Adore You - Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (3)

Kedua orang itu segera naik ke lantai atas, mengikuti asal suara itu sampai ke kamar Ivan, para wanita Keluarga Yi berbaris di sana.

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran kalian! Bisa-bisanya kalian menyuruh Alice menikah dengan seorang pemerkosa! Apa kalian punya hati nurani!" Ivan mengangkat kepalanya sambil berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan emosi.

"Anak tidak tahu diri!" Widya pun mengambil sebuah cangkir yang berada di atas meja dan ia lemparkan ke arah Ivan, "Obat apa yang ia berikan padamu, sampai-sampai kau tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah!"

Ivan menghindar dengan mudahnya, lalu berteriak, "Dia adalah adik yang tumbuh besar bersamaku, apa mungkin aku tidak tahu dia orang yang seperti apa? Kalianlah yang tidak tahu apa yang benar dan apa yang salah karena hasutan Sharren! Sharren tidak pernah suka dengan Alice, kalian kan juga tahu itu......"

"Apa kau tahu dia itu seorang pemerkosa atau bukan? Apa kau ada di tempat kejadian waktu itu!" Sharren tidak tahan lagi dan segera menyangkalnya.

"Mana mungkin aku tidak tahu? Alice sangat polos, mana mungkin ia punya niat jahat? Sharren, aku tidak mengerti, memangnya apa yang dilakukan Alice padamu, sampai-sampai kau menghancurkannya seperti sekarang ini......"

"Plak!"

Widya menyimpan tangannya kembali, "Kalau kau berani bicara sembarangan lagi, kembali sana ke bala tentara! Benar-benar tidak tahu malu, bisa-bisanya mengatai kakak kadungmu sendiri seperti itu, kau ini benar-benar gila!"

Ivan pun terdiam dan tidak berkata apa-apa.

Ibunya menamparnya, ibunya yang seumur hidup ini tidak pernah memukulnya kini menamparnya karena Sharren!

Apa kesalahan yang ia perbuat?

Apa ia salah mengasihani orang yang lemah? Apa ia salah menegakkan ketidakadilan?

"Baik, kalian semua bekerja sama ingin mengusir Alice dari rumah ini kan! Baiklah, aku akan membawanya pergi! Aku tidak percaya kalaupun tidak ada keluarga ini, kita tidak bisa hidup lagi!"

Kata Ivan sambil berlari keluar dari kamar, mengarah ke kamar tempat Alice dan Harriyo bercinta tadi.

Abel dan Irina pun segera mengejarnya.

Melihat Widya berdiam diri di tempat, Eleanor pun melangkah ke arahnya dan berusaha membujuknya.

"Tante Kedua, jangan marah, Ivan masih anak kecil, untuk apa mendengarkan ucapannya?"

Widya berkata, "Anak kecil? Anak kecil mana yang bangun pagi-pagi untuk mencukur kumisnya?"

"Tante Kedua," kata Eleanor sambil tertawa dalam hati, "Sebenarnya, bukannya Ivan tidak mengerti mana yang benar dan yang salah, ia hanya terlalu baik saja, ia lebih percaya kalau semua orang di dunia ini adalah orang yang baik."

"Dia itu bodoh! Seumur hidup, belum pernah aku menemui orang yang sebodoh ini, tiap kali mengingat kalau anak bodoh ini adalah anakku, rasanya ingin sekali aku memasukkannya kembali ke dalam perutku, dan melahirkannya ulang."

Tiba-tiba, Widya pun menoleh ke arah Sharren, "Kasihan kau Sharren, malah dituduh yang bukan-bukan."

"Bibi, tak perlu berkata seperti itu, Ivan adalah adik sepupuku, kita semua satu keluarga, apa aku benar-benar akan berseteru dengannya? Tenang saja, aku tidak akan memasukkannya ke dalam hati."

Saat ketiga orang itu sedang berbincang-bincang, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari kamar sebelah sana.

"Kakak Sepupu Kedua, aku tidak mau pergi, jangan bawa aku pergi, apa kau bisa membantuku memohon pada kakek, aku benar-benar tidak ingin menikah dengan Dicky, aku juga tidak ingin pergi dari Keluarga Yi!"

Kalau ia meninggalkan Keluarga Yi bersama Ivan, ia pasti akan menjadi musuh besar Keluarga Yi, setelah itu ia tak akan pernah lagi memiliki kesempatan untuk memutar semuanya, dan kalau mereka berdua meninggalkan Keluarga Yi, mereka mau makan apa?

Ia tak mau hidup susah.

"Alice, kalau kau tetap tinggal di rumah ini, mereka pasti tidak akan melepaskanmu begitu saja, mereka pasti akan menikahkanmu dengan pemerkosa dari Keluarga Chen itu!"

Ivan yang sekarang ini lebih mirip seperti seorang pemuda di masa pembangkangnya, ia sudah tidak memiliki akal sehat untuk menilai mana yang benar dan yang salah, ia hanya ingin menyangkal semua ucapan keluarganya.

"Ada apa ini ribut-ribut!"

Pintu kamar yang tidak jauh dari sana pun terbuka, suara Tyan Besar Yi yang sangat tegas dan berwibawa pun terdengar ke telinga semua orang.

"Apa yang kalian lakukan! Ribut-ribut semalaman tak bisa berhenti!"

Kata Tuan Besar Yi dengan wajahnya yang kesal, ia berjalan ke arah kerumunan orang itu dengan bantuan Shawn.

"Katakan, apa yang terjadi? Pemerkosa apa! Menikah apa!" Tuan Besar Yi tidak dapat mendengar jelas apa yang sedang mereka ributkan, karena kamarnya sedikit jauh dan dihadang dengan sebuah pintu, ia menunjuk ke arah Eleanor, "Katakan, di rumah ini kau yang paling jujur, katakan padaku, apa yang terjadi?"

"Kakek......"

Seluruh orang pun menatap ke arahnya dengan sangat tegang.

Eleanor tersenyum dengan tenang, "Tidak ada masalah apa-apa, bukankah beberapa hari ini semua orang sedang memikirkan pernikahan Alice, kebetulan malam ini anak Walikota Chen melamarnya, Ivan merasa tidak suka, makanya ia bicara yang tidak-tidak."

"Dicky Chen si playboy itu?"

Mendengar perkataan Tuan Besar Yi, Ivan pun merasa ada sedikit harapan, lalu segera berkata, "Kakek, lihatlah, orang seperti itu berani-beraninya ia bermimpi untuk menikahi Alice......"

"Kalau begitu apa yang kau maksud dengan pemerkosa?"

Wajah Ivan pun berubah tegang, barulah ia menyadari kalau ia telah melakukan kesalahan besar.

Kakek tidak tahu akan kejadian yang terjadi tadi, kalau tidak, mungkin Alice tidak mungkin lagi bisa tinggal di rumah Keluarga Yi.

"Begini kakek." Eleanor tersenyum sambil melangkah ke depan, ia menarik-narik ujung baju Ivan dengan tenang, "Sepertinya Dicky dan Alice sudah membuat nasi menjadi bubur. Oleh karena itu kami juga ingin menyuruh Dicky untuk bertanggungjawab, iya kan? Tapi akhirnya setelah Ivan tahu, ia mengira Dicky yang memaksa Alice, makanya ia ingin meminta keadilan."

Ivan yang berdiri di sampingnya itu hanya menundukkan kepala dan tak berkata apa-apa lagi.

Wanita-wanita yang berdiri di sana pun juga menghela nafas lega.

Benar-benar hebat, beberapa patah kata saja sudah cukup untuk mengendalikan situasi ini.

Sedangkan Alice yang berdiri di sana pun juga sudah tidak bisa mencari alasan untuk menyangkalnya, apa ia masih harus mengatakan kalau Dicky yang memperkosanya?

Kalau ia benar-benar mengatakan hal itu, Tuan Besar Yi pasti akan mencari Dicky dan menghakiminya, dengan kebencian ayah dan anak Keluarga Chen itu terhadapnya saat ini, mereka pasti juga akna menceritakan semua kejelekannya pada kakek!

Kalau begitu, mungkin yang akan mengusirnya dari rumah ini bukan orang lain lagi, melainkan Tuan Besar Yi!

Pengorbanan itu terlalu berat!

Meskipun menyakitkan, tapi ia hanya bisa menyimpannya dalma hati!

Dalam hati Tuan Besar Yi, sebenarnya ia sangat tidak suka pada Dicky Chen, tapi perkataan Eleanor ini sudah sangat jelas, ia berpikir, karena Alice sendiri juga menyukai Dicky, ya sudah biarkan saja ia menikah dengannya, daripada ia harus menikah dengan orang lain, Alice pasti berpikir merekalah yang sudah merenggut kebahagiaannya.

Oleh karena itu, ia berkata, "Kalau ini adalha pilihan Alice, aku tentu saja tidak akan keberatan, lihat bagaimana sikap Abel dan Daniel."

"Aku tidak keberatan."

Abel menjawabnya dengan tegas, lalu menambahkan lagi, "Daniel juga sama denganku."

"Baik, ya sudah kalau begitu, Ivan, jangan buat onar lagi, aku benar-benar pusing mendengarkan kalian ribut."

"Tapi kakek......"

"Ivan, dengarkan apa kata kakek." Eleanor menarik-barik Ivan, lalu berbisik ke telinganya, "Hari ini adalah hari ulang tahun kakek, kalau ada yang ingin dibicarakan, kita bicarakan nanti pelan-pelan dengan menutup pintu."

Lalu, Ivan pun diam, mengantarkan Tuan Besar Yi kembali ke kamarnya tanpa berkata apa-apa.

"Sharren, kemarilah, ada yang ingin kutanyakan padamu."

Shawn menatap ke arahnya sambil tersenyum, jelas-jelas wajahnya tampah sangat lemah lembut, tapi malah membuat jantung Sharren berdegup kencang.

"Oh...... Baik."

Untuk mencegah agar Alice tidak membuat masalah lagi, Abel langsung berkata pada pembantu di sebelahnya, "Mulai besok, Nona Kedua harus banyak istirahat untuk menyambut hari pernikahannya dengan kondisi yang terbaik, nanti carilah dua orang untuk menemani Nona Kedua dalam kamar, tanpa persetujuanku, tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangannya!"

"Baik."

"Eleanor, apa kata dokter soal keningmu?"

"Tidak apa-apa, Mom, hanya terbentur saja, tidak ada masalah, hanya perlu diobati biasa saja, beberapa hari lagi juga sembuh."

"Baiklah kalau begitu." Abel menepuk-nepuk daanya, "Kalau tidak, oppa pasti akan melakukan adegan di Jurassic Park!"

"Aku hanya tidak sengaja terjatuh saat naik tangga saja." kata Eleanor sambil mengedipkan matanya, "Istirahatlah, Mommy, aku masih harus menerjang hujan badai setelah kembali nanti."

"Tuhan memberkatimu, sayangku, kalau oppa marah, ingatlah baik-baik, kulumlah penisnya di dalam mulutmu dan jangan lepaskan, mungkin saja dengan begitu semua akna baik-baik saja, maaf baby, hanya itu saja yang yang bisa mommy pikirkan, ini satu-satunya cara agar kau bisa melewati malam ini dengan selamat!"

"......" Eleanore tertawa sejenak, "Ter, terima kasih, Mom."

Kau memang benar-benar baik hati!

Ternyata kau ini benar-benar ibu kandung dari Howard!

"Sama-sama, good night!" Abel menempelkan wajahnya ke wajah Eleanor sebentar, dan langsung pergi dari sana.

Eleanor awalnya masih sangat bingung, kenapa terjadi hal sebesar ini malam ini, sampai akhirnya Tuan Besar Yi pun juga ikut keluar, tapi Howard sama sekali tidak tampak batang hidungnya.

Sampai akhirnya ia membuka pintunya dan baru menyadari, pria itu sedang duduk bersandar di sofa kamarnya sambil mendengarkan lagu klasik dengan nikmat.

Eleanor pun menutup pintunya dengan pelan, dan hendak berjalan ke arah kamar mandi......

"Istriku, kau sudah kembali."

Tiba-tiba terdengar suara pria yang sangat lembut dari belakangnya.

Tubuh Eleanor pun menjadi kau, ia membelakanginya, dan berjalan perlahan-lahan ke arah kamar mandi seperti kepiting.

"Kenapa kau?"

Howard bangkit berdiri, lalu berjalan ke arahnya perlahan-lahan.

"Tidak, tidak apa-apa, tadi aku duduk terlalu lama, kakiku kram."

"Kau bermain mahjong lagi dengan tante-tante?"

"I......Iya."

Howard mengulurkan tangannya dari belakang Eleanor, lalu memeluk pinggangnya yang ramping, dan menopangkan kepalanya ke pundak Eleanor.

"Kenapa selama ini baru kembali, aku menunggumu dari tadi."

"Howard, masalah Alice."

Jelas-jelas tadi Howard juga melihatnya, tapi ia sama sekali tidak mengungkitnya, seperti sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirnya.

"Pasti akan ada orang yang membereskannya, tak usah pusing memikirkan hal-hal seperti ini."

"Kakek juga sudah tahu, mungkin dalm minggu ini, Alice akan menikah dengan Keluarga Chen." Setelah dipikir-pikir, Eleanor pun menambahkan lagi, "Menikah dengan Dicky Chen."

"Hn." jawabnya.

"Istriku."

"Ya?"

"Di tubuhmu ada bau iodine yang sangat kuat."

Tiba-tiba Howard pun melepaskannya dan berputar ke hadapannya.

"Apa yang terjadi!"

Jari-jarinya yang panjang menempel ke balutan perban di kening Eleanor dengan pelan, bola matanya yang hitam pun dipenuhi dengan aura sadis seketika.

"Tidak apa-apa, tadi karena duduk terlalu lama bermain mahjong, waktu aku hendak naik ke atas tidak sengaja terjatuh, lalu terbentur, aku sudah ke rumah sakit, tidak parah kok, beberapa hari lagi juga sembuh."

"Hn?"

Suaranya itu terdengar sangat tidak senang, usapan lembut dari jari-jarinya itu penuh dengan rasa kasihan.

"Katakan yang sebenarnya."

"Inilah yang sebenarnya, kau tidak percaya padaku?"

Eleanor mengulurkan tangannya memeluk pinggang Howard, kepalanya hanya terisi dengan perkataan Abel tadi.

Saat ia tersadar, jari-jarinya sudah berada di atas sabuk Howard.

Perlahan-lahan ia berlutut, lalu membuka ......

Di tengah-tengah alunan melodi musik klasik, terdengar suara erangan nyaman seorang pria......

Malam ini, hujan badai tak berhenti-hentinya melanda.

Semalaman ia bercinta dengan Howard, sampai-sampai Eleanor masih belum terbangun sampai siang hari.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang bersemangat dari luar sana.

Eleanor pun membuka matanya dengan kesal, menendang orang yang tidur di sebelahnya, tapi ternyata Howard sudah tidak ada di sana.

"Ada apa Sharren?" Eleanor merapikan baju tidurnya sambil mengelus-elus rambutnya yang berantakan.

"Apa yang terjadi pada kalian kemarin malam? Howard membongkar semua tangganya!"

Eleanor tercengang, masih belum mengerti apa yang terjadi.

"Apa!"

"Cepat kemari, entah kenapa dia menggila pagi-pagi, ia menyuruh John untuk memanggil tukang kemari, lalu membongkar tangga rumah ini!"

"......" Ia pun merasa sangat bersalah pada tangga itu!

Tempat di mana tangga itu berdiri awalnya kini menjadi kosong, dari atas melihat ke bawah, kosong melompong.

"Howard, kau ini gila ya!" Eleanor sedikit takut pada ketinggian, ia memegangi tangan Sharren sambil melihat beberapa sosok orang dari lantai dua.

Di lantai bawah, Howard sedang duduk di atas sofa sambil memegangi secangkir kopi dan memperhatikan para tukang itu membongkar tangganya.

"Istriku, kau sudah bangun." Ia mengangkat kepalanya, lalu tersenyum padanya, "Hati-hati, jangan melihat ke bawah, turun dari tangga belakang saja!"

Eleanor pun kesal, lalu langsung berlari ke bawah.

"Kau ini nganggur ya?"

"Siapa suruh dia membuatmu terjatuh kemarin malam!" Ia meletakkan kopinya dan berjalan ke arahnya, "Aku menyuruh mereka untuk membuat sebuah lift yang penurut untukmu, kujamin lain kali kau tidak akan terjatuh lagi."

"Suamiku, tapi yang membuatku terjatuh tadi malam itu tangga belakang."

"Hah? Tunggu sebentar, kusuruh orang untuk membongkarnya."

"......" saat Eleanor sudah tersadar, Howard sudah tak nampak batang hidungnya lagi.

Setengah jam kemudian, ia pun mendengar suara Tuan Besar Yi yang sedang marah-marah dari lantai dua atas.

"Siapa yang membongkar tangga rumahku! Apa ia mau menyuruhku untuk terbang ke lantai bawah?"

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu