benar diutus olehku, aku tentu saja tidak akan mengatakannya dengan jujur, kalau bukan diutus olehku, apa gunanya kamu menanyakanku?"

"Aku tidak memiliki banyak kesabaran, iya atau bukan?"

"Howard, Eleanor Chu tidaklah mencintaimu dengan tulus, mengerti tidak? Kenapa kamu begitu bersikeras berada di pihaknya dan berselisih denganku?"

"Taktik menghasut tidaklah berguna bagiku."

Howard Yi menepukkan tangan, dalam waktu singkat langsung masuk seorang pria muda berpakaian baju putih besar, tangannya membawakan sebilah pisau bedah yang tajam, saat melintas di bekas pecahan kaca jendela, seketika langsung memancarkan cahaya yang menyilaukan mata, Winnie Chu spontan mengulurkan tangan untuk menutup sepasang matanya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu