Adore You - Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (3)
Belum sampai bertemu dengan Eleanor, ia sudah ditahan terlebih dahulu oleh para pengawal di samping.
"Howard......"
Angela menatap Howard dengan tatapan memohon, tetapi Howard malah terus memperhatikan Eleanor.
"Sebenarnya, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan mengenai masalah ini. Angela dan suamiku telah memutuskan hubungan pertunangan mereka bertahun-tahun yang lalu. Lagi pula, aku hanyalah seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA pada saat itu. Mana mungkin aku bisa ke Inggris dan mencampuri urusan mereka berdua. Belum lagi, aku juga tidak punya kesempatan untuk berhubungan dengan ahli waris keluarga Stuart pada saat itu......"
Angela semula mengira kalau Eleanor akan mengatakan alasan yang sesungguhnya di balik putusnya hubungan pertunangan antara dirinya dan Howard.
Howard tidak begitu terkejut.
Meskipun Howard sebenarnya sudah tidak peduli dengan masalah ini, tetapi jika itu semua dibongkar di depan umum, ia juga pasti akan merasa malu. Eleanor jelas tidak ingin menggunakan nama suaminya untuk membersihkan nama baiknya sendiri.
"Oleh karena itu, semoga teman-teman wartawan di sini dapat memberitakan hal ini dengan seadil-adilnya. Saya berterima kasih pada kalian semua," kata Eleanor sambil menempelkan kedua telapak tangannya di depannya untuk membuat tanda terima kasih.
Wartawan itu membalasnya: "Nyonya Stuart tidak perlu sungkan-sungkan. Dukungan Anda terhadap pekerjaan kami adalah dorongan yang besar bagi kami. Kami pasti akan memberitakan masalah ini dengan adil dan tidak akan memberikan kesempatan pada orang lain untuk mencemarkan nama baik Anda!"
"Terima kasih, terima kasih."
Eleanor tersenyum, kemudian memeluk lengan Howard dan masuk ke dalam.
Angela menatap Eleanor dengan tatapan yang ganas dari belakang. Ia baru saja dilepaskan oleh pengawal dan para wartawan sudah memusatkan perhatian kepadanya.
"Nona Wen, apakah Anda yang telah mengutus orang untuk menyebarkan beberapa skandal mengenai pasangan Stuart ini?"
"Selain itu, ada paparazi yang mengambil foto Tuan Stuart sedang meninggalkan rumah Anda beberapa waktu yang lalu. Apakah ada kesalahpahaman juga mengenai hal ini? Bisakah Anda memberikan penjelasan kepada kami?"
......
Sutradara Zou awalnya mengira kalau Eleanor hanyalah seorang wanita yang kuat saja dan tidak menyangka kalau ia ternyata juga merupakan nyonya muda dari keluarga Stuart!
Nyonya muda keluarga Stuart!
Apa artinya semua ini!
Sutradara Zou hendak menghampiri Eleanor untuk memberitahunya apa yang barusan terjadi, tetapi kepala polisi itu sama sekali tidak memberinya kesempatan.
"Bukankah sudah dibilang agar kalian jangan bergerak. Apa yang kamu lakukan!" Apakah sudah tiba giliranmu untuk menceritakan apa yang terjadi?
Sutradara Zou langsung terlihat lesu. Ia pun hanya bisa mematuhinya dan berdiri di samping.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Permisi, Nyonya Stuart......" kata polisi itu dengan hormat sambil berjalan menghampirinya.
Eleanor mengerutkan dahinya dengan raut wajah yang tampak tidak senang dan berkata, "Apa aku bertanya padamu?"
Ia menunjuk ke arah Sutradara Zou dan berkata, "Apa yang kamu lakukan di sana, bicaralah."
"Baik, baik," Sutradara Zou tampak gembira setelah dipanggil oleh Eleanor. Kemudian, ia menceritakan dari awal hingga akhir apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Dengan kata lain, kabel yang ada pada kru film itu rusak. Apa itu yang disewa dari orang lain?" Apa benar bisa kebetulan seperti itu. Kabel yang awalnya baik-baik saja itu rusak. Kemudian, kabel dari penyewaan itu juga bermasalah?
"Benar."
"Dari perusahaan prop mana kamu menyewanya?"
Ketika Eleanor menanyakan hal tersebut, wajah Sutradara Zou tiba-tiba menjadi pucat. Lalu, ia berkata, "Awalnya, orang dalam tim prop yang bertanggung jawab. Tetapi, setelah menelepon beberapa perusahaan, mereka semua mengatakan kalau kabel mereka telah disewa orang lain beberapa hari sebelumnya. Oleh karena itu, aku mengambil sebuah kartu nama yang terletak di mejaku dan memberikannya pada tim prop. Setelah itu, kami baru menemukan tempat penyewaan itu."
"Apakah kalian pernah menyewa sesuatu dari perusahaan prop yang tertulis pada kartu nama itu?"
"Tidak," kata Sutradara Zou sambil menggelengkan kepalanya. "Itu sepertinya adalah perusahaan baru. Aku juga belum pernah melihat kartu nama ini sebelumnya, entah bagaimana bisa ada di mejaku."
"Di mana kartu nama itu sekarang?"
"Polisi baru saja bertanya pada tim prop. Mereka meletakkan kartu nama itu begitu saja di atas meja kecil setelah menggunakannya, dan kemudian kartu nama itu menghilang. Saat ini, ternyata telepon perusahaan prop itu mati."
"Apakah ketika kabel itu dikirimkan tidak diperiksa terlebih dahulu?"
"Bukan begitu. Staf kami telah memeriksanya dengan teliti. Tidak ada masalah apa pun. Hanya saja, ketika kami mulai bekerja, para staf dari tim wire fu semuanya mengalami sakit perut, entah apakah karena mereka salah makan atau ada penyebab lainnya. Kemudian, kami pun menyerahkan pekerjaan ini pada orang dari perusahaan wire fu tersebut. Kami juga sudah bersedia untuk membayar lebih."
"Mereka tidak mungkin menghilang begitu saja, kan," kata Eleanor. Kalau demikian, bisa jadi tidak ada yang akan memercayainya.
"......" Sutradara Zou menunduk dan merasa tidak enak, "Memang aneh, ketika Lily terjatuh dari kabel itu, perhatian kami semua tertuju kepadanya, kami bahkan tidak tahu bagaimana kedua orang itu menghilang."
Baru saja Sutradara Zou selesai berbicara, Angela yang baru saja diselamatkan oleh agen dari kerumunan para wartawan itu berjalan menghampiri mereka dengan penuh kemarahan, terutama ketika melihat Howard yang terus berada di samping Eleanor. Hal ini membuatnya sangat kesal.
Eleanor tanpa sengaja melirik ke arah Angela dan badannya gemetaran tanpa disadarinya.
Tatapan wanita ini sungguh tajam!
Benar, tajam!
Padahal hanya melirik saja, tetapi tampak tajam seperti pisau yang memancarkan cahaya dingin.
"Serahkan masalah ini pada pihak kepolisian saja. Aku yakin mereka dapat menangkap pelakunya secepat mungkin dan memberikan keadilan untuk Lily!"
Eleanor kemudian menoleh ke arah polisi di depannya sambil tersenyum.
Kepala polisi itu berkata: "Tentu saja. Jangan khawatir, Nyonya. Kami akan menangani masalah ini secepat mungkin dan memberikan keadilan untuk Anda."
"Apa Nona Wen kedinginan? Tanganmu sangat dingin."
Melihat Eleanor yang kembali mengangkat topik tentang dirinya, Angela pun menjawab dengan ekspresi yang kurang baik, "Bagaimana kamu tahu kalau tanganku dingin?"
"Kalau hati sudah dingin, apa tangan masih bisa hangat?" kata Eleanor sambil tertawa mengejek. Ia lalu berkata lagi, "Aku sudah mengatakan pada Nona Wen sebelumnya. Jangan menggunakan sepatu hak tinggi untuk meraih sesuatu yang di luar jangkauan. Untung saja waktu itu hanya terkilir. Kali ini, aku khawatir kamu akan terjatuh."
Angela sangat marah, tetapi ia tidak berani membalas Eleanor di depan Howard. Ia mengepalkan tinjunya erat-erat. Air matanya pun menetes.
Ia dengan polos membayangkan gambaran seorang wanita yang dihina dan mendapat perlakuan tak adil, tetapi ia lupa bahwa alasan mengapa dahulu dirinya memiliki hubungan yang baik dengan Howard adalah karena karakternya yang ceria.
Howard merasa kesal melihat wajahnya yang tampak sedih itu, seolah seperti sedang menonton sinetron saja.
Benar-benar tidak mengerti. Ia barusan baik-baik saja, mengapa menangis lagi!
"Baiklah, Howard. Kita sudah tahu apa yang terjadi di sini. Mari kita pulang dulu."
Eleanor menarik Howard, kemudian berkata pada Sutradara Zou lagi, "Asistenku, Lucy, sebentar lagi akan mengurus biaya pengobatan, semuanya akan ditanggung oleh Ying's Corp. Kamu teruslah melakukan syuting. Bagian Lily tidak banyak, lompati saja dulu. Kita lihat bagaimana kondisi Lily nanti."
"Baik, baik. Aku mengerti. Tuan dan Nyonya, hati-hatilah di jalan."
"Sayang, kita jangan kembali ke vila hari ini."
Eleanor tiba-tiba mengusulkan hal ini dalam perjalanan pulang di dalam mobil.
"Oke," jawab Howard sambil tersenyum lembut. "Bilang saja, kamu ingin ke mana?"
"Ke Avenue des Champs-Elysees saja. Kita sudah lama tidak tinggal di sana," jawab Eleanor. Kalau tidak pergi sekarang, ia khawatir tidak akan memiliki kesempatan untuk ke sana lagi.
"Baik, terserah kamu saja."
Howard meminta sopir untuk berhenti di pinggir jalan. Ia membantu Eleanor untuk duduk di kursi penumpang depan. Kemudian, ia menyetir sendiri mobil itu.
"Kita ke supermarket dulu. Kita masak sendiri saja untuk makan malam nanti."
"Oke," jawab Howard dengan sangat gembira. Masakan Eleanor itu adalah sesuatu yang sangat berharga baginya.
Hari sudah mulai gelap, dan karena ini adalah akhir pekan, supermarket sudah pasti penuh sesak. Howard khawatir kalau ada orang yang menabrak Eleanor, sehingga ia terus berhati-hati dan menjaganya untuk masuk ke dalam supermarket.
"Aku tidak apa-apa. Dasar bodoh."
Melihat Howard yang begitu tegang, Eleanor pun merasa ngilu. Ia sengaja memutar badannya ke sisi lain untuk melihat barang-barang di rak. Tetapi, setelah melihat-lihat sekilas, ia sama sekali tidak tahu harus membeli apa.
Tidak jauh dari sana, sepertinya sedang ada promo penjualan spesial. Begitu promonya diumumkan, orang banyak bergegas ke sana. Dan dalam sekejap, mereka berdua dipisahkan oleh kerumunan orang banyak itu.
Begitu orang banyak berkumpul di sana, Eleanor pun khawatir ada orang yang menabraknya secara tidak sengaja. Pasukan pengejar promo di supermarket itu sangat tangguh.
Ia memegangi perutnya sambil memandang ke sekeliling, tetapi ia tidak dapat menemukan Howard. Ia hanya bisa jalan dengan berpegangan pada rak barang.
Sebelum masuk ke supermarket, ia menyimpan ponsel dan tasnya di lemari penyimpanan. Kuncinya juga ada pada Howard. Ia hanya bisa berpegangan pada rak dan berjinjit untuk mencari Howard.
Semakin banyak orang yang berdatangan, entah ke mana Howard pergi.
Perpisahan belum tiba, tetapi mereka sudah mulai kehilangan arah.
Howard. Apakah semua ini adalah takdir?
"Istriku!"
Suara pria yang lembut terdengar di belakangnya. Suara itu terdengar seperti tergesa-gesa.
Eleanor terkejut dan memutar badannya. Ia melihat Howard dari jauh sedang berjalan berdesak-desakan dengan orang banyak untuk menghampirinya.
"Tunggu aku di sana, jangan ke mana-mana."
Ia mengangguk dengan patuh, seperti seorang anak kecil yang diam berdiri dan menunggu kedatangan orang tuanya.
Howard akhirnya sampai di depan Eleanor. Pakaiannya tetap rapi, meskipun ia baru saja berdesakan dengan banyak orang. Aura dari posturnya itu seolah-olah membuat orang lain di sekitar mereka terisolasi di dunia luar.
"Lain kali, ingatlah untuk menungguku di tempat semula jika tersesat. Aku akan mencarimu."
Ia merasa seperti baru kehilangan sesuatu, tetapi segera mendapatkannya kembali. Jelas-jelas masih berada di depan umum, tetapi ia malah memeluk Eleanor. Jari-jari tangannya menggenggam tangan Eleanor erat-erat. Kemudian, ia berkata, "Baiklah, mulai saat ini, aku akan menggandengmu. Kalau begini, kamu tidak akan tersesat lagi."
Eleanor diam saja, tidak berkata apa-apa.
Apakah hanya dengan berpegangan tangan dapat membuat mereka tidak terpisah?
Setelah memilih beberapa bahan makanan favorit, keduanya dengan penuh semangat menuju ke rumah mereka yang terletak di Avenue des Champs-Elysees.
Entah apakah ini semua karena pekerja harian yang datang secara teratur setiap hari untuk membersihkan rumah itu. Rumah itu benar-benar bersih. Hanya tersisa daun-daun yang berguguran di bawah pohon sutra.
Eleanor mengenakan celemek dan masuk ke dalam dapur. Howard semula berniat untuk membantunya, tetapi ia lalu teringat dengan "aturan bagi pria untuk tidak masuk ke dalam dapur". Ia pun hanya bisa tersenyum dan duduk di sofa.
Begitu membalikkan badan dan menyentuh peralatan makan yang tak asing baginya, air mata Eleanor pun langsung menetes.
Air mata itu menetes di atas meja, memercikkan tetesan air yang dingin.
Eleanor tidak berani menghirup udara melalui hidungnya, khawatir kalau Howard akan mendengar sesuatu. Ia hanya bisa bernapas dengan cara membuka mulutnya.
"Sayang."
Tiba-tiba terdengar suara Howard dari belakang. Eleanor pun buru-buru meletakkan pisau yang ada di tangan untuk menghapus air matanya. Karena kurang berhati-hati, ujung pisau yang tajam itu memotong ujung jarinya. Darah segar pun mengalir keluar.
Dengan penuh perhatian, Howard memasukkan jari tangan Eleanor ke dalam mulutnya. Lidahnya yang lembut perlahan-lahan menjilat luka itu.
"Kamu menangis," kata Howard sambil mengangkat tangannya dan menggunakan ujung jarinya untuk menyeka air mata dari kelopak matanya.
"Iya, sakit."
Ia tidak berbohong.
Sakit. Jari tangan sakit, hati juga sakit.
Bagaimana ini Howard. Aku sama sekali tidak bisa melupakan kelembutanmu.
Howard membawanya keluar dari dapur dan mencari plester untuk ditempelkan pada lukanya. Ini sama seperti ketika tangannya terluka pada saat dirinya berpartisipasi dalam pesta teman sekelas itu. Howard menundukkan kepala demi mengobati lukanya itu.
"Sayang," kata Howard sambil menghela napas dan memeluknya.
Suasana hati Eleanor akhir-akhir ini memang sangat tidak stabil.
"Eleanor, kita baik-baik saja, kan," kata Howard. Firasat manusia memang selalu tepat dan menakutkan.
Meskipun tidak tahu apa-apa, tetapi ia dapat merasakan hal yang sama.
Eleanor tanpa sadar menggaruk luka di tangannya, kemudian memasang senyum dan memukul pundaknya, "Jangan bicara aneh-aneh. Bukankah kita memang baik-baik saja?"
"Sayang, ada apa denganmu akhir-akhir ini?"
"Masa kehamilan sudah panjang, jadi sedikit lelah saja. Jangan khawatir, aku tidak apa-apa, kok," katanya sambil tersenyum dan bangkit berdiri. Kemudian, ia kembali berkata, "Aku akan ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Kamu menonton TV dulu saja. Jangan menggangguku lagi. Kamu barusan membuatku terkejut."
Howard tidak percaya dengan kata-kata Eleanor itu, tetapi ia tidak membantahnya.
Mereka seperti berada dalam dua dunia. Meja makan itu penuh dengan makan malam. Howard duduk sambil menopang pipi dengan kedua tangannya dan memandang ke arah Eleanor dengan bersandar pada meja.
"Ada apa? Makanlah." Bagaimana dengan pendidikan kaum elite?
"Makanannya tampak luar biasa. Lebih menarik daripada di restoran."
"Omong kosong," kata Eleanor sambil tersenyum. Ia mengambil semangkuk sup, kemudian memberikannya kepadanya dan berkata, "Cepat makanlah."
"Siap, istriku."
Eleanor tiba-tiba berpikir betapa indahnya jika bisa terus seperti ini. Tidak ada keluarga Stuart, tidak ada keluarga Yi, dan tidak ada keluarga Jiang. Sama seperti ketika pertama kali bertemu dan Howard membawanya pulang. Keduanya saling mencintai. Betapa indahnya.
Namun, kenyataannya memang seperti ini. Ketika kamu tidak peduli, kamu akan selalu memilikinya. Dan ketika kamu tidak rela kehilangan, kamu malah harus berpisah.
Air di dalam pencucian piring itu bercampur dengan air matanya.
Malam ini, terjadi perubahan yang besar.
Eleanor membelai wajah Howard yang sedang tertidur. Ia mengelusnya dengan lembut, mulai dari alis mata hingga bibirnya. Ia memahatnya dalam pikiran dan mengingatnya dalam jiwa.
Sempurna. Dia memang bukan orang biasa.
Howard, setelah keluar dari pintu ini, kita akan segerah berpisah.
Dalam tidurnya, Howard membalikkan badannya dan mencari Eleanor tanpa sadar. Sampai ketika Eleanor kembali ke dalam pelukannya, barulah ia tersenyum tenang.
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaThe Great Guy
Vivi HuangInventing A Millionaire
EdisonLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAdore You
ElinaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAdore You×
- Bab 1 Membatalkan pertunangan
- Bab 2 Mengalahkan Lelaki Ini
- Bab 3 Apakah Kamu Keberatan Untuk Menikah Denganku?
- Bab 4 Cepat Atau Lambat Akan Mengusirnya dari rumah
- Bab 5 Dia Adalah Suami Yang Kunikahi Secara Resmi
- Bab 6 Eleanor, Kamu Tidak Bisa Kabur Lagi
- Bab 7 Menikahi Siapa Saja Juga Namanya Menikah
- Bab 8 Sejenis
- Bab 9 Dinikahkan
- Bab 10 Jalani Dulu Saja
- Bab 11 Jika Ia Adalah Sebuah Bongkahan Es, Aku Juga Harus Bisa Melelehkannya
- Bab 12 Selingkuh Dalam Pernikahan
- Bab 13 Pulanglah Denganku!
- Bab 14 Aku Beruntung Sekali Bisa Bertemu Denganmu
- Bab 15 Katakan Kepadanya Bahwa Istrimu Sedang Sibuk
- Bab 16 Bertanggung Jawab Atas Perbuatan Sendiri
- Bab 17 Perintah CEO
- Bab 18 Kehidupan Yang Ia Impikan
- Bab 19 Bertemu Dengan Teman Lama
- Bab 20 Kamu Tentu Bisa Melakukannya Jika Kamu Menginginkannya
- Bab 21 Nyonya Yi
- Bab 22 Anak Baik Yang Menghadapi Cinta Sejati
- Bab 23 Jangan Bersikap Baik Kepadaku, Aku Akan Menganggapnya Nyata
- Bab 24 Reuni
- Bab 25 Menuangkan Anggur
- Bab 26 Aku Tidak Mungkin Menginjak Dua Perahu Bersamaan, Aku Takut Merobeknya
- Bab 27 Aku Akan Selalu Ada
- Bab 28 Ciuman Yang Kuat
- Bab 29 Wanita Muda yang Tumbuh Dewasa
- Bab 30 Lelaki Brengsek Itu Memiliki Maksud Tersendiri
- Bab 31 Rasa Sayang Yang Tiada Batasnya
- Bab 32 Jenis Kelamin Lelaki, Menyukai Lelaki Baik
- Bab 33 Stamina Yang Kuat, Tidak Puas
- Bab 34 Difoto Secara Diam-diam
- Bab 35 Ada Yang Flu, Ada Yang Sakit Hati
- Bab 36 Berusaha Untuk Tidak Sakit Bahkan Melahirkan Sekalipun
- Bab 37 Apakah Kamu Ingin Membuatku Terlihat Seperti Lelaki Brengsek?
- Bab 38 Kaya dan Sombong
- Bab 39 Sepasang Cincin
- Bab 40 Ada Beberapa Orang Yang Tetap Saja Memutuskan Untuk Pergi Walaupun Sudah Mengetahui Keinginan Hatinya
- Bab 41 Disandra
- Bab 42 Menyelematkan Diri Sendiri
- Bab 43 Melepaskan Tali Pinggangnya
- Bab 44 Harap Jangan Menyinggung Perasaan Kakak Ipar!
- Bab 45 Kamu Tega Membagi Suami mu Dengan Orang Lain!
- Bab 46 Sepanjang Malam Tidak Pulang
- Bab 47 Pertukaran
- Bab 48 Alasan Kematian Ibu
- Bab 49 Kamu Akan MelindungiKu
- Bab 50: Jika Kamu Telah Memulai Permainan, Maka Jangan Berhenti!
- Bab 51 Keluarga Zhou Membatalkan Pernikahan
- Bab 52 Kakak Memelintir Tangan Adiknya Sendiri
- Bab 53 Ternyata Ada Juga yang Lebih Semuanya Sendiri
- Bab 54 Aku Pemegang Saham Terbesar Kedua Chu’s Corp
- Bab 55 Wanita, Aku Sepertinya Jatuh Cinta Padamu
- Bab 56 Tidak Mungkin Suka Denganku Kan!
- Bab 57 Eleanor Chu, Kita Lalui Hari Bersama-Sama Ya
- Bab 58 Rencana
- Bab 59 Howard Yi, Kamu Sungguh Bodoh
- Bab 60 Alangkah Baiknya Jika Bisa Bertemu Denganmu Lebih Awal
- Bab 61 Semakin Mendekati Matahari, Akar Akan Menjalar Ke Tempat Lebih Gelap
- Bab 62 Hidup Lama Bisa Melihat Segala Hal
- Bab 63 Ternyata Dia Barulah Orangnya!
- Bab 64 Mari Kita Bercerai
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (1)
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (2)
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (3)
- Bab 66 Menikah Denganku (1)
- Bab 66 Menikah Denganku (2)
- Bab 66 Menikah Denganku (3)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengandeng Kamu, Apabila Kamu Menyebrangi Jembatan Yang Sempit, Aku Akan Mengendong Mu (1)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengendeng Mu, Apabila Kamu Melewati Jembatan Yang Sempit, Aku akan Mengendong Mu (2)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengandeng Mu, Apabila Kamu Melewati Jembatan Yang Sempit, Aku Akan Mengendong Mu (3)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (1)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (2)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (3)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (1)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (2)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (3)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (1)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (2)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (3)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (1)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (2)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (3)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (1)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (2)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (3)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (1)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (2)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (3)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (1)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (2)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (3)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (1)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (2)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (3)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (1)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (2)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (3)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (1)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (2)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (3)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Debu (1)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Menjadi Debu (2)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Menjadi Debu (3)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (1)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (2)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (3)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (1)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (2)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (3)
- Bab 81: Bertemu denganmu adalah hal yang paling beruntung dalam hidupku (1)
- Bab 81 Bertemu denganmu adalah hal paling bahagia dalam hidupku (2)
- Bab 81 Bertemu denganmu adalah hal paling bahagia dalam hidupku (3)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela (1)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela(2)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela(3)
- Bab 83 Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(1)
- Bab 83 Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(2)
- Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(3)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (1)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (2)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (3)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (1)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (2)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (3)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (1)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (2)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (3)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (1)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (2)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (3)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (1)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (2)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (3)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (1)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (2)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (3)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (1)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (2)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (3)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (1)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (2)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (3)
- Bab 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semuanya Adalah Masalah Besar (1)
- Bb 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semuanya Adalah Hal Yang Besar (2)
- Bab 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semua Adalah Hal Yang Besar (3)
- Bab 93 Kesatuan Cinta (1)
- Bab 93 Kesatuan Cinta (2)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (1)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (2)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (3)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (1)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (2)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (3)
- Bab 96 Jika Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (1)
- Bab 96 JIka Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (1)
- Bab 96 Jika Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (3)
- Bab 97 Ketakutan Yang Mendalam! (1)
- Bab 97 Ketakutan Yang Mendalam! (2)
- Bab 98 Bukan Berebut Istri Dengannya Tapi Merebut Istrinya! (1)
- Bab 98 Bukan Berebut Istri Dengannya Tapi Merebut Istrinya! (2)
- Bab 99 Howard Yi, Bagaimana Kalau Kita Tidak Usah Menikah (1)
- Bab 99 Howard Yi, Bagaimana Kalau Kita Tidak Usah Menikah (2)
- Bab 100 Segala Jurus Gombalan Jitu Untuk Menaklukkan Wanita (1)
- Bab 100 Segala Jurus Gombalan Jitu Untuk Menaklukkan Wanita (2)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (1)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (2)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (3)
- Bab 102 Rahasia Howard (1)
- Bab 102 Rahasia Howard(2)
- Bab 102 Rahasia Howard (3)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (1)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (2)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (3)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (1)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (2)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (3)
- Bab 105 Kehidupan Selamanya Lebih Tragis Daripada Cerita Novel (1)
- Bab 105 Kehidupan Selalu Lebih Tragis Daripada Novel (2)
- Bab 105 Kehidupan Selalu Lebih Tragis Dibandingkan Cerita Novel (3)
- Bab 106 Istrinya, Pasti Tidak Boleh Menerima Penderitaan Apapun! (1)
- Bab 106 Istrinya, Pastinya Tidak Bisa Menerima Penderitaan Apapun! (2)
- Bab 106 Istrinya, Pastinya Tidak Boleh Menerima Penderitaan Apapun! (3)“Keuangan perusahaan ini sudah tidak cukup untuk digunakan, kredit bank sudah tidak disetujui, jadi masih perlu pemasukan dana, masalah ini nanti kamu terlebih dahulu pergi ke tempat J
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan (1)
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan (2)
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan(3)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (1)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (2)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (3)
- Bab 109 Jadi Kamu Adalah Bankir Di Belakangnya ! (1)
- Bab 109 Jadi Kamu Adalah Bankir Di Belakangnya ! (2)
- Bab 110 Benar-benar Berani Membuat Suaminya Menjadi Tidak Baik !
- Bab 110 Benar-Benar Menjadikannya Sebagai Suami Yang Tidak Baik ! (2)
- Bab 110 Benar-Benar Berani Menjadikannya Sebagai Suami Yang Tidak Baik ! (3)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (1)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (2)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (3)
- Bab 112 Aku Paling Takut Ada Orang Yang Berebut Kamu Denganku (1)
- Bab 112 Aku Paling Takut Ada Orang Yang Berebut Kamu Denganku (2)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (1)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (2)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (3)
- Bab 114 Kembar (1)
- Bab 114 Kembar (2)
- Bab 114 Kembar (3)
- Bab 115 Hadiah Besar Untuk Angela Wen(1)
- Bab 115 Hadiah Besar Untuk Angela Wen (2)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (1)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (2)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (3)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (1)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (2)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (3)
- Bab 118 Kembalilah, Frans (1)
- Bab 118 Kembalilah, Frans (2)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (1)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (2)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (3)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (1)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (2)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (3)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (1)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (2)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (3)
- Bab 122 Ada Suamimu, Tidak Ada Yang Berani Mengganggumu (1)
- Bab 122 Ada Suamimu, Tidak Ada Yang Berani Mengganggumu (2)
- Bab 123 Dia Adalah Istriku, Jika Aku Tidak Memihaknya Maka Aku Harus Memihak Siapa?(1)
- Bab 123 Dia Adalah Istriku, Jika Aku Tidak Memihaknya Maka Aku Harus Memihak Siapa?(2)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (1)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (2)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (3)
- Bab 125 Buka Kartu (1)
- Bab 125 Buka Kartu (2)
- Bab 125 Buka Kartu (3)
- Bab 126 Berkelahi (1)
- Bab 126 Berkelahi (2)
- Bab 126 Berkelahi (3)
- Bab 127 Kebenaran Terungkap (1)
- Bab 127 Kebenaran Terungkap (2)
- Bab 128 Katakan Saja, Bagaimana Suamimu Memberinya Pelajaran? (1)
- Bab 128 Katakan Saja, Bagaimana Suamimu Memberinya Pelajaran? (2)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (1)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (2)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (3)
- Bab 130 Niat Yang Tidak Baik (1)
- Bab 130 Niat Yang Tidak Baik (2)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (1)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (2)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (3)
- Bab 132 Penculik Misterius (1)
- Bab 132 Penculik Misterius (2)
- Bab 132 Penculik Misterius (3)
- Bab 133 Melawan Orang Hebat, Yang Dipermainkan Pasti Adalah Pion Catur (1)
- Bab 133 Melawan Orang Hebat, Yang Dipermainkan Pasti Adalah Pion Catur! (2)
- Bab 134 Hati Yang Paling Tulus Diberikan Untuk Orang Yang Paling Dicintai (1)
- Bab 134 Hati Yang Paling Tulus Diberikan Untuk Orang Yang Paling Dicintai (2)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (1)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (2)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (3)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (1)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (2)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (3)
- Bab 137 Aku Di Sini Menemanimu (1)
- Bab 137 Aku Di Sini Untuk Menemanimu (2)
- Bab 137 Aku Di Sini Untuk Menemanimu (3)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (1)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (2)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (3)
- Bab 139 Dengan Kehidupan Yang Sebahagia Ini, Aku Rela Menjadi Idiot (1)
- Bab 139 Dengan Kehidupan Yang Sebahagia Ini, Aku Rela Menjadi Idiot (2)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (1)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (2)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (3)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (1)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (2)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (3)
- Bab 142 Semua Berada Di Bawah Kendalinya (1)
- Bab 142 Semua Berada Di Bawah Kendalinya (2)
- Bab 143 Menambah Keramaian (1)
- Bab 143 Menambah Keramaian (2)
- Bab 144 Pertunjukan Berlanjut (1)
- Bab 144 Drama Berlanjut (2)
- Bab 145 Howard Yi Yang Cerewet (1)
- Bab 145 Howard Yi Yang Cerewet (2)
- Bersama Kita Berdua Menjadi Miskin Sekarang? (1)
- Bab 146 Bersama Kita Berdua Menjadi Miskin Sekarang? (2)
- Bab 147 Howard Yi Mau Bercerai (1)
- Bab 147 Howard Yi Mau Bercerai (2)
- Bab 148 Winnie Chu Yang Tidak Memiliki Apa-apa (1)
- Bab 148 Winnie Chu Yang Tidak Memiliki Apa-apa (2)
- Bab 149 Turun Tangan Menginvestigasi Bertha Song (1)
- Bab 149 Turun Tangan Menginvestigasi Bertha Song (2)
- Bab 150 Aku Tidak Menangis, Aku Hanya Meneteskan Air Mata (1)
- Bab 150 Aku Tidak Menangis, Aku Hanya Meneteskan Air Mata (2)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (1)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (2)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (3)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (1)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (2)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (3)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (1)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (2)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (3)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (1)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (2)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (3)
- Bab 155 Muncul Masalah Rumit Yang Tidak Terduga (1)
- Bab 155 Muncul Masalah Rumit Yang Tidak Terduga (2)
- Bab 156 Membuat Kesepakatan Dengan Winnie Chu
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (1)
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (2)
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (3)
- Bab 158 Aku Sudah Merasa Dari Awal Bahwa Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 158 Aku Sudah Merasa Dari Awal Bahwa Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (1)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (2)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (3)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (1)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (2)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (3)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (1)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (2)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (3)
- Bab 162 Saling Melindungi Selamanya (1)
- Bab 162 Aurora, Saling Melindungi Selamanya (2)
- Bab 163 Terjadi Sesuatu Pada Sharen Yi (1)
- Bab 163 Terjadi Sesuatu Pada Sharen Yi (2)
- Bab 164 Yang Menderita Ialah Eleanor, Yang Bersedih Hati Ialah Howard (1)
- Bab 164 Yang Menderita Ialah Eleanor, Yang Bersedih Hati Ialah Howard (2)
- Bab 165 Yang Dibicarakan Datang Juga (1)
- Bab 165 Yang Dibicarakan Datang Juga (2)
- Bab 166 Berantakan
- Bab 167 Frans Wen Menghilang (1)
- Bab 167 Frans Wen Menghilang (2)
- Bab 168 Melahirkan Anak (1)
- Bab 168 Melahirkan Anak (2)
- Bab 169 Saint Yi, Cindy Yi(1)
- Bab 169 Saint Yi, Cindy Yi (2)
- Bab 170 Cemburu Sampai Gila (1)
- Bab 170 Cemburu Sampai Gila (2)
- Bab 171 Keberadaan Frans Wen (1)
- Bab 171 Keberadaan Frans Wen (2)
- Bab 172 Perutku Sangat Sakit
- Bab 173 Tidak pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (1)
- Bab 173 Tidak pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (2)
- Bab 173 Tidak Pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (3)
- Bab 174 Hadiah Besar
- Bab 175 Pemulihan Sementara (1)
- Bab 175 Pemulihan Sementara (2)
- Bab 176 Keluarga Song yang Berada dalam Dilema Lagi (1)
- Bab 176 Keluarga Song yang Berada dalam Dilema Lagi (2)
- Bab 177 Menonton Sebuah Lelucon (1)
- Bab 177 Menonton Sebuah Lelucon (2)
- Bab 178 Aku Tidak Butuh Sebagian Besar Itu, Aku Hanya Ingin Kamu
- Bab 179 Menculik Ibu dan Anak Keluarga Song (1)
- Bab 179 Menculik Ibu dan Anak Keluarga Song (2)
- Bab 180 Beraninya Kamu Menjadikan Anak Kami Sebagai Taruhan (1)
- Bab 180 Beraninya Kamu Menjadikan Anak Kami Sebagai Taruhan (2)
- Bab 181 Howard Yi Pergi (1)
- Bab 181 Howard Yi Pergi (2)
- Bab 182 Allan Jiang Datang Ke Kyoto
- Bab 183 Kemana Howard Yi Pergi (1)
- Bab 183 Kemana Howard Yi Pergi (2)
- Bab 184 Kembali Menemukan Frans Wen (1)
- Bab 184 Kembali Menemukan Frans Wen (2)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (1)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (2)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (3)
- Bab 186 "Kejutan Besar" Di Pesta Pertunangan (1)
- Bab 186
- Bab 187 Tapi Kamu Adalah Tulang Rusukku
- Bab 188 Satu Demi Satu (1)
- Bab 188 Satu Demi Satu (2)
- Bab 189 Kebakaran Di Taman Belakang
- Bab 190 Dan Kamu, Pas (1)
- Bab 190 Dan Kamu, Pas (2)
- Bab 191 Menikahlah Denganku (1)
- Bab 191 Menikahlah Denganku (2)
- Bab 192 Pelarian Romantis(1)
- Bab 192 Pelarian Romantis (2)
- Bab 193 Hadiah Penderitaan
- Bab 194 Pemakaman Orang Asing(1)
- Bab 194 Pemakaman Orang Asing(2)
- Bab 195 Keberadaanku Ada Karena Kamu(1)
- Bab 195 Keberadaanku Ada Karena Kamu(2)
- Bab 196 Tetap Bersamanya Seumur Hidup, Atas Nama Saudara
- Bab 197 Yang Dia Rindukan Adalah Dia (1)
- Bab 197 Yang Dia Rindukan Adalah Dia (2)
- Bab 198 Menyibak Kabut Melihat Langit Cerah (1)
- Bab 198 Menyibak Kabut Melihat Langit Cerah (2)
- Bab 199 Aku Tetap Akan Menemukanmu, dan Kamu Tetap Akan Menikah Denganku (1)
- Bab 199 Aku Tetap Akan Menemukanmu, dan Kamu Tetap Akan Menikah Denganku (2)
- Bab 200 Kehamilan Kedua
- Bab 201 Menguliti Wajah
- Bab 202 Kesukaanku Dalam Seumur Hidupku Ini, Bernama Eleanor Chu
- Bab 203 Irina Song Keluar Penjara (1)
- Bab 203 Irina Song Keluar Penjara (2)
- Bab 204 Akan Memberikanmu Kehidupan Paling Stabil
- Bab 205 Pendahuluan Acara Pernikahan
- Bab 206 Ledakan
- Bab 207 Kisah Kita Disebut Sebagai Sampai Akhir Masa (End) (1)
- Bab 207 Kisah Kita Disebut Sebagai Sampai Akhir Masa (End) (2)
- Extra: Kisah Frans Wen (1)
- Extra: Kisah Frans Wen (2)