Adore You - Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (2)

Gadis bodoh tetap imut.

Rumahnya Allan Jiang tepat berada di atas rumahnya Howard Yi, saat Eleanor Chu masuk ke dalam, air matanya seketika langsung mengalir keluar.

Semua dari semuanya, merupakan gambaran sesuai dengan kesepakatan mereka, dengan hanya membuka mata, langsung bisa melihat langit yang berwarna biru muda, awan yang putih bersih, vas keramik yang memiliki kerang, lubang pintu yang bulat besar, beserta dengan karya kerajinan tangan yang beraura laut......

Gambaran yang pernah di desain oleh mereka berdua dengan teliti, terhadap warna dan penampilan rumah masa depan, gambaran dari kertas telah sepenuhnya dipindahkan ke hadapan mata.

"Eleanor, duduklah, kuseduhkan teh untukmu."

"Sebaiknya aku saja yang pergi." Eleanor Chu khawatir terhadap tangannya, mencari posisi dapur dengan mengandalkan ingatan desain di pikirannya.

Di atas meja, terdapat sepasang gelas pasangan, yang satunya berwarna biru dan yang satu lagi berwarna merah muda.

Eleanor Chu kaget sejenak, lalu meletakkan mereka di atas rak dapur.

Melihat sang wanita mengambil daun teh, menuangkan air......

Sosok punggung yang elegan dan anggun terpahat dalam lautan pikirannya.

Allan Jiang tiba-tiba memiliki sebuah harapan.

Andaikan saja waktu bisa berhenti, apakah dia bisa memiliki saat-saat berada di dalam rumah impian bersama dengan sang wanita.

Sang pria tersenyum pahit, dan pergi meninggalkan dapur dengan tanpa suara.

Menyadari sang pria telah pergi, sang wanita tiba-tiba menghentikan pergerakan tangannya.

"Hmm?"

Sang wanita keluar dari dapur dengan tangan kosong, membuat Allan Jiang melihatnya dengan bingung.

"Airnya tidak panas, tidak jadi menyeduhnya." Sang wanita mengusap tangannya, "Itu, kamu istirahatlah, masih ada urusan di perusahaanku, aku pamit dulu, aku akan mengunjungimu lagi nantinya, kalau ada apa-apa, hubungilah aku."

"Baik, pergilah." Allan Jiang mengantarnya hingga ke depan pintu, "Hati-hati di jalan."

Sang wanita menjauh secara perlahan, akhirnya pintu rumah tertutup dengan begitu tidak rela.

Allan Jiang membalikkan badan berjalan memasuki dapur.

Di atas rak dapur yang begitu bersih, sebuah cangkir biru dan sebuah cangkir merah muda sedang mengeluarkan asap yang melayang-layang di udara.

Senyuman pahit langsung muncul, membuat seluruh dunia menjadi sepi.

Eleanor Chu duduk di dalam mobil dan diam, setelah berlalu cukup lama, dia baru kembali sadar dari perasaan yang misterius tadi, menampar kedua pipinya dengan sekuat tenaga.

Eleanor Chu!

Semua telah berlalu, semua akan berlalu!

Ponsel di dalam tas berdering. Saat mengeluarkannya, terlihat nama Joevin Wang.

"Hmm?"

"Apakah CEO Chu memiliki waktu luang? Bagaimana jika keluar dan minum teh pagi bersama?"

"Boleh juga, kebetulan aku saat ini sedang kacau."

Saat tiba di tempat perjanjian, Joevin Wang telah duduk di samping meja menunggunya.

"CEO Chu semakin lama telah menjadi semakin cantik, setelah tidak bertemu dua hari, kamu menjadi semakin memikat."

"Tuan Wang, kamu sungguh pandai dalam menyindirku, kalau saja kakakmu itu bisa lucu sepertimu, komunikasi antara aku dan dia pasti tidak akan menjadi begitu repot." Eleanor Chu tersenyum, sama sekali tidak bisa menyadari bahwa dirinya baru saja menghadapi cobaan hidup yang berat.

Mengungkit tentang Henrick, Joevin Wang langsung tertawa, "Membahas dia, aku teringat dengan kejadian semalam, membuatku menambah kekagumanku terhadap CEO Chu, hal ini telah menggemparkan seluruh tempat, bahkan masih belum reda hingga sekarang, bisa dibilang ini merupakan pertama kalinya aku melihat penampilannya yang begitu menyedihkan seperti ini sejak aku lahir, semua ini berkat CEO Chu."

Eleanor Chu membungkam bibirnya, "Awalnya aku berencana untuk menghentikannya. Tapi sepertinya tidak akan bisa reda, kamu tunggu saja. Besok masih akan ada pertunjukan."

Berdasarkan watak Howard Yi yang diketahuinya, kejadian tadi pasti telah tiba di telinganya, mungkin saja saat ini, si iblis kecil sedang mengasah pedangnya.

Mungkin matanya telah meleset, awalnya mengira dia adalah orang yang lembut dan elegan, tapi siapa sangka ternyata dia adalah seorang iblis kecil, namun wajahnya yang jahil itu malah tidak bisa membuatnya membencinya, hanya merasa dia sangat nakal, bagaikan seorang bocah kecil.

"Oh?" Senyuman Joevin Wang menjadi semakin melebar, "Kalau begitu, aku akan menantikannya."

Di tengah perkataannya, dia sambil mengeluarkan sebuah kertas cek uang dan menyodorkannya ke hadapan sang wanita, "Si tua di rumahku hendak menyuruhku untuk membeli tiket pertunjukkan, CEO Chu jangan keberatan ya."

Eleanor Chu meliriknya sejenak, segera berkata sambil tersenyum: "Mantan CEO Wang sungguh begitu sungkan, tapi uang tiket pertunjukkan ini sebaiknya tolong diambil kembali, pertunjukkan kedua akan segera dimulai, jika mantan CEO Wang telah melihatnya, dia pasti akan datang untuk membayar tagihan."

Joevin Wang tertawa lepas, "CEO Chu sungguh begitu imut, aku sangatlah penasaran, sebenarnya pria seperti apa yang bisa menaklukkanmu."

Eleanor Chu mengangkat cangkir kopi dan meminumnya seteguk, "Tidak akan ada."

Dia telah ditakdirkan, menjadi wanita yang akan menaklukkan pria!

Percakapannya bersama dengan Joevin Wang sangatlah menggembirakan, setelah kembali ke perusahaan dan menangani beberapa masalah sejenak, waktu sudah siang hari.

Mengingat Allan Jiang sebagai seorang pasien baru, hati Eleanor Chu melemah, dan pergi ke pasar membeli begitu banyak bahan makanan untuk membantu Allan Jiang memasak makan siang.

Namun otaknya sedang melamun, dan langsung menekan lantai 25.

Ketika lift telah berbunyi "Ting", baru sang wanita mengingatnya, jelas-jelas dirinya hendak pergi ke lantai 26.

"Istriku?"

Sang wanita baru saja hendak menekan kembali lantai yang ingin ditujui, pintu lift tiba-tiba terbuka.

Wajah Howard Yi yang mampu mempesona seluruh makhluk dunia muncul di hadapannya sang wanita.

"Aku baru saja hendak pergi menjemputmu, tapi siapa sangka kamu sendirilah yang pulang duluan." Sang pria mengulurkan tangan dan mengambil kantong belanjaan di tangannya, "Bukankah sudah kukatakan padamu? Lain kali hubungilah aku jika kamu pergi berbelanja, aku bisa turun ke bawah untuk membantumu mengangkat barang."

"Eleanor Chu, "......"

"Howard, barang ini......"

"Hmm?"

Jelas-jelas dia mengerti semua hal ini. Tapi masih saja pura-pura tidak tahu, apakah tidak apa bersikap seperti itu? Howard Yi?

"Tangan kak Allan telah terluka, jadi......" Sang wanita menunjuk ke arah kantong belanjaan.

Howard Yi menanggapinya dengan menjawab "Oh" sejenak, "seketika ekspresi wajahnya berubah menjadi sedih, "Tanganku juga pernah sakit, tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu memperlakukanku sebaik ini?"

"Kamu ada hati nurani tidak!" Eleanor Chu membalikkan bola mata putih padanya, "Aku menyuapimu, membantumu memakai baju, dan hampir membantumu mandi!"

"Tapi kamu tidak memasak sup untukku, pantas saja tanganku terus tidak bisa sembuh total, lihatlah, sekarang saat mengangkat barang, dia akan terasa sakit."

"Howard! Cukup sudah!" Katharina Ying telah memasak begitu banyak sup untuknya, apakah masih belum puas?

"Kamu ingin naik ke atas bukan?" Sang pria dengan cekatan memasuki lift, "Aku juga ikut."

Ah~~

Bocah sialan ini! Sang wanita benar-benar kalah terhadapnya!

"Lupakan saja, kita pulang saja."

Sang wanita langsung menariknya keluar dari lift, berjalan menuju depan pintu rumah.

Dari tempat yang tak jauh, di sebuah lorong yang lebih tersembunyi, sebuah sosok tubuh pria yang tinggi memandang punggung dari kedua orang itu, dan terdiam untuk waktu yang cukup lama.

Mengingat lirik dalam lagu, "Cintaku pernah menjadi, sesuatu yang membuat hatimu hangat, apakah telah ada perasaan mendalam diantara kamu dan dia......"

Gadis, jika aku bukanlah kakak, apakah, apakah kamu akan kembali?

Saat ponsel berbunyi, tepat setelah Eleanor Chu baru meletakkan sayur terakhir ke meja.

Mengulurkan tangan untuk mengusap tangannya di apron, baru mengangkatnya.

"Hmm? Kak Allan?" Sang wanita spontan pergi melirik Howard Yi yang berada di samping.

"Gadis, sudah makan belum?"

"Belum, kamu?"

"Belum, tidak begitu berselera."

"Kamu ingin makan apa......"

Sebelum Eleanor Chu selesai mengatakannya, dirinya langsung dipelototi oleh sang pria, dan bahkan sampai berpura-pura batuk untuk menunjukkan ketidak senangannya.

"Baik, aku akan segera ke sana sekarang."

Sang wanita memberi tanggapan terhadap ponsel, melepaskan apron. Masuk ke dapur untuk mencari termos sayur dan mengisi sup ke dalamnya hingga setengah.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Aku lupa bahwa di bagian tangannya harus mengganti obat, aku pergi untuk membantunya, dan akan segera kembali."

"Kamu......" Howard Yi belum selesai berbicara, sang wanita sudah menutup pintunya.

Mata pria di belakang yang awalnya masih bersih jernih, seketika menjadi gelap.

Bel pintu berbunyi.

Allan Jiang tersenyum.

Gadis, kamu tetap peduli terhadapku, benar bukan?

"Apakah masih terasa sakit? Kalau rasa sakitnya begitu parah, tetap harus pergi ke rumah sakit."

Sang wanita meletakkan termos sayur ke meja, lalu mengambil kantong obat dari atas meja, dengan begitu berhati-hati menggenggam tangannya, dan memeriksanya bolak-balik dengan teliti, mengambil obat untuk membantunya mengusap obat dengan lembut.

Sentuhan yang begitu mesra, membuat hati kedua orang ini mulai muncul sebuah perasaan yang aneh.

"Sudah kusarankan untuk memasang bidai tangan, tapi kamu bersikeras tidak ingin memakainya, tanganmu akan pulih lebih cepat jika memasang bidai." Mungkin karena merasa canggung, Eleanor Chu segara mencari topik bicara.

Tapi jika aku memasangnya, maka aku tidak akan mampu melihat perhatianmu yang begitu lembut saat membantuku mengoleskan obat.

Sang pria bergumam di dalam hati.

Diiringi dengan gerakan mengoleskan, rambut yang panjang terkadang akan melintasi kulit tangan sang pria.

Buah jakun yang sexy, spontan bergerak naik dan turun sejenak.

"Sudah."

Kira-kira setelah setengah jam kemudian, baru Eleanor Chu melepaskan tangannya, membereskan botol-botol di atas meja, lalu masuk ke dapur, mengeluarkan mangkuk dan sendok, membantunya menuangkan sup.

"Nanti kalau sudah lapar, hubungilah aku, aku akan meminta seseorang mengantarkannya padamu."

"Hmm, baik."

"Kalau begitu, aku pergi dulu."

Allan Jiang menganggukkan kepala, Eleanor Chu membalikkan kepala, ketika belum melangkah begitu jauh.

"Gadis." Sang pria tiba-tiba mengulurkan tangan menarik lengannya.

Sang wanita membalikkan kepala, "Hmm?"

"Hmm, tidak ada apa-apa."

Sang wanita memperlihatkan senyuman, lalu menutup pintu dengan perlahan.

Allan Jiang tiba-tiba merebah ke sofa.

Orang yang biasanya bisa menahan diri dengan baik, tadi malah hampir kehilangan kendali dalam sekejab.

Saat kembali ke rumah di lantai bawah, Howard Yi sudah tidak berada di rumah, sayur-sayur di meja tetap terletak di atas meja dengan utuh.

Sang wanita tidak pergi mencarinya. Duduk di depan meja makan seorang diri, dan mulai menyantap makanan.

Dalam keadaan yang tidak begitu gawat, dirinya tidak akan pernah mengalah bagaimana pun juga.

Mobil hitam yang mewah, memancarkan pantulan cahaya yang berkilau anggun di bawah pancaran matahari terik di akhir musim panas menjelang awal musim gugur.

Howard Yi dengan perlahan menurunkan kaca jendela, di sekitarnya adalah rongsokan gedung bangunan yang belum selesai dibangun.

"CEO Yi, orangnya sudah berada di dalam."

John Xiao turun dari mobil untuk membantunya membuka pintu mobil.

Tidak jauh dari sana, di sebuah kamar berbatu bata merah.

Henrick Wang memandang seluruh gambaran depan mata yang begitu asing dan usang dengan ketakutan, menutup matanya merasa sulit untuk percaya, ketika kembali membuka matanya, gambaran depan mata tetap seperti tadi, papan kayu di bawah badannya menghasilkan bunyi "Krak krak" karena pergerakannya.

Dia berusaha untuk kembali mengingat seluruh kejadian sebelumnya.

Setengah jam yang lalu, jelas-jelas dirinya baru saja keluar dari rumah, dan hendak pergi ke perusahaan.

Tapi di tengah perjalanan malah bertemu dengan sebuah mobil truk yang tiba-tiba muncul dan berhenti secara horizontal, menghalangi jalannya.

Lalu dia turun dari mobil untuk mengkritik mereka......

Punggungnya tiba-tiba menjalar rasa dingin.

Dia, mungkin, telah diculik!

"Krek!"

Tepat pada saat ini, pintu yang bobrok, tiba-tiba didorong oleh seseorang.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu