Adore You - Bab 40 Ada Beberapa Orang Yang Tetap Saja Memutuskan Untuk Pergi Walaupun Sudah Mengetahui Keinginan Hatinya

"Kakak ipar, nyanyikan sebuah lagu untuk Kak Howard."

Ivan Yi mengajukannya di dalam ruang KTV tersebut.

Eleanor Chu mengambil salah satu mikrofon.

Ia sepertinya sudah bertahun-tahun tidak menyanyi, sehingga ia tidak tahu harus menyanyikan lagu apa untuk sejenak.

"Baby, "Aku Hanya Peduli Padamu", aku pernah mendengar rekaman nyanyianmu di ponselmu, bagus sekali!"

Eleanor Chu tercengang, ia kemudian membuat pergerakan "oke" kepada James.

Melodi yang ia kenali itu, lagu ini, sudah bertahun-tahun lamanya tidak pernah ia nyanyikan.

"Jika tidak bertemu denganmh

Dimanakag aku akan berada saat ini

......"

Sore hari yang hangat itu, lelaki yang ia cintai itu.

"Jika ada suatu hari,

Kamu berkata bahwa kamu ingin pergi,

Aku mungkin saja kehilangan diriku sendiri,

Terhanyut ke dalam lautan yang luas,

......"

"Aku tidak akan pergi."

Punggungnya terasa hangat, lelaki itu memeluknya secara keseluruhan.

Tidak rahu sejak kapan orang yang berada di dalam ruangan itu menghilang selain daripada mereka berdua.

Howard Yi membalikkan tubuhnya, lalu mengelus kedua pipinya dengan tanggannya yang hangat.

Keadaan di sekeliling mereka terasa hangat sejenak, malam yang tenang itu membuat mereka hanya mendengar suara nafas dari diri mereka masing-masing.

Bibirnya terletak tidak jauh darinya, wangi alkohol yang disertai kehangatan nafasnya itu menyentuh kulitnya yang sensitif sesekali, keadaan yang hangat dan spesial seperti ini membuatnya merasakan sebuah perasaan yang tidak jelas, yang kemudian memasuki jiwanya yang mendalam.

Bibir yang terlihat seperti bibir yang paling sempurna di dunia ini, terpampang begitu saja dibawah cahaya lampu.

Hanya dalam satu detik, ia langsung mencoum bibirnya yang memerah tersebut.

Pikiran Eleanor Chu mengosong, ia hanya merasakan hatinya yang berdebar semakin kencang.

"Uh...... Howard..... Kamu sudah meminum terlalu banyak......"

Howard Yi seakan-akan terbangun dari mimpi.

Ia sepertinya terus kehilangan pengendalian dirinya belakangan ini, dirinya yang umumnya selalu bangga terhadap dirinya sendiri itu selalu saja menghilang ketika ia berhadapan dengan wanita kecil ini.

Eleanor Chu berusaha untuk menenangkan pedasaannya, ia juga berusaha keras untuk tidak mengingat kembali apa yang baru saja terjadi,"Aku tahu kamu pasti sedikit kebingungan karena harus mempertahankan hubungan kasih sayang suami istri kita, sebenarnya, kamu boleh tidak pulang di malam hari, lagipula, kamu adalah lelaki biasa, kamu pasti memiliki keperluan tersendiri."

"Kalau begitu, bagaimana dengan dirimu! Apakah kamu tidak memiliku keperluan tersebut?" Perkataan Eleanor Chu membuat perasaan Howard Yi menjadi berantakkan.

"Aku?" Ia tersenyum,"Tentu saja ada, kamu juga bukannya tidak mengetahui gosip yang beredar mengenai diriku."

"Eleanor, kita......"

"Tidak akan mungkin,"Eleanor Chu menatapnya tajam, ia kemudian membalikkan tubuhnya dan pergi.

Ia hampir saja terjebak!

Dirinya yang seperti ini, ternyata masih saja bisa kehilangan pengendalian dirinya hanya karena ciuman seorang lelaki.

Namun, tetap saja ada beberapa orang yang masih saja memutuskan untuk pergi, walaupun ia sudah mengetahui keinginan hatinya.

Efek alkohol kemarin malam masih terbawa hingga hari kedua dimana alarmnya berbunyi, Eleanor Chu masih sedikit pusing, ketika ia kembali bangun, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh.

Sebelum ia sempat keluar, ia melihat sebuah catatan kecil: aku sudah membantumu mengambil cuti, istirahatlah di rumah untuk hari ini.

Ia mengerutkan bibirnya dengan ekspresi yang sulit dimengerti.

Ia menarik catatan kecil tersebut dan memasukkannya ke dalam tas, ia kemudian berpikir untuk pergi ke supermarket untuk membeli sedikit barang.

Eleanor Chu baru saja keluar dari komplek kecil tersebut, saat ia hendak memanggil taksi, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di hadapannya.

Pintu mobil terbuka dalam satu tarikan, beberapa lelaki berpakaian hitam berjalan keluar, sebelum ia sempat berteriak minta tolong, pistol yang berada di hadapannya itu kini tertuju padanya, sehingga ia hanya bisa menelan kembali semua teriakannya.

"Naik ke mobil!" Teriak lelaki berpakaian hitam itu, sambil menujukan pistolnya.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu