Adore You - Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (3)

Eleanor tercengang sejenak, meskipun wajahnya tetap datar tak berekspresi, namun punggungnya langsung menegak, ia mencengkeram handphonenya dengan erat, sampai jari-jarinya sedikit memucat.

Beberapa saat kemudian ia berkata dengan suara serak, "Di mana sekarang."

"Rumah sakit kota."

Ia menutup teleponnya, lalu mencari alasan untuk menyuruh Sharren pulang ke rumah terlebih dahulu, lalu ia membawa mobil sendirian menuju ke Rumah Sakit Kota.

Meskipun Peter pernah menculiknya, tapi ia juga bukanlah orang yang jahat, pada akhirnya ia sangat setia padanya, apapun yang Eleanor katakan, ia pasti akan menyelesaikannya dengan baik, ia bisa mati seperti sekarang ini juga pasti karena dirinya.

Biasanya Eleanor selalu mengejeknya bertubuh kekar tapi berotak kecil, saat ini yang ada di pikirannya hanyalah senyumannya yang agak menggelikan itu.

Eleanor menggenggam setir mobilnya itu dengan erat.

Siapapun yang berani menyentuh orangnya, pasti akan ia balas!

Saat Eleanor sampai di rumah sakit, jasad Peter baru saja dibawa keluar dari ruang operasi, tubuhnya yang kekar ditutupi dengan sebuah kain putih, Eleanor ingin mengulurkan tangannya dan membuka kain itu.

Lucy langsung menghentikannya, "CEO Chu, Peter......"

Ia menepuk-nepuk tangannya, dan tetap membukanya.

Ia mental wajah seorang pria dengan kedua mata yang sudah dicungkil keluar dan hidung yang dipotong, satu-satunya hal yang bisa dikenali hanyalah siluetnya saja.

Tangannya menggenggam kain putih itu semakin erat.

Sepasang mata sembab itu berubah menjadi tatapan penuh kebencian, tanpa emosi.

"Perbuatan siapa ini!"

"Belum kami selidiki, pelakunya sanat licik dan menghapus semua jejak yang ditinggalkan......"

"Bagaimanapun caranya, harus kita tangkap!"

Lucy menggeram pelan. "Baik, CEO Chu!"

"Nanti saya akan mengirimkan beberapa bodyguard untuk menemanimu, sekarang kamu harus tetap waspada saat berpergian sendiri. Selain itu, beritahu Michelle soal ini." Eleanor terdiam sesaat, "Karena di hatinya ada pria ini."

"Peter adalah anak panti asuhan, bagaimana dengan pemakamannya?"

"Serahkan saja padaku, akan kubuat pemakaman yang mewah, harus sampai mengundang semua orang-orang bajingan itu datang!"

"Baik."

"Beri juga panti asuhan yang merawat Peter dari kecil itu sumbangan lima juta yuan atas nama Peter Song." Peter Song bukan lagi seorang pekerja baginya, melainkan selayaknya saudara seperangan yang selalu setia mengikutinya.

"Baik."

"Lucy." Eleanor duduk perlahan, "Apakah kau takut? Kalau......"

"Tidak. Hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Aku hanya akan melakukan tugasku, tidak perlu memikirkan hal lainnya." jawab Lucy pelan, wajahnya penuh kesungguhan.

Tanpa hal lain untuk dibicarakan, Eleanor mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi John, namun ponselnya berdering sebelum itu.

"Ada apa, Howard?"

"Kemana kau pergi? Sharon baru saja bilang kau sedang ada urusan mendadak."

Suara di ujung telepon itu terdengar sangat hangat.

"Aku sedang berada rumah sakit. Bisakah kamu menuuruh John untuk mengirimkan beberapa bodyguard untuk kemari." Mengetahui sifat Howard, ia tidak mungkin dapat menyembunyikan semua ini darinya.

Suara Howard berubah dingin, "Tunggu aku!"

Seperti saat itu, ia tidak menutip teleponnya dan segera tiba di rumah sakit dengan belasan bodyguard.

Jenazah Peter sudan dikirim ke kamar jenazah. Eleanor pun menceritakan segalanya pada Howard.

Howard sendiri bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Eleanor, walaupun Peter hanyalah seorang supir dan bodyguard, tapi ia telah melakukan banyak hal untuknya. Eleanor bukanlah orang yang berdarah dingin tak berperasaan, ia berhak untuk merasa sedih.

Ia menarik Eleanor ke dalam pelukannya sambil menghiburnya: "Tenang saja, hal ini akan ku cari seluk beluknya, aku tidak akan membiarkan Peter meninggal dengan sia-sia......"

"Jangan!" Eleanor menatapnya, "aku harus mencari pelaku dibalik semua ini sendiri!"

Winnie, Marianne, Keluarga Xi ataupun Ying, tidak peduli siapapun itu, kalau mereka berani melakukan hal ini mereka harus menanggung semua pembalasannya!

"Baiklah, aku akan menurut padamu dan tidak ikut campur. Tapi kau harus berjanji untuk tidak tergesa-gesa. Sebelum melakukan apapun jangan lupa untuk memberitahuku, supaya aku tidak khawatir."

"Hm."

Melihatnya tidak mengelak, Howard berbalik berbicara pada John: "Bantu Lucy untuk memilih beberapa bodyguard, hal ini akan kuserahkan padamu, lalu aku akan membawa nyonya pulang."

"Baik."

Howard pun membawa Eleanor pergi pulang.

Sepanjang jalan, Eleanor bersandar dipelukannya tanpa berbicara sedikit pun, wajahnya sangat datar tanpa emosi. Beberapa saat kemudian ia tertidur lelap, ia pun harus menggendongnya ke lantai atas.

Padahal sebentar lagi akan ada acara pernikahan Alice, tidak ada waktu untuk tenggelam dalam kesedihan atas kematian Peter. Inilah resiko memiliki punya banyak musuh, mereka hanya bisa berhati-hati untuk tidak melibatkan banyak orang.

Setelah berdiam diri di rumah selama dua hari, ia masih tidak menerima kabar apa pun tentang kematian Peter. Walaupun Eleanor sangat cemas, ia tidak punya pilihan lain selain menunggu.

Setelah mengurung diri selama beberapa hari ini, entah itu karena tidak ada pilihan atau bukan, Alice akhirnya menurut untuk didandani oleh penata risanya, lalu Dicky menggendongnya ke dalam mobil pernikahan mereka.

Koneksi Keluarga Chen lebih rumit dari Keluarga Yi, perbedaannya terlihat sangat jelas, semua yang mereka kenal hadir. Pernikahan itu lebih mewah dari yang dibayangkan Eleanor.

Sepertinya kedudukan Alice sebagai putri emas Keluarga Stuart sangat menguntungkan Keluarga Chen.

Selain Ivan, ketiga lelaki Keluarga Yi lainnya sepertinya sangat tidak tertarik dengan pernikahan ini. Mereka berempat segera mencari kamar tamu untuk bermain kartu dan berjudi.

"CEO Chu, lama tak jumpa kau teilhat sehat-sehat saja. Tampaknya orang-orang sangat bahagia saat menghadiri acara bahagia seperti ini."

Marianne membawa segelas jus dan menghampiri Eleanor dengan tersenyum girang.

"Hey, bukankah ini Nona Wang? Dengar-dengar sedentary lagi akan naik kedudukan sebagai Nyonya Besar Wakil Walikota Zheng? Selamat, ya."

"CEO Chu tidak perlu sungkan, Keluarga Xheng mana bisa dibandingkan dengan Keluarga Yi? CEO Chu benar-benar beruntung, tidak heran kalau kau sangat ingin menghancurkan acara pernikahan Keluarga Zhou saat itu, ternyata memang sudah direncanakan untuk memanjat kedudukan."

"Manusia akan selalu berjalan ke atas sedangkan air hanya akan mengalir kebawah. Hal yang sudah kau pahami seperti itu bagaimana bisa aku tidak tahu?" Eleanor tertawa kecil, tidak peduli dengan ejekan yang dilontarkan barusan.

Mengetahui bahwa ia sudah tidak bisa melanjutkan topik pembicaraan itu, Marianne pun mengalihkan pembicaraan dan bertanya: "Kenapa aku tidak melihat Tuan Yi? Dengar-dengar kalian tidak terlalu rukun? Kenapa dia tidak bersamamu?"

"Aku juga mendengar bahwa Wakil Walikota Zheng semakin memanjakan Nona Wang. Saat Nona Wang masih di Keluarga Zhou saja sering dibawa keluar masuk hotel mewah, kenapa sekarang juga tidak muncul?"

Eleanor tiba-tiba menatap ke kejauhan. Marianne merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia berbalik badan dan melihat Wakil Walikota Zheng sedang berbicara dengan beberapa gadis muda yang cantik.

Ia mendengus kesal, berbalik badan lalu pergi.

Eleanor menyeringai dingin. Saat ia ingin beranjak pergi, ia malah melihat Winnie sedang berjalan ke arahnya sambil menggandeng Chris.

Begitu ia teringat pada Peter yang mati mengenaskan, ia mengeratkan genggaman pada gelasnya.

Winnie menatapnya dengan tatapan angkuh, sangat berbeda dengan keadaannya dua hari lalu. Ini membuat Eleanor tertarik.

"CEO Chu akhir-akhir ini back-baik saja? Sejak waktu terakhir kita minum-minum bersama kita tidak ada kesempatan untuk saling menyapa."

Sejak mengetahui bahwa Howard adalah putra Hanna Yi, Chris terlihat lebih santa's.

Hanna masih dalam pernikahan sirih, setelah menikah juga selalu tinggal di rumah orang tuanya sendiri dan jarang beraktifitas di luar rumah.

Selama bertahun-tahun ini hanya terdengar berita bahwa suaminya adalah orang punting, selain itu tak ada berita lainnya.

Sebenarnya selalu ada rumor bahwa Hanna telah bercerai, sekarang ia sendiri membesarkan anakknya di rumah orang tuanya, bahkan juga ada rumor bahwa Hanna hamil di luar nikah. Sama sekali tidak ada sosok suami.

Selama itu bukan putra Abel Yi, ia sama sekali tidak takut. Ia tidak berani macam-macam dengan Keluarga Stuart, tetapi kalau hanya seorang cucu Keluarga Yi itu bukan masalah.

Ia harus membalas dendam demi bayinya yang gugur dalam kandungan!

"Belakangan ini terus-terusan terjadi hal-hal baik. Tetapi karena aku terlallu sibuk aku selalu tidak punya waktu untuk mengunjungi kediaman Tang."

Chris menatap wajah Eleanor lekat-lekat, berusaha mencari sesuatu dibalik ketenangannya.

Bagaimana bisa dia sangat tenang menghadapi kematian anak buahnya yang paling setia?

Wanita itu pasti sangat berdarah dingin atau sangat pandai dalam berpura-pura.

Tetapi tak peduli a-a-un itu, ia tetap adalah seorang lawan yang menarik.

Ini adalah pertama kalinya dalam belasan tahun Chris merasa sangat tertantang oleh seorang wanita. Selama ini baginya wanita hanyalah wanita belaka, tetapi yang berdiri di hadapannya sekarang ini sungguh sangat unik.

Ia sangat tidak sabar untuk mencoba mengujinya, melihat wanita itu jatuh perlahan dari ketinggian, sungguh hal yang menyenangkan!

Hanya membayangkannya saja, Chris langsung merasa bersemangat.

Eleanor pun tidak dapat menahan untuk menyeringai kecil, "Kemana perginya cucu perempuan keluarga CEO Tang? Saat rapat pemegang saham kemarin juga tidak kelihatan. Aku sampan berendans untuk menelpon untuk bertanya tentang hal itu."

"Beberapa hari ini Ivy sedang beristirahat karena ia merasa tidak enak badan, mungkin beberapa hari ini aku akan menyuruh Ivy untuk mentrasfer saham itu pada Winnie. Mungkin kalian sebagai saudara bisa membahas semuanya dengan lebih jelas."

Chris merencanakan semua itu, sebenarnya untuk memudahkan dirinya menggelapkannya. Selain itu untuk menambahkan masalah pada Eleanor.

Sebaliknya Eleanor malah tersenyum gembira, "Benarkah? Sungguh hal yang menyenangkan, sebelumnya aku sudah pernah mencoba bekerja sama dengan bibi keempatmu, tapi tidak lama kemudian, sepertinya ini miming sudah ditakdirkan untukku."

Kalau Winnie dapat datang sendiri ke acara itu, aku tidak perlu lagi susah-susah untuk mencarinya!

Ruangan itu tiba-tiba berubah hening. Beberapa detik kemudian, lagu pernikahan mulai terdengar. Alice menggandeng tangan Daniel sambil berjalan masuk ke altar.

Sebagai ayah dari pengantin, wajah Daniel sangat datar saat berjalan di atas karpet merah itu. Entah karena tidak puas dengan pernikahan itu atau karena tidak puas karena seseorang.

Perlahan-lahan, ia menyerahkan tangan Alice pada Dicky. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia langsung beranjak pergi.

Ia berjalan sangat cepat untuk meninggalkan tempat itu.

Entah mengapa ia sangat terburu-buru meninggalkan tempat itu.

Eleanor tidak mendengarkan apapun itu yang diucapkan di depan altar kemudian. Sejak memasuki ruangan hingga saat kedua pengantin bertukar cincin, berpelukan dan berciuman, mereka terlihat sangat canggung dan kaku.

Kemarin Sharon tidak sengaja membeberkan masalah keluarga Chen dan Alice pada ketiga orang lainnya.

Eleanor melirik ke arah Rosanti, melihat raut wajahnya yang terlihat kesal, ia menebak-nebak kalau sepertinya ia sudah tahu.

Rosanti benar-benar sudah tahu. Ia bahkan hampir pingsan karena kesal saat mendengar berita itu.

Ia marah pada suami dan putranya itu, dan ia juga menjadi sangat membenci Alice.

Di hatinya, kalau seorang pria berakhir selingkuh, pasti karena ada wanita yang sengaja menggodanya!

Dan wanita penggoda tentu saja seorang pelacur!

Dia tidak mungkin kalah menghadapi seorang pelacur.

Apalagi di pernikahan ini, kelakuan Keluarga Yi membuatnya sangat yakin, bahwa Keluarga Yi sendiri sangat tidak menyukai Alice Yi!

Bagaimana ia bisa tega melihat putra kesayangannya menikah dengan wanita seperti ini untuk seumur hidup!

Rosanti menatap Alice tajam lekat-lekat, apalagi saat Harriyo naik ke atas altar untuk menyelamati pengantin baru itu. Pemandangan itu membuat Rosanti merasa muak!

Melihatnya sudah seperti pelacur itu adalah istri dari pasangan ayah dan anak itu, dan ia sendiri malah adalah orang luar!

Menggertakkan giginya, ia langsung meneguk anggurnya sambil berfikir bagaimana ia bisa membuat Alice sengsara.

Setelah pesta itu, karena minum terlaulu banyak anggur, ia pun dikirim kembali ke kamar untuk beristirahat.

Tamu-tamu undangan juga sudah mulai pulang.

Walaupun anggur yang diminumnya tidak sedikit, Alice masih penuh kesadaran.

Ia menatap Dicky menutup pintu kamar lalu berjalan kearahnya dengan raut wajah menakutkan.

Ia sangat ketakutan dan berkata : "A-apa maumu!"

Dicky menyeringai, "Kau pikir aku mau apa? Bukankah ini hal yang selalu kau impikan? Menikah dengan Keluarga Chen, menghibur kami, aku dan ayah? Tidak kusangka, wanita sepertimu ternyata buas juga!"

"Jangan bicara sembarangan! Hati-hati ini tersebar dan mempermalukan Keluarga Chen!"

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu kamar.

Alice melotot melihat Harriyo membuka pintu kamar dan masuk sebelum mengunci pintu itu lagi.

"Ibu sudah tidur?"

"Sudah, sepertinya tidak akan bangun sampai setidaknya besok siang."

"A-apa mau kalian!"

Alice mundur perlahan, berhati-hati untuk tidak jatuh ke ranjang, sedangkan kedua orang di hadapannya terus berjalan ke arahnya......

Malam ini, akan menjadi mimpi buruk baginya......

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu