Adore You - Bab 102 Rahasia Howard (3)
Dengar-dengar anak yang mengidap autisme, meskipun terluka atau sakit juga tidak akan menjerit.
Sebenarnya Bertha, dengan diam tak bersuara memperhatikan semua yang ada di hadapannya.
Eleanor baru saja dikejutkan oleh mobil, Harwin keluar lalu mengalami kecelakaan saat pulang, begitu kebetulan kah?
Bibir merah nya sedikit merapat, seperti tersenyum namun tidak tersenyum.
“Howard........”
“Dia tidak apa-apa, aku memahami Harwin, kamu jangan khawatir.” Howard menggandeng tangannya, “Dokter sudah menunggu mu di ruang tamu kecil, kita pergi periksa terlebih dahulu, nanti baru memikirkan masalah Harwin.”
“Benar benar benar, ini lebih penting.” Sharen dengan segera merangku lengan Eleanor yang 1 lagi.
Untung saja setelah melakukan 4 metode diagnosis, selain mengalami syok tidak ada kendala besar lain lagi, saat ini barulah Howard lega, memerintahkan Pengurus Rumah Lu membayar biaya berobat dan mengantar tabib tua itu.
“Bagus lah jika tidak apa-apa, aku temani kamu untuk tidur lagi, nanti ketika bangun makanlah sedikit sup kental sarang burung walet.”
“Tidak perlu kamu temani, John baru saja pulang dan kalian berdua pasti masih ada banyak urusan yang harus didiskusikan. Aku sendiri pergi berbaring saja.”Eleanor melepaskan diri dari pelukan Sharen, “Taruh lah 1 buket bunga lily yang dikirimkan oleh toko bunga ke dalam kamar, sudah bosan melihat dengan Louis XIV, juga sudah saatnya mengganti aroma.”
“Baik, kalau begitu kamu pergilah, aku nanti ada di ruang baca, jika kamu ada masalah panggil lah aku.”
“Ya.”
Eleanor naik keatas, tidak lama 1 buket besar bunga lily putih yang simpel nan elegan yang menebarkan semerbak wangi itu pun diantar masuk ke dalam kamar, dia mengambil 1 tangkai dan meletakkannya ke atas kasur, akhirnya terlelap dalam tidur.
Juga tidak lewat berapa lama, telinganya tiba-tiba terdengar suara yang aneh.
Dia dengan sadar menyipitkan sedikit matanya mencari ke sumber suara dan melihatnya.
Dalam kamar yang tirai jendela tebalnya terbuka, gelap gulita, tidak terlihat jelas, secara tidak jelas bisa terlihat sebuah bayangan hitam berjongkok membelakangi nya di sudut tembok, bahunya naik dan turun, sepertinya sedang memakan sesuatu.
Di tengah ruangan dipenuhi dengan aroma bau darah. Bercampur dengan aroma wangi bunga lily, ternyata dengan cepat berubah menjadi sebuah aroma aneh yang hampir membuat orang merasa jijik.
Tidak tahu kenapa detak jantung mulai berdegup kencang, berdebar-debar, terlihat jelas di dalam kamar yang tenang itu tampak sangat menonjol, tubuhnya dari awal pun telah dibasahi keringat dingin, baju tidur yang tipis dengan erat menempel di kulit, membuat orang tidak merasa nyaman di sekujur tubuh.
Mungkinkah sedang mimpi buruk!
Lambung pun kembali terasa tidak enak, Eleanor tidak bisa peduli dengan yang lain, bersandar di sisi kasur lalu mulai muntah lagi.
Di pintu kamar terdengar suara gerakan-gerakan kecil.
Howard membuka pintu lalu masuk dan kebetulan melihat dia tak bertenaga bersandar di atas kasur, detik berikutnya ia pun mengerutkan alis, “Bau darah dari mana, istriku kamu........”
“Bukan aku.” Eleanor sembari dari samping menarik sebuah tisu, mengusap-usap ujung bibirnya, lalu kembali melihat ke sudut tembok, bayangan orang hitam tadi sudah menghilang tanpa jejak.
Dia dengan curiga melihat ke dalam sekeliling rumahnya.
Mungkin kah ini benar-benar sedang bermimpi?
Tapi kenapa aroma bau darah ini begitu nyata, lagi pula Howard juga menciumnya, itu menyatakan aroma ini benar-benar ada.
“Howard, tadi sepertinya aku melihat bayangan seseorang disana.”
Eleanor menunjuk ke sudut yang tadi muncul bayangan hitam, dan kenyataanya, Howard sudah mencari aroma itu dan berjalan ke arah sana.
“Howard!”
“Ya?” Howard membalikkan kepala.
“Kamu lebih baik jangan kesana, suruh pengawal saja!” Sambil berbicara ia sudah membuka lampu kamar.
Begitu kamar menjadi terang, aroma bau darah itu sepertinya semakin kental.
“Tidak apa-apa.”
Mungkin karena demi menenangkannya, dia pun terlebih dahulu membuka tirai jendela.
Matahari sore menyinari masuk ke dalam kamar, akhirnya mengembalikan kamar yang awalnya sangat hening menjadi lebih hidup seperti sebelumnya.
“Apa yang kalian berdua lakukan?”
Pintu kamar terbuka, Sharen sambil mengupas merpati panggang dan berjalan masuk.
Melihat Howard mengambil mantel dan berjalan ke sudut tembok di belakang sofa, seketika ia juga penasaran dan mengikuti nya berjalan kesana.
“Ou------“
Tiba-tiba ia melempar merpati yang ada di tangannya, langsung berpegangan pada sofa yang ada dismaping dan mulai muntah.
Tertular oleh situasinya ini, Eleanor yang awalnya ingin turun dari kasur langsung memeluk tong sampah dan muntah lagi, mual dan mual, akhirnya muntah keluar juga.
Howard tidak mungkin masih bisa peduli dengan barang-barang berantakan yang ada di sudut tembok itu , seketika menggendong pinggang Eleanor dan keluar dari kamar.
Harwin yang disebelah kebetulan sedang membuka pintu dan keluar.
“ Apa yang terjadi?”
“Baik saja.” Howard juga berpikir banyak, langsung menggendong Eleanor masuk ke kamarnya, dengan ringan meletakkannya ke atas kasur, “Biarkan kakak ipar mu istirahat sebentar dikamar mu terlebih dahulu, kamar tamu disebelah mau dibersihkan terlebih dahulu, pasti akan ada debu.”
“Ya.” Wajah Harwin tetap saja datar, juga tidak terlihat ada perubahan apa.
“Kamu tinggal disini menjaganya, aku pergi untuk membereskan masalah di sebelah.”
“Baik.”
Di tengah pembicaraan Howard pun sudah menutup pintu dan pergi.
Harwin menuangkan segelas air hangat, mengambil kursi dan duduk di sisi kasur.
“Masih baik kah?”
Eleanor muntah hingga pusing, berbaring miring di kasur tidak lama ia pun kembali bangkit dan memegang tong sampah dengan kedua tangannya.
Harwin melihat nya begitu menderita, hatinya pun tidak bisa menahan, menjulurkan tangan ingin mengeluskan punggungnya, berpikir dan berpikir, pada akhirnya ia pun menyimpannya kembali, lalu memberikan gelas minum padanya.
“Bantu aku memeras handuk ya?”
“Ya.”
Dia bangkit lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di samping.
Tidak lama, sebuah handuk yang berwarna gelap diberikan ke tangan Eleanor.
Eleanor dengan lesu bersandar ke belakang, lalu membentangkan handuk itu ke wajahnya.
Tidak lama, di dalam kamar terdengar suara nafasnya yang jernih dan panjang.
Mungkin benar-benar sangat lelah.
Takut dia terlalu sesak. Ia menjulurkan tangan mengambil turun handuk yang ada di wajahnya, tanpa hati-hati jarinya yang panjang pun menyentuh wajahnya yang bersih dan cerah itu, dengan sadar ia menyentuh bibir merahnya yang sedikit terbuka.
Sebuah rasa gugup yang tidak biasa membuat ujung jarinya menerus hingga ke hatinya.
Orang yang terlihat namun tidak bisa didapatkan, pada saat ini tidur di kasurnya, menggunakan bantalnya dan tertutupi selimutnya, seperti tidur di dalam pelukannya, begitu ringan dan begitu lembut, bahkan ia bisa merasakannya.
Dengan lembut merapikan ujung selimut untuknya, dan saat ini Sharen mendorong pintu dan berjalan masuk.
“Apa yang terjadi?”
Dengan tenang ia menyimpan kembali tangannya, malah tidak rela untuk meletakkan kembali handuk yang ada di tangannya.
“Di sebelah, juga tidak tahu siapa yang tidak mempunyai kerjaan yang ternyata menyusun jeroan berdarah di sudut tembok, dan juga masih ada bekas gigitan, hampir membuat ku jijik hingga mati.”
Begitu Sharen teringat kejadian tadi, seketika kembali merasa kacau dan tidak enak, menutup mulut mual sejenak, hanya karena di dalam perutnya sudah tidak ada yang bisa dimuntahkan.
“ Apakah tadi Eleanor ada mengatakan sesuatu pada mu?”
Cukup lama, barulah Sharen melambat.
“Mengatakan apa?”
“Mendengar dari perkataan Howard, sebelumnya Eleanor sepertinya mengatakan melihat seseorang , juga tidak mengatakannya dengan jelas, ini aku berpikir untuk datang bertanya-tanya.”
“Jangan tanya lagi, agar tidak mengejutkannya, aku pergi melihat –lihat terlebih dahulu.”
Harwin meletakkan handuknya kembali ke dalam kamar mandi, lalu keluar dari kamar.
Kamar utama di sebelah, beberapa pengawal sedang melakukan penyelidikan intensif, Howard berdiri disana dengan wajah yang suram, John berada disamping juga tidak tahu sedang menelepon siapa.
Bahkan pintu jendela sudah dibuka, masih tidak bisa menghilangkan bau darah yang kental itu.
“Kakak sepupu.” Harwin dengan datar melihat jeroan yang sudah dibereskan di dalam tong sampah.
“Dia sudah tertidur?”
“Ya.”
Howard menganggukkan kepala.
“CEO Yi, semua cctv dirusak oleh seseorang, semua kejadian yang terjadi mulai pagi ini telah diatur oleh seseorang, semuanya digantikan dengan kejadian yang dulu.”
John sambil berkata sambil memberi isyarat mata pada Howard.
Howard mengerti, lalu berpura-pura marah.
Ketiga orang itu keluar dari kamar utama, kembali ke kamar Harwin.
Saat ini barulah John berkata: “Sudah mengutus orang itu memperbaikinya. Video kita ini adalah kontrol ganda, anak itu mungkin tidak tahu.”
“Sebelumnya aku masih berpikir apakah Eleanor melihat hal kotor apa, namun saat ini bisa dipastikan, pasti ada orang yang berpura-pura menjadi orang baik dan menipu semua ini.” Howard melihat Eleanor yang sedang tertidur pulas di kasur yang letaknya tidak jauh, “Dalam Vila Brittany ini juga harus dibereskan dengan baik, bahkan bisa membiarkan orang yang tidak jelas masuk ke dalam!”
“Baik.”
“Jeroan itu bukan manusia kah?”
Howard menjuling Sharen, “Begitu banyak jeroan orang dia tidak tahu menjual nya untuk uang? Masih bawa kesini untuk menghamburkannya?”
“Sesuai dugaan seorang pebisnis, apapun di ukur dengan uang.”
“Kalau begitu kita lakukan sesuatu yang tidak perlu menggunakan uang untuk mengukurnya, sadar dan terbuka, contohnya bulan-bulan lalu, kartu kredit siapa yang digunakan untuk bersenang-senang secara menggila terus menerus selama 1 bulan di klub malam dan menggesek 2 buah kartu kredit hingga limit, tidak berani memberitahukan kakak, hanya bisa membuat aku sebagai adik ini menunjukkan ikatan saudara yang tidak egois dan berjasa.”
“Howard, kamu tutup mulut!” Dia hanya belanja lebih selama 30 hari, lebih banyak pergi ke klub malam untuk bersenang-senang selama 30 hari, sembari membeli 2 buah mobil, ternyata masih berani mengancamnya, sudah tidak ingin baik-baik ?
“Membeli barang memang bukan apa-apa, seharian di klub malam, takutnya kamu tidak bisa melewati Shawn disana, ternyata sama seperti dugaan setiap hal ada kelemahannya.”
“Kamu berani!” Sharen sudah panik, dia tidak takut langit maupun tanah, hanya takut Shawn marah, seketika ia marah dan mengancam berkata: “Jika kamu berani mengatakannya, maka aku akan memberitahu Eleanor...........”
“Memberitahunya apa? “ Howard dengan ringan menaikkan alis.
“Memberitahunya bahwa dulunya kamu.......” Dia tiba-tiba mendekat ke telinganya dengan misterius berbisik beberapa kalimat.
Wajah Howard seketika seperti hari-hari setelah embun beku turun, dengan dingin mengeluarkan 2 kata dari antara giginya, “Kamu berani!”
Sharen dengan sombong menatapnya, “Mulai dari hari ini , jujur lah pada kakak, untuk mencegah tiba saatnya menantu itu lari bersama anak yang dikandungnya, kamu jangan menangis mencari ku!”
“Sharen!”
Sharen dengan lamban menghempas-hempaskan rambut indah nya,menjulurkan 1 tangan padanya, “Sini, bagikan sedikit uang jajan mu pada ku, juga agar aku bisa pergi kasino untuk menghamburkannya , bagaimana pun juga ini manusia, jika perasaan sudah bahagia maka sudah melupakan masalah yang sepantasnya dilupakan.”
Howard berbalik dan pergi , tidak lama ia pun kembali berjalan masuk, mengambil sebuah buku cek dan memberikannya ke hadapan Sharen.
Sharen sambil mencemooh sambil merobek selembar, mengisi nominal tersebut.
Howard mengambil dan melihatnya, sejenak kemudian ia merobek cek itu, kembali mengisi di lembaran baru, lalu memberikannya pada Sharen.
Sharen tertegun dan tergagap melihat 0 yang berderet itu, 10 kali lipat!
Dia tiba-tiba merasa sangat tertekan.
Mungkin saja suatu hari tidak tahu hantu tak berkebajikan mana membocorkan padanya, bisakah dia menyalahkan itu pada Sharen!
Tuhan tahu dia benar-benar hanya sekalian menipu sedikit uang jajan saja.
“Oh ya, kamu bilang sebelumnya Eleanor mengatakan ia melihat bayangan seseorang itu bagaimana?”
Sharen menyimpan cek, bahkan ekspresi wajahnya yang tidak serius juga disimpannya.
“Masih belum begitu jelas, masalah ini John kamu harus menyelidikinya secara detail untukku, jika tidak jelas, aku khawatir kelak dia akan meninggalkan bayangan.”
“Baik, CEO Yi.”
John dengan hormat menundukkan kepala.
Kedua orang itu keluar pintu dengan posisi 1 didepan 1 dibelakang, Sharen mengelus perutnya yang kosong, lalu menepuk-nepuk bahu Harwin, “Aku mau turun mencari sedikit makanan, wanita di kasur itu serahkan pada mu untuk menjaganya!”
Tidak lama, kamar yang besar itu pun hanya tersisa Eleanor dan Harwin.
Dengan tidak dapat dijelaskan kenapa ia pun mengeluarka handphone, lalu menyimpan foto Eleanor yang sedang tertidur pulas di dalam album yang dikunci dengan kata sandi.
Ketika Eleanor bangun untuk kedua kalinya sudah tiba waktu makan malam, sebelumnya dia merasa mabuk dan pusing karena bau darah, bahkan sampai sekarang masih merasa tercium aroma yang samar-samar.
“Sudah bangun.”
Melihatnya mau bangkit, Harwin segera maju dan berencana untuk memapahnya, namun pada akhirnya ia tetap tidak berbuat demikian, hanya melihatnya, “Makan malam sudah disiapkan dibawah, turun dan makanlah terlebih dahulu.”
“Ya.” Ia cukup mengeluarkan banyak tenaga untuk bangkit, “Oh ya , masalah tadi..........”
“Dilakukan oleh seseorang, kamu jangan khawatir, sudah memulai penyelidikannya.”
“Baguslah jika begitu.” Sekali teringat dengan kejadian orang yang berjongkok di sudut tembok itu, Eleanor saat ini masih merasa belakang punggungnya terasa dingin.
Bisa terjadi masalah seperti ini di dalam kamar nya, tentu saja ada orang dalam Vila Brittany!
Mungkinkah di Vila Brittany yang tampak tenang ini, muncul pengkhianat?
Eleanor berpikir dan berpikir, ia pun kembali berbaring di kasur Harwin, “Vila Brittany berhantu, aku sangat terkejut, tidak bisa turun dari kasur, nanti kamu suruhlah seseorang untuk mengantar kan makan malam ke atas saja.”
Harwin tentu saja langsung merespon, sedikit menekan ujung bibir, “Baik, aku sudah tahu.”
Jadi malam hari itu, “Masalah berhantu” yang sengaja “disembuyikan” itu dengan cepat tersebar di kalangan pembantu Vila Brittany.
Meskipun gaji yang besar, masih saja ada beberapa pembantu yang mengajukan pengunduran diri.
Terhadap orang-orang ini, Pengurus Rumah Lu malam hari itu pun memberikan perhitungan gaji dan membiarkan mereka pergi.
Setelah makan malam Eleanor pun dibawa Howard ke rumah sakit untuk diperiksa, tunggu sampai pulang ke Vila Brittany, langit pun sudah sangat gelap.
Dia memeluk laptop itu, melihat video yang baru dikirimkan oleh John tidak lama tersebut secara berulang kali.
Sejak hari ini dia meninggalkan kamar, sampai kemudian masuk istirahat sejenak, total yang pernah masuk ke kamar itu, termasuk Pengurus Rumah Lu di dalamnya, totalnya 5 orang.
Terbagi menjadi 3 pembantu wanita yang melakukan bersih-bersih, dan juga pembantu wanita yang mengantar bunga tadi.
Pengurus Rumah Lu tentu saja bisa menjadi pengecualian, dengan begitu sangat jelas masalah ini dibuat oleh 1 orang diantara 4 orang lainnya atau dilakukan oleh beberapa orang.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMy Perfect Lady
AliciaHis Soft Side
RisePernikahan Kontrak
JennyAdore You×
- Bab 1 Membatalkan pertunangan
- Bab 2 Mengalahkan Lelaki Ini
- Bab 3 Apakah Kamu Keberatan Untuk Menikah Denganku?
- Bab 4 Cepat Atau Lambat Akan Mengusirnya dari rumah
- Bab 5 Dia Adalah Suami Yang Kunikahi Secara Resmi
- Bab 6 Eleanor, Kamu Tidak Bisa Kabur Lagi
- Bab 7 Menikahi Siapa Saja Juga Namanya Menikah
- Bab 8 Sejenis
- Bab 9 Dinikahkan
- Bab 10 Jalani Dulu Saja
- Bab 11 Jika Ia Adalah Sebuah Bongkahan Es, Aku Juga Harus Bisa Melelehkannya
- Bab 12 Selingkuh Dalam Pernikahan
- Bab 13 Pulanglah Denganku!
- Bab 14 Aku Beruntung Sekali Bisa Bertemu Denganmu
- Bab 15 Katakan Kepadanya Bahwa Istrimu Sedang Sibuk
- Bab 16 Bertanggung Jawab Atas Perbuatan Sendiri
- Bab 17 Perintah CEO
- Bab 18 Kehidupan Yang Ia Impikan
- Bab 19 Bertemu Dengan Teman Lama
- Bab 20 Kamu Tentu Bisa Melakukannya Jika Kamu Menginginkannya
- Bab 21 Nyonya Yi
- Bab 22 Anak Baik Yang Menghadapi Cinta Sejati
- Bab 23 Jangan Bersikap Baik Kepadaku, Aku Akan Menganggapnya Nyata
- Bab 24 Reuni
- Bab 25 Menuangkan Anggur
- Bab 26 Aku Tidak Mungkin Menginjak Dua Perahu Bersamaan, Aku Takut Merobeknya
- Bab 27 Aku Akan Selalu Ada
- Bab 28 Ciuman Yang Kuat
- Bab 29 Wanita Muda yang Tumbuh Dewasa
- Bab 30 Lelaki Brengsek Itu Memiliki Maksud Tersendiri
- Bab 31 Rasa Sayang Yang Tiada Batasnya
- Bab 32 Jenis Kelamin Lelaki, Menyukai Lelaki Baik
- Bab 33 Stamina Yang Kuat, Tidak Puas
- Bab 34 Difoto Secara Diam-diam
- Bab 35 Ada Yang Flu, Ada Yang Sakit Hati
- Bab 36 Berusaha Untuk Tidak Sakit Bahkan Melahirkan Sekalipun
- Bab 37 Apakah Kamu Ingin Membuatku Terlihat Seperti Lelaki Brengsek?
- Bab 38 Kaya dan Sombong
- Bab 39 Sepasang Cincin
- Bab 40 Ada Beberapa Orang Yang Tetap Saja Memutuskan Untuk Pergi Walaupun Sudah Mengetahui Keinginan Hatinya
- Bab 41 Disandra
- Bab 42 Menyelematkan Diri Sendiri
- Bab 43 Melepaskan Tali Pinggangnya
- Bab 44 Harap Jangan Menyinggung Perasaan Kakak Ipar!
- Bab 45 Kamu Tega Membagi Suami mu Dengan Orang Lain!
- Bab 46 Sepanjang Malam Tidak Pulang
- Bab 47 Pertukaran
- Bab 48 Alasan Kematian Ibu
- Bab 49 Kamu Akan MelindungiKu
- Bab 50: Jika Kamu Telah Memulai Permainan, Maka Jangan Berhenti!
- Bab 51 Keluarga Zhou Membatalkan Pernikahan
- Bab 52 Kakak Memelintir Tangan Adiknya Sendiri
- Bab 53 Ternyata Ada Juga yang Lebih Semuanya Sendiri
- Bab 54 Aku Pemegang Saham Terbesar Kedua Chu’s Corp
- Bab 55 Wanita, Aku Sepertinya Jatuh Cinta Padamu
- Bab 56 Tidak Mungkin Suka Denganku Kan!
- Bab 57 Eleanor Chu, Kita Lalui Hari Bersama-Sama Ya
- Bab 58 Rencana
- Bab 59 Howard Yi, Kamu Sungguh Bodoh
- Bab 60 Alangkah Baiknya Jika Bisa Bertemu Denganmu Lebih Awal
- Bab 61 Semakin Mendekati Matahari, Akar Akan Menjalar Ke Tempat Lebih Gelap
- Bab 62 Hidup Lama Bisa Melihat Segala Hal
- Bab 63 Ternyata Dia Barulah Orangnya!
- Bab 64 Mari Kita Bercerai
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (1)
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (2)
- Bab 65 Aku Ingin Kamu Tidak Bercerai Denganku Selamanya (3)
- Bab 66 Menikah Denganku (1)
- Bab 66 Menikah Denganku (2)
- Bab 66 Menikah Denganku (3)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengandeng Kamu, Apabila Kamu Menyebrangi Jembatan Yang Sempit, Aku Akan Mengendong Mu (1)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengendeng Mu, Apabila Kamu Melewati Jembatan Yang Sempit, Aku akan Mengendong Mu (2)
- Bab 67 Apabila Kamu Berjalan Di Jalan Cerah, Aku Akan Mengandeng Mu, Apabila Kamu Melewati Jembatan Yang Sempit, Aku Akan Mengendong Mu (3)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (1)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (2)
- Bab 68 Wahai Istriku, Jadilah Ratuku! (3)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (1)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (2)
- Bab 69 Contohnya, Mulai Dari Sekarang Enyah Dari Tatapan Ku (3)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (1)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (2)
- Bab 70 Siapa Yang Berani Menyentuhnya! (3)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (1)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (2)
- Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (3)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (1)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (2)
- Bab 72 Iblis yang Datang dari Neraka (3)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (1)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (2)
- Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (3)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (1)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (2)
- Bab 74 Peramal Mengatakan, Aku Kekuranganmu (3)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (1)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (2)
- Bab 75 Donasikan Sabun Sebanyak 3.000.000 (3)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (1)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (2)
- Bab 76 Lelaki Brengsek Selingkuh (3)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (1)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (2)
- Bab 77 Menjadi Budak Yang Setia Untuk Istriku (3)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Debu (1)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Menjadi Debu (2)
- Bab 78 Demi Dirinya Merendah Sampai Menjadi Debu (3)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (1)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (2)
- Bab 79 Kapasitas Informasi Sedikit Besar (3)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (1)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (2)
- Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (3)
- Bab 81: Bertemu denganmu adalah hal yang paling beruntung dalam hidupku (1)
- Bab 81 Bertemu denganmu adalah hal paling bahagia dalam hidupku (2)
- Bab 81 Bertemu denganmu adalah hal paling bahagia dalam hidupku (3)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela (1)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela(2)
- Bab 82 Wanita berbicara, laki-laki tidak boleh menyela(3)
- Bab 83 Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(1)
- Bab 83 Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(2)
- Jangan Mengundang Kejahatan Jika Sulit Untuk Melarikan Diri(3)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (1)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (2)
- Bab 84 Perbuatan Dosa Yang Tidak Bisa Dihindarkan (3)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (1)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (2)
- Bab 85 Orang Jahat akan Menerima Balasannya (3)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (1)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (2)
- Bab 86 Cara yang Cerdik adalah Pilihan yang Tepat (3)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (1)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (2)
- Bab 87 Wanita Mengejar Pria Yang Disukai Jauh Lebih Gampang (3)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (1)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (2)
- Bab 88 Meski Langit Runtuh Masih Ada Dia Yang Menopangnya (3)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (1)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (2)
- Bab 89 Penipuan Menggunakan Bantuan Publik (3)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (1)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (2)
- Bab 90 Akhirnya Hari Ini Datang Juga (3)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (1)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (2)
- Bab 91 Aku Bukan Abangmu ! (3)
- Bab 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semuanya Adalah Masalah Besar (1)
- Bb 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semuanya Adalah Hal Yang Besar (2)
- Bab 92 Yang Berhubungan Denganmu, Semua Adalah Hal Yang Besar (3)
- Bab 93 Kesatuan Cinta (1)
- Bab 93 Kesatuan Cinta (2)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (1)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (2)
- Bab 94 Aku Tidak Mau Membantu (3)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (1)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (2)
- Bab 95 Keadaan Sebelum Peperangan (3)
- Bab 96 Jika Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (1)
- Bab 96 JIka Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (1)
- Bab 96 Jika Tidak Ada Howard Yi, Tidak Ada Orang Yang Membelikannya! (3)
- Bab 97 Ketakutan Yang Mendalam! (1)
- Bab 97 Ketakutan Yang Mendalam! (2)
- Bab 98 Bukan Berebut Istri Dengannya Tapi Merebut Istrinya! (1)
- Bab 98 Bukan Berebut Istri Dengannya Tapi Merebut Istrinya! (2)
- Bab 99 Howard Yi, Bagaimana Kalau Kita Tidak Usah Menikah (1)
- Bab 99 Howard Yi, Bagaimana Kalau Kita Tidak Usah Menikah (2)
- Bab 100 Segala Jurus Gombalan Jitu Untuk Menaklukkan Wanita (1)
- Bab 100 Segala Jurus Gombalan Jitu Untuk Menaklukkan Wanita (2)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (1)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (2)
- Bab 101 Memamerkan Model Top Pria Dunia (3)
- Bab 102 Rahasia Howard (1)
- Bab 102 Rahasia Howard(2)
- Bab 102 Rahasia Howard (3)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (1)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (2)
- Bab 103 Ponsel Howard Yi Dimatikan (3)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (1)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (2)
- Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (3)
- Bab 105 Kehidupan Selamanya Lebih Tragis Daripada Cerita Novel (1)
- Bab 105 Kehidupan Selalu Lebih Tragis Daripada Novel (2)
- Bab 105 Kehidupan Selalu Lebih Tragis Dibandingkan Cerita Novel (3)
- Bab 106 Istrinya, Pasti Tidak Boleh Menerima Penderitaan Apapun! (1)
- Bab 106 Istrinya, Pastinya Tidak Bisa Menerima Penderitaan Apapun! (2)
- Bab 106 Istrinya, Pastinya Tidak Boleh Menerima Penderitaan Apapun! (3)“Keuangan perusahaan ini sudah tidak cukup untuk digunakan, kredit bank sudah tidak disetujui, jadi masih perlu pemasukan dana, masalah ini nanti kamu terlebih dahulu pergi ke tempat J
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan (1)
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan (2)
- Bab 107 Tidak Bisa Mendapatkan Sedikitpun Ketenangan(3)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (1)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (2)
- Bab 108 Mengalahkan Seseorang Dalam Perangkapnya Sendiri (3)
- Bab 109 Jadi Kamu Adalah Bankir Di Belakangnya ! (1)
- Bab 109 Jadi Kamu Adalah Bankir Di Belakangnya ! (2)
- Bab 110 Benar-benar Berani Membuat Suaminya Menjadi Tidak Baik !
- Bab 110 Benar-Benar Menjadikannya Sebagai Suami Yang Tidak Baik ! (2)
- Bab 110 Benar-Benar Berani Menjadikannya Sebagai Suami Yang Tidak Baik ! (3)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (1)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (2)
- Bab 111 Mantan Tunangan Mencari (3)
- Bab 112 Aku Paling Takut Ada Orang Yang Berebut Kamu Denganku (1)
- Bab 112 Aku Paling Takut Ada Orang Yang Berebut Kamu Denganku (2)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (1)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (2)
- Bab 113 Cara Paling Ampuh Menunjukkan Kasih Sayang (3)
- Bab 114 Kembar (1)
- Bab 114 Kembar (2)
- Bab 114 Kembar (3)
- Bab 115 Hadiah Besar Untuk Angela Wen(1)
- Bab 115 Hadiah Besar Untuk Angela Wen (2)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (1)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (2)
- Bab 116 Tak Peduli Seberapa Jauh, Dia Selalu Berjalan Ke Arahnya (3)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (1)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (2)
- Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (3)
- Bab 118 Kembalilah, Frans (1)
- Bab 118 Kembalilah, Frans (2)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (1)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (2)
- Bab 119 Masalah Yang Datang Bertubi-tubi (3)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (1)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (2)
- Bab 120 Kebenaran Mulai Terungkap (3)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (1)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (2)
- Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (3)
- Bab 122 Ada Suamimu, Tidak Ada Yang Berani Mengganggumu (1)
- Bab 122 Ada Suamimu, Tidak Ada Yang Berani Mengganggumu (2)
- Bab 123 Dia Adalah Istriku, Jika Aku Tidak Memihaknya Maka Aku Harus Memihak Siapa?(1)
- Bab 123 Dia Adalah Istriku, Jika Aku Tidak Memihaknya Maka Aku Harus Memihak Siapa?(2)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (1)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (2)
- Bab 124 Kamu Adalah Oksigen Buat Aku Bertahan Hidup (3)
- Bab 125 Buka Kartu (1)
- Bab 125 Buka Kartu (2)
- Bab 125 Buka Kartu (3)
- Bab 126 Berkelahi (1)
- Bab 126 Berkelahi (2)
- Bab 126 Berkelahi (3)
- Bab 127 Kebenaran Terungkap (1)
- Bab 127 Kebenaran Terungkap (2)
- Bab 128 Katakan Saja, Bagaimana Suamimu Memberinya Pelajaran? (1)
- Bab 128 Katakan Saja, Bagaimana Suamimu Memberinya Pelajaran? (2)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (1)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (2)
- Bab 129 Membalasnya Dengan Caranya Sendiri (3)
- Bab 130 Niat Yang Tidak Baik (1)
- Bab 130 Niat Yang Tidak Baik (2)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (1)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (2)
- Bab 131 Eleanor Chu Adalah Titik Kelemahan Howard Yi (3)
- Bab 132 Penculik Misterius (1)
- Bab 132 Penculik Misterius (2)
- Bab 132 Penculik Misterius (3)
- Bab 133 Melawan Orang Hebat, Yang Dipermainkan Pasti Adalah Pion Catur (1)
- Bab 133 Melawan Orang Hebat, Yang Dipermainkan Pasti Adalah Pion Catur! (2)
- Bab 134 Hati Yang Paling Tulus Diberikan Untuk Orang Yang Paling Dicintai (1)
- Bab 134 Hati Yang Paling Tulus Diberikan Untuk Orang Yang Paling Dicintai (2)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (1)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (2)
- Bab 135 Bertemu Denganmu, Adalah Hal Yang Paling Beruntung Dalam Hidupku (3)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (1)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (2)
- Bab 136 Howard Yi Sudah Tidak Berguna (3)
- Bab 137 Aku Di Sini Menemanimu (1)
- Bab 137 Aku Di Sini Untuk Menemanimu (2)
- Bab 137 Aku Di Sini Untuk Menemanimu (3)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (1)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (2)
- Bab 138 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan (3)
- Bab 139 Dengan Kehidupan Yang Sebahagia Ini, Aku Rela Menjadi Idiot (1)
- Bab 139 Dengan Kehidupan Yang Sebahagia Ini, Aku Rela Menjadi Idiot (2)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (1)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (2)
- Bab 140 Kembali Ke Inggris (3)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (1)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (2)
- Bab 141 Semua Akan Kembali Ke Semula (3)
- Bab 142 Semua Berada Di Bawah Kendalinya (1)
- Bab 142 Semua Berada Di Bawah Kendalinya (2)
- Bab 143 Menambah Keramaian (1)
- Bab 143 Menambah Keramaian (2)
- Bab 144 Pertunjukan Berlanjut (1)
- Bab 144 Drama Berlanjut (2)
- Bab 145 Howard Yi Yang Cerewet (1)
- Bab 145 Howard Yi Yang Cerewet (2)
- Bersama Kita Berdua Menjadi Miskin Sekarang? (1)
- Bab 146 Bersama Kita Berdua Menjadi Miskin Sekarang? (2)
- Bab 147 Howard Yi Mau Bercerai (1)
- Bab 147 Howard Yi Mau Bercerai (2)
- Bab 148 Winnie Chu Yang Tidak Memiliki Apa-apa (1)
- Bab 148 Winnie Chu Yang Tidak Memiliki Apa-apa (2)
- Bab 149 Turun Tangan Menginvestigasi Bertha Song (1)
- Bab 149 Turun Tangan Menginvestigasi Bertha Song (2)
- Bab 150 Aku Tidak Menangis, Aku Hanya Meneteskan Air Mata (1)
- Bab 150 Aku Tidak Menangis, Aku Hanya Meneteskan Air Mata (2)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (1)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (2)
- Bab 151 Wajah Asli Bertha Song (3)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (1)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (2)
- Bab 152 Jatuhnya Bertha Song (3)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (1)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (2)
- Bab 153 Di Dunia Ini, Semua Yang Berhubungan Dengannya Disebut Indah (3)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (1)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (2)
- Bab 154 Aku Adalah Kekasih Hati Eleanor Yi (3)
- Bab 155 Muncul Masalah Rumit Yang Tidak Terduga (1)
- Bab 155 Muncul Masalah Rumit Yang Tidak Terduga (2)
- Bab 156 Membuat Kesepakatan Dengan Winnie Chu
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (1)
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (2)
- Bab 157 Aku Lahir Demi Bertemu Denganmu (3)
- Bab 158 Aku Sudah Merasa Dari Awal Bahwa Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 158 Aku Sudah Merasa Dari Awal Bahwa Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (1)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (2)
- Bab 159 Pacar Harwin Xi (3)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (1)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (2)
- Bab 160 Istri Selalu Benar (3)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (1)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (2)
- Bab 161 Aku Menemanimu Melewati Malam Natal Seumur Hidup (3)
- Bab 162 Saling Melindungi Selamanya (1)
- Bab 162 Aurora, Saling Melindungi Selamanya (2)
- Bab 163 Terjadi Sesuatu Pada Sharen Yi (1)
- Bab 163 Terjadi Sesuatu Pada Sharen Yi (2)
- Bab 164 Yang Menderita Ialah Eleanor, Yang Bersedih Hati Ialah Howard (1)
- Bab 164 Yang Menderita Ialah Eleanor, Yang Bersedih Hati Ialah Howard (2)
- Bab 165 Yang Dibicarakan Datang Juga (1)
- Bab 165 Yang Dibicarakan Datang Juga (2)
- Bab 166 Berantakan
- Bab 167 Frans Wen Menghilang (1)
- Bab 167 Frans Wen Menghilang (2)
- Bab 168 Melahirkan Anak (1)
- Bab 168 Melahirkan Anak (2)
- Bab 169 Saint Yi, Cindy Yi(1)
- Bab 169 Saint Yi, Cindy Yi (2)
- Bab 170 Cemburu Sampai Gila (1)
- Bab 170 Cemburu Sampai Gila (2)
- Bab 171 Keberadaan Frans Wen (1)
- Bab 171 Keberadaan Frans Wen (2)
- Bab 172 Perutku Sangat Sakit
- Bab 173 Tidak pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (1)
- Bab 173 Tidak pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (2)
- Bab 173 Tidak Pernah Mendapatkan, Tidak Akan Kehilangan (3)
- Bab 174 Hadiah Besar
- Bab 175 Pemulihan Sementara (1)
- Bab 175 Pemulihan Sementara (2)
- Bab 176 Keluarga Song yang Berada dalam Dilema Lagi (1)
- Bab 176 Keluarga Song yang Berada dalam Dilema Lagi (2)
- Bab 177 Menonton Sebuah Lelucon (1)
- Bab 177 Menonton Sebuah Lelucon (2)
- Bab 178 Aku Tidak Butuh Sebagian Besar Itu, Aku Hanya Ingin Kamu
- Bab 179 Menculik Ibu dan Anak Keluarga Song (1)
- Bab 179 Menculik Ibu dan Anak Keluarga Song (2)
- Bab 180 Beraninya Kamu Menjadikan Anak Kami Sebagai Taruhan (1)
- Bab 180 Beraninya Kamu Menjadikan Anak Kami Sebagai Taruhan (2)
- Bab 181 Howard Yi Pergi (1)
- Bab 181 Howard Yi Pergi (2)
- Bab 182 Allan Jiang Datang Ke Kyoto
- Bab 183 Kemana Howard Yi Pergi (1)
- Bab 183 Kemana Howard Yi Pergi (2)
- Bab 184 Kembali Menemukan Frans Wen (1)
- Bab 184 Kembali Menemukan Frans Wen (2)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (1)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (2)
- Bab 185 Permasalahan Yang Kembali Muncul Dalam Pesta Pertunangan (3)
- Bab 186 "Kejutan Besar" Di Pesta Pertunangan (1)
- Bab 186
- Bab 187 Tapi Kamu Adalah Tulang Rusukku
- Bab 188 Satu Demi Satu (1)
- Bab 188 Satu Demi Satu (2)
- Bab 189 Kebakaran Di Taman Belakang
- Bab 190 Dan Kamu, Pas (1)
- Bab 190 Dan Kamu, Pas (2)
- Bab 191 Menikahlah Denganku (1)
- Bab 191 Menikahlah Denganku (2)
- Bab 192 Pelarian Romantis(1)
- Bab 192 Pelarian Romantis (2)
- Bab 193 Hadiah Penderitaan
- Bab 194 Pemakaman Orang Asing(1)
- Bab 194 Pemakaman Orang Asing(2)
- Bab 195 Keberadaanku Ada Karena Kamu(1)
- Bab 195 Keberadaanku Ada Karena Kamu(2)
- Bab 196 Tetap Bersamanya Seumur Hidup, Atas Nama Saudara
- Bab 197 Yang Dia Rindukan Adalah Dia (1)
- Bab 197 Yang Dia Rindukan Adalah Dia (2)
- Bab 198 Menyibak Kabut Melihat Langit Cerah (1)
- Bab 198 Menyibak Kabut Melihat Langit Cerah (2)
- Bab 199 Aku Tetap Akan Menemukanmu, dan Kamu Tetap Akan Menikah Denganku (1)
- Bab 199 Aku Tetap Akan Menemukanmu, dan Kamu Tetap Akan Menikah Denganku (2)
- Bab 200 Kehamilan Kedua
- Bab 201 Menguliti Wajah
- Bab 202 Kesukaanku Dalam Seumur Hidupku Ini, Bernama Eleanor Chu
- Bab 203 Irina Song Keluar Penjara (1)
- Bab 203 Irina Song Keluar Penjara (2)
- Bab 204 Akan Memberikanmu Kehidupan Paling Stabil
- Bab 205 Pendahuluan Acara Pernikahan
- Bab 206 Ledakan
- Bab 207 Kisah Kita Disebut Sebagai Sampai Akhir Masa (End) (1)
- Bab 207 Kisah Kita Disebut Sebagai Sampai Akhir Masa (End) (2)
- Extra: Kisah Frans Wen (1)
- Extra: Kisah Frans Wen (2)